0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
233 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penyebab kegagalan perubahan organisasi menurut Dr. Robert Swaim dan tipologi perubahan organisasi menurut Kritner dan Kinicki. Faktor-faktor penyebab kegagalan perubahan organisasi antara lain kurangnya membangun rasa kebutuhan akan perubahan, kurangnya koalisi manajemen yang kuat, dan kurangnya komunikasi visi perusahaan. Sedangkan tipologi perubahan organisasi
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penyebab kegagalan perubahan organisasi menurut Dr. Robert Swaim dan tipologi perubahan organisasi menurut Kritner dan Kinicki. Faktor-faktor penyebab kegagalan perubahan organisasi antara lain kurangnya membangun rasa kebutuhan akan perubahan, kurangnya koalisi manajemen yang kuat, dan kurangnya komunikasi visi perusahaan. Sedangkan tipologi perubahan organisasi
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor penyebab kegagalan perubahan organisasi menurut Dr. Robert Swaim dan tipologi perubahan organisasi menurut Kritner dan Kinicki. Faktor-faktor penyebab kegagalan perubahan organisasi antara lain kurangnya membangun rasa kebutuhan akan perubahan, kurangnya koalisi manajemen yang kuat, dan kurangnya komunikasi visi perusahaan. Sedangkan tipologi perubahan organisasi
1. Jelaskan faktor-faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam perubahan
organisasi ! Peter Ferdinand Drucker seorang penulis dan konsultan manajemen mengatakan bahwa orang-orang sebenarnya tidak menolak perubahan. Namun, cara organisasi memperkenalkan perubahanlah yang sering sulit diterima oleh orang-orang di dalamnya. Berikut faktor – faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam perubahan organisasi menurut Dr. Robert Swaim, seorang expert di bidang Lean Six Sigma : Tidak membangun ‘sense of urgency’ yang tinggi Peluang untuk sukses memulai inisiatif perubahan akan hilang karena organisasi gagal membangun rasa urgensi kepada seluruh orang di dalam organisasi mengapa perubahan itu diperlukan. Tidak menciptakan “koalisi” yang kuat antar manajemen Organisasi memiliki peluang gagal, jika tidak berhasil membuat kelompok inti (pihak manajemen) yang solid dan mampu menularkan antusiasme akan perubahan. Karena disinilah pentingnya peran mereka untuk mendapat dukungan dari seluruh orang di dalam organisasi. Tidak memiliki visi untuk masa mendatang Organisasi gagal melakukan perubahan karena gagal membangun visi di masa depan yang sebenarnya dapat membantu mengarahkan upaya perubahan. Orang- orang ingin mengetahui, apa yang akan berbeda setelah perubahan ini dilakukan, serta apa saja nilai-nilai lama yang akan dipertahankan, dan strategi apa yang digunakan untuk mencapai visi tersebut. Kurangnya mengomunikasikan visi perusahaan Visi adalah sebuah pernyataan berharga yang akan menjadi acuan sebuah organisasi mencapai tujuanya. Namun, sering kali organisasi gagal mengomunikasikan visi nya kepada seluruh orang-orang di dalamnya. Sehingga, mereka tidak memiliki gambaran luas untuk apa perubahan dilakukan. Kendala yang ada di masa lalu tidak segera dihilangkan Kendala ini meliputi sistem, kebijakan, atau struktur yang sangat merusak visi tidak segera dihilangkan. Kurangnya penghargaan akan upaya perubahan dari individu Salah satu penyebab inisiatif perubahan gagal adalah kerena perusahaan tidak menghargai peningkatan kinerja individu sebagai hasil dari upaya perubahan yang mereka lakukan. Mendeklarasikan kesuksesan terlalu cepat Hal ini berkaitan dengan upaya organisasi yang gagal menilai dan mengukur upaya perubahan dan mengevaluasi hasilnya. Justru, sering kali mereka telah menyatakan bahwa mereka telah berhasil melakukan perubahan. Tidak menjembatani perubahan budaya dalam organisasi Kebanyakan organisasi gagal mendapat dukungan dari karyawan yang menolak untuk meninggalkan cara-cara lama dan menggantinya dengan cara yang baru. Hal ini karena organisasi tidak melakukan upaya pendekatan yang bertahap agar karyawan terbiasa untuk menggunakan cara baru dalam melakukan pekerjaan mereka.
2. Gambarkan dan analisis Tipologi Perubahan Organisasi !
Tipologi perubahan menurut Kritner dan Kinicki (2001) mengelompokkan perubahan ke
dalam tiga tipologi, yaitu: adaptive change, innovative change, dan radically innovative change. Adaptive change (perubahan adaptif) merupakan perubahan yang paling rendah tingkat kompleksitasnya, dan ketidak pastiannya. Perubahan ini menyangkut pelaksanaan perubahan yang sifatnya berulang atau meniru perubahan dari unit kerja yang berbeda, dan karyawan tidak merasakan kekhawatiran atas perubahan. Innovative change (perubahan inovatif) memperkenalkan praktik baru dalam organisasi. Perubahan ini berada di tengah kontinum diukur dari kompleksitas, biaya dan ketidakpastiannya. Ketidakbiasaan dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan ketidak pastian yang lebih besar akan hasilnya dapat membuat ketakutan terhadap tipe perubahan ini. Radically Innovative change (perubahan inovasi radikal) merupakan jenis perubahan yang paling sulit dilaksanakan, cenderung paling menakutkan bagi manajer untuk melaksanakan, karena memberikan dampak kuat pada keamanan kerja karyawan. Perubahan inovasi radikal merupakan perubahan yang bersifat mendasar/fundamental dengan dampak dan resiko yang luas. Resistensi perubahan cenderung meningkat bila perubahan begerak dari perubahan adaptif, inovatif, dan radikal.