Jawab :
1. Biaya Produksi
Definisi Biaya Produksi menurut Sadono Sukirno, adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor – faktor produksi dan bahan – bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang – barang yang diproduksikan oleh
perusahaan tersebut. Biaya produksi tersebut dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu biaya
implisit dan biaya eksplisit.
Biaya Implisit
Biaya implisit atau biaya ekonomi (economic cost) adalah biaya perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya ekonomi dalam produksi termasuk opportunity cost.
Biaya ekonomi yang berbeda antar perusahaan ada yang bisa dikontrol dan ada pula
yang tidak. Dalam hal ini, konsep opportunity cost memegang peranan penting. Sebagai
contoh, seorang pengusaha harus memperhitungkan pendapatan yang diterima bila dia
bekerja menjadi manajer di perusahaan lain atau lebih menguntungkan atau tidak jika
perusahaan menggunakan input lain daripada input yang digunakan.
Biaya Implisit
biaya eksplisit atau sering disebut dengan biaya akuntansi (accounting cost) merupakan
pengeluaran aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli atau menyewa
input yang diperlukan. Misalnya, biaya yang dibebankan perusahaan dalam membeli
atau menyewa faktor produksi.
Serta Opportunity cost dianggap memiliki peluang yang hilang ketika sumber daya sudah
digunakan untuk suatu keputusan. Sebagai contoh, bisnis memiliki gedung sendiri dan tidak
membayar sewa untuk pemanfaatan gedung tersebut. Apakah ini berarti bahwa
penggunaan bangunan tidak menghasilkan biaya? Meskipun gedung dapat disewakan.
Karena gedung digunakan oleh perusahaan sendiri selama proses produksi, biaya sewa yang
hilang secara keseluruhan adalah biaya peluang, dan bagian dari biaya sewa yang hilang ini
harus diperhitungkan sebagai biaya ekonomi dalam bisnis.
Meskipun opportunity cost tidak tampak akan tetapi harus diperhitungkan, tidak demikian
halnya dengan sunk cost. Sunk cost adalah pengeluaran yang sudah dibuat dan tidak bisa
diganti. Biaya ini seharusnya tidak mempengaruhi keputusan ekonomi perusahaan di masa
depan. Perusahaan membeli peralatan mesin fotokopi yang tidak dapat digunakan untuk
keperluan lain. Pengeluaran untuk membeli peralatan ini disebut sunk cost. Berkaitan
dengan opportunity cost, peralatan tersebut tidak memiliki alternatif penggunaan selain
fungsi utamanya. Biaya pembelian peralatan tersebut tidak bisa diganti shingga opportunity
cost sama dengan nol.
Jika perusahaan memilih untuk membeli gedung pertama, sejumlah uang sebesar
Rp500,000 adalah sunk cost dan seharusnya tidak dipertimbangkan dalam keputusan
pembelian gedung.
Serta didalam biaya produksi terdapat Biaya Produksi Jangka Pendek dan Biaya Produksi
Jangka Panjang, diantaranya :
Jangka Pendek
Definisi jangka pendek adalah periode berlakunya dua kondisi, yaitu
1. perusahaan yang ada sekarang menghadapi pembatas-pembatas yang dipaksakan
oleh sejumlah faktor produksi yang tetap,
2. perusahaan baru tidak dapat masuk, dan perusahaan yang ada tidak dapat keluar
dari industri.
Analisis biaya produksi jangka pendek menunjukkan bahwa beberapa faktor produksi tetap
atau tidak dapat ditambahkan. Oleh karena itu, struktur biaya produksi dapat
dikelompokkan menjadi 2. Yang pertama adalah biaya produksi yang tetap untuk setiap
tingkat produksi; yang kedua adalah biaya produksi yang selalu berubah seiring dengan
perubahan jumlah produksi.
Berikut Contohnya, seorang penjual nasi goreng mempunyai biaya tetap berupa kompor,
wajan, 10 piring, sendok, dan gerobak. Artinya, berapa pun jumlah nasi goreng yang akan
dibuat maka penjual tersebut hanya memerlukan satu kompor, satu wajan, 10 piring dan
satu gerobak. Untuk biaya yang berubah, misalnya nasi, bumbu dan telur. Artinya, jumlah
nasi, bumbu dan telur yang dibutuhkan tergantung pada jumlah nasi goreng yang akan
dibuat.
Definisi biaya tetap dalam analisis biaya produksi jangka pendek ini mempunyai jarak waktu
yang berbeda untuk tiap perusahaan. Hal tersebut tergantung dari seberapa lama
kemampuan biaya tetap tersebut dapat berubah. Jika penjual nasi goreng tadi akan
menambah biaya tetapnya berupa penambahan satu gerobak lagi dalam waktu satu tahun
maka penjual nasi goreng tersebut mempunyai waktu jangka pendek selama setahun.
Biaya produksi yang tetap disebut dengan Biaya Tetap Total (Total Fixed Costi TFC), serta
biaya yang berubah disebut Biaya Berubah Total (Total Variable Cost/TVC), sedangkan
semua biaya produksi yang digunakan disebut dengan Biaya Total (Total Cost/TC). Dengan
demikian, maka:
TC = TFC + TVC
Analisis biaya produksi dikembangkan dengan melihat struktur biaya tersebut melalui
analisis biaya per unit. Hal ini akan membawa kita kepada pengertian rata-rata dan
pengertian marjinal atau tambahan. Pengertian rata-rata adalah dengan membagi semua
konsep biaya total dengan jumlah output-nya (Q) sehingga didapat:
AC = AFC + AVC
TC
MC
Q
Jangka Panjang
Perusahaan dapat mengubah seluruh inputnya dalam jangka panjang. Untuk mengurangi
biaya, perusahaan harus mempertimbangkan penggunaan modal dan tenaga kerja dalam
proses produksi. Modal dapat diperoleh melalui sewa atau pembelian. Selain itu, analisis
biaya produksi panjang mengetahui bahwa biaya dapat berubah setiap saat, sehingga tidak
ada lagi biaya tetap. Hal ini, seperti dijelaskan di muka bahwa dalam jangka panjang, biaya
untuk gedung, kapal Ferry, Gerobak nasi goreng dan contoh lainnya akan berubah. Oleh
karena itu, dalam jangka panjang TC akan sama dengan TVC:
TC = TVC
Serta dapat dikatakan konsep biaya produksi menggambarkan bagaimana suatu perusahaan
mencari tingkat output optimal dalam mencapai tingkat keuntungan maksimum.
Pendekatan yang digunakan adalah dengan melihat tambahan pendapatan dan biaya bila
perusahaan menambah tingkat output-nya. Untuk meminimalkan biaya perusahaan, di
awal, harus diperjelas konsep biaya dan bagaimana mengukurnya. Serta dalam perspektif
ekonomi, biaya merupakan sesuatu yang potensial terjadi ke depan.
2. Jawab :
Sistem ekonomi pasar juga dikenal sebagai pasar persaingan sempurna diciptakan oleh
Adam Smith. Dalam sistem ini, semua keputusan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar, yang diatur oleh tangan yang tidak terlihat atau invisible hand.
Sistem persaingan sempurna merupakan sistem yang paling mudah untuk dipelajari, dan
mencerminkan sistem persaingan yang paling ideal. Hal ini karena sistem pasar dipercaya
akan membawa kepada kegiatan ekonomi yang paling efisien daripada sistem ekonomi
lainnya.
Pada kenyataannya sistem ini tidak terjadi dalam kehidupan ekonomi di seluruh dunia.
Sifatnya hanya mendekati saja. Walaupun demikian, pengetahuan tentang pasar persaingan
sempurna akan memberi kita landasan dalam mempelajari sistem persaingan lainnya.
5. Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan ke luar pasar (no barrier to entry).
Ciri yang terakhir memungkinkan penjual dan pembeli untuk masuk dan keluar pasar,
yang berarti perusahaan yang tidak mampu bersaing di pasar akan ke luar pasar. Karena
ada banyaknya perusahaan lain, keluarnya seorang penjual dari pasar tidak akan
berdampak pada harga. Demikian pula jika suatu perusahaan masuk untuk berbisnis
dalam pasar tersebut tidak akan ada yang menghalangi. Dalam jangka panjang,
perusahaan secara bebas dapat masuk dan keluar (free entry dan free exit) dari pasar
tergantung dari potensi profit. Perusahaan akan masuk ke dalam industri jika terdapat
super normal profit (atau economic profit lebih besar dari 0). Perusahaan akan keluar
dari pasar jika merugi. Dalam analisis jangka pendek, diasumsikan jumlah perusahaan
tetap.
Sumber Referensi :
Ferry Hadiyanto – dkk. 2022. Pengantar Ilmu Ekonomi ISIP4112, Tangerang Selatan
Penerbit Universitas Terbuka. Modul 4 & 5.