Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-2

Nama Mata Kuliah : Ekonomi Manajerial


Kode Mata Kuliah : EKMA 4312
Nama Mahasiswa : I Gede Ari Adnyana
Nim : 042275151
Kelas : 54 Manajemen B
Semester : 4 (empat)

Jawaban.
1. Fungsi produksi adalah fungsi matematika yang menghubungkan kuantitas output
dengan input yang digunakan dalam proses produksi. Biasanya, ekonom menganggap
modal dan tenaga kerja adalah satu-satunya input produksi. Fungsi tersebut mewakili
batas output yang dapat diproduksi oleh produsen dari setiap kombinasi input yang
memungkinkan. Fungsi ini berguna untuk menentukan berapa banyak output yang
harus mereka hasilkan, mengingat harga suatu produk. Dan, untuk mencapai output itu,
kombinasi input apa yang harus mereka gunakan. Selanjutnya, para
ekonom membedakan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, satu
faktor produksi dianggap tetap, biasanya modal. Sementara itu, dalam jangka panjang,
semua faktor produksi adalah variabel. Persamaan umum untuk fungsi produksi
adalah Q = F (K, L), di mana Q adalah jumlah output, L adalah tenaga kerja, dan K
adalah modal.

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan selama proses


manufakturing atau pengelolaan dengan tujuan menghasilkan produk yang siap
dipasarkan. Perhitungan biaya produksi ini akan dilakukan mulai dari awal
pengolahan, hingga barang jadi atau setengah jadi.Akumulasi pengeluaran yang
diperlukan perusahaan untuk bisa memproses bahan baku hingga menjadi produk jadi
disebut sebagai biaya produksi. Cakupan biaya produksi memuat 3 unsur, antara lain
adalah bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. 1. Biaya bahan baku
Biaya bahan baku atau direct material adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk membeli dan mengolah bahan baku hingga menjadi barang jadi. Sebagai contoh
perusahaan garmen. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk pembelian bahan baku
berupa kain untuk kemudian diolah menjadi barang jadi. Semua biaya itulah yang
disebut sebagai biaya bahan baku.2. Biaya tenaga kerja Biaya tenaga kerja adalah
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar upah tenaga kerja. Biaya ini juga
biasa disebut direct labour. Namun demikian, direct labour dari biaya produksi adalah
hanya menghitung tenaga kerja yang berkaitan langsung denganprosesproduksi.3.
Biaya overhead Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung
proses produksi. Biaya overhead ini tidak berkaitan langsung dengan proses produksi,
namun membantu kelancaran proses produksi. Beberapa contoh biaya overhead dalam
biaya produksi adalah biaya pembelian ATK, biaya tenaga keamanan, biaya listrik,
biaya sewa, dan sebagainya.
Cara menghitung biaya produksi adalah terdiri dari: Biaya Produksi = Biaya Material
Langsung + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung +
Biaya Overhead pabrik.

Selain itu ada jenis-jenis biaya produksi yaitu,

1) Biaya Tetap (Fixed Cost)


Biaya yang nominalnya tetap dan tidak tergantung dari hasil produksi. Contoh
biaya tetap adalah harga sewa toko, pajak, dan biaya lain yang terkait dengan
kegiatan administrasi dan gaji.

Cara menghitung,
Biaya Tetap = Harga Mesin + Biaya Depresiasi + Biaya Bunga Pinjaman +
Biaya Asuransi + Pajak X Teliti sumber Rumus ini bisa digunakan untuk
mengetahui besarnya biaya tetap yang harus dibayar di kemudian hari,
misalnya: pembayaran hipotek atau biaya perbaikan mesin pabrik.

2) Biaya Variabel (Variable Cost)


Biaya variabel nominalnya selalu berubah-ubah sesuai dengan banyaknya
hasil produksi. Semakin banyak Anda memproduksi barang, maka semakin
besar pula biaya variabelnya. Contoh biaya variabel adalah bahan baku yang
dibeli untuk memenuhi kuota pesanan tertentu.

Untuk menghitung biaya variabel, kalikan biaya untuk membuat satu unit
produk dengan jumlah total produk yang kamu buat. Rumus untuk
menghitung biaya variabel adalah sebagai berikut: Total biaya variabel =
Biaya per unit x jumlah total unit.

3) Biaya Total (Total Cost)


Biaya total adalah jumlah dari seluruh biaya tetap dan varibel. Biaya ini
dihitung untuk menghasilkan barang jadi dan siap untuk dijual. Biaya total
biasanya dihitung dalam periode tertentu karena biaya variabel mempengaruhi
perubahan besar kecilnya biaya total.

Untuk menghitung biaya total adalah, Biaya Tetap + Biaya Variabel

4) Biaya Rata-Rata (Average Cost)


Biaya rata-rata adalah biaya produksi dari setiap unit yang diproduksi. Cara
menghitung biaya rata-rata adalah dengan membagi biaya produksi dengan
jumlah produk yang dihasilkan.

Cara menghitung biaya rata-rata (average cost) bisa dilakukan dengan


membagi biaya produksi secara keseluruhan dengan jumlah unit produksi.

5) Biaya Marjinal (Marginal Cost)


Biaya marjinal adalah biaya tambahan untuk memproduksi tambahan unit
barang. Biaya marjinal biasanya muncul saat ada pesanan tambahan dari
produksi harian. Misalnya jika ada permintaan untuk menambah produksi
dalam periode waktu tertentu, atau saat ada pesanan mendadak yang harus
dipenuhi.

Marginal cost didapat dengan membagi perubahan biaya produksi yang


diperlukan dengan perubahan kuantitas produk. Bisa juga dengan rumus
MC=TC/Q. MC adalah Marginal Cost (biaya marginal), TC adalah perubahan
biaya produksi, dan Q adalah perubahan kuantitas produk.

2. Manfaat regresi dalam pengambilan keputusan adalah kita dapat mengetahui


pengaruh perubahan variabel tertentu terhadap berbagai elemen kinerja (seperti
penjualan, inovasi, pencapaian keuangan, dan, sebagainya) dan ingin mengetahui
apakah perubahan dari nilai setiap variabel tersebut akan mempunyai dampak
menguntungkan atau tidak terhadap laba atau kekayaan bersih Net worth suatu
perusahaan, dalam hal ini analisis regresi dapat menyebabkan sarana yang
menghasilkan basi informasi untuk pengambilan keputusan manajerial.

Keunggulan metode analisis regresi adalah metode ini cukup simpel dan mudah
dipahami, namun tetap menghasilkan insight yang powerful. Analisis regresi dapat
mengidentifikasi sekuat apa pengaruh yang diberikan oleh variabel prediktor (variabel
independen) terhadap variabel lainnya (variabel dependen).

3. Yang membedakan pasar persaingan tidak sempurna dengan pasar lainya adalah pasar
yang ini hanya meliputi sedikit penjual namun pembelinya banyak berbeda dengan
pasar lainya dimana banyak memiliki penjual. Harga pada pasar tersebut pun
ditentukan oleh penjual barang itu sendiri.

Keadaan dalam pasar persaingan tidak sempurna, hanya terdapat satu atau beberapa
penjual yang jumlahnya lebih sedikit dari pembeli. Kondisi ini menyebabkan penjual
lebih memiliki kuasa di pasar. Di pasar ini, penjual lebih berkuasa dan hanya sedikit
pihak yang mempengaruhi pasar, sehingga penjual bebas dalam menentukan harga.
Apabila perusahaan tersebut adalah perusahaan monopoli, maka perusahaan bisa
mempertahankan keuntungan di atas normalnya asalkan perusahaan bisa
mempertahankan entry barrier-nya. Apabila tidak, pendatang baru akan masuk dan
struktur pasarnya menjadi oligopoli.

Anda mungkin juga menyukai