Anda di halaman 1dari 13

KD.

3 DOKUMEN ADMINISTRASI USAHA

1. Pengertian dokumen administrasi usaha


Pengertian dokumen administrasi usaha menurut para ahli :
a. George R Terry
Kegiatan perencanaan, pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan
perkantoran, serta penggerakan mereka yang melaksanakannya agar
mencapai tujuan yang ditetapkan
b. Arthur Grager
Fungsi tata penyelenggaraan terhadap komunikasi dan pelayanan
warkat suatu organisasi.
c. Sondang P Siagian
Segala bentuk dari proses kerja sama antara dua individu atau lebih atas
dasar darionalitas terpilih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.

2. Fungsi dokumen administrasi usaha


a. Melengkapi, menyediakan, mengelola berbagai buku administrasi
dengan baik dan teratur.
b. Mencatat berbagai alat perlengkapan perusahaan dan kegiatan usaha
dalam buku administrasi.
c. Mengerjakan berbagai buku administrasi perusahaan.
d. Memelihara berbagai buku administrasi usaha dengan baik dan benar.

3. Jenis-jenis dokumen administrasi usaha


a. Surat Izin Usaha Perdagangan
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia nomor
36/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Perdagangan
mendefinisikan surat izin usaha perdagangan merupakan surat yang
digunakan untuk melaksanakan keguatan usaha perdagangan. Surat izin
usaha perdagangab (SIUP) dibutuhkan untuk kelancaran dan legalitas
usaha di bidang perdagangan. Diperlukannya memproses SIUP bukan
berarti pemerintah ingin membebani masyarakat, melainkan sebagai
bentuk kemudahan, keseragaman, dan ketertiban secara umum.
Macam – macam SIUP :
SIUP digolongkan menjadi tiga macam sesuai dengan modal dan
kekayaan bersih dari sebuah usaha.
• SIUP Kecil, merupakan SIUP yang dimiliki oleh perusahaan
perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih (netto)
seluruhnya sampai dengan Rp. 200.000.0000.- (dua ratus juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
• SIUP Menengah, merupakan SIUP yang wajib dimiliki oleh
Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih
(netto) seluruhnya di atas Rp. 200.000.000.- (dua ratus juta
rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000.- (lima ratus juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
• SIUP Besar, merupakan SIUP yang wajib dimiliki oleh
Perusahaan Perdagangan dengan modal dan kekayaan bersih
(netto) seluruhnya di atas Rp. 500.000.000.- (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Usaha yang tidak wjaib memiliki SIUP antara lain :
a) Kantor cabang perusahaan atau kantor cabang perwakilan
perusahaan
b) Perusahaan kecil perorangan yang tidak berbentuk Badan
Hukum atau Persekutuan, yang diurus, dijalankan, atau dikelola
sendiri oleh pemiliknya atau anggota keluarga / kerabat
terdekat.
c) Pedagang keliling, pedagang asongan, pedagang pinggir jalan
atau pedagang kaki lima
Proses pengurusan SIUP
Untuk mendapatkan SIUP, harus mengajukan surat permohonan SIUP
(SP – SIUP) terlebih dahulu. SP – SIUP bisa diajukan kepada Pejabat
Penerbit SIUP dengan mengisi formulir SP – SIUP terlebih dahulu dan
melampirkan persyaratan seperti akta pendirian perusahaan dari notaris,
fotokopi KTP, dan foto pemilik atau penanggung jawab perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor : 36/M
DAG/PER/9/2007, seseorang bisa mendapatkan SIUP paling lambat 3
hari kerja terhitung sejak diterimanya SP – SIUP dan dokumen
persyaratan secara lengkap dan benar. Pemilik SIUP pyang akan
membuka Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan, wajib melapor
secara tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUP di tempat kedudukan
Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan dengan melampirkan
persyaratan.
Sanksi – sanksi
Jenis sanksi yang diberikan kepada pelalu usaha ada tiga, yaitu sebagai
berikut :
a) Pemberian surat peringatan
Pemberian surat peringatan tertulis oleh pejabat penerbit SIUP
diberikan kepada pelaku usaha apabila :
• Pemilik SIUP yang akan membuka Kantor Cabang atau
Perwakilan Perusahaan, tidak melapor secara tertulis
kepada Pejabat Penerbit SIUP di tempat kedudukan
Kantor Cabang atau Perwakilan Perusahaan.
• Pemilik SIUP tidak melaporkan adanya perubahan data
dengan mengajukan SP-SIUP perubahan.
• Pemilik SIUP tidak menyampaikan laporan mengenai
pelaksanaan kegiatan usahanya, bila diminta oleh
Menteri atau Pejabat Penerbit SIUP.
• Pemilik SIUP yang tidak melakukan kegiatan usaha
semala 6 (enam) nulan berturut-turut atau menutup
perusahannya, dan tidak menyampaikan laporan secara
tertulis kepada Pejabat Penerbit SIUP disertai alasan
penutupan dan mengembalikan SIUP asli. Pemberian
surat peringatan maksimal tida kali berturut-turut dalam
rentang waktu dua pekan.
b) Pemberhentian sementara SIUP
Pemberhentian sementara SIUP kepada pelaku usaha dilakukan
apabila penanggung jawab perusahaan tidak menghiraukan
peringatan tertulis. Sanksi pemberhentian sementara SIUP
diberikan paling lama 3 bulan.
c) Pencabutan SIUP
Pencaburan SIUP dilakukan apabila penanggung jawab usaha
tidak mengurus pemberhentian sementara SIUP atau melanggar
ketentuan pendaftaran SIUP, misalnya melakukan pemalsuan
data atau membohongi petugas dengan jenis usahanya.

b. Surat Izin Tempat Usaha


Surat izin tempat usaha merupakan izin yang diberikan kepada
perorangan, perusahaan, atau badan unruk memperoleh tempat usaha
sesuai dengan tata ruang wilayah yang diperlukan dalam rangka
penanaman modal. Dasar hukum untuk SITU biasanya dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah berupa Perda. Dalam perda tersebut diatur
bagaimana proses memperoleh SITU dan informasi lainnya. SITU
diperlukan agar usaha yang dibangun mendapat pengakuan hukum dan
sah menggunakan tanah dan bangunan. Pembuatan SITU diharapkan
mampu mnciptakan keteraturan antara pengusaha sehingga tidak ada
saling klaim mengenai hak bangunan. Peraturan perizinan tempat usaha
diatur oleh daerah masing-masing, sehigga tiap daerah berbeda-beda
namun tetap mengacu pada Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Perdagangan nomor 56 Tahun 1971 tanggal 19
nimor 103-A/KP-V/71 Mei 1971 tentang ketentuan-ketentuan
kewenangan dalam memberikan izin tempat usaha dan izin usaha
perdagangan.
Ketentuan Izin Tempat Usaha
Ketentuan untuk mendaftarkan sudah diatur dalam Surat Keputusan
Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perdagangan nomor 56
Tahun 1971 tanggal 19 Nomor 103-A/KP-V/71 Mei 1972 tentang
ketentuan-ketentuan kewenangan dalam memberikan izin tempat usaha
dan izin usaha perdagangan. Ketentuan uang tertulis dalam surat
keputusan tersebut antara lain :
• Semua perusahaan yang menggunakan tempat untuk melakukan
usaha (usaha hinder ordonantie dan non-hinder ordonantie),
wajib memiliki izin tempat usaha. Jenis-jenis usaha Hinder
Ordonantie dapat dilihat di dalam Undang-Undang Gangguan.
• Izin tempat isaha berlaku untuk jangka-jangka waktu selama 5
tahun atau jangka waktu tertentu (kurang dari 5 tahun). Izin
tempat usaha yang berlaku untuk jangka waktu, dikeluarkan atas
dasar beberapa pertimbangan tertentu selain persyaratan yang
telah ditetapkan.
Persyaratan Mendapatkan SITU
Untuk memperoleh izin tempat usaha dilakukan dengan cara
mengajukan permohonan tertulis menurut formulir dan daftar isian
yang telah ditetapkan tiap-tiap daerah dengan melampirkan beberapa
dokumen sebagai berikut
• Skema lokasi tempat usaha
• Luas tanah / bangunan tempat usaha dan atau Sertifikat / Surat
tanah
• Surat izin persetujuan dari pemilik tanah/bangunan dan atau surat
perjanjian sewa menyewa kedua belah pihak bila tanah /
bangunan tersebut bukan milik pengusaha atau pemohon.
• Surat keterangan/bukti lunas/retribusi daerah yang dikeluarkan
Dinas Pendapatan Daerah.
• Gambaran bangunan / gambar kerja/ bestek.
• Perhitungan konstruksi dan fondasi
• Data mesin yang dipakai
• Jumlah tenaga kerja
• Study Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan
atau Usaha Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan atau
Pemantauan Lingkungan (LPL) bila diperlukan menurut
peraturan yang berlaku
• Memiliki racun api, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan
dari Dinas Pemadam Kebakaran.
Biaya Pembuatan SITU
Biaya pengurusan SITU berbeda-beda tiap daerahnya, sesuai dengan
peraturan daerah masing-masing. Namun rata-rata biaya yang
dikenakan tiap bangunan untuk mendapatkan SITU sebesar Rp. 5.000,-
(lima ribu rupiah) sampai dengan Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)
per meternya.
Sanksi-sanksi
Untuk menghindari pengusaha-pengusaha yang nakal dan untuk
keteraturan kota, maka sispapun yang melanggar akan dikenakan
hokum pidana yang diatur sebagai berikut :
• Keterlambatan sampai dengan 1 (satu) bulan dikenakan denda
sebesar 10% dari besarnya biaya Surat Izin Tempat Usaha yang
harus dibayar.
• Keterlambatan lebih dari 1 (satu) bulan sampai 3 (tiga) bulan
dikenakan denda sebesar 25% dari besarnya biaya SITU yang
harus dibayar.
• Keterlambatan lebih dari 3 (tiga) bulan sampai 6 (enam) bulan
dikenakan denda sebesar 50% dari besarnya biaya SITU yang
harus dibayar.
• Keterlambatan lebih dari 6 (enam) bulan sampai 1 (satu) tahun
dikenakan denda sebesar 100% dari besarnya biaya SITU yang
harus dibayar.
• Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang sudah diatur oleh
Peraturan Daerah ini dapat diancam dengan pidana kurungan
paling lama 6 (enam) bulan atau dendan sebanyak banyaknya
Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah)

c. Nomor Pokok Wajib Pajak


Pengertian :
Pajak merupakan kontribusi wajib pribadi atau badan kepada negara
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Nomor Pajak
Wajib Pajak merupakan nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan
sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

Fungsi dan Manfaat :


NPWP merupakan identitas dari wajib pajak dalam melaksanakan hak
dan kewajiban perpajakannya. Selain itu, pembuatan NPWP sekaligus
menjaga ketertiban pembayaran dan pengawasan administrasi
perpajakan. Berikut merupakan manfaat memiliki NPWP yang
disarikan dari booklet pajak pribadi Direktorat Jenderal Pajak.
• Kemudahan pengurusan administrasi dalam pengajuan kredit
bank, pembuatan rekening koran di bank, pengajuan SIUP/TDP,
pembayaran pajak final (PPh Final, PPN, dan BPHTB, dll),
pembuatan paspor, mengikuti lelang di instansi pemerintah.
• Kemudahan pelaynan perpajakan misalnya dalam pengembalian
pajak, pengurangan pembayaran pajak, penyetoran dan
pelaporan pajak.

Tarif Pajak Penghasilan


Pada dasarnya, tidak semua orang yang sudah bekerja atau
berpenghasilan wajib membayar pajak atau memiliki NPWP.
Berdasarkan Buku Pedoman Perpajakan yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Pajak tahun 2015, mulai tahun 2015, besarnya
PTKP adalah sebagai berikut :
• Rp. 36.000.000,00 untuk Wajib Pajak orang pribadi; • Rp.
3.000.000,00 tambahan untk Wajib Pajak yang kawin; • Rp.
36.000.000,00 tambahan untuk seorang istri yang
penghasian digabung dengan suami sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) UU PPh;
• Rp. 3.000.000,00 tambahan untuk setiap anggota keluarga
sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling
banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Sanksi-sanksi
Ketentuan mengenai kewajiban pendaftaran Pajak Penghasilan
ditentukan dalam Undang-Undang No.6 Tahun 1983 Tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan diubah terakhir kali
dalam
Undang-Undang No. 28 Tahun 2007. Dalam UU nomor 6 tahun 1983
pasal 41 ayat 1-3 mengatur tentang hukum pidana bagi yang sengaja
ataupun tidak sengaja (lupa) tidak membayar pajak. Hukumannya
antara lain sebagai berikut :
• Bagi yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban akan
dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya enam bulan
dan / denda setinggi-tingginya Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah).
• Bagi yang sengaja tidak memenuhi kewajiban atau menyebabkan
seseorang tidak memenuhi kewajiban akan dipidana dengan
pidana penjara selama-lamanya satu tahun dan / atau denda
setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,-(dua juta rupiah)

d. Tanda Daftar Perusahaan


Pada setiap perusahaan yang terdapat di Indonesia dan yang ingin
beroperasi secara legal, harus mendaftarkan perusahannya. Tanda daftar
perusahaan merupakan kelanjutan aktivitas perusahaan setelah
mendapatkan SIUP dan SITU. Tanda daftar perusahaan dimaksudkan
agar aktivitas perindustrian dan perdagangan di Indonesia bisa diawasi
dan dikontrol oleh pemerintah. Peraturan yang mengatur tentang tanda
daftar perusahaan (TDP) ada dalam Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran
Perusahaan.
Tanda daftar perusahaan adalah tanda pendaftaran yang diberikan oleh
kantor Pendaftaran Perusahaan kepada badan usaha atau perusahaan
yang telah disahkan pendaftarannya. Jadi, agar perusahaan yang sedang
dibangun terdaftar sebagai salah satu perusahaan resmi di Indonesia,
maka perlu untuk mengurus tanda daftar.
Perusahaan yang perlu mengurus TDP lepada pemerintah adalah
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), Koperasi,
Persekutuan Komanditer (CV), Firma (Fa), Perorangan dan Bentuk
Usaha Lainnya (BUL), termasuk Perusahaan Asing dengan status
Kantor Pusat, Kantor Tunggal, Kantor Cabang, Kantor Pembantu, Anak
Perusahaan, Agen Perusahaan, dan Perwakilan Perusahaan yang
berkedudukan dan menjalankan usahanya di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia wajib didaftarkan dalam daftar perusahaan.
Perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan wajib melakukan
pendaftaran di Kantor Pendaftaran Perusahaan dalam jangka waktu 3
(tuga) bulan terhitung sejak perusahaan mulai menjalankankegiatan
usahanya. Sedangkan perusahaan yang dikecualikan dari kewajibannya
melakukan pendaftaran adalah perusahaan negara yang berbentuk
perusahaan jawatan, perusahaan kecil perorangan dan juga usaha atau
kegiatan yang bergerak di luar bidang perekonomian yang sifat dan
tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan / laba. Jika kamu
masih merintis udaha kecil maka kamu tidak diwajibkan untuk
mengurus TDP. Yang dimaksud dengan usaha kecil adalah L:
• Usaha yang diurus, dijalankan, atau dikelola sendiri, atau hanya
memperkejakan anggota keluarga.
• Usaha yang tidak diwajibkan memiliki SIUP
• Usaha yang dilakukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

Persyaratan Pembuatan TDP


Persyaratan yang diberlakukan oleh tiap daerah bisa berbeda-beda,
namun secara garis besar pembuatan TDP memerlukan dokumen antara
lain :
• Mengisi formulir permohonan
• Fotokopi KTP pemilik atau penanggung jawab perusahaan •
Fotokopi NPWP
• Fotokopi SIUP
• Fotokopi SITU
• Fotokopi akte pendirian perusahaan
Dalam pengajuan TDP, pemilik udaha tidak akan dipungut biaya. Jika
sudah mendapatkan TDP, maka tidak perlu registrasi ulang, sebab TDP
yang kamu miliki sudah berlaku selama perusahaan itu tetap beroperasi
dan selama tidak ada perubahan terhadap kepemilikan, sifat, dan jenis
perusahaan.
Sanksi-sanksi
Berikut ini merupakan sanksi-sanksi yang diberikankepada perorangan
atau perusahaan bila melanggar ketentuan yang berlaku dalam Undang
Undang Nomor 3 Tahun 1982. Sanksi-sanksi yang tercantum dalam
undang-undang tersebut antara lain :
• Dalam pasal 32 ayat 1, jika dengan sengaja atau lalai untuk tidak
memenuhi kewajibannya mendaftarkan perusahaan, maka
diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 3 (tiga) bulan
atau pidana denda setinggi-tingginya Rp.3.000.000.- (tiga juta
rupiah)
• Dalam pasal 33 ayat 1, jika melakukan atau menyuruh melakukan
ppendaftaran secara keliru atau tidak lengkap, maka diancam
dengan pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau
pidana denda setinggi-tingginya Rp. 1.500.000.- (satu juta lima
ratus ribu rupiah)
• Dalam pasal 34 ayat 1, jika tidak memenuhi kewajibannya sesuai
dengan undang-undang yang berlaku dan atau peraturan
pelaksanaannya seperti misalnya menolak untuk menyerahkan
salah satu persyaratan, maka diancam dengan pidana kurungan
selama-lamanya 2 (dua) bulan atau pidana denda setinggi
tingginya Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah).

e. Surat - Surat Niaga


Surat niaga merupakan surat yang dikeluarkan oleh seseorang atau
badan untuk kepentingan dagang atau usaha. Surat niaga merupakan
surat resmi yang biasanya berisi tentang oenawaran atau pembelian
barang dan jasa.
1) Surat Perkenalan
Surat perkenalan berisi mengenai produk yang dihasilkan oleh
penjual dan ditujukan kepada pembeli dari perusahaan lain atau
kepada pelanhgan tertentu. Surat perkenalan biasanya
menginformasikan tentang profil perusahaan dan juga daftar
harga produk penjual. Surat ini penting diberikan kepada rekan
bisnis, agar perusahaan kita saling sinergi dengan perusahaan
lain.
2) Surat Permintaan Penawaran
Surat permintaan penawaran berisi mengenai permintaan akan
suatu produk kepada penjual dari perusahaan lain dengan harga
yang diminta pembeli. Surat permintaan penawaran
dimaksudkan untuk mendapatkan harg apromo suatu prosuk
dari penjual. Surat permintaan penawaran sekaligus
menginformasikan bahwa perusahaan kita sedang membutuhkan
produk mereka dan perusahaan kita bisa membantu perusahaan
lain untuk tetap berprosukai menjalankan usahanya.
3) Surat Penawaran
Surat penawaran berisi kurang lebih seperti surat perkenalan.
Namun, surat penawaran bisa diberikan kembali ketika
perusahaan lain yang membutuhkan produk tersebut dengan
harga yang lebih murah dari biasanya.
4) Surat Pemesanan
Surat pemesanan adalah surat yang diterbitkan oleh pembeli dan
ditujukan kepada penjual untuk keperluan pemesanan atau
permintaanbarang atau jasa yang hendak dibeli beserta harganya
dan cara pembayaran. Apabila pembayaran melalui transfer
bank, maka pembeli harus menyertakan bukti transfer dalam
surat pesanan.
5) Bagian-Bagian Surat
• Kop atau kepala surat
Dalam surat resmi, kop atau kepala surat harus selalu
ada. Hal ini dimaksudkan agar mempermudah penerima
surat. Penerima surat bisa dengan cepat mengetahui
pengirim surat. Kop surat berisi logo instansi, nama
instansi, alamat lengkap instansi, dan nomor telepon atau
faksmail.
• Nomor surat
Nomor adalah unsur penting yang harus ada. Hal ini
dimaksud untuk mempermudah bagian administrasi
untuk melakukan pendataan tentang surat yang keluar
dan masuk. Urutan nomor surat keluar/bulan surat/tahun
surat.
• Perihal
Perihal atau seringkali ditulis ‘hal’, merupakan inti atau
pokok surat. Hal ini dimaksudkan untuk memprrmudah
penerima surat untuk melihat garis besar isi surat dan
mengelompokkan mana surat yang harus segera direspon
dan mana surat yang bisa dibaca kemudian.
• Lampiran
Lampiran surat biasanya menunjukkan jumlah halaman
yang dikirim bersamaan dengan surat. Lampiran jika ada
diberikan agar bisa mempersingkat isi surat atau tubuh
surat.
• Tanggal surat
Pebulisan tanggal surat dimulai dengan nama kora
pengirim surat dan juga tanggal lengkap kapan surat itu
dikirim. Contoh : Yogyakarta, 19 Agustus 2021. Perlu
diperhatikan bahwa urutannya selalu kota, tanggal,
bulan, dan tahun. Penulisan bulan tidak bileh disingkat
atau diganti dengan angka.
• Alamat
Alamat surat merupakan kepada siapa surat ini
ditujukan. Alamat dalam surat disebut juga alamat
dalam. Sedangkan alamat luar terletak di amplop surat.
Alamat surat ditujukan langsung ke perorangan atau
departemen yang dituju.
• Salam pembuka
Salam pembuka sangat penting dalam surat niaga,
karena menunjukkan sopan santun dari pengirim surat.
Dalam surat-surat resmi, salam pembuka biasanya
tertulis
‘Dengan hormat’, atau ‘Salam sejahtera’, atau
‘Assalamualaikum wr.wb.’.
• Isi surat
Isi surat berisi tentang inti pokok dari surat. Untuk
menghindari kesalahpahaman, isi surat sebaiknya berisi
pesan singkat, padat, dan jelas. Jika ada informasi
tertentu yang sifatnya Panjang, bisa dijelaskan dalam
lampiran.
• Salam penutup
Sama halnya seperti salam pembuka, salam penutup
penting dituliskan dalam surat niaga untuk menunjukkan
sopan santun. Penulisan dalam penutup bisa dengan
‘Hormat kami’, atau ‘Wassalamualaikum wr.wb’.
• Tanda tangan dan nama terang
Tanda tangan dan nama terang merupakan penanggung
jawab dari sebuah surat. Surat resmi dianggap sah jika
sudah dibubuhi tanda tanga dan nama terang
penanggung jawab. Hal ini berkaitan dengan isi surat
bilamana ada kesalahan di kemudian hari.
• Tembusan
Tembusan merupakan Salinan surat yang dikirimkan
kepada pihak-pihak tertentu. Tembusan dituliskan
sebagai informasi bahwa surat tersebut sudah
dikirimkan. Tembusan ini sifatnya opsional, bisa
dibubuhkan jika diperlukan dan bisa juga tidak.

Anda mungkin juga menyukai