Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebuah organisasi atau perusahaan tentu memerlukan strategi untuk mengembangkan
bisnisnya dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Manajemen Kualitas menjadi
salah satu acuan bagi sebuah organisasi atau perusahaan untuk membuat strategi yang
handal. Karena bagaimanapun juga kualitas lebih baik dibandingkan dengan kuantitas.
Pada dasarnya manajemen kualitas (Quality Management) atau manajemen kualitas terpadu
(total quality management) didefinisikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan performansi
secara terus menerus (continuous performance improvement) pada setiap level operasi atau
proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua
sumber daya manusia dan modal yang tersedia.
Sebuah perusahan tidak akan terlepas dari Manejemen Kualitas. Pentingnya kualitas
untuk daya tarik dari sebuah produk suatu perusahan merupakan bukti dari pentingnya
manajemen kualitas. Kualiatas menjadi salah satu setrategi utama bagi perusahaan sebagai
nilai jual untuk konsumen atau pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penjelasan dari kualitas dan kualitas manajemen?
2. Definisi dari kualitas, manajemen kualitas dan TQM?
3. Sejarah kualitas dan TQM?
4. Penjelasan mengenai biaya kualitas
1.3 Tujuan
1. Mengetahui penjelasan dari kualitas dan kualitas manajemen
2. Mengetahui definisi dari kualitas, manajemen kualitas dan TQM
3. Mengetahui sejarah kualitas dan TQM
4. Mengetahui penjelasan mengenai biaya kualitas

Akuntansi Manajemen Strategis | 1


BAB II

PEMBAHAHASAN

1. Kualitas dan Kualitas Manajemen

1.1 Definisi Kualitas, Manajemen Kualitas dan TQM


Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional
sampai yang lebih strategic. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan (reliability),
kemudahan dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Bagaimanapun
cara manajer dari perusahaan yang sedang berkompetisi dalam pasar global harus memberikan
perhatian serius pada definisi kualitas yang bersifat strategik yaitu kualitas adalah segala sesuatu
yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Kualitas didefinisikan sebagi totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas
seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau kesesuaian terhadap
kebutuhan atau persyaratan (conformance to the requirements).

Ada beberapa elemen bahwa sesuatu dikatakan berkualitas, yaitu;


1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap berkualitas saat
ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat yang lain).
4. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Manajemen kualitas adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang


menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka
mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan
ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management
kualitas.
Total Quality Manajemen diartikan sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke
dalam falsafah holistic yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan
pengertian serta kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Pawitra, 1993). Definisi lainnya
menyatakan bahwa TQM merupakan system manajemen yang menyangkut kualitas sebagai
strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi (Santosa, 1992).

Akuntansi Manajemen Strategis | 2


Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Total quality management
merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan
daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya.

1.2 Pentingnya Kualitas dan Keuntungan menerapkan keunggulan kualitas bagi organisasi
Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga alasan kualitas itu penting,
yaitu:

 Reputasi Perusahaan.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan
pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.

 Kehandalan Produk.
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang,
memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan. Contohnya: Consumer Product Safety Act.

 Keterlibatan global.
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan
bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan
harganya secara global.Penerapan keunggulan kualitas sangat bermanfaat baik bagi
pelanggan, institusi, maupun bagi staf organisasi.

Akuntansi Manajemen Strategis | 3


Manfaat Total Quality Management bagi pelanggan adalah:
1. Sedikit atau bahkan tidak memiliki masalah dengan produk atau pelayanan.
2. Kepedulian terhadap pelanggan lebih baik atau pelanggan lebih diperhatikan.
3. Kepuasan pelanggan terjamin.

Manfaat TQM bagi institusi adalah:


1. Terdapat perubahan kualitas produk dan pelayanan
2. Staf lebih termotivasi
3. Produktifitas meningkat
4. Biaya turun
5. Produk cacat berkurang
6. Permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat.

Manfaat TQM bagi staf Organisasi adalah:


1. Pemberdayaan
2. Lebih terlatih dan berkemampuan
3. Lebih dihargai dan diakui

Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh institusi di masa yang
akan datang adalah:
1. Membuat institusi sebagai pemimpin (leader) dan bukan hanya sekedar pengikut
(follower)
2. Membantu terciptanya tim work
3. Membuat institusi lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan
4. Membuat institusi siap dan lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan
5. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih mudah

1.3 Dimensi dan Perspektif Kualitas

Pendekatan yang dikemukakan Davis menegaskan bahwa kualitas bukan hanya


menekankan pada aspek akhir yaitu produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas manusia,
kualitas proses dan kualitas lingkungan. Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang
berkualitas tanpa melalui manusia dan produk yang berkualitas.

Davis dalam Yamit mengidentifikasikan lima pendekatan perspektif kualitas yang dapat
digunakan oleh para praktisi bisnis, yaitu :
1. Transcendental Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah sesuatu yang dapat dirasakan, tetapi sulit
didefinisikan dan dioperasionalkan maupun diukur.

Akuntansi Manajemen Strategis | 4


2. Product-based Approach
Kulitas dalam pendekatan ini adalah suatu karakteristik atau atribut yang dapat diukur.
Perbedaan kualitas mencerminkan adanya perbedaan atribut yang dimiliki produk secara
objektif, tetapi pendekatan ini tidak dapat menjelaskan perbedaan dalam selera dan preferensi
individual.
3. User-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung
pada orang yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi seseorang atau
cocok dengan selera (fitnes for used) merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.
4. Manufacturing-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah bersifat supply-based atau dari sudut pandang
produsen yang mendefinisikan kualitas sebagai sesuatu yang sesuai dengan
persyaratan (conformance quality) dan prosedur. Pendekatan ini berfokus pada kesesuaian
spesifikasi yang ditetapkan perusahaan secara internal. Oleh karena itu, yang menentukan
kualitas adalah standar – standar yang ditetapkan perusahaan, dan bukan konsumen yang
menggunakannya.
5. Value-based Approach
Kualitas dalam pendekatan ini adalah memandang kualitas dari segi nilai dan harga.
Kualitas didefinisikan sebagai “affordable ascellence”. Oleh karena itu kualitas dalam
pandangan ini bersifat relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu
produk yang paling bernilai. Produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat beli.

1.4 Dimensi kualitas

Berdasarkan perspektif kualitas, Garvin dalam Yamit mengembangkan dimensi kualitas ke


dalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi
perusahaan atau manufaktur yang menghasilkan barang kedelapan dimensi tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Performance ( kinerja ) Yaitu karakteristik pokok dari produk inti.
2. Features Yaitu karakteristik pelengkap atau tambahan
3. Reliability ( kehandalan ) Yaitu kemungkinan tingkat kegagalan pemakaian
4. Conformance ( kesesuaian ) Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk
memenuhi standar – standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Durabilty (daya tahan) Yaitu mengukur berapa lama suatu umur teknis maupun umur
ekonomis suatu produk.
6. Serviceability ( pelayanan ) Yaitu mudah untuk diperbaiki, yang meliputi kecepatan,
7. kompetensi, kenyamanan, kemudahan, dalam pemeliharaan dan penanganan keluahan
yang memuaskan.
8. Aesthetics( estetika ) Yaitu menyangkut corak, rasa dan daya tarik produk

Akuntansi Manajemen Strategis | 5


9. Percived Quality Yaitu menyangkut Citra atau reputasi produk serta tanggung jawab
perusahaan terhadap produk.

1.5 Sejarah Kualitas dan TQM

Pada mulanya sistem untuk memonitor dan memanager kualitas hanya berupa
pengukuran (inspection), yang akhirnya banyak mengalami perkembangan sehingga dikenal
dengan adanya sistem pengendalian kualitas (Quality Control) serta jaminan kualitas (Quality
Assurance). Sejak tahun 1970, sistem-sistem tersebut diatas yaitu Inspection, Quality
Control dan Quality Assurance dikembangkan dan disempurnakan menjadi Total Quality
Management (TQM). Dimana TQM ini mengintegrasikan semua level di atas menjadi satu
kesatuan untuk menghasilkan sesuatu yang berkualitas.

TQM adalah pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan
didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan
jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi
(sumber daya manusianya) dan masyarakat TQM juga diterjemahkan sebagai pendekatan
berorientasi pelanggan yang memperkenalkan perubahan manajemen yang sistematik dan
perbaikan terus menerus terhadap proses, produk, dan pelayanan suatu organisasi. Proses TQM
memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan, dan harapan pelanggan), mentransformasi
(memproses) input dalam organisasi untuk memproduksi barang atau jasa yang pada gilirannya
memberikan kepuasan kepada pelanggan (output). Tujuan utama Total Quality
Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus.Dengan demikian,
juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus.

Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut:


1. Kaizen: difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuousImprovement)
sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat
dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat
diukur).
2. Atarimae Hinshitsu: berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari
efek tersebut.
3. Kansei: meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas
produk itu sendiri.
4. Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang siap
untuk diperdagangkan. Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh
beberapa piranti, yang sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini membantu kita
menganalisis dan mengerti masalah-masalah serta membantu membuat perencanaan.

Akuntansi Manajemen Strategis | 6


Beberapa contoh aktivitas peningkatan kualitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

1.6 Konsep, Prinsip, dan Metode TQM

1.6.1 Konsep Total Quality Management

Konsep TQM ini memerlukan komitmen semua anggota organisasi terhadap


perbaikan seluruh aspek manajemen organisasi. Pada dasarnya, konsep Total Quality
Management mengandung tiga unsur yaitu :

1. Strategi nilai pelanggan


Nilai pelanggan adalah manfaat yang dapat diperoleh pelanggan atas penggunaan
barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan pengorbanan pelanggan untuk
memperolehnya. Strategi ini merupakan perencanaan bisnis untuk memberikan nilai bagi
pelanggan termasuk karakteristik produk, cara penyampaian, pelayanan, dan sebagainya.

2. Sistem organisasional
Sistem organisasional berfokus pada penyediaan nilai bagi pelanggan. Sistem ini
mencakup tenaga kerja, material, mesin/teknologi proses, metode operasi dan
pelaksanaan kerja, aliran proses kerja, arus informasi, dan pembuatan keputusan.

3. Perbaikan kualitas berkelanjutan


Perbaikan kualitas diperlukan untuk menghadapi lingkungan eksternal yang selalu
berubah, terutama perubahan selera pelanggan. Konsep ini menuntut adanya komitmen

Akuntansi Manajemen Strategis | 7


untuk melakukan pengujian kualitas produk secara kontinu. Dengan perbaikan kualitas
produk secara kontinu, akan dapat memuaskan pelanggan.

1.6.2 Prinsip-prinsip TQM:

Menurut Hensler dan Brunell (1993), ada empat prinsip utama dalam TQM yakni :

1. Kepuasan pelanggan, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas. Kualitas tidak
lagi hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas
tersebut ditentukan oleh pelanggan. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan
dalam segala aspek, termasuk didalamnya harga, keamanan dan ketepatan waktu.
Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai (value) yang diberikan
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup para pelanggan.
2. Respek terhadap setiap orang, setiap karyawan dipandang sebgai individu yang
memiliki talenta dan kereativitas tersendiri danunik. Dengan demikian karyawan
merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Sehingga setiap orang
dalamorganisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan
berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
3. Manajemen berdasarkan fakta, setiap keputusan harus berdasarkan data, bukan sekedar
pada perasaan (feeling). Konsep pokoknya adalah 1). Prioritisasi (prioritization) yakni
suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang
bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada.oleh karena itu dengan
menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan
usahanya pada situasi tertentu yang vital. 2). Variasi (variation) variabilitas kinerja
manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang
merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian manajemen
dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan, setiap perusahaan perlu melakukan proses secara
sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku disini
adalah siklus PDCA (plan-do-chek-act) yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan korektif
terhadap hasil yang diperoleh.

Akuntansi Manajemen Strategis | 8


Dua macam pendekatan Model TQM adalah sebagai berikut:

a. Traditional Management Approach (Model Pendekatan Tradisional) Model ini adalah


model yang paling sering digunakan, yaitu pimpinan perusahaan membuat suatu
pendekatan TQM dengan memaksakan penerapan TQM yang akan diberlakukan ke HRD
dan OM. Hal ini berarti bahwa pimpinan tidak berdampingan dengan HRD dan OM
dalam merancang TQM itu sendiri. Akibatnya adalah pendekatan ini dapat mengalami
kegagalan sebanyak 80%. Hal itu terjadi karena yang terkesan dari TQM dengan
pendekatan ini adalah Rat Race atau perburuan hadiah yang akan menimbulkan cara-cara
tidak sehat atauRun end atau kinerja yang mendadak berhenti ketika seorang karyawan
merasa tidak mampu ataupun sudah puas.

b. Integrated Management Approach (Model Pendekatan Terpadu)TQM adalah perpaduan


dan penyeimbangan antara budaya kerja yang telah ada di OM dan HRD dengan budaya
yang akan diciptakan olehTQM sehingga tercipta suatu garistengah yang menjembatani
semua kebutuhan dan kebudayaan HRD dan OM dengan alur dari TQM dengan tujuan
yang dibawa oleh TQM. Dengan demikian, di antara ketiganya akan tercipta suatu
integritas, kesepahaman,tanpa adanya rasa saling dirugikan dan mereka akan berkinerja
lebih baik tanpa perlu merasakan aura kompetisi yang tidak sehat seperti Rat
Race dan Runs end. Tingkat keberhasilan sangat tinggi mengingat akan disesuaikan
antara tingkat keberhasilan yang diinginkan perusahaan dengan kemampuan dan
kemauan para pelaksana.

1.6.3 Identifikasi Pelanggan dan Konsep Dasar Kepuasan Pelanggan

Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita (atau perusahaan kita) untuk
memenuhi seuatu standar kualitas tertentu, dan oleh karena itu akan memberikan
pengaruh pada kinerja (performance) kita (atau perusahaan kita).

Akuntansi Manajemen Strategis | 9


Beberapa definisi tentang pelanggan dari perusahaan L.L Bean, Freeport, Maine, yaitu ;
 Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada kita, tetapi kita yang tergantung
pada dia.
 Pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada kebutuhanya.
 Pelanggan adalah orang yang teramat penting yang harus dipuaskan.

Pada dasarnya dikenal tiga macam pelanggan dalam sistem kualitas modern, yaitu ;

1. Pelanggan internal (internal customer), yaitu orang yang berada didalam perusahaan
dan memiliki pengaruh pada kinerja (performance) pekerjaan (atau perusahaan) kita.
Contohnya bagian- bagian pembelian, produksi, penjualan, pembayaran gaji, rekrutmen
dan karyawan.

2. Pelanggan antara (intermediate customer), yaitu mereka yang bertindak atau berperan
sebagai perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk itu. Contohnya Distributor yang
mendistribusikan produk-produk, agen-agen perjalanan yang memesan kamar hotel untuk
pemakai akhir.
3. Pelanggan eksternal (external customer),yaitu pembeli atau pemakai akhir produk itu,
yang sering disebut sebagai pelanggan nyata (real customer). Pelanggan ekskternal
merupakan orang yang membyar untuk menggunakan produk yang dihasilkan itu.

Fokus dari kualitas apa pada kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan-kebutuhan
pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Total quality management
(TQM) menyatakan bahwa pada prinsipnya tujuan utama dari pelanggan dalam
memaksimumkan kepuasan total adalah berdasarkan pertimbangan nilai pelanggan
(customer value), sehingga manajer bisnis dan industri perlu menyerahkan nilai kepada
pelanggan, baik pelanggan aktual maupun pelanggan potensial, yang merupakan
konsumen dari produk yang dijual itu. Secara konseptual, nilai pelanggan (customer
value) tergantung pada kualitas produk (barang dan/atau jasa), kualitas pelayanan (service
quality), hubungan baik antara produsen dan konsumen, dan image dari produk (barang
dan/atau jasa).

Faktor – faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pelanggan adalah :

1. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan pelanggan ketika
ia sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen/pemasok produk (perusahaan).

Akuntansi Manajemen Strategis | 10


2. Pengalaman masa lalu (terdahulu) ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun
pesaing-pesaingnya.
3. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan tentang kualitas dari
produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu.
4. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran, mempengaruhi persepsi pelanggan

Salah satu konsep dasar dalam memuaskan pelanggan, yaitu :

1. Keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan


langsung maupun keistimewaan atraktif yang dapat memenuhi keinginan pelanggan dan
dengan demikian dapat memberikan kepuasan dalam penggunaan produk itu.
2. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Acuan
dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas selalu berfokus pada
kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality), sehingga dengan
demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk
memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada segala
sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat
dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan
dengan baik serta diproduksi dengan cara yang baik dan benar.

2. Biaya Kualitas
2.1 Pengertian biaya kualitas

Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,


perbaikan, dan pembentukan produk yang berkualitas rendah, dan dengan “opportunity cost” dari
hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas (Hansen dan Mowen,
2001 : 220). Sedang menurut Supriyono (1994 : 377), biaya kualitas adalah biaya yang terjadi
atau mungkin akan terjadi karena mutu yang buruk. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang
berhubungan dengan pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Dalam kontek
biaya kualitas ini menajemen dianggap mengetahui standar kualitas yang diingikan pasar. Hal
ini, didapat dari riset pasar, perilaku konsumen, serta penanganan keluhan dari konsumen

.2.2 Pengelompokkan biaya kualitas

Menurut Gitosudarmo (1998 : 188), biaya kualitas yang harus ditanggung oleh
perusahaan dalam melakukan pengendalian kualitas produk hasil produksi terdiri dari dua unsur
yaitu :

Akuntansi Manajemen Strategis | 11


a. Biaya pengawasan kualitas yang berupa :

1) Bahan-bahan yang dilakukan untuk melakukan tes kualitas terhadap produk yang
dihasilkan.
2) Biaya penyusutan atau depresiasi alat yang digunakan untuk mengetes produk yang
dihasilkan.
3) Biaya atas pengurangan nilai barang atau produk yang dites.

b. Biaya jaminan kualitas yang berupa :

1) Biaya penggantian barang yang rusak.


2) Biaya reparasi atau perbaikan.
3) Biaya penggantian spare part.
4) Biaya penaggungan resiko berkurangnya volume penjualan akibat barang cacat atau
rusak yang terbeli oleh konsumen. Besarnya biaya jaminan kualitas yang
ditanggung perusahaan selama satu tahun tergantung dari banyaknya jumlah produk
rusak.

Menurut Blocher dkk (2000 : 220), pengelompokkan biaya kualitas terbagi menjadi empat yaitu :

a. Biaya pencegahan

Biaya ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam produk atau jasa yang
dihasilkan. Biaya pencegahan ini meliputi :

1) Biaya pelatihan kualitas

Biaya pelatihan kualitas merupakan pengeluaran-pengeluaran untuk program pelatihan


internal dan eksternal, yang meliputi: upah dan gaji yang dibayarkan dalam pelatihan, biaya

Akuntansi Manajemen Strategis | 12


instruksi, biaya pelatihan eksternal, gaji dan upah pelatihan serta macammacam biaya untuk
menyiapkan buku pegangan dan manual instruksi.

2) Biaya perencanaan kualitas

Biaya perencanaan kualitas merupakan upah untuk perencanaan kualitas, lingkaran


kualitas, desain prosedur baru, desain peralatan baru untuk meningkatkan kualitas, kehandalan
dan evaluasi supplier.

3) Biaya pemeliharaan peralatan

Biaya pemeliharaan peralatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memasang,


menyesuaikan, mempertahankan, memperbaiki, dan menginspeksi peralatan produk, proses, dan
sistem.

4) Biaya penjaminan supplier

Biaya penjaminan supplier merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan


kebutuhan dan pengukuran data, auditing, dan pelaporan kualitas.

b. Biaya penilaian

Biaya penilaian muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan
kebutuhan pelanggan atau spesifikasi mereka. Biayabiaya ini muncul setelah produksi selesai
tetapi sebelum penjualan, untuk memastikan bahwa semua unit yang dihasilkan sesuai dengan
syarat yang diminta oleh pelanggan. Biaya penilaian meliputi :

1) Biaya pengujian dan inspeksi

Biaya pengujian dan inspeksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menguji dan
menginspeksi barang yang akan datang, produk dalam proses, dan produk jadi atau jasa.

2) Peralatan dan pengujian

Peralatan dan pengujian merupakan pengeluaran yang terjadi untuk memperoleh,


mengoperasikan, dan mempertahankan fasilitas, software, mesin dan peralatan pengujian atau
penilaian kualitas produk, jasa atau proses.

3) Audit kualitas

Audit kualitas merupakan gaji atau upah semua orang yang terlibat dalam penilaian
kualitas produk dan jasa dan pengeluaran lain selama penilaian kualitas.

Akuntansi Manajemen Strategis | 13


4) Pengujian secara laborat

Pengujian secara laborat merupakan pengeluaran yang terjadi untuk melakukan


pengujian suatu produk dalam laborat.

5) Pengujian produk

Pengujian produk merupakan pengeluaran yang terjadi berkaitan dengan dengan


pengujian kesesuaian hasil produk dengan standar perusahaan, termasuk pengepakan dan
pengiriman.

c. Biaya kegagalan internal

Biaya kegagalan internal timbul karena produk dan jasa tidak sesuai dengan spesifikasi
dan kebutuhan pelanggan. Ketidak sesuaian ini dideteksi sebelum produk dan jasa dikirim ke
pihak luar. Biaya kegagalan internal meliputi :

1) Biaya tindakan koreksi

Biaya tindakan koreksi merupakan biaya untuk waktu yang dihabiskan dalam
menemukan penyebab kegagalan dan untuk mengoreksi masalah.

2) Biaya pengerjaan kembali (rework) dan biaya sisa produksi (scarp)

Biaya pengerjaan kembali (rework) dan biaya sisa produksi (scarp) merupakan bahan,
tenaga kerja langsung dan overhead untuk sisa produksi, pengerjaan kembali dan inspeksi ulang.

3) Biaya proses

Biaya proses merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendesain ulang produk atau
proses pemberhentian mesin yang tidak direncanakan dan gagalnya produksi karena ada
penyelaan proses untuk perbaikan dan pengerjaan kembali.

4) Biaya inspeksi dan pengujian ulang

Biaya inspeksi dan pengujian ulang merupakan gaji, upah dan biaya yang dikeluarkan
selama inspeksi ulang atau pengujian ulang produk-produk yang telah diperbaiki.

d. Biaya kegagalan eksternal

Biaya kegagalan internal muncul kerena produk dan jasa gagal memenuhi persyaratan
atau memenuhi harapan pelanggan setelah produk atau jasa dikirim ke pelanggan. Biaya-biaya
ini meliputi :

Akuntansi Manajemen Strategis | 14


1) Biaya untuk menangani keluhan dan pengembalian dari pelanggan Gaji dan overhead
administrasi untuk departemen pelayanan kepada pelanggan, memperbaiki produk yang
dikembalikan, cadangan atau potongan untuk kualitas rendah, dan biaya angkut.

2) Biaya penarikan kembali produk Biaya admnistrasi untuk menangani pengembalian


produk, perbaikan atau penggantian, biaya hukum, dan biaya penyelesaian hukum.

3) Produk yang hilang karena produk yang tidak memuaskan Margin kontribusi yang
hilang karena pesanan yang tertunda, produk yang hilang dan menurunnya pangsa pasar. Dari
keadan tersebut, secara garis besar biaya kualitas dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya
pengendalian dan biaya kegagalan. Biaya pengendalian dikaitkan dengan upaya perusahaan
dalam meminimalkan kerusakan yang terjadi pada produk selama proses produksi berlangsung.
Yang termasuk biaya pengendalian meliputi dua biaya, yaitu biaya pencegahan dan biaya
penilaian. Sedangkan biaya kegagalan timbul selama proses produk (internal) dan pada saat

produk dikirim (eksternal).

2.3 Laporan biaya kualitas

a. Penggunaan informasi biaya kualitas

Menurut Dale H Besterfield, dalam laporan biaya kualitas dapat dikaitkan dengan dasar-
dasar yang berbeda yang perlu diperhatikan antara lain :

1) Hasil penjualan produk bersih

Analisa biaya kualitas dengan menggunakan dasar pembanding hasil penjualan produk
bersih akan dapat untuk mengetahui prosentase biaya kualitas yang dikeluarkan terhadap hasil
penjualan produk.

2) Total biaya produksi yang dikeluarkan.

Analisa biaya kualitas dengan menggunakan dasar pembanding biaya produksi yang
dikeluarkan akan dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan besarnya jumlah rupiah dari
biaya kualitas untuk tiap-tiap satuan unit produksi yang dihasilkan dari periode ke periode.

3) Jumlah unit yang dihasilkan

Analisa biaya kualitas dengan menggunakan dasar pembanding jumlah unit yang
dihasilkan dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan besarnya jumlah rupiah dari biaya
kualitas untuk tiap-tiap satuan unit produk yang dihasilkan dari periode ke periode.

4) Biaya tenaga kerja langsung.

Akuntansi Manajemen Strategis | 15


Dasar pembanding tenaga kerja langsung digunakan karena peka terhadap naik
turunnya kegiatan perusahaan. Dasar ini tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan-perubahan
harga bahan, jumlah produk akhir, penjualan produk yang terlambat atau jadwal pembuatan yang
panjang, tapi juga dipengaruhi oleh mekanisme yang menyebabkan berkurangnya operator. Oleh
karena itu, dasar pembanding ini hanya cocok digunakan pada jangka waktu yang pendek.

b. Manfaat laporan biaya kualitas

Menurut Feigenboum (1992 : 119), manfaat laporan biaya kualitas antara lain :

1) Sebagai alat pengukur

Biaya kualitas memberikan ukuran komparatif untuk mengevaluasi program kualitas


dengan nilai dari hasil yang dicapai, missal menurunnya biaya kegagalan sebagai hasil
perencanaan kualitas dan menurunnya biaya penilaian sebagai hasil dari metode pemeriksaan
yang lebih efisien.

2) Sebagai alat analisis mutu proses

Biaya kualitas jika dirinci secara tepat berdasarkan lini produk atau segmen-segmen dari
arus proses akan menunjukkan secara tepat mengenai masalah yang utama dan berfungsi sebagai
alat analisis yang efektif.

3) Sebagai alat pemrograman

Biaya kualitas dapat digunakan untuk menentukan prioritasprioritas keputusan yang


harus dilaksanakan terlebih dahulu sesuai dengan ukuran waktu.

4) Sebagai alat penganggaran

Biaya kualitas merupakan pedoman untuk membuat anggaran pengeluaran yang penting
untuk mencapai program kendali mutu yang dinginkan.

5) Sebagai alat peramal

Biaya kualitas merupakan kendali untuk mengevaluasi dan menjamin prestasi produk
dalam memenuhi persaingan di pasar. Informasi biaya kualitas membantu untuk pengevaluasian
positif terhadap prestasi produk dalam hubungannya dengan pelayanan dan jaminan, termasuk
perbaikan, penggantian, dan penarikan produk.

Akuntansi Manajemen Strategis | 16


c. Tipe-tipe laporan biaya kualitas

Dalam menyusun laporan biaya kualitas, ada beberapa tipe laporan biaya kualitas yang
dapat digunakan, antara lain :

1) Laporan standar sementara

Laporan ini untuk menunjukkan kemajuan yang berhubungan dengan standar atau
sasaran periode sekarang. Laporan standar sementara atau laporan kinerja kualitas sementara ini
berisi perbandingan antara biaya kualitas aktual pada periode itu dengan biaya yang dianggarkan.
Laporan ini mengukur kemajuan yang dicapai pada periode itu dikaitkan dengan tingkat
kemajuan yang direncanakan pada periode itu.

2) Laporan tren satu periode

Laporan ini untuk menunjukkan kemajuan yang berhubungan dengan kinerja kualitas
tahun terakhir. Laporan ini berisi perbandinagan antara besarnya biaya kualitas tren berjalan
dengan biaya kualitas tahun sebelumnya.

3) Laporan tren beberapa periode

Di samping mengajukkan laporan tren satu periode, bagian akuntansi juga mengajukkan
suatu gambaran mengenai bagaimana program perbaikan kualitas yang telah berjalan sejak
dilakukan pemeriksaan terakhir yaitu dengan laporan tren beberapa periode. Laporan ini, untuk
menunjukkan kemajuan sejak awal program penyempurnaan kualitas.

4) Laporan kinerja kualitas jangka panjang

Laporan ini, untuk menunjukkan kemajuan yang berhubungan dengan standar atau
sasaran jangka panjang. Laporan kinerja kualitas jangka panjang ini membandingkan biaya
aktual dengan biaya yang dianggarkan pada periode berjalan, jika standar kerusakan nol dapat
dipenuhi ( dengan mengasumsikan bahwa tingkat penjualan yang dianggarkan sesuai dengan
tingkat penjualan pada tahun berjalan ) (Adnan, 2000 : 976).

2.4 Pengendalian biaya kualitas

Pelaporan biaya kualitas saja tidak cukup untuk menjamin bahwa biaya-biaya tersebut
terkendali. Pengendalian yang baik mensyaratkan standar suatu ukuran atas biaya sesungguhnya
sehingga kinerja dapat diukur dan tindakan-tindakan koreksi dapat dilakukan jika perlu
pengendalian mutu konvensional (PMK) dan dengan acceptable quality level (AQL). PMK
dilakukan terhadap keluaran proses produksi. Mulamula perusahaan menetapkan kecacatan yang

Akuntansi Manajemen Strategis | 17


dapat diterima dari produk, kemudian dilakukan pengujian apakah kualitas yang dihasilkan
berada pada tingkat kecacatan yang dapat diterima. AQL dilakukan terhadap proses produksi,
dengan tujuan untuk mencegah timbulnya produk cacat dari tahap pembuatan desain sampai
tahap penyerahan produk pada pelanggan.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan pengendalian ada beberapa


tahap yaitu sebagai berikut :

a. Melakukan perbandingan antara kriteria yang dicapai dengan standar yang telah

ditetapkan.

b. Menentukan signifikasi penyimpangan dan penyebab dari penyimpangan tersebut.

c. Menetukan tindakan perbaikan yang diperlukan.

2.5 Konsep biaya kualitas optimal

Biaya kualitas optimum adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mengelola
kualitas produknya. .Tujuan utama adanya konsep biaya kualitas optimal adalah untuk
meminimalkan biaya kualitas total yang dikeluarkan oleh perusahaan, untuk itu harus ada sistem
akuntansi yang memadai yang dapat digunakan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut,
sehingga efisiensi biaya kualitas dapat tercapai. Menurut Juran dan Gryna (1992 : 26) biaya
kualitas total dipengaruhi oleh interaksi diantara komponen-komponen biaya kualitas yang ada.

Akuntansi Manajemen Strategis | 18


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, bervariasi dari konvensional
sampai yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan
karakteristik langsung dari suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan (reliability),
kemudahan dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetics), dan sebagainya. Bagaimanapun
cara manajer dari perusahaan yang sedang berkompetisi dalam pasar global harus memberikan
perhatian serius pada definisi kualitas yang bersifat strategik yaitu kualitas adalah segala sesuatu
yang mampu memenuhi kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers).

Kualitas didefinisikan sebagi totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Kualitas
seringkali diartikan sebagai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) atau kesesuaian terhadap
kebutuhan atau persyaratan (conformance to the requirements).

Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasian,


perbaikan, dan pembentukan produk yang berkualitas rendah, dan dengan “opportunity cost” dari
hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas (Hansen dan Mowen,
2001 : 220). Sedang menurut Supriyono (1994 : 377), biaya kualitas adalah biaya yang terjadi
atau mungkin akan terjadi karena mutu yang buruk. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang
berhubungan dengan pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan kerusakan. Dalam kontek
biaya kualitas ini menajemen dianggap mengetahui standar kualitas yang diingikan pasar. Hal
ini, didapat dari riset pasar, perilaku konsumen, serta penanganan keluhan dari konsumen.

Akuntansi Manajemen Strategis | 19


PERTANYAAN
1. Apakah ada alat untuk menyelesaikan masalah dalam TQM?
2. Bagaimana tolak ukur dalam TQM?
3. Apakah TQM dapat diterapkan dalam bisnis internet?
4. Apa saja unsur-unsur dari TQM?
5. Sebut dan jelaskan macam-macam prinsip TQM!
6. Bagaimana pandangan mengenai biaya kualitas?

Akuntansi Manajemen Strategis | 20


DAFTAR PUSTAKA

Jay Heizer dan Barry Render, 2009, Operations Management, 9th ed, Pearson Int’l

Chase, Jaqobas, Aquilano, 2007, Operations Management for Competitive Advantage, 10th ed,
Mc Graw Hill

https://tariecliple.wordpress.com/2013/05/04/kualitas-dan-
manajemen-kualitas/
https://huangcorp.wordpress.com/2008/04/29/manajemen-kualitas-
quality-management/
https://pubeemmanaomi.wordpress.com/2012/10/21/manajemen-
kualitas-dalam-perusahaan/

Akuntansi Manajemen Strategis | 21

Anda mungkin juga menyukai