DISUSUN OLEH
EM-N KELOMPOK 4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan tentang proses perubahan dalam konteks
manajemen organisasi?
2. Bagaimana jenis-jenis perubahan dalam organisasi dapat
diklasifikasikan, dan apa perbedaan karakteristiknya?
3. Bagaimana cara efektif mengelola penolakan perubahan di dalam
organisasi, dan apa faktor yang memengaruhinya?
4. Apa isu relevan dalam mengelola perubahan di lingkungan bisnis dan
dampaknya terhadap organisasi?
5. Apa teknik efektif untuk merangsang inovasi dalam organisasi dan
pengaruh terhadap keberlanjutan perusahaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Perubahan
Pengambilan keputusan akan menjadi efesien jika hasil dari setiap
alternatif bisa diprediksi dengan akurasi yang hampir pasti. Perubahan
adalah sebuah realitas organisasi. Organisasi menghadapi perubahan karena
faktor eksternal dan internal membuat perlunya perubahan.
2. Stres Karyawan
Stres adalah reaksi merugikan yang orang miliki terhadap tekanan
berlebihan yang ditempatkan kepada mereka dari tuntutan, kendala, atau
peluang yang luar biasa. stres lebih sering dikaitkan dengan kendala dan
tuntutan suatu kendala (constraint) akan mencegah untuk melakukan apa
yang diinginkan (demand) merujuk pada hilangnya sesuatu yang
diinginkan. para karyawan umumnya merasa stres karena menghadapi
peluang, kendala, dan tuntutan. Sebuah tinjauan kinerja yang baik dapat
menyebabkan promosi, tanggung jawab yang lebih besar, dan gaji yang
lebih tinggi tapi adanya tekanan yang berpengaruh (stress) pada
karyawan dalam mendapatkan promosi.
Stres dapat disebabkan oleh faktor personal dan faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan yang disebut stresor. kategori stres
organisasi dibagi menjadi 5 kategori antara lain,
a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang berhubungan dengan
pekerjaan karyawan pekerjaan seseorang (otonomi, variasi tugas,
tingkat otomatisasi), kondisi kerja dan tata letak fisik dari pekerjaan
memberikan tekanan pada karyawan ketika "hasil" yang ditetapkan
kuota dianggap berlebihan.
b. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang ditempatkan
kepada karyawan sebagai fungsi dari peran tertentu yang ia mainkan
di organisasi. Konflik peran menghasilkan ekspektasi yang mungkin
sulit untuk disesuaikan atau dipenuhi.
c. Tuntutan interpersonal adalah tekanan yang dihasilkan oleh
karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja dan
hubungan interpersonal yang buruk dapat menyebabkan stres yang
cukup tinggi, terutama di kalangan karyawan yang kebutuhan
sosialnya tinggi.
d. Struktur organisasi dapat meningkatkan stres. Aturan yang
berlebihan dan kurangnya kesempatan karyawan untuk berpartisipasi
dalam keputusan yang memengaruhi diri mereka adalah contoh
variabel struktural yang mungkin menjadi potensi sumber stres.
e. Kepemimpinan organisasi mewakili gaya supervisi dari manajer
organisasi. Ada manajer yang membuat budaya yang ditandai oleh
ketegangan, ketakutan, dan kecemasan. Mereka membangun tekanan
yang tidak realistis untuk dilakukan dalam jangka pendek.
E. Merangsang Inovasi
Kesuksesan dalam bisnis pada masa kini menuntut inovasi dalam dunia
persaingan global yang dinamis dan sibuk. Google adalah contoh yang baik
dari inovasi yang baru dan lebih cepat. Google bertanya kepada pengguna
terpilih tentang berapa banyak hasil pencarian yang mereka ingin lihat.
Hasilnya butuh waktu lebih lama untuk memunculkan hasil pencarian.
Google mencoba cara yang baru:
1. Kreativitas versus inovasi
Kreatifitas mengacu pada kemampuan untuk menggabungkan ide-
ide dengan cara yang unik atau untuk membuat asosiasi yang tidak biasa
diantara ide-ide. Hasil dari proses kreatif perlu diubah menjadi produk
atau metode kerja yang berguna, didefinisikan sebagai inovasi. Dengan
demikian, organisasi yang inovatif ditandai dengan kemampuannya
untuk menghasilkan ide-ide baru yang diimplementasikan menjadi
produk, proses, dan prosedur baru yang dirancang agar berguna.
3. Variabel Struktur
a. Struktur Organik
Struktur organik memiliki formalisasi, sentralisasi, dan spesialisasi
kerja yang rendah. Struktur ini memfasilitasi fleksibilitas dan
berbagi ide untuk inovasi.
b. Sumber daya berlimpah
Menyediakan bahan penting untuk inovasi sehingga manajer
mampu membeli inovasi, membayar biaya dalam melembagakan
inovasi dan menyerap kegagalan.
c. Komunikasi antar unit yang tinggi
Tim lintas fungsi, gugus tugas, dan desain organisasi lain akan
memfasilitasi interaksi lintas departemen dan secara luas digunakan
di dalam organisasi yang inovatif.
d. Meminimalkan tekanan waktu
Organisasi inovatif mencoba meminimalkan tekanan waktu yang
ekstrem dalam kegiatan kreatif. Meskipun tekanan waktu dapat
memacu orang untuk bekerja lebih keras, studi menunjukan bahwa
hal ini justru menyebabkan mereka menjadi kurang kreatif.
e. Mendukung Kreatifitas
Kinerja kreatif karyawan akan meningkat ketika struktur organisasi
secara eksplisit mendukung kreatifitas, seperti dorongan, komunikasi
terbuka, kesiapan untuk mendengarkan, dan umpan balik yang
berguna.
4. Variabel Budaya
a. Menerima Ambiguitas
Terlalu banyak penekanan pada objektivitas dan spesifikasi akan
mengatasi kreativitas.
b. Toleransi terhadap hal yang tidak praktis
Individu yang awalnya menawarkan jawaban yang tidak praktis,
bahkan bodoh, terhadap pertanyaan, mungkin akan menghasilkan
solusi inovatif. Mendorong pemikiran kewirausahaan.
c. Kendali Eksternal hingga minimum
Aturan, peraturan, kebijakan, dan kendali organisasi yang serupa
akan dijaga hingga minimum.
d. Toleransi terhadap resiko
Karyawan didorong untuk bereksperimen tanpa takut terhadap
konsekuensi yang terjadi jika mereka gagal.
e. Toleransi terhadap konflik
Mendorong keragaman pendapat. Keharmonisan dan kesepakatan
di antara individu atau unit tidak dianggap sebagai bukti kinerja
yang tinggi.
f. Fokus pada hasil
Berfokus pada tujuan daripada cara yang digunakan. Sasaran
dibuat jelas dan individu didorong untuk mempertimbangkan rute
alternatif menuju pemenuhan sasaran. Fokus pada tujuan
menunjukan jawaban yang tepat akan dimungkinkan untuk setiap
masalah.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perubahan adalah aspek yang tak terhindarkan dalam dunia bisnis,
dipicu oleh faktor internal dan eksternal. Dua pandangan tentang proses
perubahan diberikan melalui metafora perairan tenang dan arung jeram.
Proses perubahan dalam metafora perairan tenang melibatkan pencairan
status quo, perubahan ke status baru, dan pembekuan ulang untuk
perubahan yang permanen. Di sisi lain, dalam metafora arung jeram,
perubahan dianggap sebagai sesuatu yang normal, dihadapi oleh organisasi
yang harus terus beradaptasi. Dalam mengelola perubahan, perlu dipahami
berbagai teknik, seperti edukasi, partisipasi, dan negosiasi. Namun,
penolakan terhadap perubahan sering muncul karena ketidakpastian dan
ketakutan akan hilangnya yang sudah ada.
Lingkungan bisnis saat ini berhadapan dengan banyak tantangan,
termasuk perubahan budaya organisasi yang harus dihadapi dengan
bijaksana. Selain itu, stres karyawan juga harus diperhitungkan dalam
upaya mencapai perubahan yang sukses. Dalam konteks inovasi,
organisasi harus mendorong kreativitas dan menciptakan lingkungan yang
merangsang ide-ide baru. Faktor seperti struktur, budaya, dan praktik
sumber daya manusia dapat memengaruhi tingkat inovasi. Agar perubahan
dan inovasi berhasil, organisasi perlu melibatkan seluruh anggotanya
dalam proses perubahan dan merangsang kreativitas serta adaptasi
terhadap perubahan di lingkungan bisnis yang terus berubah.
DAFTAR PUSTAKA