Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

KINERJA PEGAWAI DI PERUSAHAAN CIWIDEY


BERKAH

Disusun Oleh :
SINTA NATALIA
NIM.

UNIVERSITAS WINAYA MUKTI


ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali pengaruh signifikan budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai di Perusahaan Ciwidey Berkah. Melalui
analisis komprehensif terhadap literatur yang ada dan bukti empiris, penelitian ini
mengeksplorasi korelasi antara budaya organisasi dan produktivitas karyawan.
Temuan ini menggaris bawahi peran penting budaya organisasi yang positif dalam
menumbuhkan motivasi, keterlibatan, dan kinerja karyawan secara keseluruhan.

This research delves into the significant impact of organizational culture on the
performance of employees at Ciwidey Berkah Company. Through a
comprehensive analysis of existing literature and empirical evidence, this study
explores the correlation between organizational culture and employee
productivity. The findings underscore the pivotal role that a positive
organizational culture plays in fostering employee motivation, engagement, and
overall performance.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat
bersosialisasi, berkolaborasi, dan membutuhkan kehadiran orang lain
(Abdullah, 2003; Anak, 1995; Marcella, 2004; Soegandhi dan Sutanto,
2013; Suryana, 2011). Oleh karena itu, keberadaan organisasi sebagai
wadah yang dapat mensosialisasikan atau memfasilitasi hidup
berdampingan dan berkolaborasi sangatlah penting. Oleh karena itu,
sumber daya manusia merupakan unsur yang memegang peranan penting
dalam organisasi karena merupakan perencana setiap kegiatan organisasi.
Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya
manusia antara lain pembelian, pelatihan, motivasi pegawai, evaluasi,
peningkatan disiplin, dan lain-lain. Sumber daya manusia merupakan aset
yang memerlukan perhatian terus-menerus untuk menciptakan sumber
daya manusia yang berkinerja tinggi sehingga memungkinkan organisasi
berkembang untuk memenuhi beragam kebutuhan. memenuhi kebutuhan
masyarakat dan berkembang seiring berjalannya waktu.Sumber daya
manusia yang terampil dan profesional juga diperlukan untuk mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Sumber daya manusia yang profesional dan
berkualitas cenderung berkinerja lebih baik, sehingga pemimpin organisasi
hendaknya memperhatikan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia (Akib, 2008; Dharma & Akib, 2009; Ismail, Sulur, Akib, &
Salam, 2016; Saggaf dan Salam, Kahar dan Akib, 2014). Untuk
meningkatkan kualitas dan prestasi kerja pegawai, budaya organisasi
merupakan salah satu faktor tepat yang dapat digunakan dalam lingkungan
kerja. Budaya perusahaan dapat membantu karyawan berkinerja baik
karena menciptakan tingkat motivasi yang luar biasa bagi mereka untuk
melakukan yang terbaik dalam peluang yang ditawarkan perusahaan.
Penerapan budaya organisasi yang tepat dalam suatu organisasi
memerlukan dukungan dan partisipasi seluruh anggota dalam
organisasi.Konsekuensi penerapan budaya organisasi memerlukan waktu
dan uang. Seiring berjalannya implementasi, risiko mungkin timbul,
seperti: B. Perubahan tanggung jawab, penolakan dari karyawan, perlunya
adaptasi terhadap budaya dan komunikasi sehubungan dengan perubahan
itu sendiri, ancaman-ancaman tersebut harus diatasi. Oleh karena itu,
manajer harus mampu mengidentifikasi, mengelola dan mengukur
kesiapan karyawan terhadap perubahan agar implementasi dapat terjadi
secara efektif. Hasil observasi peneliti Perusahaan Ciwidey Berkah
sebanyak 12 Karyawan menunjukkan bahwa efisiensi kerja yang rendah
menyebabkan tingginya tingkat kesalahan dan kerusakan yang dilakukan
pegawai, serta kelalaian dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu,
pekerjaan yang seharusnya selesai hari ini akan selesai keesokan harinya.
Selain itu, keterlambatan dan kehadiran yang buruk di kantor sering terjadi
karena berbagai alasan, termasuk kurangnya kerjasama antar karyawan
dalam menyelesaikan pekerjaannya. Jika hal ini terus berlanjut,
Perusahaan Ciwidey Berkah yang diberi mandat membantu pelaksanaan
tugas tidak akan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik. Oleh karena
itu, Perusahaan Ciwidey Berkah harus mampu mengatasi permasalahan
tersebut dengan memperhatikan nilai-nilai budaya organisasi yang
berorientasi pada pelayanan agar pegawai mempunyai pemahaman yang
sama terhadap tujuan kerjanya.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih mudah dan memiliki arah yang jelas,
maka terlebih dahulu dirumuskan permasalahannya.adapun permasalahan
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana deskripsi Budaya Organisasi dan Kinerja Karyawan pada


Perusahaan Ciwidey Berkah ?
2. Bagaimana pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
pada Perusahaan Ciwidey Berkah ?

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesimpangsiurandalam pembahasan penelitian, maka
penelitian ini di batasi dan hanya menyangkut gambaran Budaya
Organisasi Dan Kinerja Karyawan serta pengaruh dari Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Karyawan pada Perusahaan Ciwidey Berkah

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian yang saya lakukan adalah :

1. Untuk mengetahui deskripsi budaya organisasi dan kinerja karyawan


pada Perusahaan Ciwidey Berkah .
2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
karyawan pada Perusahaan Ciwidey Berkah .
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Budaya Organisasi
Budaya organisasi berkaitan dengan bagaimana karyawan mempersepsikan
karakteristik dari budaya suatu organisasi, bukannya dengan apa mereka
menyukai budaya itu atau tidak. Artinya, budaya itu merupakan suatu
istilah deskriptif. Budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama
yang dianut oleh semua anggota organisasi (Arianty, 2014). Luthans
(2006) menyatakan bahwa, budaya organisasi merupakan norma-norma
dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi. Setiap
anggota akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima
oleh lingkungannya. Menurut Tika (2008) menyatakan, budaya organisasi
adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang
kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terhadap masalah-
masalah terkait. Sedangkan menurut Sutrisno (2010) Budaya organisasi
adalah sebagai perangkat sistem nilai-nilai (values), atau norma-norma
(beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama
berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai
pedoman perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasinya.
Budaya organisasi mencakup aspek yang lebih luas dan lebih mendalam
dan justru menjadi suatu dasar bagi terciptanya suatu iklim organisasi yang
ideal.

2. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja


Budaya organisasi sebagai kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai dan
keyakinan terhadap organisasi (Moeljono, 2005). Budaya organisasi adalah
kepribadian perusahaan yang tumbuh oleh sistem nilai yang menimbulkan
norma yang mengenai perilaku yang tercermin dalam persepsi, sikap dan
perilaku orang-orang yang ada di dalam organisasi ataupun perusahaan
tersebut dengan demikian budaya mempengaruhi sebagian besar aspek
kehidupan organisasi atau perusahaan (Muis et al., 2018).
Budaya organisasi yang benar-benar dikelola sebagai alat manajemen akan
berpengaruh dan menjadi pendorong bagi pegawai untuk berperilaku positif,
dedikatif dan produktif. Nilai- nilai budaya itu tidak nampak, tetapi
merupakan kekuatan yang mendorong perilaku untuk menghasilkan
efektivitas kerja (Sutrisno, 2010). Hasil penelitian Gultom (2014), dan (Muis
et al., 2018), Andayani & Tirtayasa (2019) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai.

3. Kinerja Pegawai
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan norma dan etika (Muis, Jufrizen, & Fahmi, 2018). Kinerja
karyawan merupakan ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai
misinya dan menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang harus memiliki
tingkat kemampuan tertentu.
Menurut Suharyanto, Nugraha & Permana (2014) kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.Adapun pandangan lain mengenai pengertian kinerja
menurut Fattah (2017) kinerja adalah hasil atau keluaran dari sebuah
pekerjaan yang ditugaskan dalam suatu organisasi/institusi.
Menurut Hasibuan (2005) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
seseorang dalam melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan pada kemampuan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Demikian halnya jika kinerja pegawai menurun dapat turut mempengaruhi
dan menurunkan prestasi perusahaan dan tujuan yang di tetapkan akan sulit
tercapai. Selanjutnya, menurut Indrasari (2017) kinerja adalah sebagai
tingkat pelaksana tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi,
dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang
telah di tetapkan untuk mencapai tujuan perusahaan.Hasil kerja yang
dicapai oleh seorang karyawan haruslah dapat memberikan kontribusi yang
penting bagi perusahaan yang dilihat dari segi kualitas dan kuantitas yang
dirasakan oleh perusahaan dan sangat besar manfaatnya bagi kepentingan
perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang (Arianty, 2014).
Kinerja pegawai merupakan suatu ukuran yang dapat digunakan untuk
menetapkan perbandingan hasil pelaksanaan tugas, tanggung jawab yang
diberikan organisasi pada periode tertentu dan relatif digunakan untuk
mengukur prestasi kerja (Khair, 2018).
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua jenis penelitian yang digunakan menurut
kuncoro (2009:12) yaitu :
1. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai pengumpulan data untuk diuji
hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek
penelitian.
2. Penelitian kausalitas adalah penelitian yang menunjukkan arah hubungan
antara variable bebas dengan variable terikat, disamping mengukur
kekuatan hubungannya.
Dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode suervei.
Menurut Kuncoro (2009:85) pada cara survey, peneliti mengajukan
pertanyaan kepada subjek dan mengumpulkan jawaban melalui cara personal
atau nonpersonal.

2. Jenis Data
a. Data Primer
Yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun
perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner
yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar, 2004:99). Dalam penelitian ini
penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang berkaitan
langsung dengan penelitian, agar dapat memperoleh informasi yang
diperlukan. Selain itu juga diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan
kepada para karyawan Perusahaan Ciwidey Berkah .
b. Data Sekunder
Merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut dan disajikan baik
oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain, misalnya dalam
bentuk table-tabel atau diagram (Umar, 2004: 100). Yang termasuk data
sekunder dalam penelitian ini antara lain mengenai jumlah karyawan
Perusahaan Ciwidey Berkah .
3. Metode Pengumpulan data
a. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpul data dengan tanya jawab
sambil bertatap muka antara peneliti dengan pihak yang bias membantu
mengumpulkan data yang berkaitan denngan masalah ini.
b. Kuisioner
Adalah pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan
untuk diajukan kepada responden dan diisi guna mendapatkan informasi
dalam rangka memperoleh data yang diperlukan.

4. Populasi & Sampel


a. Populasi
Menurut sugiyono (2008: 115) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan yang masih aktif bekerja pada Perusahaan Ciwidey Berkah
yang berjumlah 12 orang.
b. Sampel
Menurut Arikunto ( 1998:104-107 ), menyatakan bahwa “ Sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subyeknya kurang
dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
adalah penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya itu lebih
dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.

Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka penulis menggunakan


penelitian jenis populasi dengan teknik sampling jenuh/sensus, dimana
semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel yakni sebnayak 7
orang. Adapun jumlah populasi dan sampel yang akan diteliti pada
Perusahaan Ciwidey Berkah adalah sebagai berikut:
5. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
1. Variabel dependen adalah variabel yang besar kecilnya atau tinggi
rendahnya dipengaruhi oleh factor-faktor lain. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel dependent/terikat adalah kinerja (Y).
2. Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent/bebas adalah
budaya organisasi (X).
Adapun faktor yang menjadi indikator budaya organisasi menurut Robbins
(2006:721) meliputi inovasi dan pengambilan resiko, perhatian pada hal
detail, orientasi pada hasil, orientasi pada orang, orientasi pada tim,
agresivitas, dan stabilitas. Sedangkan faktor yang menjadi indikator kinerja
karyawan menurut Mathis and Jackson (2006:378) meliputi kualitas hasil,
kehadiran, dan kemampuan bekerjasama.

6. Teknik Analisis Data

Setelah semua data dan keterangan dari hasil penelitian dengan kuesioner
akan dianalisis secara :
1. Analisis Deskriptif, yaitu dengan menganalisis hasil jawaban dari
kuesioner yang kemudian diolah, dan disajikan dalam bentuk tabel,
sehingga dapat ditarik kesimpulan.
2. Analisis Kuantitatif. Metode ini bertujuan untuk menganalisis
ketergantungan/asosiasi variabel independent/bebas (X) terhadap variabel
dependent (Y) dengan menggunakan regresi linier sederhana.
Model regresi linier sederhana yang digunakan adalah:
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 +b7X7
keterangan:
Y = a + bX
Y = Kinerja
X = Budaya Organisasi
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
BAB IV

ALAISIS & PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)


Laki-laki 3 25%
Perempuan 9 75%
Jumlah 12 100%

b. Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase (%)


24 2 16%
28 2 16%
31 1 8%
35 3 28%
41 2 16%
52 1 8%
55 1 8%
Jumlah 12 100%

c. Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja Frekuensi Presentase (%)


7 8 66%
5 4 34%
Jumlah 12 100%

d. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Masa kerja Frekuensi Presentase (%)


SD 0 0%
SMP 4 33%
SMA 6 50%
S1 2 17%
Jumlah 12 100%

B. Analisis Budaya Organisasi Karyawan di Perusahaan Ciwidey berkah


Budaya Organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, pengukuran budaya
organisasi dibatasi pada 7 karakteristik budaya organisasi dari Robbins,
yang terdiri dari inovasi dan pengambilan rsiko, perhatian pada hal detail,
orientasi pada hasil, orientasi pada orang, orientasi pada tim, agresivitas,
dan stabilitas, dan pada sesi ini akan didiskripsikan mengenai beberapa hal
yang mempengaruhi budaya organisasi karyawan berdasarkan pendapat
responden atas pengalaman dalam bekerja, dengan kata lain adalah sejauh
mana organisasi memiliki budaya kerja yang baik agar karyawan bekerja
secara optimal. Berikut adalah uraian masing-masing dimensi variabel
budaya organisasi yang dimaksud.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai