JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
Resume Jurnal :
Analisis Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Efektivitas Implementasi Sistem
Informasi
(Study Kasus Perguruan Tinggi XYZ)
Persaingan bisnis yang semakin kompetitif mendorong setiap perusahaan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja perusaaan. Sala satu cara untuk
mecapai tujuan tersebut adalah dengan mengadopsi dan mengimplementasikan
sebuah Sistem Informasi (SI). Namun seringkali terjadi kegagalan dalam
pemanfaatan sistem informasi. Beberapa kajian menunjukkan bahwa kegagalan
implementasi didominasi oleh faktor manusia (users) seperti : tidak cocok engan
budaya kerja baru, etika, dan kebijakan dengan penggunaan sistem informasi serta
adanya keterbaasan keahlian. Hal inimenunjukkan bahwa selain penggunaan
perangkat teknologi yang canggih dan handal, salah satu faktor terpenting dalam
pemggunaan sistem informasi adalah keterlibatan dan interaksi aktor atau users
terhadap ssem tersebut.
Penelitian ini melakukan analisis pengaruh budaya organisasi terhadap
tingkat efektifitas implementasi sistem informasi, dalam hal ini adalah diukur dari
seberapa besar implementasi pengunaan portal web di Perguruan Tinggu XYZ.
Profil responden yang dibutuhkan untuk mengambarkan karakteristik populasi
berupa atribut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja untuk karyawan
atau lama kuliah mahasiswa, dan posisi/jabatan/status.
Dalam pengumpulan data yang telah dilakukan, jumlah sampel yang
diperoleh sebanyak 400 responden dengan proporsi dosen sebanyak 20 orang,
karyawan 33 orang, dan mahasiswa 347 orang. Dilihat dari hasil penelitian yang
diperoleh ditemukan kesesuai dengan hipotesis awal dari penelitian ini bahwa
terdapat budaya dominan di Perguruan Tinggi XYZ, dimana fakta tersebut diperoleh
berdasarkan nilai rataan instrumen OCAI dengan skor “Paling Rendah”
menunjukkan Tipe Budaya dominan.
Dari hasil peghitungan dan analisa diketahui bahwa budaya organisasi yang
saat ini dominan diterapkan di perguruan tinggi XYZ adalah budaya klan
(denganhasil penghitungan 2,38), dan budaya yang diharapkan oleh masyarakat
perguruan tinggi XYZ adalah tetap pada budaya klan. Hal ini menunjukkan bahwa
budaya yang saat ini diterapkan adalah budaya kekeluargaan. Budaya ini fokus
pada pencapaian internal organisasi, nilai – nilai yang dijalankan bersifat fleksibel,
serta kebijakan yang ada diperuntukkan untuk menjaga keseimbangan dan kontrol
organisasi. Namun PT XYZ mengharapkan perubahan pada karakteristik
kepemimpinan organisasi menjadi budaya klan karena saat ini sistem
kepemimpinan yang ada masih brsifat hierarki.
Berdasarkan model pengukuran yang dikembangkan maka terdapat 6 (enam)
variabel yang mempengaruhi efektifitas portal web, yaitu system quality, information
quality, service quality, user satisfaction, dan individual impact ang mengacu pada
model DeLone dan McLean (2003). Saat ini perolehan atas pencapain efektifitas
implementasi portal web di perguruan tinggi XYZ menunjukkan “Agak Tidak Efektif”.
Namun bila dianalisa dari hasil korelasi budaya organisasi dengan efektifitas
implementasi Sistem Informasi di perguruan tinggi XYZ, hasil yang ada
menunjukkan potensi kekuatan atas efektifitas penggunaan sistem informasi. Hal ini
dikarenakan budaya klan atau hierarki yang fokus pada isu internal organisasi
sangat menunjang pencapaian efektifitas implementasi sistem informasi, sebab
organisasi akan mengedepankan stabilitas dan kendali. Apalagi kualitas sistem dan
layanan sangat mendukung performa mereka untuk saling berkolaborasi,
berpartisipasi dalam memajukan organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Secara implisit dalam three step model yang dilembagakan Lewin merupakan
pengakuan bahwa perubahan yang dilakukan secara tidak serius dan komprehensif
tidak akan membuahkan hasil yang optimal. Usaha-usaha yang tidak berhasil dalam
melakukan perubahan dapat dianggap suatu kegagalan, dan kegagalan itu dipahami
sebagai refleksi dari apa yang ditawarkan oleh model Lewin tersebut (Frinces,
2008).
Sebenarnya ketika mensikapi perubahan, pihak manajemen telah
mengetahui, faktor-faktor apa saja yang mendorong organisasi segera melakukan
perubahan. Pihak manajemen perlu menggali faktor lain untuk melengkapi data
data, agar alasan melakukan perubahan organisasi menjadi lebih komprehensif.
Semakin banyak data yang terkumpul, maka akan semakin mudah pihak
manajemen untuk merencanakan dan melaksanakan perubahan organisasi.