Anda di halaman 1dari 19

BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No.

2 Februari 2016

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI


ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. X

JUJUNG DWI MARTA, DEWIE TRIWIJAYANTI


Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
Kampus Ketintang, Surabaya 60231
E-mail: jujungdwimarta30@gmail.com

Abstract: The purpose of this study was to analyze the influence of organizational culture and
communication organizations on employee performance. Samples of this study was sampled
every part of the whole section in the PT. X Surabaya which numbered 80 from a population of
500. The data analysis technique used is multiple linear regression analysis with SPSS 20
software.
Keywords: organizational culture, organizational communication,
employeeperformance

1. PENDAHULUAN karyawannya dalam organisasi. Banyak


Lingkungan bisnis dewasa ini yang kesuksesan yang bisa diraih suatu
tumbuh dan berkembang dengan sangat perusahaan karena didukung oleh
dinamis, terdapat perubahan yang sebuah budaya yang khas dan kuat
menuntut penyesuaian diri yang cepat tertanam dalam kegiatan
terhadap perubahan dan dapat operasionalnya.
memanajemen perubahan yang terjadi Penelitian dari Wirda dan Azra
dengan tepat, cepat, dan terarah dengan (2007) menyatakan bahwa budaya
tujuan meningkatkan kinerja karyawan organisasi berpengaruh positif terhadap
(Brahma dan Suprayetno,2008). kinerja karyawan. Selanjutnya
Kinerja menurut Hamdi (2014:30) penelitian dari Sunadji dkk (2013)
adalah sesuatu yang dikerjakan atau menunujukkan bahwa budaya
produk/jasa yang dihasilkan dan organisasi berdampak langsung
diberikan oleh seseorang atau terhadap kinerja karyawan. Hasil
sekelompok orang yang menunjukkan penelitian tersebut mendukung toeri
sasaran kinerja yang dicapai. Ruky Moeljono (2005:26) yang menyatakan
(2001:18) berpendapat bahwa, kinerja bahwa budaya organisasi atau budaya
pada dasarnya adalah proses kerja yang korporat berpengaruh terhadap kinerja
dilakukan atau tidak dilakukan karyawan. Tetapi hasil penelitian
karyawan, kinerja karyawan berbeda dari Lina (2014) menyatakan
mempengaruhi seberapa banyak mereka bahwa budaya organisasi berhubungan
memberi kontribusi kepada organisasi. tidak signifikan atau negatif terhadap
Budaya organisasi sendiri menurut kinerja karyawan. Dari hasil penelitian
Ghasemi (2013) adalah struktur adat, tersebut ditemukan research gap atau
tradisi, adat istiadat, norma dan etika perbedaan antara hasil penelitian-
yang turun menurun digunakan diantara

218
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

penelitian terdahulu tentang pengaruh karyawan dapat tercapai, karena selama


budaya organisasi terhadap kinerja. ini komunikasi organisasi diperusahaan
Budaya organisasi di perusahaan dirasa kurang.
adalah budaya Muranogurupu yaitu Setiap organisasi, komunikasi
budaya tradisional jepang yang berbasis organisasi mempunyai peranan sentral.
berpikir secara kelompok, budaya Ini terutama berlaku dalam efektifitas
tersebut dikategorikan dalam tiga organisasi. Proses dan pola komunikasi
bentuk umum yaitu pertama, merupakan sarana yang diperlukan
“kemampuan untuk bekerjasama adalah untuk mengkoordinasi dan
penting” Kedua, “tidak ada atas dan mengarahkan kegiatan karyawan
bawah dalam bekerja”, Ketiga, budaya ketujuan dan sasaran organisasi.
organisasi “satu perusahaan seumur Komunikasi organisasi terdiri persepsi-
hidup”. persepsi atas unsur-unsur tersebut
Budaya tersebut dibentuk dan terhadap komunikasi. Pengaruh ini
dipertahankan oleh perusahaan untuk didefinifisikan, disepakati,
mencapai tujuan perusahaan yaitu dikembangkan, dan dikokohkan secara
inovasi terus menerus dengan berkesinambungan melalui interaksi
keberanian mengambi resiko yang dengan anggota organisasi lainya.
didukung oleh orientasi dari orang, tim, Pengaruh ini menghasilkan pedoman
hasil serta ketelitian untuk mendapat bagi keputusan-keputusan dan tindakan-
kinerja yang maksimal, akan tetapi tindakan individu dan mempengaruhi
budaya yang baik tersebut tidak pesan-pesan mengenai organisasi (Pace
diimbangi dengan kinerja yang baik dan Faules, 1998:149).
terlihat dari menurunya hasil kerja dan Penelitian dari Akbar (2015) hasil
tingkat absensi yang tinggi. penelitian ini menyebutkan bahwa
Selain budaya organisasi sebagai komunikasi organisasi berpengaruh
alat untuk mendapatkan kinerja signifikan positif terhadap kinerja.
yang maksimal dari karyawan, Namun, penelitian lain yang dilakukan
perusahaan juga memperhatikan tentang oleh Prabawa (2013) menunjukkan
komunikasi organisasi karena bahwa komunikasi organisasi
perusahaan sadar betul kinerja yang tidak berpengaruh secara signifikan
baik sangat ditentukan oleh komunikasi terhadap kinerja. Penelitian dari kedua
yang baik antar karyawan maupun antar peneliti tersebut menunjukkan adanya
karyawan dengan pimpinan dalam research gap antara komunikasi
pekerjaan maupun hal-hal lain organisasi terhadap kinerja karyawan
diperusahaan. Untuk mendukung sama halnya dengan reseach gap yang
komunikasi organisasi yang ada terjadi pada budaya organisasi terhadap
diperusahaan, perusahaan kinerja karyawan yang membuat
memperhatikan komunikasi antar peneliti ingin melakukan penelitian
karyawan, komunikasi atasan ke lebih lanjut.
bawahan dan bawahan ke atasan, agar Dari budaya organisasi dan
hasil dari komunikasi organisasi komunikasi organisasi tersebut

219
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

diharapkan kinerja karyawan yang baik KAJIAN PUSTAKA


dapat tercapai, perusahaan sendiri dapat Budaya Organisasi
melihat keberhasilan budaya organisasi Definisi budaya yang dikemukakan
dan komunikasi organisasi di PT. X oleh Moeljono,2006: 17 merupakan
Surabaya dengan melihat kinerja produk konteks pasar di tempat
karyawan yang diukur dengan hasil organisasi beroperasi, peraturan yang
kinerja yang didalamnya terdapat menekan, dan sebagainnya. Selain itu,
jumlah output yang telah ditentukan budaya juga merupakan produk struktur
dalam satu periode apakah sudah dan fungsi yang ada dalam organisasi,
tercapai, kualitas dari output itu sendiri misalnya organisasi yang tersentralisasi
apakah sudah sesuai standard yang telah berbeda dengan organisasi yang
ditentukan dan waktu pencapaianya terdesentralisasi. Dan yang terakhir,
apakah sudah sesuai target atau belum, budaya organisasi juga didefinisikan
kemudian dari tingkat absensi karyawan sebagai produk sikap orang-orang
dan kerjasama antar karyawanya dalam dalam pekerjaan mereka, hal tersebut
menyelsaikan suatu tugas dari berarti produk perjanjian psikologis
perusahaan, dari itu semua perusahaan antara individu dengan organisasi.
akan tau hasil dari kinerja karyawanya. Suyanto, 2007: 217 mendefinisikan
Penjelasan tentang budaya budaya organisasi sebagai program
organisasi di perusahaan tersebut dapat pemikiran secara kolektif yang
disimpulkan bahwa budaya dari membedakan para anggota suatu
perusahaan sangat menekankan pada organisasi dari organisasi lainnya.
kerja sama tim atau team work sehingga Budaya organisasi memiliki pengaruh
setiap karyawan harus bersikap kuat terhadap perilaku karyawan.
kooperatif untuk mau membuka diri Budaya organisasi ini dapat membentuk
bekerjasama dalam setiap tugas yang lingkungan yang destruktif atau
diberikan. Dengan kerjasama tersebut konstruktif dalam sebuah perusahaan
perusahaan bertujuan untuk tetap sehingga meningkatkan kinerja
meningkatakan kinerja dan hasil kerja karyawan dan kenyamanan dalam
karyawan untuk membantu perusahaan bekerja (Safaria, 2004:9).
tetap eksis didunia bisnis dengan Budaya organisasi yang
inovasiinovasi dan kualitas dari didefinisikan oleh Edgar H. Schein
perusahaan. (dalam Tangkilisan, 2007:15) yaitu
Berdasarkan latar belakang yang sebagai pola asumsi dasar bersama yang
telah dijabarkan,hal tersebutlah yang dipelajari oleh kelompok dalam suatu
menjadi dasar ketertarikan peneliti organisasi sebagai alat dalam
dalam mengambil judul memecahkan masalah terhadap
penelitian“Pengaruh Budaya Organisasi penyesuaian faktor eksternal dan
dan Komunikasi Organisasi Terhadap integrasi faktor internal, dan telah
Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. terbukti sahih, dan selanjutnya diajarkan
X”. kepada para anggota organisasiyang
baru sebagai cara untuk

220
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

mempersepsikan, memikirkan, dan organisasi yaitu Robbins dan judge


merasakan dalam kaitannya dengan dalam (Soedjono 2005, Herlista (2013),
masalah yang dihadapi. Widagdo dkk,2013, Arianty 2014,
Berdasarkan berbagai pendapat dari Zunaidah 2014, Gultom 2014, Akbar
para ahli, dapat disimpulkan bahwa 2013,Rojuaniah 2012, Johannes dan
budaya organisasi merupakan sebuah Silitonga 2013)
nilai yang dianut oleh seluruh karyawan Komunikasi Organisasi
dalam sebuah organisasi. Dimana setiap Keseharian proses komunikasi pasti
karyawan harus memahami selalu terjadi baik komunikasi antar
karakteristik budaya organisasi individu maupun dalam kelompok atau
diperusahaan, ciri khas dari suatu organisasi. Dalam perusahaan atau
organisasi tersebut untuk menunjang organisasi jika melakukan suatu proses
kinerja karyawan sehingga manfaat komunikasi juga akan dipikirkan
budaya organisasi sebagai faktor mengenai dampak maupun efek yang
konstruktif suatu perusahaan atau akan terjadi nantinya. Adapun dampak
organisasi dalam meningkatkan kinerja yang berhubungan dengan organisasi
karena merasa nyaman dalam bekerja adalah dampak behavioral, yakni
dengan adanya. dampak yang timbul pada komunikasi
Budaya organisasi memiliki empat dalam bentuk perilaku, tindakan,
tipe budaya sebagaimana yang maupun kinerja seseorang (Effendi,
dikemukakan oleh Cameron dan Quinn 2000:7).
(dalam, Rangkuti, 2011: 33) yaitu (1) Pengertian dari komunikasi
Clan Culture, (2) Adhocracy Culture, organisasi menurut Wayne (2001:143)
(3) Market Culture, (4) Hierarcy didefinisikan sebagai pertunjukkan dan
Culture.budaya organisasi dapat penafsiran pesan diantara unit
tercapai. komunikasi yang merupakan bagian
Robbins dan Judge (2008:256)ada dari suatu organisasi. Didalam sebuah
tujuh karakteristik utama yang secara teori dalam komunikasi organisasi (Pace
keseluruhan, merupakan hakikat kultur dan Faules, 1998:145), dikemukakan
sebuah organisasi (1) Inovasi, (2) bahwa keputusan yang diambil oleh
Perhatian terhadap hal detail, (3) anggota organisasi untuk melakukan
Orientasi hasil, (4) Orientasi orang pekerjaan secara efektif, untuk bersikap
atau individu, (5) Orientasi tim, (6) jujur pada organisasi, untuk meraih
Agresifitas, (7)Stabilitas. semangat dalam organisasi, untuk
Indikator yang digunakan dalam melaksanakan tugas secara kreatif dan
penelitian ini menggunakan indikator untuk menawarkan gagasan yang
yang didasarkan pada karakteristik inovatifbagi penyempurna
budaya organisasi dari Robbins dan organisasinya adalah dipengaruhi oleh
Judge (2008:256), hal tersebut didukung sebuah komunikasi.
dengan penelitian sebelumnya yang Pembahasan tersebut membuat
menggunakan karakteristik budaya penulis dapat menyimpulkan bahwa
organisasi sebagai indikator budaya komunikasi organisasi merupakan

221
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

proses yang paling penting, karena jika dilakukan mereka dan bagaiman
tidak ada komunikasi organsasi yang cara melakukanya
baik maka pesan yang merupakan b. Rasional
bagian dari organisasi tidak akan dapat Menyatakan definisi rasional
tersalurkan dengan baik. Dan dari pekerjaan sebagai berikut:
komonikasi organisasi pula semua “Pesan yang menjelaskan
karyawan yang ada dapat memahami mengenai tujuan aktivitas dan
segala halyang ada. bagaiman kaitan aktivitas itu
Penjelasan yang telah dikemukakan dengan aktivitas lain dalam
tersebut selanjutnya dirangkum oleh organisasi atau obyek
penulis bahwa komunikasi organisasi organisasi”.
adalah proses yang terjadi dalam suatu c. Idiologi
organisasi, dan dalam proses Menjelaskan bahwa idiologi
komunikasi yang terjadi terbagi dalam adalah perluasan dari pesan
tiga aspek, yaitu komunikasi vertical rasional. Dimana pada pesan
atas ke bawah, komunikasi vertical rasional penekananya ada pada
keatas kebawah, dan komunikasi penjelasan tugas dan kaitanya
horizontal atau dikatakan komunikasi perspektif orgnaisasi, sedangkan
yang terjadi antara rekan sekerja dalam pada pesan idiology sebaliknya
organisasi tersebut. mencari sokongan antusias dari
Komunikasi organisasi memiliki anggota organisasi guna
beberapa jenis komunikasi organisasi mendapatkan loyalitas, moral,
yaitu (Arni, 2007:107): dan motivasi.
1. Komunikasi vertical dari atas d. Informasi
kebawah Informasi dimaksudkan untuk
Komunikasi yang dijalankan memperkenalkan bawahan
dengan ciri utama informasi mengalir dengan praktek organisasi,
dari jabatan yang lebih tinggi kepada perturan organisasi, keuntungan,
yang lebih rendah.Umumnya jenis kebiasaan dan data lain yang
informasi yang disampaikan sangat erat tidak berhubungan dengan
kaitanya dengan aktifitas kerja yang instruksi dan rasionalitas.
harus dilakukan anggota e. Balikan
organisasi.Bentuk umum dari Balikan adalah pesan yang
komunikasi dari atas kebawah. Secara berisi informasi mengenai
umum komunikasi kebawah dapat ketepatan individu melakukan
diklasifikasikan atas lima tipe : pekerjaannya.
a. Instruksi Tugas 2. Komunikasi vertikal dari bawah ke
Menyatakan definisi instruksi atas
tugas sebagai berikut ”pesan Fungsi yang dijalankan pada model
yang disampaikan kepada bottom uplebih menekankan bagaimana
bawahan mengenai apa yang bawahan memberikan respon atas
diharapkan melalui apa yang kebijakan yang ditentukan oleh

222
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

organisasi (Ruben 2004). Memberikan Komunikasi , (5) Group Bond, (6)


fungsi yang diberikan dari bawahan ke Respect.
atasan berguna untuk memberikan input Berdasarkan penjelasan diatas
dalam proses pengambilan keputusan penelitian ini menggunakan indikator
organisasi, memberikan pertimbangan komunikasi organisasi yang didasarkan
apa yang perlu dilakukan bawahan pada jenis komunikasi organisasi Arni
untuk dapat menyelesaikan pekerjaan (2007:107) yaitu Downward
secara optimal, memberikan communication atau Komunikasi
pertimbangan kepada pemimpin untuk kepada bawahan, Upward
membuat keputusan yang tepat dalam communication atau komunikasi kepada
menyelesaikan suatu masalah ataupun atasan, Horizontal communication atau
membuat kebijakan. Tujuan dari komunikasi horizontal atau komunikasi
komunikasi ini adalah untuk antar rekan kerja, hal tersebut didukung
memberikan balikan atau feed back, dengan penelitian sebelumnya yang
saran, dan mengajukan pertanyaan yang menggunakan jenis komunikasi
pada kenyataanya komunikasi ini organisasi sebagai indikator komunikasi
merupakan komunikasi dua arah . organisasi yaitu Arni dalam (Juita
3. Komunikasi Horizontal 2013,Mardianto 2004, Mustika 2013,
Inti dari komunikasi horizontal Putri 2013,Purwanto 2011).
lebih mengedepankan pada Kinerja Karyawan
penyampaian informasi kepada orang- Setiap perusahaan pasti
orang yang berada pada level atau menginginkan kinerja yang baik dari
otoritas yang sama/sederajat. karyawan-karyawanya, karena dengan
Komunikasi horizontal memiliki fungsi begitu target yang ingin dicapai dapat
memperlancar aktifitasorganisasi dalam dipenuhi. Dalam interaksi sehari-hari,
melakukan koordinasi perencanaan dan antara atasan dan bawahan, berbagai
pelaksanaan tugas-tugas yang harus asumsi dan harapan lain muncul. Ketika
diselesaikan, menyelesaikan atasan dan bawahan membentuk asumsi
permasalahan yang harus dihadapi dan harapan mereka sendiri, akan
bersama, memfasilitasi tercapainya muncul perbedaan-perbedaan. Hal
pemahaman bersama atas perbedaan inilah yang akhirnya berpengaruh pada
yang muncul untuk menyelesaikan kinerja. Kinerja adalah hasil seseorang
masalah tersebut, memberikan secara keseluruhan selama periode
dukungan dalam hubungan kerja yang tertentu di dalam melaksanakan tugas,
produktif. Penelitian Bakar dan seperti stadar hasil kerja, target atau
Mustaffa (2013) menggunakan sasaran atau kriteria yang telah
karakteristik-karakteristik komunikasi ditentukan terlebih dahulu dan telah
organisasi yang mengacu pada disepakati bersama menurut(Rivai dan
Communication Satisfaction Baswri, 2010:481).
Questionnaire (CSQ), yaitu: (1)Arus Kinerja (performance) mengacu
informasi, (2) Iklim Komunikasi, (3) kepada kadar pencapaian tugas-tugas
Karakteristik Pesan, (4) Struktur yang membentuk sebuah pekerjaan

223
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

karyawan, kinerja merefleksikan baik kualitas maupun kuantitas yang


seberapa baik seorang karyawan dicapai persatuan periode waktu dalam
memenuhi persyaratan sebuah melaksanakan tugas kerjanya sesuai
pekerjaan. Supaya organisasi berfungsi dengan tanggung jawab yang diberikan
secara efektif, maka organisasi kepadanya.
diharapkan dapat memikat, sehingga Simanjutak (2010:10), kinerja
karyawan dapat bertahan dan dapat setiap orang dipengaruhi oleh banyak
melakukan tugas serta peran mereka faktor yang dapat digolongkan pada 3
dengan baik. kelompok, yaitu Kompetensi Individu
Berbagai macam definisi kinerja yang wujudnya adalah etos kerja,
(performance), misalnya Mith dalam dukungan organisasi yang berupa
Suhartono (2010:07), menjelaskan budaya organisasi dan iklim organisasi
secara psikologis, kinerja merupakan yang berupa budaya organisasi dan
tingkah seseorang, sehingga iklim organisasi serta dukungan
menghasilkan sesuatu yang menjadi manajemen berupa Kepemimpinan atau
tujuan dari pekerjaanya. Keberadaan keteladan Perilaku Pimpinan.
kinerja pada dasarnya dipengaruhi oleh Pengertian-pengertian tersebut
2 faktor, yang pertama yaitu faktor- dapat ditarik hubungan kausal bahwa
faktor individu dan kedua yaitu faktor ada hubungan yang erat antara kinerja
kondisi atau situasi individu bekerja. individu dengan kinerja organisasi.
Anwar Prabu Mangkunegara Dengan kata lain, apabila kinerja
(2009:67) dalam bukunya Manajemen perorangan baik mak kemungkinan
Sumber Daya Manusia Perusahaan, besar kinerja organisasi juga akan baik.
mengemukakan pengertian kinerja Kinerja setiap individu akan baik jika
sebagai berikut: “Kinerja adalah hasil dia mempunyai keahlian (skill) yang
kerja secara kualitas dan kuantitas yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji
dicapai oleh seorang karyawan dalam sesuai dengan perjanjian, dan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan mempunyai harapan masa depan yang
tanggung jawab yang diberikanya”. lebih baik.
Peneliti juga akan mengemukakan Indikator Kinerja Veitzel Rivai
tentang definisi kinerja karyawan 2004:309 dalam yuliawan(2012) yaitu:
menurut Bernandin & Russel (1) Kemampuan kerja, (2) Kualitas
(2008:135) yang dikutip oleh Faustino kerja, (3) Kreativitas kerja, (4) Disiplin
cardoso gomes dalam bukunya yang kerja, (5) Tingkat kejujuran, (6) Sikap,
berjudul Human Resource Management, (7) Loyalitas terhadap pekerjaan, (8)
Performance adalah catatan yang Motivasi, (9)Kompensasi, (10)
dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan Lingkungan kerja, (11) Gaji.
tertentu atau kegiatan selama periode Indikator tersebut dipilih karena
waktu tertentu. objek penelitian dari Veitzel Rivai
Mangkunegara (2009:09), 2004:309 dalam yuliawan(2012) sama-
mengatakan bahwa kinerja adalah sama bergerak dibidang manufaktur,
prestasi kerja atau hasil kerja (output) selain itu indikator tersebut dapat

224
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

memenuhi kriteria pengukuran kinerja spesialisasi kerja, kepemilikan


karyawan yang dikemukakan oleh informasi.
Moehariono (2012:34) Namun penelitian lain yang
Budaya dan Kinerja Karyawan dilakukan oleh Prabawa (2013)
Penelitian yang dilakukan Herlista penelitian yang dilakukan di PT. TWC
(2013) mengemukakan hasil Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko
penelitianya di PT. PLN Persero Area menunjukkan bahwa komunikasi
Semarang bahwa terdapat pengaruh organisasi tidak berpengaruh siginifikan
antara budaya organisasi terhadap terhadap kinerja karyawan. Dengan
kinerja karyawan adalah terbukti indikator komunikasi organisasi yaitu
berpengaruh positif dan signifikan. komunikasi kebawah, komunikasi
Wirda dan azra (2007) yang melakukan keatas, komunikasi horizontal,
penelitian pada karyawan Polteknik komunikasi lintas saluran dan indikator
Negeri Padang mengemukakan bahwa kinerja yang digunakan yaitu kejelasan
budaya organisasi berpengaruh positif tugas, kejelasan hasil dan waktu yang
dan signifikan terhadap kinerja diperlukan.
karyawan. Berdasarkan uraian diatas, maka
Sedangkan perbedaan hasil hipotesis yang dapat diambil adalah:
penelitian dikemukakan oleh Lina H1: Budaya Organisasi berpengaruh
(2014) yang melakukan penelitian pada signifikan terhadap kinerja karyawan
kinerja Biro Universitas H2:Komunikasi Organisasi
Muhammadiyah Sumatera bahwa berpengaruh signifikan terhadap
budaya organisasi tidak berpengaruh kinerja karyawan
signifikan terhadap kinerja karyawan H3:Budaya Organisasi dan Komunikasi
Komunikasi Organisasi dan Kinerja Organisasi berpengaruh secara
Karyawan simultan terhadap kinerja karyawan
Penelitian yang dilakukan Akbar
(2015) mengemukakan hasil 2. METODE PENELITIAN
penelitianya pada karyawan di Bank Pada penelitian ini menggunakan
Jatim Cabang Malang bahwa pengaruh metode penelitian kuantitatif. Jenis
variabel komunikasi organisasi teknik statistik yang digunakan
berhubungan secara siginifikan terhadap adalah statistik inferensial.
kinerja. Digunakannya teknik statistik
Sismona (2015) penelitian ini inferensial ini dikarenakan statistik
bertujuan untuk membuktikan besarnya inferensial adalah teknik statistik
pengaruh antara komunikasi orgnaisasi yang berhubungan dengan analisis
terhadap kinerja karyawan, hasil data untuk penarikan kesimpulan atas
penelitian ini menyebutkan bahwa data (Santosa dan Ashari, 2005:2).
komunikasi organisasi berpengaruh Populasi dalam penelitian ini
sangat signifikan terhadap kinerja, adalah 500 karyawan PT.Shoei
dengan indikator komunikasi yaitu Surabaya. Sampel pada penelitian ini
saluran formal, struktur wewenang, adalah 80 karyawan dengan

225
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

menggunkan Random Sampling (5) tingkat kejujuran, (6) sikap, (7)


sample tap divisi. loyalitas, (8) motivasi, (9)
Penelitian ini menggunakan tiga kompensasi, (10) lingkungan kerja,
variabel yang terdiri dari dua variabel (11) Gaji.
bebas yaitu budaya organisasi dan Teknik pengumpulan data yang
komunikasi organisasi. selanjutnya digunakan dalam penelitian ini
variabel terikat yaitu kinerja adalah observasi tak terstruktur,
karyawan. interview tak langsung menggunakan
Untuk mengukur budaya kuesioner. Skala pengukuran yang
organisasi menggunakan indikator digunakan adalah skala likert. Skala
dari Robbins dan Judge (2008:256) likert adalah skala pengukuran yang
yang terdiri dari: (1) Inovasi dan digunakan untuk mengukur sikap,
keberanian mengambil resiko, (2) pendapat, dan persepsi seseorang
Perhatian terhadap hal-hal rinci, (3) atau sekelompok orang tentang
Orientasi hasil, (4) orientasi orang, fenomena sosial (Sugiyono,
(5) Orientasi tim, (6) Agresifitas, (7) 2012:93).
Stabilitas. Selanjutnya untuk Teknik analisis data
mengukur komunikasi organisasi menggunakan regresi linier berganda
menggunakan komunikasi organisasi dengan aplikasi SPSS 20 sebagai alat
Arni (2007:107) yaitu (1) Downward olah dan analisa data. Setelah melalui
communication atau Komunikasi uji validitas, diketahui bahwa seluruh
kepada bawahan, (2) Upward item pernyataan dari budaya
communication atau komunikasi organisasi dan komunikasi organisasi
kepada atasan, (3) Horizontal sebagai variabel independent
communication atau komunikasi dikatakan valid karena nilai R hitung
horizontal atau komunikasi antar diatas nilai R tabel yaitu 0,279 dan
rekan kerja. dari seluruh pernyataan kinerja
Kinerja karyawan adalah karyawan dinyatakan yang valid
kemampuan karyawan pada PT. X maka instrumen pernyataan yang
Surabaya, yang dinilai secara kualitas digunakan dapat digunakan untuk
dan kuantitas dalam melaksanakan mengukur variabel-variabel dengan
tugasnya sesuai dengan tanggung tepat. Sementara uji reliabilitas
jawab yang diberikan kepadanya. menunjukkan bahwa nilai cronbach’s
Indikator kinerja karyawan bagian alpha dari ketiga variabel diatas 0,60
instalasi pada PT. X Surabaya dalam maka instrumen yang digunanakan
penelitian ini diukur berdasarkan reliabel atau dapat dipercaya untuk
indikator penilaian kinerja karyawan digunakan dalam penelitian (Santosa
yang digunakan adalah penilaian dan Ashari, 2005:251).
kinerja dari Veitzel Rivai 2004:309
dalam yuliawan (2012), yaitu: (1) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan kerja, (2) kualitas kerja, Setelah melakukan pengujian
(3) kretifitas kerja, (4) disiplin kerja, terhadap validitas dan reliabilitas dari

226
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

instrumen yang digunakan pada bahwa budaya organisasi dengan nilai


penelitian ini yang menghasilkan thitung sebesar -0,677 lebih kecil dari
sebuah kesimpulan bahwa instrumen 2,00 dan nilai signifikansi 0,501 lebih
yang digunakan pada penelitian ini besar dari 0,05 dan komunikasi
valid serta reliabel atau tepat dan dapat organisasi Hal nilai thitung lebih kecil
dipercaya maka langkah selanjutnya dari ttabel, diketahui bahwa budaya
yang akan ditempuh untuk meyakinkan organisasi dengan nilai thitung sebesar
bahwa persamaan regresi yang 0,338 lebih kecil dari 2,00 dan nilai
dihasilkan pada penelitian ini valid dan signifikansi 0,737 lebih besar dari 0,05
dapat digunakan untuk memprediksi ini menjelaskan bahwa tidak terjadi
hasil penelitian serta memenuhi asumsi- gejala heteroskedastis.
asumsi umum yang terdapat pada Langkah selanjutnya adalah uji
analisis regresi linier berganda dan linearitas dari persamaan regresi pada
statistik parametrik, adalah dengan penelitian ini dengan melihat nilai
melakukan uji asumsi klasik yang signifikansi linierity harus<0,05 dan
terdiri dari uji normalitas, uji deviation from linearity harus >0,05
multikolonearitas, uji dengan tujuan untuk melihat linear
heteroskedastisitas, uji liniearitas. tidaknya variabel penelitian yang
Dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri digunakan sebagai syarat anlalisis. Hasil
dari uji normalitas dan uji dari analisis ini menunjukkan bahwa
heteroskedastis. Berdasarkan hasil nilai sig. Linearity 0,000 <0,05 dan
analisis dengan menggunakan PASW deviation from linearity 0,425>0,05.
SPSS 20, didapatkan analisis grafik P- Untuk komunikasi organisasi nilai sig.
Plot dengan melihat normal probability Linearity 0,000 <0,05 dan deviation
plot yang membandingkan distribusi from linearity 0,127>0,05, dari hasil
kumulatif dan distribusi normal. diatas dapat disimpulkan bahwa budaya
Berdasar kan analisis grafik P-Plot organisasi dan komunikasi organisasi
menunjukkan bahwa data berdistribusi linier terhadap kinerja.
normal karena tertelat disekitar garis Setelah uji asumsi klasik telah
diagonal. Selanjutnya uji dilakukan langkah selanjutnya adalah
multikolonearitas dari persmaan regresi dengan melakukan uji pengaruh
pada penelitian ini dengan melihat signifikan (uji t) dan uji signifikan
angka Tolerance atau dengan melihat simultan (uji F). Diketahui bahwa
nilai VIF dan hasil analisis koefisien regresi dari variabel budaya
multikolonearitas dari budaya organisasi dan komunikasi organisasi
organisasi dan komunikasi organisasi adalah signifikan atau budaya organisasi
menghasilkan skor Tolerance 0,996 dan komunikasi organisasi berpengaruh
yang mendekati nilai 1 yang artinya signifikan terhadap kinerja karyawan.
tidak terjadi multkolonearitas. hasil Hasil temuan ini membenarkan
analisis uji heteroskedastisitas Glejser hipotesis yang pertama dan kedua pada
bahwa tidak terjadi heteroskedastis, penelitian ini yaitu ”budaya organisasi
nilai thitung lebih kecil dari ttabel, diketahui berpengaruh terhadap kinerja

227
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

karyawan” dan “komunikasi organisasi lingkungan yang destruktif atau


berpengaruh terhadap kinerja konstruktif dalam sebuah perusahaan
karyawan”sekaligus menunjukkan hasil sehingga meningkatkan kinerja
penelitian yang sesuai dengan penelitian karyawan. Hasil temuan sesuai dengan
sebelumnya tentang budaya organisasi penelitian sebelumnya yaitu penelitian
terhadap kinerja. dari Soedjono (2005), Herlista (2013),
Dari uji ANOVA atau F test diatas, Wirda dan Azzara (2013), dan
didapat F hitung adalah 45.507 dengan Edwardin (2006). Sesuai dengan teori
tingkat signifikansi 0,000. Nilai dari Griffin (2007: 176) Sesuai dengan
signifikansi sebesar 0,000 jauh lebih konteks sumber daya manusia pada
kecil dari 0,05 sehingga model regresi perusahaan, untuk menghasilkan
bisa dipakai untuk memprediksi kinerja karyawan yang profesional dengan
karyawan atau dapat dikatakan bahwa integritas yang tinggi dalam kinerjanya,
budaya organisasi dan komunikasi diperlukan adanya acuan baku yang
organisasi secara bersama-sama atau diberlakukan oleh suatu perusahaan.
secara simultan berpengaruh terhadap Acuan tersebut adalah budaya
kinerja karyawan. Pernyataan ini organisasi yang secara sistematis
sekaligus menerima hipotesis ketiga menuntut karyawan untuk
pada penelitian ini yaitu “budaya meningkatkan kinerjanya bagi
organisasi dan komunikasi organisasi perusahaan.
berpengaruh secara simultan terhadap Temuan kejadian dilapangan yang
kinerja karyawan”. sesuai dengan anlisis penelitian peneliti
Didapatkan angka R square adalah pada karyawan PT. X Surabaya bahwa
0,542. Hal ini berarti 54,2% dari variasi karyawan diharuskan mengikuti budaya
kinerja karyawan PT. X Surabaya bisa organisasi perusahaan “muranogurupu”
dijelaskan oleh variabel budaya yang berbasis berpikir secara kelompok.
organisasi dan komunikasi organisasi Budaya tersebut dikategorikan dalam
sedangkan sisanya (100%-54,2% = tiga bentuk umum budaya pertama
45,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab yaitu, “kemampuan untuk bekerjasama
yang lain adalah penting”.
Pengaruh Budaya Organisasi Budaya oganisasi PT. X
Terhadap Kinerja Karyawan Surabaya diatas menunjukkan bahwa
Berdasarkan pengujian penelitian, budaya organisasi yang berbasis
diperoleh hasil bahwa budaya organisasi kelompok pada kategori budaya
berpengaruh positif dan signifikan pertama sesuai dengan hasil analisis
terhadap kinerja karyawan bagian peneliti yaitu indikator orientasi tim
produksi PT. X Surabaya, sehingga yang mengukur tentang kegiatan
hasil ini menerima hipotesis pertama kelompok karyawan yang memiliki skor
pada penelitian ini. pada kategori baik, hal ini menunjukkan
Hasil temuan ini juga sesuai dengan bahwa dalam hal kelompok kerja atau
teori dari (Safaria, 2004:9) yaitu Budaya tim yang dihasilkan oleh budaya
organisasi ini dapat membentuk organisasi pada PT. X Surabaya

228
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

dikatakan baik, karena dari budaya kualitasnya, seorang individu harus


organisasi perusahaan sendiri sangat belajar dari bawah dengan tujuan
menekankan pada kerja tim dalam karyawan tersebut dapat mengenal
pekerjaan karyawan. Dari nilai rata-rata sistem mulai dari sehingga karyawan
indikator orientasi tim tersebut akan terbiasa dan mengenal pekerjaan
menunjukkan bahwa karyawanpun mulai dari level bawah.
setuju bahwa dalam pekerjaan mereka Penjelasan tentang budaya
kerja tim atau kelompok dianggap organisasi PT. X yang kedua ditemukan
penting. hubungan dengan kuisioner pada
Temuan peneliti tentang kerja tim indicator orientasi orang yang memiliki
yang diungkapkan oleh salah satu skor dengan nilai dikategorikan baik
responden dibagian produksi yang yang diartikan bahwa karyawan setuju
membenarkan tentang kerja tim sangat dengan budaya perusahaan tersebut dan
ditekankan pada PT. X Surabaya, salah mau menjalankan apa yang perusahaan
satunya adalah mengenai target kerja arahkan.
yang dibebankan pada grup kerja untuk Budaya organisasi ketiga “satu
mencapai target produksi. Jadi perusahaan seumur hidup”, tempat
solidaritas antar karyawan terjalin bekerja dibuat menjadi rumahnya atau
dengan sangat baik untuk masalah kerja desanya yang tak terpisahkan, karena
bahkan sampai diluar kerja karena perusahaan menganggap karyawan
mereka terbiasa menyelesaikan tugas seperti investasi. Jadi dengan mendidik
bersama. dari bawah, memberikan pelatihan dan
Berdasarkan masalah diatas peneliti sebagainya, karyawan diharapkan
menyimpulkan bahwa kerja tim mengerti sehingga loyal dengan
sangatlah penting untuk menjalin perusahaan dan bisa mengembangkan
hubungan baik antar rekan kerja yang diri. Di mata perusahaan apabila
berguna baik untuk perusahaan maupun seseorang adalah tipe kutu loncat atau
karyawan itu sendiri. suka berpindah-pindah perusahaan
Budaya kedua, “tidak ada atas dan maka akan mencoreng profesionalitas
bawah dalam bekerja” hal tersebut individu itu sendiri, budaya ini dapat
berlaku untuk karyawan baru yang baru dijelaskan dengan melihat hail skor
lulus atau fresh graduate, mereka indikator perhatian terhadap detail
dididik untuk terbiasa dengan pekerjaan dengan skor yang dikategorikan baik.
level terendah, salah satu contohnya Setelah melihat hasil analisis dari
apabila seorang karyawan baru lulusan budaya organisasi yang berpengaruh
perguruan tinggi bisa saja diminta signifikan positif terhadap kinerja dan
melap meja, memfotocopi, merapikan temuan dilapangan disimpulkan bahwa
file, yang akan dianggap seperti pesuruh penyebab menurunya kinerja karyawan
atau sedang dikerjai, namun hal tersebut bukanlah budaya organisasi melainkan
sudah biasa di perusahaan karena dipengaruhi oleh faktor lain, hal
perusahaan menekankan pada tersebut dapat dilihat dari analisis yang
kemandirian. Sebagus apapun menunjukkan bahwa budaya organisasi

229
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

berpengaruh positif terhadap kinerja dan Pengaruh ini menghasilkan pedoman


untuk penyebab menurunya kinerja bagi keputusan-keputusan dan tindakan-
disimpulkan oleh peneliti dipengaruhi tindakan individu dan mempengaruhi
oleh faktor lain seperti gaji, motivasi, pesan-pesan mengenai organisasi
perubahan kepemimpinan yang dalam Hasil dari kuisioner yang diisi oleh
angka sebesar 45,8%. karyawan produksi PT. X Surabaya
Pengaruh Komunikasi Organisasi tentang indikator yang digunakan untuk
Terhadap Kinerja Karyawan mengukur komunikasi organisasi
Berdasarkan pengujian penelitian, memiliki skor yang dikategorikan baik.
diperoleh hasil bahwa komunikasi hal ini menunujukkan indikator
organisasi berpengaruh positif dan komunikasi yang digunakan sesuai dan
signifikan terhadap kinerja karyawan disetujui oleh karyawan PT. X
produksi PT. X Surabaya, hasil ini Surabaya.dari hasil skor rata-rata
menerima hipotesis kedua pada indikator tersebut terlihat bahwa
penilitian ini. Hasil temuan ini sesuai komunikasi antar bawahan dengan
dengan penelitian sebelumnya yang atasan terjalin dengan baik, hal itu
dilakukan Akbar (2015) dan Sismona terlihat dari tanggapan responden untuk
(2015) dan sesuai dengan teori dari indikator penyampaian masalah kerja
Sukoco (2007: 52) menjelaskan bahwa yang terjadi kepada atasan yang
tanpa adanya komunikasi yang efektif, memiliki skor yang dikategorikan baik.
orang yang dalam konteks penelitian ini Selanjutnya untuk komunikasi
adalah karyawan akan sulit memahami kebawah karywan memberikan skor
dan mengimplementasikan isi atau dengan rata-rata baik seperti instruksi
perintah dari informasi yang telah tugas, rasional, idiologi informasi dan
disampaikan untuk menunjang kinerja balikan yang menunjukkan bahwa
yang maksimal. karyawan memang setuju bahwa atasan
Setiap perusahaan, komunikasi memberikan tugas dengan menjelaskan
organisasi mempunyai peranan sentral. secara jelas tugas yang diberikan dan
Ini terutama berlaku dalam efektifitas menjelaskan hubungan tugas tersebut
organisasi begitu juga pada PT. X dengan tujuan organisasi, selain itu
Surabaya. Proses dan pola komunikasi karyawan juga mengungkapkan bahwa
merupakan sarana yang diperlukan atasan juga memberikan motivasi untuk
untuk mengkoordinasi dan tugas yang diberikan agar dapat
mengarahkan kegiatan karyawan menyelesaikan tugas yang diberikan.
ketujuan dan sasaran organisasi. Hal ini yang membuat hasil
Komunikasi organisasi terdiri persepsi- temuan pada penelitian ini
persepsi atas unsur-unsur tersebut menunjukkan bahwa komunikasi
terhadap komunikasi. Pengaruh ini organisasi berpengaruh positif dan
didefinifisikan, disepakati, signifikan terhadap kinerja karyawan
dikembangkan, dan dikokohkan secara produksi PT. X Surabaya karena apabila
berkesinambungan melalui interaksi komunikasi organisasi yang baik tidak
dengan anggota organisasi lainya.

230
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

dipertahankan maka kinerja karyawan rekannya yang sedang memiliki


akan menurun. masalah dalam sebuah kelompok kerja
Setelah melihat hasil analisi dari atau budaya organisasi pada poin kerja
komunikasi organisasi yang tim merupakan suatu bentuk
berpengaruh signifikan positif terhadap komunikasi horizontal atau komunikasi
kinerja dan temuan dilapangan antar rekan kerja untuk menjalin
disimpulkan bahwa penyebab hubungan yang baik dan sebagai bentuk
menurunya kinerja karyawan bukanlah solidaritas antar rekan kerja untuk
budaya organisasi melainkan mencapai kinerja yang baik dengan
dipengaruhi oleh faktor lain, hal membantu menyelesaikan masalah
tersebut dapat dilihat dari analisis yang rekan kerja atau masalah yang terjadi
menunjukkan bahwa komunikasi dalam kelompok untuk diselesaikan
organisasi berpengaruh positif terhadap bersama, hal ersebut sangat berguna
kinerja dan untuk penyebab menurunya untuk karyawan dan perusahaan.
kinerja disimpulkan oleh peneliti Berdasarkan hal tersebut, maka
dipengaruhi oleh faktor lain seperti gaji, hipotesis ketiga pada penelitian ini
motivasi, perubahan kepemimpinan dapat diterima. Hasil temuan ini sejalan
yang dalam angka sebesar 45,8% dengan hasil penelitian dari Paisal dan
Pengaruh Budaya Organisasi dan Anggraini (2010), Erisna dkk (2012),
Komunikasi Organisasi Terhadap dan Tarmizi dkk (2012)
Kinerja Karyawan
Berdasarkan pengujian penelitian, 4. KESIMPULAN
diperoleh hasil bahwa budaya organisasi Berdasarkan hasil analisis dan uji
dan komunikasi organisasi secara hipotesis, maka dapat diambil
bersama-sama atau secara simultan kesimpulan sebagai berikut:
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 1. Budaya organisasi berpengaruh
Beberapa temuan yang terjadi pada signifikan positif terhadap kinerja
karyawan PT. X Surabaya khususnya karyawan pada PT. X Surabaya.
jika dilihat dari variabel budaya 2. Komunikasi organisasi berpengaruh
organisasi mereka menunjukkan bahwa sigifikan positif terhadap kinerja
solidaritas antar rekan kerja diantara karyawan pada PT. X Surabaya.
mereka terjalin sangat kuat. Jika salah 3. Budaya organisasi dan komunikasi
satu rekan sedang mendapat masalah organisasi secara simultan
kerja maupun diluar kerja kondisi maka mempunyai pengaruh yang
rekan yang lain mencoba mengajak signifikan terhadap kinerja
berkomunikasi untuk mencari solusi karyawan PT. X Surabaya bagian
masalah tersebut dengan memberi produksi.
semangat, motivasi ataupun bantuan Bagi PT X Surabaya peneliti
materi yang dikumpulkan bersama-sama menyarankan bahwa budaya organisasi
antar rekan kerja. yang ada diperusahaan sudah baik dan
Kegiatan salah satu rekan yang harus terus dipertahankan dengan cara
mencoba mengajak komunikasi pemimpin selalu memberikan contoh

231
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

kepada bawahan bahwa pemimpin dipertahankan dan ditingkatkan untuk


selalu menjalankan budaya organisasi kebaikan perusahaan dan karyawan
perusahaan. Pada budaya pertama yaitu Bagi penelitian yang akan datang
“kemampuan bekerjasama adalah diharapkan untuk dapat menemukan
penting” dipertahankan dengan variabel-variabel tambahan yang
perusahaan tetap memberikan tugas mampu menjelaskan atau
kerja dengan bentuk kelompok selain mempengaruhi kinerja
untuk mempertahankan budaya juga karyawan,Budaya organisasi dan
untuk meningkatkan hasil kerja yang komunikasi organisasi seperti
lebih baik. Selanjutnya budaya kedua lingkungan kerja, motivasi kerja,gaji,
yaitu “tidak ada atasan dan bawahan” motivasi, kreativitas kerja,variabel stres
dipertahankan dengan tetap kerja, dankompensasi yang juga dapat
menjalankan tradisi untuk karyawan menjelaskan kinerja karyawan sebagai
baru tetap memperkenalkan karyawan variabel tambahan atau variabel
tersebut pada pekerjaan yang paling pendukung.
bawah.
Selanjutnya budaya ketiga “satu 5. REFERENSI
perusahaan seumur hidup” Akbar, Mirza Asmi. 2015. Pengaruh
dipertahankan dengan meningkatkan Gaya Kepemimpinan
kenyamanan kerja pada faktor Transformasional dan
lingkungan kerja sehingga karyawan Komunikasi Organisasi Terhadap
akan merasa nyaman dalam bekerja Kinerja Karyawan: Studi pada
yang juga dapat membuat motivasi Karyawan Bank Jatim Cabang
kerja karyawan meningkat. Malang, Jurnal Administrasi
Untuk budaya organisasi dan Bisnis (JAB).
komunikasi organisasi yang baik yang Akbar, Rizza Muhammad. 2013.
ada di perusahaan yang tidak diimbangi Pengaruh Budaya Organisasi
dengan kinerja karyawan yang baik pula Terhadap Employee Engagement
harus segera ditanggapi untuk (Studi Pada Karyawan PT.
menyelesaikan masalah tersebut dengan Primatexco Indonesia di
memeperhatikan factor-faktor Batang).Journal of Science and
sepertigaya kepemimpinan, motivasi Industrial Psychology. Vol. 2. No.
kerja, kompensasi, lingkungankerja dan 1.ISSN 2252-6838.
gaji karena dari hasil analisis diketahui Arikunto, S.,2006. Prosedur Penelitian
bahwa penyebab menurunya kinerja Suatu Pendektan Praktik. Jakarta:
bukanya disebabkan oleh budaya dan Rineka Cipta.
komunikasi. Selanjutnya untuk Arni, Muhammad. 2001. Komunikasi
komunikasi organisasi yang ditunjukkan Organisasi. Jakarta: PT. Bumi
dengan hasil analisa peneliti bahwa Aksara.
komunikasi organisasi yang ada di Arni, Muhammad. 2007. Komunikasi
perusahaan sudah baik dan harus terus Organisasi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

232
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

Arni, Muhammad. 2009. Komunikasi Cascio, wayne F. 2009. Managing


Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Human Resources: Productifity,
Atmosoeprapto, Krisdarto. 2009. Qualty of Work LifeProfits, 4’ed.
Produktivitas Aktualitas Budaya McGraw Hill. New York
Perusahaan. Jakarta. PT. Elex Dimitrious, Belias. 2014.
Media Komputindo Kelompok Organizational Culture and Job
Gramedia. Satisfaction, In Banking Sector- A
Awadh dan Saad. 2013. Impact of Review. Journal of Human
Organizational Culture on Resources Management. Vol.3,
Employee Performance. Issue 1. (www.google.com/,
International Review of Diakses 12 Agustus 2015).p15-
Management and Business 36.
Research vol. 2 issue.1. ISSN: Djokosantoso Moeljono.2003. Budaya
2306-9007. Korporat dan Keunggulan
www.irmbjournal.com diakses Korporasi (edisi revisi). Jakarta:
tanggal 1 agustus 2015. PT. Elex Media Komputindo.
Ayatullah. 2003. Komunikasi dan Djokosantoso Moeljono. 2006.
Organisasi. Yogyakarta: Fakultas Cultured. Budaya Organisasi
Ekonomi Universitas Dalam Tantangan. Jakarta: PT.
Muhammadiyah Yogyakarta. Pustaka Binaman Pressindo.
Bachtiar, Doni. 2012. Pengaruh Edwardin. 2006. Analisis Pengaruh
Lingkungan Kerja Terhadap Kompetensi
Kinerja Karyawan. Management Komunikasi,Kecerdasan
Analysis Journal. ISSN: Emosional, Dan
2252-6552. 1-6. BudayaOrganisasi Terhadap
www.irmbjournal.com, diakses Kinerja Karyawan(Studi Pada Pt
tanggal 3 Desember 2015. Pos Indonesia (Persero) Se Kota
Bernardin dan Keane. 2008. Enam Semarang)
Kriteria Primer Penentuan Femi. 2014. The Impact of
Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara. Communication on Workers’
Brahmasari, Ida Ayu dan Agus Performance in Selected
Suprayitno. 2008. Pengaruh Organisations in Lagos State,
Motivasi Kerja, kepemimpinan Nigeria. IOSR Journal Of
dan Budaya Organisasi Humanities And Social
Terhadap Kepuasan Kerja Science (IOSR-JHSS) Volume
Karyawan serta Dampaknya 19, Issue 8, Ver. II (Aug.
pada Kinerja Perusahaan. 2014), PP 75-82 e- ISSN: 2279-
Jurnal Manajemen dan 0837, p-ISSN: 2279-0845.
Kewirausahaan, Vol.10, www.iosrjournals.org. Diakses
No.2.(www.google.com/, tanggal 3 Agustus 2015.
Diakses 5 Agustus 2015). Ferdinand, Agusty. 2006. Metode
P124-135. Penelitian Manajemen. Edisi

233
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

Kedua. Semarang : Badan Kiswanto, M. 2010. Pengaruh


Penerbit Universitas Ponorogo. Kepemimpinan dan Komunikasi
Ghasemi, Mahboobeh. 2013. The Terhadap Kinerja karyawan
Impact of “Organizational Kaltim Pos Samarinda. Jurnal
Culture” on “Job Satisfaction” Eksis. Vol.5 No.1, Maret 2010:
and “Employee 1267-1439.
Performance”;Evidence From Lina, Dewi. 2014. Analisis Pengaruh
Commercial Banks of the Pune Kepemimpinan dan Budaya
City. (http://google.com/ Diakses Organisasi Terhadap Kinerja
5 Agustus 2015). P386-397. Pegawai dengan Sistem Reward
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisi Sebagai Variabel Moderating:
Multivariate dengan program Pegawai Biro UMSU Universitas
IBM SPSS 2.1. Edisi 7 Cetakan 8. Muhammadiyah Sumatera Utara.
Semarang : Badan Penerbit Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis.
Universitas Ponorogo. Vol.14, No. 1.
Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen (http://ijcrb.webs.com/, diakses 12
Personalia. Edisi Ketujuh. September 2015).p18-21.
Jakarta: Erlangga. Lita, Dewi. 2012. Analisis Pengaruh
Griffin, Ricky W. 2006. Business. Edisi Kepemimpinan dan Budaya
kedelapan. Jakarta: Erlangga. Organisasi Terhadap Kinerja
Hamdi, Asep Saepul. 2014. Metode Pegawai dengan Sistem Reward
Penelitian Kuantitatif Aplikasi Sebagai Variabel Moderating.
dalam Pendidikan. Edisi satu. Skripsi: Fakultas Ekonomi
Yogyakarta: Deepublish (CV Universitas Airlangga.
Budi Utama) Luthans, J. Fred. Perilaku Organisasi.
Hasibuan. 2010. Manajemen Sumber Edisi Sepuluh. Terjemahan oleh
Daya Manusia. Jakarta: Bumi Vivin Andhika Yuwono,dkk.
Aksara. 2006 .Yogyakarta:ANDI.
Handoko, T. Hani. 2010. Manajemen Mangkunegara, A P. 2009. Manajemen
Personalia dan Sumber Daya sumber daya manusia
Manusia. Edisi dua. Perusahaan. Bandung: PT.
Yogayakarta: BPFE-Yogayakarta Remaja Rosdakarya Offset.
H. A. W Widjaya. 2000. Ilmu Mathis, Robert L. dan John H. Jackson.
Komunikasi, Pengantar Studi. 2006. Manajemen Sumber Daya
Jakarta: Rieneka Cipta. Manusia, Edisi Sepuluh.Jakarta:
Herlista, Joko dan Dewi. 2013. Salemba Empat,
Pengaruh Budaya Organisasi, Moehariono, 2009. Pengkuran Kinerja
Komunikasi Organisasi Berbasis Kompetens. Bandung:
TerhadapKinerja Karyawan Penerbit Ghalia Indonesia.
Melalui Motivasi Sebagai Moeljono, Djokosantoso. 2005. Budaya
Variabel Intervening Pada PT. Pln Organisasi dalam Tantangan
(Persero) Area Semarang.

234
Jujung Dwi Marta dan Dewie Triwijayanti - Pengaruh Budaya Organisasi ...

(cetakan kedua). Jakarta: PT. Elex diakses 12 September 2015) p67-


Komputindo 70
Mulyasa, 2009. Manajemen Kinerja Riani, Asri Laksmini. 2011. Budaya
Teoti dan Aplikasi. Bandung: Organisasi. Cetakan pertama.
Alfabeta. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pace, R. Wayne dan Faules, Don F. Rivai, Veihzal. 2006. Manajemen
1998. Komunikasi Organisasi Sumber Daya Manusia, edisi 10,
Strategi Meningkatkan Kinerja jilid 1. Jakarta: Indeks
Perusahaan, terjemahan Deddy Robbins, Stephen. 2010. Manajemen.
Mulyana, Bandung: PT Remaja Jakarta: Erlangga
Rosdakarya Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku
Purwanto, Soni Bagus. 2011. Pengaruh Organisasi Edisi 12 Buku 1 dan 2.
Komunikasi, Motivasi dan Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Ruky, Achmad S. 2001. Sistem
Karyawan (Studi pada Proyek Manajemen Kinerja (Performance
Pondasi Tower Timor Leste PT. Management System). Edisi satu.
Cahaya Inspirasi Indonesia). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. Freddy, Rangkuti. 2011. Riset
11, No. 1. ISSN 1693-5241. Pemasaran. Cetakan ke 10.
Putri, Nia Septiana. 2014. Komunikasi Jakarta: PT. Gramedia.
Organisasi dalam Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi
Mensosialisasikan Budaya Penelitian Bisnis. Jakarta :
Organisasi Prinsip 46 Pt. Bank Salemba Empat.
Negara Indonesia (Persero)Tbk. Sari, Triana Kartika. 2013. Pengaruh
Kantor Cabang Utama Samarinda. Budaya Organisasi Terhadap
eJournal Komunikasi, Vol.2, Komitmen Organisasi Melalui
No.2. 285-399. Kepuasan Kerja Karyawan.
Prabawa. 2013. Pengaruh Komunikasi Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.1
Organisasi dan Gaya No.3. (http://ejournal.unesa.ac.id/,
Kepemimpinan Terhadap Kinerja diakses 22 Agustus 2015).p827-
Karyawan dengan Budaya 836.
Organisasi Sebagai Variabel Safaria, Triantoro. 2004.
Intervening: Studi Kasus pada PT. Kepemimpinan. Yogyakarta:
TWC Borobudur, Prambanan dan Penerbit Graha Ilmu.
Ratu Boko. (Skripsi). Simamora, Henry. 1997. Manajemen
(www.google.com/, diakses 12 Sumber Daya Manusia.
September 2015) p9-12. Ramli. Yogyakarta: STIE. YKPN.
2009. Pengaruh Komunikasi Simamora, Henry. 2012. Manajemen
Organisasi Terhadap Efektivitas Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kinerja Pada PT.Radio Memora Bumi Aksara.
Anoa Indah.(www.google.com/, Sinaga. 2009. Pengaruh Budaya
Organisasi terhadap Kinerja

235
BISMA – Bisnis dan Manajemen –Volume 8 No. 2 Februari 2016

Pegawai pada sekretariat daerah Kewirausahaan, Vol. 7 No.1.


Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Maret 2005:22-47.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Hessel, Nogi S. Tangkilisan, 2007.
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,. Manajemen Publik,: Grasindo,
Alfabeta, Bandung Jakarta
Sunadji, Eka Afnan Troena, Surachman, Taurisa, Chaterina Melina dan Intan
Armanu. 2013. The Role of Ratnawati. 2012. Analisi
Organizational Culture, Pengaruh Budaya Organisasi dan
Leadership, Communication and Kepuasan Kerja Terhadap
Job Satisfaction on Employee Komiten Organisasional Dalam
Performance (Study on Public Meningkatkan Kinerja kRyawan
Enterprise of Water Resource (Studi pada PT. Sido Muncul
Management of Ministry State- Kaligawe Semarang). Jurnal
Owned Enterprise). Journal of Bisnis dan Ekonomi, Vol.19,
Business and Behavioral No.2. (www.google.com/,Diakses
Sciences. Vol. 3, No.2 5 Agustus 2015).p170-187
(www.google.com/, diakses 12 Umar, Husein, 2008. Desain Penelitian
Agustus 2015). p34-42. MSDM dan Perilaku Karyawan:
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Paradigma Positivistik Berbasis
Kuisioner, dan Analisis Data Pemecahan Masalah. Jakarta:
Sumber Daya Manusia (Praktik Raja Grafindo Persada.
Penelitian). Yogyakarta : CAPS Wirda dan Azra. 2007. Pengaruh
(Center for Academic Publishing Budaya Organisasi Terhadap
Service). Kinerja Karyawan Politeknik
Surya, Dharma. 2010. Manajemen Negeri Padang. Jurnal Ekonomi
Kinerja. Jakarta: Pustaka Pelajar. dan Bisnis, 2, 2248.
Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya Yuliawan, Eko. 2012. Pengaruh Stres
Organisasi Terhadap Kinerja Kerja dan Konflik Terhadap
Organisasi dan Kepuasan Kerja Kinerja pada PT. Pindad
Karyawan pada Terminal Bandung. Jurnal Wira Ekonomi
Penumpang Umum di Surabaya. Mikro Skil. Vol. 2, No.
Jurnal Manajemen dan

236

Anda mungkin juga menyukai