Oleh:
MUHAMMAD RAFI’
LOGO
LOGO
UTY
2018
BAGIAN. PENDAHULUAN
tersedia jika tidak dikelola dengan baik maka tidak akan memperoleh tujuan
karena keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama banyaknya
dengan jumlah individu yang ada di dalam organisasi (Mulyadi, 2012: 20).
organisasi merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi. Seperti
organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi
tersebut atau, budaya merupakan sebuah sistem makna bersama. Karena itu,
memiliki latar belakang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama
dalam bahasa Inggris adalah performance. Kinerja yang baik tentunya harus
dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang baik pula agar tujuan
kinerja yang terbaik dari karyawan tentu banyak cara atau upaya yang
(Wirawan, 2009:47).
pandangan yang sama bagi sumber daya manusia yang ada di dalam budaya
semua perbedaan itu akan menjadi satu di dalam sebuah budaya yaitu budaya
individu yang bisa menerima juga yang tidak bisa menerimanya, yang
terdapat suatu sistem dimana satu sama lainnya saling mempengaruhi, apabila
salah satu dari sub sistem tersebut rusak, maka akan mempengaruhi kepada
baik perlu ada aturan yang baku untuk mengaturnya. Peran strategis budaya
sehingga berdampak pada penurunan kinerja pegawai. Hal ini dapat dilihat
mentaati disiplin kerja seperti: jam kerja, mereka masuk kerja setelah jam
08.30 WIB dan pulang sebelum jam 14.00 WIB. 2) Banyak pegawai yang
Minimal (SPM). Hal ini dapat terlihat bahwa semakin menurunnya kinerja
cakupan program antara tugas pokok dan fungsi dengan program lainnya, hal
dalam hal ini belum berarti yunior tidak mampu menjalankan tugas, mungkin
menurun.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Instansi
tentang budaya organisasi yang ada dan penilain kinerja pegawai di instansi
tersebut.
3. Bagi Pembaca
kinerja pegawai.
KAJIAN TEORI
A. BUDAYA ORGANISASI
1. Pengertian
atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran dan adat istiadat manusia yang secara
sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai suatu perilaku yang beradab.
perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk
Koesmono (2005:45) merupakan inti dari apa yang penting dalam organisasi.
sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan yang mengatur perilaku anggota.
organisasi bisa diartikan sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
lainnya, dan sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci
8
lama dan lebih tahan terhadap perubahan. Tujuan penerapan budaya
335).
ketidaksepakatan atau bahkan konflik (Early, 1993 dalam Sopiah 2008: 129).
bahwa budaya organisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Pengaruh umum dari luar yang luas mencakup faktor-faktor yang tidak dapat
kebersihan
budaya organisasi.
a. Aturan-aturan perilaku
Yaitu bahasa, terminologi dan ritual yang biasa dipergunakan oleh anggota
organisasi.
b. Norma
Lebih jauh di masyarakat dikenal adanya norma agama, norma sosial, norma
c. Nilai-nilai dominan
Adalah nilai utama yang diharapkan dari organisasi untuk dikerjakan oleh
d. Filosofi
Adalah kebijakan yang dipercaya organisasi tentang hal-hal yang disukai para
e. Peraturan-peraturan
Adalah aturan yang tegas dari organisasi. Pegawai baru harus memelajari
f. Iklim organisasi
a. Inisiatif Individual
atau perusahaan.
kepada anggota atau para pegawai agar dapat bertindak agresif dan inovatif
c. Pengarahan
menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan
harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi.
d. Integrasi
e. Dukungan manajemen
terhadap bawahan.
f. Kontrol
g. Identitas
profesional tertentu.
h. Sistem imbalan
didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan didasarkan atas senioritas, sikap
perusahaan.
j. Pola komunikasi
komunikasi antara atasan dan bawahan atau antar karyawan itu sendiri.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas atau jati diri bagi anggota-anggota
organisasi
karyawan
e. Budaya sebagai penuntun mekanisme pembuat makna dan kendali yang
memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan dan motivasi kerja
yang baik.
orientasi budaya organisasi yang terpisah dan bertentangan antara satu sama
lainnya, yaitu:
merugikan orang lain, membeli dan menjual organisasi dan atau orang seperti
tinggi
3) Tidak memberikan peluang kepada para anggota lainnya untuk
5) Pada saat organisasi semakin besar dan komplek, biasanya pengendalian dari
Budaya ini sering disebut jugan dengan budaya birokrasi yang merupakan
1) Persaingan dan konflik diatur atau diganti oleh kesepakatan atau perjanjian
6) Respon yang benar cenderung lebih dihargai daripada respons yang efektif
keinginan untuk berpikir secara rasional dan setertib mungkin atas dasar
dipertanggungjawabkan.
c. Orientasi tugas
Budaya organisasi semacam ini didasarkan kepada asumsi bahwa
pencapaian tujuan yang paling tinggi merupakan prioritas utama dan dinilai
tinggi, karena itu struktur organisasi, fungsi dan kegiatan selalu dinilai
pencapaian tujuan
pemecahan masalah selalu diubah untuk memenuhi kebutuhan akan tugas dan
4) Tidak ada sifat kompetitif yang melekat pada budaya orientasi tugas
lingkungan
6) Pencapaian tujuan dan kesamaan nilai-nilai yang dianut selalu menjadi acuan
d. Orientasi orang
dipandang atau dinilai sebagai sarana bagi para anggotanya untuk memenuhi
3) Aturan diberlakukan atas dasar kesukaan pribadi dan kebutuhan untuk belajar
dan berkembang
ditanggung bersama.
B. KINERJA KARYAWAN
1. Definisi kinerja
Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
seorang karyawan dalam menulis suatu laporan tidak ada kesalahan dalam
motivasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Keith Davis (1964) dalam
a. Faktor kemampuan
memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang memadai
maka akan lebih mdah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
b. Faktor motivasi
a. Aspek finansial
kepuasan pelanggan.
sudah seirama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi seperti yang
d. Kepuasan karyawan
Karyawan merupakan aset yang harus dikelola dengan baik, apalagi dalam
stakeholders.
f. Waktu
Ukuran waktu merupakan variabel yang perlu diperhatikan dalam desain
Menurut Hasibuan (2002: 56), kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau
a. Kesetiaan
Kinerja dapat diukur dari kesetiaan karyawan terhadap tugas dan tanggung
b. Prestasi Kerja
Hasil prestasi kerja karyawan, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi
c. Kedisiplinan
kinerja.
d. Kreativitas
e. Kerja Sama
g. Tanggung Jawab
saing dalam jangka panjang. Pembentukan kinerja yang baik dihasilkan jika
internalisasi budaya perusahaan yang kuat dan dipahami sesuai dengan nilai-
nilai organisasi yang dapat menimbulkan persepsi yang positif antara semua
kepuasan kerja akan menjadi tinggi dan berdampak pada peningkatan kinerja.
Sebaliknya jika budaya organisasi tidak sehat maka hal itu akan memicu
berprestasi dalam bekerja, yaitu: (1) Karyawan akan bekerja keras apabila
merasa dibutuhkan oleh organisasi. (2) Karyawan akan bekerja lebih baik
apabila mereka mengerti dengan jelas apa yang diharapkan dari mereka dan
(3) Karyawan akan lebih baik apabila mereka merasa bahwa organisasi
menyediakan peluang bagi prestasi kerja mereka untuk dihargai dan diberi
imbalan. (4) Karyawan akan bekerja lebih baik apabila mereka dipercaya dan
kerja itu sendiri yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja mereka
C. PENELITIAN TERDAHULU
sebagai berikut:
No Waktu Aktivitas
1. Minggu I Mengamati Sturktur Organisasi, dan kegiatan dari
dan II masing masing unit program kerja
2 Minggu III Mengamati perilaku pegawai dan kebiasaan-
dan IV kebiasaan yang dilakukan di tempat kerja
3 Minggu V Mengamati pegawai dalam melaksanakan proses
dan VI kegiatan yang menjadi tugas pokok maupun tugas
tambahan
4 Minggu VII Melakukan pengumpulan data dengan membagikan
Kuesioner Hubungan Budaya Organisasi dengan
Peningkatan Kinerja kepada seluruh pegawai
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data Primer
33 pegawai.
2. Data Sekunder
studi kasus pada pegawai Puskesmas “X” II Kabupaten “X”. Data sekunder
meliputi data internal maupun data eksternal yang relevan dengan penelitian
Populasi penelitiain ini adalah PNS sejumlah 17 orang dan 4 orang PTT.
Sampel penelitian ini semua pegawai PNS dan PTT yang berjumlah 21
(Sugiyono,2018).
Rensis Likert dan dikenal dengan Skala Likert. Dalam penelitian ini
berbeda, yaitu:
Kemudian untuk uji skoring pada data dan informasi dengan cara
memberi skor pada data dan informasi yang dianalisis, kemudian dihitung
masalah.
Untuk menentukan jawaban responden termasuk kedalam golongan
jawaban yang tinggi, sedang atau rendah terlebih dahulu ditentukan skala
f
Rumus : P = x 100%
N
Keterangan:
P : Prosentase, f : Skor yang diperoleh, n : Total skor tertinggi
b. Crosstabulasi data
persentase.
c. Analisis Bivariat
ini digunakan uji analisa korelasi product moment pearson yang kemudian
selama magang. Peneliti tidak melakukan analisis data lagi selama magang
bahwa analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus
menerus. Ada tiga tahap analisis data yaitu reduksi data, display atau
Ahmed, Pervaiz K., Kwang Kok Kok Lim and Ann Y E Y E Loh. 2002. Learning
Through knowledge management, Butterworth Heinemann. Oxford
Alinaitwe.
Akram Fouzia and Bokhari, Rahat. 2011. The role of knowledge sharing on
individual performance, considering the factor of motivation- the
conceptual framework, International Journal of Multidisciplinary
sciences and Engineering, Vol.2, Dec,No.9.p.44-48
www.http//...............
Dahlan, 2013
DRAFT DAFTAR PERTANYAAN/WAWANCARA
1. TTG KELEMAHAN PT
2. KELEBIHAN PT
3.