BIAYA PRODUKSI
2.1
7.
8.
2.2
Klasifikasi Biaya
Dalam kegiatan produksi untuk mengubah input menjadi output, perusahaan
tidak hanya menentukan input apa
Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga agar system yang ada dapat berjalan
sebagaimana mestinya dan juga untuk dapat mengendalikan biaya baik untuk
pencegahan maupun perbaikan jika terjadi kerusakan.
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan antara dua jangka waktu
yaitu biaya produksi dalam jangka pendek dan biaya produksi dalam jangka panjang,
perlu dibedakan antara keduanya karena dapat diketahui bahwa dalam jangka pendek
perusahaan dapat menambah salah satu faktor produksi yang digunakan dalam proses
produksi, sedangkan dalam jangka panjang semua faktor dapat mengalami perubahan.
Perbedaan itu yang nantinya akan perlu dilakukan pembedaan antara biaya produksi
jangka pendek dan panjang, karena faktor yang mengalami perubahanpun berbeda,
biaya yang dikeluarkanpun berbeda pula.
1. Biaya Produksi Dalam Jangka Pendek
Tetap
Total
merupakan
biaya
yang
dikeluarkan
untuk
Nilai yang diperoleh dari pembagian antara Biaya Berubah Total (TVC)
untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dengan jumlah produksi
tersebut. Biaya Berubah Rata-Rata dapat dihitung dengan rumus
AVC = TVC
Q
2) Biaya Total Rata-Rata
Biaya Total Rata-Rata diperoleh dari pembagian antara Biaya Total (TC)
untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dengan produksi tersebut,
sehingga dapat dihitung Biaya Total Rata-Rata menggunakan rumus
AC = TC
Q
3) Biaya Marjinal
Biaya Marjinal
menentukan
besarnya
kapasitas
pabrik
(plant
size)
yang
akan
2.3
TC
(a)
Biaya
Biaya
VC
FC
TC
(b)
VC
A
FC
FC
VC
0
R
p
TC
TVC
TFC
IC = Investment cost
OC = Operasional cost
MC = Maintanance cost
3. Berdasarkan Fungsi Produksi
TC = IDC + DC
Keterangan :
2.4
TC = Total cost
IDC = Indirect cost
DC = Direct cost
AC = AFC + AVC
Keterangan :
TC = Total Cost
VC = variable Cost
FC = Fixed Cost
Q = Quantity of Output
AC = Average cost
AFC = Average fixed cost
AVC = Average variable cost
Dengan melihat rumus biaya satuan (TC/Q) tersebut, maka jelas tinggi
rendahnya biaya satuan suatu produk tidak saja dipengaruhi oleh besarnya biaya total
tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya produk atau pelayanan.
Biaya satuan ada 2 macam, yaitu:
a. Biaya satuan actual/biaya tetap rata-rata/average fixed cost = AFC
Yaitu biaya tetap yang dikeluarkan unit produksi perusahaan untuk
menghasilkan satu output berdasarkan besaran produk perusahaan. Nilai AFC
hanya dipengaruhi oleh perubahan output karena jumlah TFC sifatnya konstan.
AFC = TFC
Q
Kurva AFC merupakan sebuah garis lengkung yang mengarah ke kanan
bawah. Hal ini memang seharusnya demikian sebab kedua ujung kurva AFC
semakin lama semakin mendekati garis sumbu grafik tetapi tidak pernah
Biaya Rerata
0
AFC
Q Variabel Rata-rata
Grafik Kurva Biaya
Namun demikian, meskipun bentuk kurva biaya rata-rata (AC) ini juga
menyerupai huruf U tetapi ada perbedaan dengan kurva biaya varibel rata-rata
(AVC). Bedanya adalah bahwa kurva biaya rata-rata (AC) itu turun dengan cepat,
tetapi naik dengan perlahan-lahan. Dengan kata lain, bagian kiri kurva itu lebih
curam dibandingkan bagian kanannya. Hal ini dapat terjadi karena adanya
pengaruh dari kurva biaya tetap rata-rata (AFC). Kita ketahui bahwa kurva biaya
tetap rata-rata mula-mulai turun dengan tajam, untuk kemudan makin lama makin
melandai. Bagian pertama kurva AFC yang curam itu ketika bergabung dengan
bagian kurva AVC yang juga turun menghasilkan kurva biaya rata-rata yang
curam.
Selanjutnya bagian kanan kurva biaya variabel rata-rata yang naik ketika
bergabung dengan bagian kanan kurva biaya tetap rata-rata yang landai, lalu
menghasilkan kurva biaya rata-rata yang sekalipun naik-landai. Itu sebabnya
mengapa kurva biaya rata-rata mempunyai bentuk yang sebelah kiri turun dengan
cepat dan bagian kananya naik dengan lebih lambat, dan itu pula sebabnya
mengapa kurva biaya rata-rata tidak terletak tepat di atas kurva biaya variabel
rata-rata sebagaimana kurva TC terletak tepat di atas kurva VC, melainkan antara
keduanya terpisahkan oleh jarak vertikal yang makin ke kanan makin menyempit.
Berkaitan dengan hal ini, setiap titik di sepanjang kurva biaya rata-rata
menyatakan besarnya biaya total yang harus dipikul oleh setiap satuan output.
Biaya rata-rata ini paling rendah ketika kurva biaya rata-rata mencapai titiknya
yang terendah. Hal ini menerangkan bahwa pada saat biaya rata-rata terendah itu
output telah dihasilkan dengan cara yang paling efisien, artinya setiap satuan
output telah dihasilkan dengan biaya yang serendah-rendahnya. Itulah sebabnya
tingkat output yang dihasilkan ketika biaya rata-rata adalah terendah atau
minimum seperti itu disebut sebagai tingkat output yang optimal.
Biaya satuan pada pelayanan kesehatan memiliki karakteristik, antara lain
sebagai berikut:
a Biaya yang dihitung tersebar di unit Biaya produksi dan unit penunjang.
Sehingga perlu metode distribusi biaya untuk mengalokasikan biaya yg
b
tindakannya.
Ada yg sifatnya ideal (kapasitas) dan aktual (apa adanya), yang disebut
unit cost normatif dan unit cost actual
2.5
Pentarifan
2.5.1
Tarif
a. Menurut Kotler dan Amstrong (1996) dalam Mufidah (2003) tariff adalah sebagai
jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, atau lebih luas sebagai
jumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau
menggunakan produk atau jasa.
b. Menurut Gani (1997) dalam Mufidah (2003) tariff adalah harga dalan nilai uang
yang harus dibayar oleh konsumen untuk memperoleh atau mengkonsumsi suatu
komoditi yaitu barang atau jasa, yang dibebankan kepada masyarakat sebagai
imbalan atas jasa pelayanan yang diterima.
c. Menurut Pudjiraharjo (1998) dalam Mufidah (2003) tariff rumah sakit merupakan
harga pelayanan kesehatan yang diberikan disuatu rumah sakit yang ditetapkan
untuk suatu periode waktu, tariff atau harga berlaku menurut hokum pasar yang
berfkuktuasi dari suatu waktu ke waktu lainnya, tetapi tidak secepat perubahan
pada harga komoditas tertentu. Perhitungan tarif berasal dari unit cost ditambah
konstanta, dimana konstanta ditetapkan berdasarkan keuangan dari rumah sakit
dengan mempertimbangkan factor tujuan rumah sakit, kebutuhan masyarakat,
jumlah keuntunga yang diharapkan dan tariff pesaing. Misalnya tariff operasi,
pemeriksaan laboratorium, honorium dokter.
Menurut Supriyanto (2001) dalam Mufidah (2003) ada beberapa tujuan yang ingin
2.5.2
2.5.3
Jadi menurut kelompok kami harga adalah Jumlah dari nilai yang ditukar konsumen
atas manfaat yang telah ia terima karena menggunakan suatu produk dan besarnya
dinyatakan dengan uang.
2.5.4
2.5.5
Penentuan Harga
a. Pendekatan dalam Penentuan Harga
Ada tiga pendekatan dalam penentuan harga : pendekatan supply dan
demand, pendekatan yang berorientasi ke biaya, dan pendekatan pasar. Meskipun
ketiganya berbeda, tapi pada prinsipnya mereka saling melengkapi. Dengan
ketiga alat tersebut, perusahaan dijamin bahwa harga yang ditentukan akan
menutupi biaya, menghasilkan keuntungan, dan citra produk yang baik pada
konsumen.
1) Pendekatan Supply dan Demand
3) Pendekatan Pasar
Pendekatan
ini
mengasumsikan
bahwa
variabel
dalam
pasar
2.6
2.6.1
h. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2009) dalam bukunya Akuntansi Biaya
Melalui Pendekatan Manajerial Titik impas adalah suatu keadaan dimana
perusahaan yang pendapatan dan penjualannya sama dengan jumlah total
biayanya atau besarnya kontribusi marjin sama dengan total biaya tetap.
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan
dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak
menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian
sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya
menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya
variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan
sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi
biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
2.6.2
hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh pada level penjualan tertentu.
Dalam analisis BEP terdapat manfaat bagi manajemen antara lain:
1) Membantu pengendalian melalui anggaran (budgetery control). Membantu
menunjukkan perubahan apabila ada yang diperlukan untuk menjadikan biaya
selaras dengan pendapatan.
2) Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan. Berlaku sebagai sinyal
peringatan untuk menggugah manajemen terhadap kemungkinan kesulitan
dalam program penjualan. Jika penjualan secara relatif tidak cukup tinggi
dibandingkan dengan biasanya seperti semestinya, kenyataan ini akan
diperhatikan. Dengan demikian akan tersedia cukup waktu guna mengevaluasi
kembali teknik penjualan.
3) Menganalisa dampak volume penjualan. Memberi jawaban atas pertanyaan
seperti:
a. Berapa banyak volume penjualan saat ini bisa berkurang sebelum industri
menderita rugi?
mengalami kerugian.
b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
c.
Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita
rugi.
d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume
penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.
2.6.3
2.6.4
Keterangan:
FC
: Biaya tetap
VC
: Penjualan
P BEP(Rp)
(000) BEP (Q)
rupiah
300
BEP
VC
150
FC
60
Q (000)
Biaya yang digunakan dalam analisis BEP hanya ada 2 macam, yaitu fixed cost
(biaya tetap) dan variable cost (biaya variabel). Oleh karena itu, kita harus
memisahkan dulu antara biaya tetap dan biaya variabel. Untuk memisahkan
kedua biaya ini tergolong relatif sulit karena ada biaya yang tergolong semi
tetap dan semi variabel. Ada dua pendekatan dalam memisahkan kedua biaya
ini, yaitu:
1. Pendekatan Analitis
Yaitu dengan meneliti setiap jenis dan unsur biaya yang terkandung satu
per satu dari biaya yang ada beserta sifat-sifat biaya tersebut.
2. Pendekatan Historis
Yaitu memisahkan biaya tetap dan variabel berdasarkan angka-angka dan
data biaya masa lampau.
b. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan,
walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu),
sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena adanya perubahan volume
kegiatan Contoh biaya tetap adalah gaji, bunga, sewa atau biaya kantor.
c.
d.
e.
Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan
menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan penjualan
antara masing masing produk (sales mix) akan tetap konstan.
2.7
kelas VIP berarti masyarakat kelas atas akan ikut mendapatkan subsidi dari
pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Hidhayanto, Widiyas. 2009. Analisis Biaya Satuan (Unit Cost) Pelayanan Rumah
Sakit.http://www.dcg.biz/Materi%20Pelatihan%20UC%20Widiyas%20to
%20audience/MODUL%20ANALISIS%20BIAYA%20SATUAN.pdf
Oktober 2012
Mufidah.
2003.Tesis.
Diakses
15
http://fulltext.lib.unair.ac.id/go.php?id=jiptunair-gdl-s2-2003-
Biaya
Dalam
Pengambilan
Keputusan.
http://herry.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7209/EKMAN8.pdf (disitasi 14
Oktober 2012)
_________.
Penggolongan
Biaya
.http://
ridwaniskandar.files.wordpress.com/.../32-
Biaya
Dan
Klasifikasi
Biaya.
repository.binus.ac.id/content/MG542/MG54284652.doc
.http://
(disitasi
12
oktober 2012)
Salvatore, Dominick. 2007. Mikroekonomi. Erlangga:Jakarta
Sukirno, Sadono. 2005. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Rajawali Press: Jakarta