Biaya produksi adalah sebagian keseluruhan faktorproduksi yang dikorbankan dalam proses
produksi untuk menghasilkan produk. Dalam kegiatan perusahaan, biaya produksi dihitung
berdasarkan jumlah produk yang siap dijual. Biaya produksi sering disebut ongkos produksi.
Berdasarkan definisi tersebut, pengertian biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang
dikorbankan untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai di pasar, atau sampai ke
tangan konsumen.
Kurva 1. Biaya Total (Total Cost), Biaya Variabel (Variable Cost), dan Biaya Tetap (Fixed Cost)
d) Biaya rata-rata/average cost (AC) adalah biaya produksi per unit produk yang dihasilkan.
Besarnya AC dapat dihitung dengan cara membagi TC dengan Q. Jadi, AC dapat
dirumuskan:
Untuk memperjelas perhitungan biaya rata-rata, biaya total dan biaya marjinal dapat
terlihat pada Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Perhitungan Biaya Total, Biaya Rata-Rata, dan Biaya Marjinal
Q
10
20
30
40
50
60
70
80
TC
60
80
95
105
117
132
152
177
AC
6
4
3,16
2,63
2,34
2,20
2,17
2,21
MC
2
1,50
1
1,20
1,50
2
2,50
Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satusatunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk,
biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh
sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal
dengan biaya overhead pabrik.
Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan, atau biaya yang
dikeluarkan dimana terdapat pembayaran kas. Misalnya pengeluaran untuk membeli bahan
baku untuk produksi, untuk membayar tenaga kerja langsung yang berkaitan dengan
produksi dan sebagainya.
Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang digunakan dalam proses
produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan perusahaan. Biaya
implisit juga dapat diartikan sebagai biaya non kas yang diukur dalam konsep biaya
kesemptan. Biaya implisit yang berkaitan dengan setiap keputusan jauh lebih sulit untuk
dihitung. Biaya-biaya ini tidak melibatkan pengeluaran kas dan karena itu sering diabaikan
dalam analisis keputusan. Karena pembayaran kas tidak dilakukan untuk biaya implisit,
konsep biaya kesempatan harus digunakan untuk mengukurnya.
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi dalam
penggunaan alternatif yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi termasuk faktor produksi,
misalnya bahan kayu, tenaga kerja, dapat digunakan secara alternatif. Apabila kayu tersebut
telah digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang maka ada kesempatan yang hilang
untuk menghasilkan barang lain dengan kayu tersebut. Nilai kesempatan yang hilang ini
merupakan biaya kesempatan. Biaya kesempatan tercermin dari harga faktor produksi
tersebut di pasar.
Biaya historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membelifaktor
produksi (input). Kalau input itu disimpan dan baru di kemudian haridigunakan dalam proses
produksi, maka biaya historis adalah sama dengan padawaktu faktor produksi itu dibeli. Hal
itu berbeda dengan biaya kesempatandimana biaya kesempatan diperhitungkan pada waktu
input digunakan dalam proses produksi.
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan yang telah
dibuat. Biaya inkrimental diukur dengan melihat adanya perubahan biaya total. Dengan
demikian biaya incremental bisa berupa biaya tetap atau biaya variabel atau kedua-duanya.
Biaya inkrimental sebagai biaya yang bervariasi di antara keputusan adalah serupa dengan
konsep marginal, yang diperkenalkansebagai komponen kunci dalam proses optimisasi.
Perbedaan utamanya adalah bahwa biaya marginal selalu didefinisikan dalam bentuk
perubahan uniter dalam keluaran. Konsep biaya inkrimental cukup jauh lebih luas, yang
mengarahkan bukan hanya konsep biaya marginal, tetapi juga variasi biaya yang timbul
dariaspek dalam masalah keputusan. Konsep biaya inkremental berarti bahwa biayatetap
yang tidak akan dipengaruhi oleh sebuah keputusan adalah tidak relevan dansebaiknya tidak
dimasukkan dalam analisis.
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan.
Misalnya biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin banyak produk yang
dihasilkan, maka semakin banyak banyak bahan yang digunakan sehingga biayanya lebih
besar.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung banyak sedikitnya produk yang dihasilkan.
Misalnya biaya penyusutan mesin. Biaya penyusutan ini tidak tergantung apakah mesin
digunakan pada kapasitas penuh, stengah kapasitas atau bahkan tidak digunakan, biaya
tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.
Cost / biaya (dalam arti luas) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau yang potensial (kemungkinan) akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Expenses merupakan biaya yang telah habis pakai (expired cost) yang dapat dikurangkan
dari pendapatan. Seluruh expense adalah cost namun tidak semua cost adalah expense.
Pengorbanan untuk membayar arus listrik yang telah dipakai adalah expense. Sedangkan
pengorbanan untuk membeli peralatan listrik adalah cost.
Opportunity cost dan real cost
Biaya pengorbanan (opportunity cost) adalah biaya yang timbul karena mengorbankan
kesempatan terentu. Dalam praktek biaya ini tidak pernah dibayarkan. Contoh seorang
pemilik perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri.
Biaya sebenarnya (real cost) adalah biaya yang benar-benar dibayarkan sesuai dengan
aktivitas yang dilakukan. Misal, biaya upah dan gaji, biaya bahan baku dan sebagainya.
Biaya Produksi Jangka Pendek
Dalam biaya produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatanperalatan untuk produksi seperti mesin,gedung dan tanah. Masalah yang perlu
diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku,tenaga kerja dan lainlain yang merupakan biaya variabel. Jadi dalam biaya produksi jangka pendek ini
terdapat biaya tetap dan biaya variabel.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari gambar diatas sebagai berikut:
1.
AVC minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin.
2.
3.
2.
3.
Kurva Long Run Average Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukkan ongkos
rata-rata
yang
paling
minimum
untuk
berbagai
tingkat
produksi,apabila
dari
ACI,sehingga
dalam
jangka
pendek
produksi
sebesar
qa
Tapi dalam jangka panjang belum merupakan biaya yang paling minimum,sebab
jika kapasitas produksi yang berikutnya digunakan (AC2),produksi qa dapat
diproduksi dengan biaya yang lebih rendah lagi A2 pada AC2.
ongkos
menggunakan
Rp
150,-.Pada
kapasitas
pada
produksi
SACI,tapi
unit
ini,perusahaan
biayanya
lebih
dapat
tinggi
dan
produksi,karena
para
pengusaha
bisa
memperbesar
fasilitas
ongkos
produksi
rata-rata
menjadi
rendah.Faktor-faktor
yang
merupakan
4.
1.
2.
3.
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tngkat tertentu cenderung
tidak efisien,sehingga produktifitasnya menurun.Akibatnya ongkos produksi
menaik.Hal ini terlihat pada kurva LRAC sisi kanan menaik.
Penerimaan (Revenue)
Penerimaan atau Revenue adalah semua penerimaan produsen dari hasil
penjualan barang atau outputnya.Macam-macam revenue sebagai berikut:
1.
2.
3.
Total Revenue (TR) adalah penerimaan total dari hasil penjualan output.
1.
2.
Total Revenue naik pada saat Eh dari kurva permintaan (AR) lebih dari satu yang
berarti penurunan harga 1% ,berakibat kenaikan permintaan lebih dari 1%.
2.
3.
Total Revenue turun pada saat Eh < 1 yang berarti penurunan harga 1%
berakibat kenaikan permintaan < 1%.
Keuntungan Maximum
1.
I. Pendekatan Total
(TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC.
Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian,
sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas.
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:
a)
TC
dan
TR,garis
tegak
yang
terpanjang
produksi
adalah
total yang
1. Pendekatan Marginal
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR)
sama dengan biaya marginal (MC).Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya
total perunit perubahan output. Secara matematis dirumuskan:
Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output
atau penjualan.Hasil Penjualan Marjinal,satu konsep (istilah) mengenai hasil
penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga
dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal
(MR
yang
merupakan
singkatan
dari
perkataan
MarjinalRevenue),
yaitu
diproduksikannya.Dalam
pasar
persaingan
sempurna
berlaku
empat
kemungkinan
dalam
corak
keuntungan
atau
kerugian
2. Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi
perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang
dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan
rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^.
Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} =
MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada
harga Rp 6000.
Dalam mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan rata-rata,yaitu
menggabungkan antara pasar persaingan sempurna dengan persaingan pasar
tidak sempurna: