Anda di halaman 1dari 10

RESUME BAB 13

BIAYA PRODUKSI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


1. Angela Kartika Puri Selviana (141230488)
2. Dian Meina Dwi Haryanto (141230492)
3. Destia Ayu Retnasasi (141230494)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
I. PENGERTIAN BIAYA
A. Pendapatan Total, Biaya Total, Dan Keuntungan.
Para ekonom umumnya berasumsi bahwa tujuan dari Perusahaan adalah
memaksimalkan keuntungan dan mereka menemukan bahwa asumsi ini benar
untuk kebanyakan kasus yang ada. Yang dimaksudkan dengan keuntungan
Perusahaan adalah :
1. Pendapatan total (total revenue) adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari penjualan keluaran.
2. Biaya total (total cost) adalah nilai pasar dari masukan yang digunakan
perusahaan untuk melakukan proses produksi.
3. Keuntungan (profit) adalah pendapatan total dikurangi biaya total.
(Keuntungan : Pendapatan Total – Biaya Total)
Contoh : Jika Perusahaan memproduksi 100 unit barang dan dijual dengan harga
Rp. 500.000,00 per unit, pendapatan totalnya adalah Rp 50.000.000,00.

B. Biaya Sebagai Biaya Kesempatan


Ketika seseorang membayar untuk membeli barang, harga yang dibayar
tersebut merupakan biaya kesempatan karena uang tersebut untuk membeli barang
lain. Ketika mempekerjakan pegawai untuk produksi, upah yang dibayarkan
merupakan bagian dari biaya Perusahaan, karena perusahaan perlu membayar
biaya tersebut dengan uang, maka biaya tersebut disebut biaya eksplisit (explicit
cost): biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya-biaya atas
masukan. Sebaliknya sebagian dari biaya kesempatan yang dinamakan biaya
implisit (implicit costs) tidak memerlukan pembayaran secara tunai.
Perbedaan antara biaya eksplisit dan implisit menyoroti suatu hal penting
tentang bagaimana para ekonom tertarik mempelajari perusahaan membuat
keputusan-keputusan mengenai produksi dan harga. Para ekonom
mengikutsertakan kedua biaya untuk menghitung biaya total Perusahaan.
Sedangkan para akuntan bertugas menelurusi jumlah uang yang keluar/masuk di
perusahaan.

C. Biaya Modal Sebagai Biaya Kesempatan


Biaya implisit yang penting pada hampir semua bisnis adalah biaya
kesempatan dari modal finansial yang diinvestasikan pada bisnis tersebut.
Anggaplah A memiliki memiliki Rp 300.000.000 dari tabungannya untuk
membeli sebuah pabrik kue dari pemilik sebelumnya. Jika A memilih untuk tetap
mendepositkan unangnya dengan buga 5 persen stiap tahun, A akan mendapatkan
Rp 15.000.000 setiap tahunnya. Apabila uang ini digunakan untuk membeli pabrik
kue, A telah kehilangan Rp 15.000.000 dari pendapatan bunganya setiap tahun.
Pendapatan yang hilang tersebut merupakan saah satu jenis biaya kesempatan
implisit dari bisnis A.
Terdapat perbedaan antara perlakuan para ekonom dengan para akuntan
terhadap biaya modal, dan hal ini sangat benar adanya dalam perlakuan mereka
terhadap biaya modal. Seorang ekonom akan mamandang bunga dalam bentuk
pendapatan yang hilang setiap tahunnya sebagai biaya implisit dari bisnis.
Akuntan, tidak akan memasukkan bunga tersebut sebagai biaya, karena tidak ada
uang yang harus dikeluarkan dari bisnis untuk membayar jumlah tersebut.

D. Keuntungan Ekonomi Versus Keuntungan Akuntansi


Keuntungan ekonomi
(economic profit) sebagai
pendapatan total dikurangi
seluruh biaya kesempatan
baik eksplisit maupun
implisit untuk memproduksi
barang dan jasa yang dijual.
Seorang akuntan menghitung keuntungan akuntansi (accounting profit) sebagai
pendapatan total dikurangi biaya eksplisit perusahaan.
Keuntungan ekonomi merupakan konsep yang penting karena hal itu
memotivasi perusahaan yang menawarkan barang dan jasa. Perusahaan yang
menghasilkan keuntungan ekonomi bernilai positif akan tetap bertahan dalam
bisnis. Mencakup seluruh biaya kesempatan dan pendapatan dalam jumlah
tertentu sebagai kompensasi bagi pemilik Perusahaan. Saat Perusahaan kerugian
ekonomi , pemilik bisnis gagal untuk memperoleh pendapatan dalam jumlah yang
cukup untuk menutupi seluruh biaya produksi
keuntungan akuntansi adalah gambaran yang lebih terbatas dan terfokus
pada aspek-aspek yang dapat diukur secara akuntansi, sedangkan keuntungan
ekonomi mencakup gambaran yang lebih luas tentang semua faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi perusahaan.

II. PRODUKSI DAN BIAYA


Perusahaan mengeluarkan biaya ketika mereka membeli masukan untuk
membuat barang dan jasa yang mereka jual. Contoh: ukuran tempat produksi tetap
dan perusahaan dapat mengubah jumlah produksi yang dihasilkan hanya dengan
mengubah jumlah pekerjanya. Artinya, perusahaan tidak dapat membangun tempat
produksi yang lebih besar hanya dalam waktu semalam, tetapi dapat melakukannya
dalam jangka waktu setahun atau lebih.
A. Fungsi Produksi
Fungsi Produk (Prodution Function) adalah hubungan antara jumlah
masukan yang digunakan untuk membuat barang dengan jumlah keluaran dari
barang tersebut.
Produk Marginal (marginal product) dari setiap masukan dalam proses
produksi adalah kenaikan pada jumlah keluaran yang dihasilkan dari penambahan
satu unit masukan. Jika jumlah pekerja meningkat, maka produk marginal akan
menurun.
Pekerja kedua memiliki produk marginal sebanyak 40 unit, pekerja ketiga
memiliki produk marginal 30 unit, pekerja keempat memiliki produk marginal 20
unit. Ciri inilah yang disebut Penurunan Produk Marginal (Diminishing
Marginal Product)

B. Dari Fungsi Produksi ke Kurva Biaya Total


Biaya operasi pabrik A adalah Rp 300.000 per jam, dan biaya pekerja adalah
Rp 100.000 per jam. Jika A memperkejakan 1 orang, maka biaya totalnya adalah
Rp 400.000. jika memperkejakan 2 orang, maka biaya totalnya Rp 500.000 per
jam nya, dan seterusnya.
Kurva biaya total (total-cost curve) semakin curam ketika jumlah produksi
bertambah, tetapi kurva fungsi produksi semakin mendatar ketika jumlah produksi
bertambah. Perubahan kemiringan ini terjadi karena laasan yang sama. Jumlah
produksi kue yang tinggi menunjukkan bahwa dapur A dipenuhi dengan pekerja.
Karena dapur begitu penuh, setiap penambahan pekerja memberikan konstribusi
produksi yang kecil, yang mencerminkan penurunan produk marginal. Maka,
kurva fungsi produksi semakin datar, namun, Ketika dapur semakin penuh, untuk
memproduksi kue memerlukan banyak tambahan pekerja dan hal tersebut

mememrlukan biaya tinggi. Maka, ketika jumlah yang diproduksi tinggi, kurva
biaya total semakin curam.

III. BERBAGAI UKURAN BIAYA


Dari kurva biaya total, kita dapat
mengambil beberapa ukuran biaya yang
akan berguna dalam menganalisis
keputusan mengenai produksi dan harga.
Jika kurva semakin curam seiring
kenaikan jumlah produksi berarti produk
marginal menurun.

A. Biaya Tetap dan Biaya Variabel


Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah beberapa pun
jumlah barang yang diproduksi. Biaya ini akan tetap ada walaupun perusahaan
tidak memproduksi apa-apa. Biaya tetap meliputi biaya sewa,dan upah tenaga
kerja. Sedangkan sebuah biaya yang lain disebut Biaya Variabel (Variabel
Cost), yaitu biaya yang nilainya berubah-ubah sesuai dengan jumlah keluaran
yang diproduksi. Semakin banyak barang yang diproduksi maka semakin banyak
bahan yang dibeli.

B. Biaya Rata-Rata dan Biaya Marginal


Untuk mencari biaya suatu unit yang diproduksi, kita akan membagi biaya
suatu perusahaan dengan jumlah keluaran yang diproduksi. Biaya total dibagi
jumlah keluaran tersebut adalah biaya total rata-rata (average total cost).
Karena biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variable,
biaya total rata-rata dinyatakan sebagai penjumlahan antara biaya tetap rata-rata
dengan biaya variabel rata-rata.

Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) adalah biaya tetap dibagi jumlah
keluaran, dan biaya variabel rata-rata (average variable cost) adalah biaya
variabel dibagi jumlah keluarannya. Biaya total rata-rata menunjukkan biaya dari
setiap unitnya, tetapi biaya ini tidak menunjukkan berapa banyak biaya total yang
akan berubah seiring perubahan tingkat produksinya. Biaya marginal (marginal
cost) merupakan meningkatnya biaya total yang disebabkan karena adanya
tambahan unit yang diproduksi.

Rumus biaya total rata-rata


Biaya total rata-rata = biaya total/jumlah (ATC = TC/Q)
Rumus Biaya marginal
Biaya marginal = perubahan biaya total/perubahan jumlah (MC = ∆TC/∆Q)
Lambang ∆ / delta menyatakan perubahan pada suatu variable.

C. Kurva-Kurva Biaya dan Bentuknya

1. Kenaikan biaya marginal


Biaya marginal pada perusahaan meningkat seiring naiknya jumlah keluaran
yang diproduksi. Bentuk yang miring ke atas ini mencerminkan perilaku dari
penurunan produk marginal. Ketika sebuah perusahaan memproduksi barang
dalam jumlah kecil ia hanya membutuhkan sedikit pekerja dan banyak peralatan
yang tidak digunakan. Sebaliknya ketika ingin memproduksi jumlah barang
dalam jumlah besar maka diperlukan lebih banyak bekerja dan peralatan juga
lebih banyak digunakan. Perusahaan tersebut dapat memproduksi lebih banyak
barang dengan menambah pekerja tetapi pekerja yang baru harus bekerja dalam
kondisi yang sesak dan menunggu untuk menggunakan peralatan titik maka dari
itu; ketika jumlah barang yang diproduksi tinggi, produk marginal pekerja
rendah dan biaya marginal dari sebuah barang yang diproduksi menjadi besar.

2. Biaya total rata-rata berbentuk huruf U


Biaya total rata-rata mencerminkan bentuk dari biaya tetap rata-rata dan biaya
variabel rata-rata. Pada tingkat keluaran yang rendah seperti hanya satu atau dua
barang tiap jamnya biaya total rata-rata tinggi bahkan meskipun biaya variabel
rata-rata rendah. Namun seiring naiknya keluaran biaya tetap terbagi pada
jumlah unit yang semakin besar. Hasilnya biaya total rata-rata juga menurun
hingga jumlah keluaran perusahaan mencapai 5 barang per jam titik tarik
menarik kekuatan antara biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata
menghasilkan kurva biaya total rata-rata yang berbentuk huruf U.

3. Hubungan antara biaya marginal dan biaya total rata-rata.


Bilamana biaya marginal nilainya lebih kecil dari biaya total rata-rata maka
biaya total rata-rata akan menurun nilainya dan begitu pula sebaliknya. Kurva
biaya marginal akan memotong kurva biaya total rata-rata pada titik
minimumnya. Mengapa demikian? Karena pada tingkat keluaran rendah biaya
marginal akan berada di biaya total rata-rata maka biaya total rata-rata akan
menurun titik tetapi setelah kedua kurva tersebut saling berpotongan nilai biaya
marginal naik di atas nilai biaya total rata-rata. Maka titik potong tersebut
merupakan nilai minimum dari biaya total rata-rata.

4. Kurva-kurva biaya yang umum


Perusahaan selalu ada produk marginal, yang artinya meningkatnya biaya
marginal bergantung pada semua tingkat keluaran. Namun pada kebanyakan
perusahaan, produk marsinal tidak langsung mengalami proses penurunan
segera setelah pekerja pertama dipekerjakan. Hal ini bergantung pada proses
produksi pekerja kerja lain yang memiliki produk marginal lebih tinggi dari
pekerja utama.
D. Kurva-Kurva Biaya yang Umum
Kurva kurva biaya memiliki tiga aspek penting yang perlu diperhatikan:
a. Biaya marginal pada akhirnya akan meningkat seiring peningkatan jumlah
keluaran.
b. Kurva biaya total rata-rata berbentuk huruf U
c. Kurva biaya marginal akan memotong kurva biaya total rata-rata pada titik
minimum kurva biaya total rata-ratanya.

IV. BIAYA JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

A. Hubungan antara biaya total rata-rata jangka pendek dan jangka Panjang
Biaya tetap jangka pendek : Diilustrasikan sebuah perusahaan membuat
produk, dalam rentang waktu beberapa bulan, perusahaan tidak dapat mengubah
ukuran atau jumlah pabrik. Satu-satunya cara untuk menambah jumlah produksi
alah dengan menambah jumlah pekerja.
Biaya variabel jangka Panjang : biaya-biaya untuk melakukan hal dalam
rentang beberapa tahun, seperti perusahaan dapat memperluas ukuran pabriknya,
membangun pabrik yang baru, atau menutup salah satu pabriknya.
Kebanyakan biaya bersifat tetap pada jangka pendek dan bersifat variable pada
jangka Panjang . Dalam jangka Panjang, perusahaan dapat memilih kurva jangka
pendek yang ingin digunakan. Tetapi, dalam jangka pendek, peusahaan harus
menggunakan salah satu kurva janka pendek yang telah dipilih sebelumnya.
Ketika perusahaan meningkatkan jumlah produksi per hari dalam jangka
pendek perusahaan akan menambah jumlah pekerja.karena biaya marginal
menurun, maka akan terjadi penigkatan biaya. Tetapi, pada jangka Panjang
perusahaan akan memperluas ukuran pabriknya atau menambah jumlah
pekerjanya sehingga biaya total rata-rata akan tetap.

B. Skala ekonomis dan disekonomis


Skala Ekonomis (economies of scale) : ciri dimana biaya total rata-rata jangka
Panjang menurun seiring meningkatnya jumlah keluaran.
Skala Disekonomis (diseconomies of scale) : ciri dimana biaya total rata-rata
jangka Panjang meningkat seiring meningkatnya jumlah keluaran.
Skala Hasil Tetap (constant returns to scale) : ciri dimana biaya total tetap
rata-rata jangka Panjang nilai nya tetap meskipun jumlah keluaran berubah.

V. KESIMPULAN
Dalam makalah ini, telah dibahas topik tentang biaya produksi, yang merupakan
aspek penting dalam ekonomi dan manajemen bisnis.
Berikut adalah kesimpulan dari makalah ini:
1. Pengertian Biaya : Biaya produksi terdiri dari dua komponen utama, yaitu biaya
tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang
tetap dan tidak berubah meskipun jumlah produksi berubah, sementara biaya variabel
berubah seiring dengan perubahan jumlah produksi.

2. Fungsi Produksi : Fungsi produksi adalah hubungan antara jumlah masukan (input)
yang digunakan untuk membuat barang atau jasa dengan jumlah keluaran (output)
yang dihasilkan. Fungsi produksi juga mencakup konsep produk marginal, yang
menggambarkan perubahan dalam jumlah keluaran akibat penambahan satu unit
masukan.

3. Kurva-Kurva Biaya : Kurva biaya total rata-rata umumnya memiliki bentuk huruf
U, yang mencerminkan bahwa biaya rata-rata menurun saat jumlah produksi
meningkat hingga mencapai titik minimum, setelah itu biaya rata-rata mulai
meningkat. Biaya marginal pada umumnya meningkat seiring peningkatan jumlah
produksi, dan kurva biaya marginal akan memotong kurva biaya total rata-rata pada
titik minimumnya.

4. Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang : Dalam jangka pendek, biaya tetap tetap
konstan, sedangkan dalam jangka panjang, perusahaan memiliki fleksibilitas untuk
mengubah biaya tetap dan variabelnya. Skala ekonomis terjadi ketika biaya total rata-
rata jangka panjang menurun seiring meningkatnya jumlah produksi, sedangkan skala
disekonomis terjadi saat biaya total rata-rata jangka panjang meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah produksi.

Dengan memahami konsep biaya produksi ini, perusahaan dapat membuat keputusan
yang lebih baik dalam hal produksi, harga penjualan, dan perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang. Keseluruhan, pemahaman tentang biaya produksi adalah penting
dalam manajemen bisnis dan pengambilan keputusan ekonomi bagi kelangsungan
perekonomian perusahaan.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai