Anda di halaman 1dari 2

Nama : Anggi nur ngaini

Nim : 12402193146
Kelas. : ES-4C
Berita 1
Sri Mulyani usul hukum pidana pengemplangan pajak dihapus

Menteri keuangan Sri Mulyani akan meminta Dukungan DPR terkait dengan peraturan
baru yaitu dihentikannya tuntutan pidana kepada pengemplang pajak dan akan fokus terhadap
pada sanksi administrasi atau denda. Menurut sri mulyani kebijakan ini penting untuk
memastikan keberlanjutan Anggaran pendapatan dan belanja negara. Sri Mulyani
mengatakan bahwa langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan Dari pelanggaran
ketentuan pajak.
Menurut saya ,saya kurang setuju dengan adanya kebijakan ini karena dilihat dari
beberapa tahun terakhir, kasus-kasus tindak pidana pada perpajakan sebenarnya sangat
banyak. Pada Saat negara membutuhkan pajak untuk melanjutkan pembangunan, kesadaran
dan kepatuhan seluruh masyarakat untuk membayar pajak tampaknya sudah harus
diwujudkan. Siapapun tentu tidak ingin dikatakan sebagai orang yang tidak taat pajak karena
tidak mau bayar pajak. Begitu juga, orang tidak mau dikatakan sebagai pengemplang pajak
karena membayar pajak tidak benar.
Pajak adalah salah satu sumber penerimaan negara, dan itu telah menjadi kesepakatan
bersama. Bahkan pajak saat ini menjadi satu-satunya sumber penerimaan terbesar
pembangunan bangsa, untuk kesejahteraan, bangsa. Seandainya negeri ini tidak ada
pengemplang pajak, secara tidak langsung mau tidak mau kesejahteraan masyarakat miskin
akan meningkat, atau jumlah penduduk miskin akan berkurang.
Secara sadar para pengemplang pajak yang sudah menggagalkan upaya negara untuk
menyejahterakan rakyat. Bahkan secara ekstrem, pengemplang pajak punya andil dalam
memiskinkan masyarakat. Penambahan jumlah penduduk miskin juga bisa dikatakan seakan
diciptakan oleh pengemplang pajak. Kalau begitu, para pengemplang pajak harus disadarkan.
Pengemplang pajak harus menyadari bahwa penghasilan yang diperolehnya bisa terwujud
karena adanya fasilitas umum yang disediakan negara. Jika tidak demikian, setiap orang tidak
akan mampu menyediakan fasilitas umum untuk kebutuhan atau keperluannya sendiri-sendiri
Akan tetapi jika pidana pengemplangan pajak dihapus dan diganti dengan denda maka
akan mempermudah pengemplang pajak karena mereka bisa saja membayar denda dengan
mudah. Apabila denda yang diajukan melebihi pajak yang digemplang bisa dipertimbangkan
lagi, apabila denda yang dikeluarkan sebanding atau setara dengan pajak yang digemplang
akan memudahkan pelaku untuk pengemplangan pajak.
Menurut saya seharusnya dilakukan keduanya dengan tetap memberlakukan tindak pidana
dan pemberlakukan denda agar pelaku jera.
Berita 2
Sri Mulyani akan menaikan pajak orang kaya pendapatan diatas 5M

Saya sangat setuju dengan langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk menaikkan
Pajak Orang Kaya menjadi 35%. Kenaikan pajak orang kaya ini akan mengurangi
kesenjangan di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah dengan masyarakat
berpenghasilan tinggi. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, penerimaan pajak
penghasilan (PPh) Pasal 25/29 Orang Pribadi pada tahun lalu terbukti tahan banting.
Penerimaan dari jenis pajak ini tercatat mencapai Rp11,56 triliun atau setara dengan 112,92%
terhadap target yang ditetapkan oleh pemerintah. Pajak orang kaya juga menjadi satu-satunya
jenis pajak utama yang mampu tumbuh positif di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi
Covid-19. Pajak orang kaya diyakini dapat menambah pundi-pundi penerimaan negara dalam
kondisi tekanan pandemi.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada September 2020 tingkat
ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh gini ratio sebesar 0,385.
Angka tersebut meningkat 0,004 poin dibandingkan dengan Maret 2020 yakni 0,381, dan
meningkat 0,005 poin dibandingkan dengan September 2019 sebesar 0,380. Optimalisasi
penerimaan pajak dari orang kaya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan belanja
yang terus membengkak. Jika langkah ini ditempuh, maka pemerintah bisa mengurangi porsi
utang untuk memenuhi belanja pada tahun ini. Direktur Eksekutif MUC Tax Research
Institute Wahyu Nuryanto mengatakan salah satu masalah klasik Indonesia adalah
ketimpangan pendapatan yang terlampau lebar antara masyarakat kaya dan miskin. Artinya,
pendapatan masyarakat kaum kelas atas di Indonesia naik lebih cepat jika dibandingkan
dengan masyarakat kelas bawah. Kemudian, International Monetary Fund (IMF) juga
mengimbau agar otoritas pajak meningkatkan pajak properti kelas premium, mengenakan
pajak atas modal atau pajak transaksi keuangan, serta mengenakan pajak atas kekayaan.
Untuk meningkatkan setoran pajak jenis ini terutama setoran PPh orang kaya, otoritas
fiskal akan terus melakukan imbauan untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak. Tentunya
diiringi dengan kemudahan dalam pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakannya. Contohnya
dalam layanan pembayaran dan pelaporan pajaknya yang sekarang sudah terhubung secara
daring. Kebijakan tersebut juga diiringi dengan pengawasan secara maksimal. Sejauh ini,
Ditjen Pajak telah menerapkan Complain Risk Management (CRM). Dengan CRM otoritas
pajak bisa lebih optimal melakukan pengawasan terhadap wajib pajak yang tidak patuh.

Sumber referensi :

http://www.sfconsulting.co.id/sf/?mod=berita&page=show&stat=&id=17186&q=&hlm

Anda mungkin juga menyukai