Kelompok 5 :
1. Zaenudin (12402193126)
2. Ghysty Kartika asri (12402193130)
3. Nana imro’atul Khoiriyah (12402193136)
4 Anggi Nur Ngaini (12402193146)
A. Konsep biaya relevan
Secara umum, biaya berkaitan dengan tingkat harga suatu barang yang harus
dibayar. Jika kita membeli sebuah produk secara tunai dan kemudian segera
menggunakan produk tersebut, maka tidak akan ada masalah yang timbul dalam
pendefinisian dan pengukuran biaya produk tersebut. Namun demikian, jika
barang tersebut dibeli, lalu disimpan untuk sementara waktu dan kemudian baru
digunakan, maka akan muncul masalah. Masalah tersebut akan lebih rumit lagi
jika barang tersebut merupakan asset yang berumur panjang yang akan
digunakan pada tingkat yang bermacam-macam pada beberapa periode waktu
yang tak terbatas.
LANJUTAN
Pada dasarnya dalam teori biaya terdapat biaya transaksi eksplisit dan biaya
transaksi implisit. Biaya transaksi eksplisit adalah biaya langsung dan mudah
untuk diidentifikasi karena melibatkan fisik objek yang dipertukarkan serta
memiliki dampak langsung pada keuntungan. Biaya tersebut bisa berupa jumlah
uang yang berpotensi mengalami kehilangan, karena memilih untuk
menggunakan sumber daya internal daripada menerima pembayaran dari pihak
ketiga dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan tersebut. Sementara itu,
biaya transaksi implisit merupakan biaya opportunity atau hilangnya peluang
dalam suatu waktu atau situasi dan termasuk pengeluaran tidak langsung. Biaya
transaksi implisit sulit untuk diketahui karena invisible, termasuk di dalam harga
perdagangan dan bergantung pada karakteristik perdagangan dan kondisi pasar.
LANJUTAN
Fungsi produksi dan biaya terdapat baik pada tingkat pabrik secara individual,
perusahaan-perusahaan dengan beberapa pabrik (multi-plant firm), maupun
pada tingkat perusahaan secara keseluruhan. Fungsi biaya sebuah perusahan
dengan beberapa pabrik merupakan penjumlahan fungsi biaya dari pabrik-
pabrik secara individual.
Bisa dilihat pada gambar 8.6 sebuah kurva LRAC yang berbentuk U pada
tingkat pabrik. Jika permintaan cukup besar, maka perusahaan akan menggu
akan pabrik sebanyak N yang masing-masing ukurannya optimal dan masing-
masing menghasilkan output sebesar Q unit.
LANJUTAN
Analisis pulang-pokok (breakeven analysis) -sering juga disebut ana lisis kontribusi laba-
merupakan teknik analisis penting yang digunakan untuk mempelajari hubungan-
hubungan antara biaya, penerimaan, dan laba. Sifat analisis pulang-pokok ini dilukiskan
dalam Gambar 8.10, yakni sebuah grafik dasar pulang-pokok, yang terbentuk dari sebuah
kurva TC dan penerimaan total (TR) suatu perusahaan.
Grafik diatas menunjukkan sebuah grafik pulang-pokok yang linier. Biaya tetap (FC) sebesar Rp60
juta ditunjukkan oleh sebuah garis horizon tal. Dengan menganggap biaya variabel (VC) sebesar
Rp1.800,00 per unit, maka biaya total (TC) akan meningkat sebesar Rp1.800,00 (VC per unit) untuk
setiap satu unit tambahan output yang dihasilkan. Produk tersebut dianggap dijual dengan harga
Rp3.000,00 per unit, jadi penerimaan total (TR) adalah sebuah garis lurus dari titik origin. Slope
garis TR tersebut lebih curam daripada slope TC. Hal tersebut terjadi karena perusahaan tersebut
akan menerima penghasilan sebanyak Rp3.000,00 untuk setiap unit produk yang dihasilkan, tetapi
hanya mengeluarkan sebesar Rp1.800,00 untuk biaya tenaga kerja, bahan-bahan, dan input-input
variabel lainnya. Sampai titik pulang pokok ditunjukan oleh perpotongan qntara garis TR dan garis
TC, perusahaan menderita kerugian, setelah melampaui titik , perusahaan memperoleh laba.
Analisis pulang pokok-secara Aljabar
Teknik aljabar untuk menyelesaikan masalah pulang pokok ini bisa digambarkan
dengan menggunakan hubungan biaya dengan penerimaan yang ditunjukkan
dala grafik sebelumnya. Mula-mula, misalkan:
P = Harga jual per unit
Q = Kuantitas yang diproduksi dan yang dijual
TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap Total)
AVC = Average Variable Cost (Biaya Variabel Rata-rata).
Sumber rujukan