Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH RESUME

BUDAYA DAN LINGKUNGAN ORGANISASI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

Wahdatul Fuadiyah Yatalaththof (141230477)


Andhika Tegar Chistantao (141230478)
Khoirun Nisa’ Azzahra (141230479)
Damara Marestya (141230481)
Fany Widhi Astuti (141230482)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. SANG MANAJER: MUMPUNI ATAU SIMBOLIS
Seberapa besar perananan yang dimainkan oleh para manajer dalam menentukan
keberhasilan atau kegagalan organisasi?
Ada dua pandangan mengenai seberapa penting peranan seorang manajer dalam menentukan
keberhasilan atau kegagalan organisasi, yaitu:
1. Pandangan Mumpuni
Pandangan ini menyatakan bahwa para manajer bertanggung jawab secara langsung atas
keberhasilan atau kegagalan organisasi yang mereka pimpin.
2. Pandangan Simbolis
Pandangan ini menyatakan bahwa hal yang paling menentukan keberhasilan atau kegagalan
sebuah organisasi adalah faktor-faktor yang berada di luar kendali para manajer.

B. BUDAYA ORGANISASI
Menurut Robert Foley, budaya organisasi adalah lingkungan yang diciptakan seorang
manajer bagi para karyawan dan pelanggannya. Budaya organisasi mengedepankan kualitas
dan menghargai kenyamanan orang lain. Jadi, Budaya organisasi (organizational culture)
adalah sehimpunan nilai, prinisp, tradisi, dan cara bekerja yang dianut bersama oleh dan
memengaruhi perilaku serta tindakan para anggota organisasi.
Definisi “budaya” di sini menyiratkan tiga hal. Pertama, budaya adalah sebuah persepsi,
bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara fisik, tetapi para karyawan menerima dan
memahaminya melalui apa yang mereka alami dalam organisasi. Kedua, budaya organisasi
bersifat deskriptif, yaitu berkenaan dengan bagaimana para anggota menerima dan mengartikan
budaya tersebut, terlepas dari apakah mereka menyukainya atau tidak. Ketiga, budaya dinilai
sebagai aspek penerimaan (penganutan) bersama (shared), yaitu para individu di dalam
organisasi memiliki latar belakang yang berbeda dan bekerja pada jenjang organsasi yang juga
berbeda, mereka cenderung mengartikan dan mengutarakan budaya organisasi dengan cara
yang sama.
Berbagai kajian telah mengungkapkan bahwa ada tujuh dimensi yang menjabarkan budaya
sebuah organisasi. Tujuh dimensi budaya organisasi adalah perhatian pada detail, orientasi
hasil, orientasi manusia, orientasi tim, agresivitas, stabilitas, serta inovasi dan pengambilan
risiko. Semakin kuat budaya organisasi cenderung lebih baik. Semakin kuat budaya organisasi,
semakin kuat memengaruhi bagaimana para manajer merencanakan, menata, memimpin, dan
mengendalikan. Sumber pertama sebuah budaya organisasi umumunya adalah visi sang, atau
para, pendiri organisasi. Sebuah budaya dipertahankan hidup oleh para anggota organisasi
melalui kriteria seleksi karyawan, tindakan jajaran manajemen puncak, dan berbagai proses
sosialisasi. Selain itu, budaya organisasi juga dapat ditanamkan kepada para karyawan melalui
cerita-cerita, ritual-ritual korporasi, simbol-simbol kebendaan, dan bahasa.
Unsur-unsur ini membantu para karyawan untuk “mempelajari” nilai-nilai dan perilaku apa
yang dianggap penting serta siapa-siapa saja yang dapat dijadikan teladan dalam oorganisasi.
Budaya organisasi memengaruhi bagaimana para manajer menjalankan fungsi-fungsi
perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian.

C. ISU-ISU BUDAYA ORGANISASI TERKINI


Budaya organisasi yang beretika dicirikan oleh toleransi yang tinggi terhadap
pengambilan risisko, memberi ruang yang sempit atau sedang-sedang saja bagi agresivitas, dan
berfokus pada cara maupun hasil. Budaya organisasi yang inovatif dicirikan oleh tantangan
dan keterlibatan, kebebasan, kepercayaan dan keterbukaan, waktu untuk mengembangkan
gagasan, keceriaan/humor, penyelesaian konflik, perbedaan pendapat, dan keberanian
mengambil risiko. Budaya organisasi yang berorientasi pelanggan memiliki: para karyawan
yang ramah dan mudah bergaul, pekerjaan dengan sedikit aturan dan prosedur yang kaku dan
mengikat, pemberdayaan karyawan, peran dan sasaran yang jelas, serta para karyawan yang
termotivasi untuk memuaskan pelanggan. Budaya organisasi yang mendukung kebhinekaan
dicirikan oleh para manajer yang menunjukkan melalui keputusan dan tindakannya bahwa
mereka menghargai keberagaman, dan budaya ini mendorong para karyawan untuk berperilaku
menjunjung tinggi kebhinekaan.
Spiritualitas tempat kerja merupakan hal yang penting karena banyak karyawan yang kini
mencari bentuk penyeimbangan bagi semua stres dan tekanan yang mereka rasakan dalam
kehidupan modern yang penuh gejolak, dan mereka pun menginginkan keterlibatan serta
keterhubungan dengan orang lain yang sering kali hilang dalam gaya hidup komtemporer ini.
Agama-agama formal dianggap gagal oleh sebagian orang untuk memenuhi kebutuhannya, dan
orang-orang dari generasi baby boomer yang kini menginjak usia paruh-baya kini mulai
mencari sesuatu yang lebih bermakna bagi hidupnya. Organisasi spiritual biasanya memiliki
lima ciri berikut: kesadaran yang kuat akan makna, penekanan pada pengembangan individu,
kepercayaan dan keterbukaan, pemberdayaan karyawan, dan toleransi terhadap ekspresi diri
para karyawan.

D. LINGKUNGAN ORGANISASI
Lingkungan eksternal (external environment) adalah faktor-faktor dan kekuatan yang berada
di luar organisasi, tetapi memengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan eksternal memiliki dua
komponen: lingkungan spesifik dan lingkungan generic (umum).
Lingkungan spesifik (specific environment) adalah kekuatan eksternal yang membawa dampak
langsung terhadap pengambilan berbagai keputusan dan tindakan oleh para manajer, dan secara
langsung relevan (terkait) dengan pencapaian sasaran organisasi. Kekuatan utama yang
membentuk lingkungan spesifik adalah pelanggan, pemasok, pesaing, dan kelompok
kepentingan dalam masyarakat. Sedangkan, lingkungan umum (general environment) adalah
kondisi eksternal yang lebih luas yang dapat memengaruhi kinerja sebuah organisasi. Kekuatan
utama lingkungan umum atau lingkungan generic meliputi, kondisi-kondisi ekonomi,
politik/hukum, sosial-budaya, demografis, teknologi, dan global secara luas.
Terdapat dua cara melalui mana lingkungan memengaruhi para manajer dalam menjalankan
fungsi-fungsi manajemen yaitu, melalui ketidakpastian yang dikandung oleh lingkungan dan
melalui hubungan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders).
Dua dimensi ketidakpastian lingkungan adalah laju perubahan (stabil dan dinamis). Bila
komponen sebuah lingkungan (organisasi) sering kali berubah, maka disebut sebagai
lingkungan dinamis. Bila lingkungan tersebut hamper tidak pernah berubah atau hanya
perubahan yang minimal saja, maka disebut lingkungan stabil. Dimensi lain dari ketidakpastian
adalah tingkat kompleksitas lingkungan. Kompleksitas lingkungan (environmental complexity)
adalah jumlah komponen dalam sebuah lingkungan organisasi dan tingkat pemahaman
organisasi mengenai komponen-komponen tersebut. Tingkat kompleksitas dibagi menjadi dua
yaitu, kompleksitas sederhana dan kompleksitas kompleks.
Sifat dari hubungan dengan para pemangku kepentingan merupakan cara lainnya bagi
lingkungan untuk memengaruhi pencapaian hasil organisasi. Para pemangku kepentingan
(stakeholders) adalah sembarang pihak yang ada dalam lingkungan organisasi, yang terkena
dampak dari keputusan dan tindakan organisasi. Pemangku kepentingan yang paling umum
dijumpai dalam kasus kebanyakan organisasi adalah pelanggan, kelompok aksi sosial dan
politik, pesaing, asosiasi dagang dan industri, pemerintah, media massa, pemasok, masyarakat,
pemegang saham, serikat kerja, dan karyawan. Empat Langkah untuk mengelola hubungan
dengan para pemangku kepentingan organisasi. Pertama,mengenali pemangku kepentingan
organisasi. Kedua, mengetahui apa kepentingan dan kemauan para pihak tersebut terhadap
organisasi. Ketiga, menentukan seberapa penting atau seberapa besar pengaruh setiap pihak
bagi keputusan dan tindakan organisasi. Keempat, menentukan cara mengelola hubungan
dengan para pemangku kepentingan itu.
E. KESIMPULAN
Budaya dan lingkungan organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan
suatu perusahaan. Budaya organisasi mencakup nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang dianut
oleh anggota organisasi, sementara lingkungan organisasi mencakup faktor-faktor eksternal
yang memengaruhi operasi perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, budaya organisasi dapat
mencerminkan nilai-nilai, seperti kerja sama, inovasi, atau orientasi pada pelanggan. Budaya
organisasi yang kuat dan positif dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif,
memotivasi karyawan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Sebaliknya, budaya organisasi
yang negative atau tidak sejalan dengan tujuan perusahaan dapat menyebabkan konflik,
ketidakpuasan karyawan, dan kinerja yang buruk.
Lingkungan organisasi juga memiliki dampak signifikan pada perusahaan. Faktor-faktor
eksternal seperti persaingan pasar, peraturan pemerintah, dan tren industri dapat memengaruhi
strategi bisnis, pengambilan keputusan, dan operasi sehari-hari perusahaan. Perusahaan yang
mampu mengidentifikasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan organisasi memiliki
peluang yang lebih baik untuk bertahan dan berkembang.
Penting bagi manajer untuk memahami dan mengelola budaya dan lingkungan organisasi
dengan baik. Manajer dapat menciptakan budaya dan lingkungan organisasi yang positif
melalui komunikasi yang efektif, penghargaan terhadap prestasi, dan pengembangan karyawan.
Mereka juga perlu mengikuti perkembangan lingkungan manajemen dan mengambil tindakan
yang tepat untuk menghadapinya.
Dapat disimpulkan, budaya dan lingkungan organisasi memiliki peran yang penting dalam
keberhasilan suatu perusahaan. Budaya organisasi yang positif dapat meningkatkan kinerja
karyawan dan kepuasan pelanggan, sementara lingkungan organisasi yang baik memungkinkan
perusahaan untuk bertahan dan berkembang dalam persaingan yang semakin ketat. Manajer
harus memahami dan mengelola kedua aspek ini dengan baik untuk mencapai kesuksesan
jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Robbins S., C. Mary.(2010). Manajemen jilid 1, ed. ke-10. Terjemahan: Bob Sabran,
M.M. Jakarta. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai