Anda di halaman 1dari 8

1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi? Jelaskan !

2. Jelaskan ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna!

Jawab :

1. Biaya Produksi
Definisi Biaya Produksi menurut Sadono Sukirno, adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk memperoleh faktor – faktor produksi dan bahan – bahan mentah
yang akan digunakan untuk menciptakan barang – barang yang diproduksikan oleh
perusahaan tersebut. Biaya produksi tersebut dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu biaya
implisit dan biaya eksplisit.

 Biaya Implisit
Biaya implisit atau biaya ekonomi (economic cost) adalah biaya perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya ekonomi dalam produksi termasuk opportunity cost.
Biaya ekonomi yang berbeda antar perusahaan ada yang bisa dikontrol dan ada pula
yang tidak. Dalam hal ini, konsep opportunity cost memegang peranan penting. Sebagai
contoh, seorang pengusaha harus memperhitungkan pendapatan yang diterima bila dia
bekerja menjadi manajer di perusahaan lain atau lebih menguntungkan atau tidak jika
perusahaan menggunakan input lain daripada input yang digunakan.

 Biaya Implisit
biaya eksplisit atau sering disebut dengan biaya akuntansi (accounting cost) merupakan
pengeluaran aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli atau menyewa
input yang diperlukan. Misalnya, biaya yang dibebankan perusahaan dalam membeli
atau menyewa faktor produksi.

Serta Opportunity cost dianggap memiliki peluang yang hilang ketika sumber daya sudah
digunakan untuk suatu keputusan. Sebagai contoh, bisnis memiliki gedung sendiri dan tidak
membayar sewa untuk pemanfaatan gedung tersebut. Apakah ini berarti bahwa
penggunaan bangunan tidak menghasilkan biaya? Meskipun gedung dapat disewakan.
Karena gedung digunakan oleh perusahaan sendiri selama proses produksi, biaya sewa yang
hilang secara keseluruhan adalah biaya peluang, dan bagian dari biaya sewa yang hilang ini
harus diperhitungkan sebagai biaya ekonomi dalam bisnis.
Meskipun opportunity cost tidak tampak akan tetapi harus diperhitungkan, tidak demikian
halnya dengan sunk cost. Sunk cost adalah pengeluaran yang sudah dibuat dan tidak bisa
diganti. Biaya ini seharusnya tidak mempengaruhi keputusan ekonomi perusahaan di masa
depan. Perusahaan membeli peralatan mesin fotokopi yang tidak dapat digunakan untuk
keperluan lain. Pengeluaran untuk membeli peralatan ini disebut sunk cost. Berkaitan
dengan opportunity cost, peralatan tersebut tidak memiliki alternatif penggunaan selain
fungsi utamanya. Biaya pembelian peralatan tersebut tidak bisa diganti shingga opportunity
cost sama dengan nol.

Contohnya saja, ada sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk memindahkan kantor


pusatnya. Perusahaan tersebut membayar sebesar Rp. 500,000 sebagi pilihan untuk
membeli gedung baru. Biaya gedung sebesar 5 miliar atau jumlah total sebesar 5.5 miliar
(gedung 1). Berikutnya Perusahaan itu menemukan gedung lain dengan harga 5.25 miliar
(gedung 2). Manakah di antara dua gedung itu yang harus dibeli perusahaan, gedung 1 atau
gedung 2?

Jika perusahaan memilih untuk membeli gedung pertama, sejumlah uang sebesar
Rp500,000 adalah sunk cost dan seharusnya tidak dipertimbangkan dalam keputusan
pembelian gedung.

Serta didalam biaya produksi terdapat Biaya Produksi Jangka Pendek dan Biaya Produksi
Jangka Panjang, diantaranya :

 Jangka Pendek
Definisi jangka pendek adalah periode berlakunya dua kondisi, yaitu
1. perusahaan yang ada sekarang menghadapi pembatas-pembatas yang dipaksakan
oleh sejumlah faktor produksi yang tetap,
2. perusahaan baru tidak dapat masuk, dan perusahaan yang ada tidak dapat keluar
dari industri.

Analisis biaya produksi jangka pendek menunjukkan bahwa beberapa faktor produksi tetap
atau tidak dapat ditambahkan. Oleh karena itu, struktur biaya produksi dapat
dikelompokkan menjadi 2. Yang pertama adalah biaya produksi yang tetap untuk setiap
tingkat produksi; yang kedua adalah biaya produksi yang selalu berubah seiring dengan
perubahan jumlah produksi.
Berikut Contohnya, seorang penjual nasi goreng mempunyai biaya tetap berupa kompor,
wajan, 10 piring, sendok, dan gerobak. Artinya, berapa pun jumlah nasi goreng yang akan
dibuat maka penjual tersebut hanya memerlukan satu kompor, satu wajan, 10 piring dan
satu gerobak. Untuk biaya yang berubah, misalnya nasi, bumbu dan telur. Artinya, jumlah
nasi, bumbu dan telur yang dibutuhkan tergantung pada jumlah nasi goreng yang akan
dibuat.

Definisi biaya tetap dalam analisis biaya produksi jangka pendek ini mempunyai jarak waktu
yang berbeda untuk tiap perusahaan. Hal tersebut tergantung dari seberapa lama
kemampuan biaya tetap tersebut dapat berubah. Jika penjual nasi goreng tadi akan
menambah biaya tetapnya berupa penambahan satu gerobak lagi dalam waktu satu tahun
maka penjual nasi goreng tersebut mempunyai waktu jangka pendek selama setahun.

Biaya produksi yang tetap disebut dengan Biaya Tetap Total (Total Fixed Costi TFC), serta
biaya yang berubah disebut Biaya Berubah Total (Total Variable Cost/TVC), sedangkan
semua biaya produksi yang digunakan disebut dengan Biaya Total (Total Cost/TC). Dengan
demikian, maka:

TC = TFC + TVC

Analisis biaya produksi dikembangkan dengan melihat struktur biaya tersebut melalui
analisis biaya per unit. Hal ini akan membawa kita kepada pengertian rata-rata dan
pengertian marjinal atau tambahan. Pengertian rata-rata adalah dengan membagi semua
konsep biaya total dengan jumlah output-nya (Q) sehingga didapat:

TC TFC TVC TC TFC TVC


= + , di mana AC = , AFC = , AVC=
Q Q Q Q Q Q

Oleh karena itu,

AC = AFC + AVC

 AC (Average Cost) merupakan biaya rata-rata


 AFC (Average Fixed Cost) merupakan biaya tetap rata-rata,
 AVC (Average Variable Cost) merupakan biaya berubah rata-rata.
Selain konsep rata-rata tersebut, digunakan juga konsep marginal yang menggambarkan
tambahan biaya yang terjadi akibat dari penambahan produksi sebesar satu unit output.
Sehingga secara matematis, biaya tambahan (Marginal Cost/ MC) dirumuskan sebagai
berikut.

TC
MC
Q

 Jangka Panjang

Perusahaan dapat mengubah seluruh inputnya dalam jangka panjang. Untuk mengurangi
biaya, perusahaan harus mempertimbangkan penggunaan modal dan tenaga kerja dalam
proses produksi. Modal dapat diperoleh melalui sewa atau pembelian. Selain itu, analisis
biaya produksi panjang mengetahui bahwa biaya dapat berubah setiap saat, sehingga tidak
ada lagi biaya tetap. Hal ini, seperti dijelaskan di muka bahwa dalam jangka panjang, biaya
untuk gedung, kapal Ferry, Gerobak nasi goreng dan contoh lainnya akan berubah. Oleh
karena itu, dalam jangka panjang TC akan sama dengan TVC:

TC = TVC

Serta dapat dikatakan konsep biaya produksi menggambarkan bagaimana suatu perusahaan
mencari tingkat output optimal dalam mencapai tingkat keuntungan maksimum.
Pendekatan yang digunakan adalah dengan melihat tambahan pendapatan dan biaya bila
perusahaan menambah tingkat output-nya. Untuk meminimalkan biaya perusahaan, di
awal, harus diperjelas konsep biaya dan bagaimana mengukurnya. Serta dalam perspektif
ekonomi, biaya merupakan sesuatu yang potensial terjadi ke depan.
2. Jawab :

Sistem ekonomi pasar juga dikenal sebagai pasar persaingan sempurna diciptakan oleh
Adam Smith. Dalam sistem ini, semua keputusan ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar, yang diatur oleh tangan yang tidak terlihat atau invisible hand.

Sistem persaingan sempurna merupakan sistem yang paling mudah untuk dipelajari, dan
mencerminkan sistem persaingan yang paling ideal. Hal ini karena sistem pasar dipercaya
akan membawa kepada kegiatan ekonomi yang paling efisien daripada sistem ekonomi
lainnya.

Pada kenyataannya sistem ini tidak terjadi dalam kehidupan ekonomi di seluruh dunia.
Sifatnya hanya mendekati saja. Walaupun demikian, pengetahuan tentang pasar persaingan
sempurna akan memberi kita landasan dalam mempelajari sistem persaingan lainnya.

Pasar persaingan sempurna pada hakikatnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Jumlah pembeli dan penjual sangat banyak.


Ciri-ciri pasar persaingan sempurna menunjukkan bahwa penjual memiliki jumlah pasar
yang cukup besar untuk menciptakan persaingan. Ini berarti penjual tidak dapat
mempengaruhi harga dan hanya menerima harga pasar (price taker). Pembeli akan
otomatis membeli dari penjual lain jika penjual menjual barang di atas harga pasar.
Sebaliknya, jika penjual menurunkan harga, penjual akan rugi karena pelanggan yang
ingin membeli barang di atas harga tersebut akan melakukannya.

2. Barang yang diperjualbelikan adalah homogen.


Jenis barang yang homogen atau serupa (tidak ada diferensiasi produk) mengakibatkan
konsumen tidak dapat membedakan barang yang dijual oleh penjual A atau penjual
lainnya sehingga dari siapa pun konsumen membeli barang tidak akan memberi
pengaruh. Diasumsikan seluruh perusahaan menjual produk yang identik. Produk dari
suatu perusahaan merupakan substitusi sempurna dari produk perusahaan lain di pasar.
3. Setiap penjual maupun pembeli tidak mampu mempengaruhi harga barang sehingga
tidak memiliki kuasa pasar (price taker).
Dalam hal ini tidak ada pengaruh pada siapa pun yang membeli barang tersebut.
Diperkirakan bahwa semua bisnis menjual barang yang sama. Produk dari suatu
perusahaan merupakan substitusi sempurna dari produk perusahaan lain di pasar.

4. Terdapat informasi yang sempurna mengenai barang yang diperjualbelikan (perfect


information).
Informasi yang sempurna dimiliki oleh penjual dan konsumen tentang barang tersebut,
yang memberikan penilaian umum tentang barang tersebut. Dengan kata lain, semua
agen ekonomi memiliki informasi yang sempurna tentang barang yang dijual di pasar
dan kondisi pasar itu sendiri (Symmetric information).

5. Pembeli dan penjual bebas untuk masuk dan ke luar pasar (no barrier to entry).
Ciri yang terakhir memungkinkan penjual dan pembeli untuk masuk dan keluar pasar,
yang berarti perusahaan yang tidak mampu bersaing di pasar akan ke luar pasar. Karena
ada banyaknya perusahaan lain, keluarnya seorang penjual dari pasar tidak akan
berdampak pada harga. Demikian pula jika suatu perusahaan masuk untuk berbisnis
dalam pasar tersebut tidak akan ada yang menghalangi. Dalam jangka panjang,
perusahaan secara bebas dapat masuk dan keluar (free entry dan free exit) dari pasar
tergantung dari potensi profit. Perusahaan akan masuk ke dalam industri jika terdapat
super normal profit (atau economic profit lebih besar dari 0). Perusahaan akan keluar
dari pasar jika merugi. Dalam analisis jangka pendek, diasumsikan jumlah perusahaan
tetap.
Sumber Referensi :

 Ferry Hadiyanto – dkk. 2022. Pengantar Ilmu Ekonomi ISIP4112, Tangerang Selatan
Penerbit Universitas Terbuka. Modul 4 & 5.

Anda mungkin juga menyukai