Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BIAYA PRODUKSI

ANISSA FARIDHATUL AINI

200231100172/ C

I. PENDAHULUAN
I. Latar belakang

Biaya produksi yang merupakan semua pengeluaran produsen untuk

menghasilkan sebuah produk baik jasa maupun barang, memiliki peranan

penting dalam industri pelayanan kesehatan. Biaya produksi perlu dihitung

secara efektif dan efisien agar dapat memberi pelayanan optimal terhadap

pasien. Besarnya biaya produksi sangat dipengaruhi aktivitas pelayanan

dari sebuah industri kesehatan. Dalam era globalisasi, tumbuhnya rumah

sakit terutama di sebagian kota besar menyebabkan terjadi kompetisi yang

tinggi dalam sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit makin keras

untuk dapat merebut pasar yang semakin terbuka lebar. Dengan tingkat

kompetisi yang tinggi maka akan diikuti segala upaya rumah sakit untuk

mempertahankan keberadaannya, maka peranan pembiayaan dalam

menyediakan layanan di rumah sakit menjadi sangat penting. Hanya rumah

sakit yang dapat menyediakan jasa pelayanan yang bermutu dengan biaya

yang relatif murah dan penanganan pasien yang baik dapat unggul dalam

kompetisi tersebut. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Guna mendukung tujuan

tersebut perlu ditingkatkan upaya untuk memperluas dan mendekatkan

pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan biaya yang terjangkau dan


mutu yang baik.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apakah pengertian biaya produksi?
2. Bagaimanakah konsep biaya produksi jangka pendek dan jangka panjang?

III. LANDASAN TEORI


A. Biaya produksi
1. Pengertian Biaya produksi Biaya produksi / Biaya Produksi dapat didefinisikan
sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan
digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan
tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan
kepada dua jenis: biaya eksplisit dan biaya tersembunyi (imputed cost). Biaya
eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang yang berupa
pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan
bahan mentah yang dubutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi adalah
taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh
perusahaan itu sendiri. Pengeluaran yang tergolong sebagai biaya
tersembunyi antara lain adalah pembayaran untuk kehalian keusahawanan
produsen tersebut, modalnya sendiri yang digunakan dalam perushaan dan
bangunan perusahaan yang dimiliknya
2. Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
Unsur-unsur harga pokok produksi adalah biaya bahan baku langsung, upah
langsung dan biaya tidak langsung pabrik atau biaya overhead pabrik. Biaya
bahan baku langsung dan upah langsung digabungkan dalam kelompok biaya
utama (prime cost). Upah langsung dan overhead pabrik digabung dalam
kelompok biaya konversi (conversion cost), yang mencerminkan biaya
pengubahan bahan baku langsung menjadi barang jadi. Berikut ini adalah
unsur unsur biaya produksi:
1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang menjadi bagian utama dan dapat
diidentifikasikan secara langsung pada produk jadi. Bahan baku langsung
merupakan keseluruhan bahan baku yang diolah menjadi barang jadi dan
dapat ditetapkan langsung pada harga pokok dari barang jadi. Atau
dengan kata lain merupakan komponen biaya yang jumlahnya relatif besar
dalam menghasilkan output dan biasanya merupakan bagian integral dari
output tersebut. Biaya bahan baku langsung ini biasanya dianggap
sebagai biaya variabel, yaitu biaya yang bergerak secara proporsional
sesuai dengan perubahan volume kegiatan. Secara teoritis, biaya bahan
baku langsung terdiri dari harga pokok pembelian bahan baku langsung
ditambah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan
menyiapkannya untuk memasuki proses produksi, misalnya biaya
pengangkutan, biaya bongkar muat, biaya gudang dan biaya asuransi.
Syarat jual beli dan potongan pembelian juga harus diperhatikan. Bahan
baku tidak langsung disebut juga biaya bahan penolong, yaitu bahan baku
yang jumlahnya relatif kecil untuk menghasilkan produk. Walaupun
penggunaan bahan ini relatif kecil tetapi merupakan bagian dari barang
jadi.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja pada fungsi produksi diklasifikasikan atas biaya tenaga
kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja
langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang
secara langsung menangani pengolahan bahan baku menjadi produk jadi,
sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung adalah jumlah gaji yang
dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara tidak langsung menangani
pengolahan bahan. Pada umumnya biaya tenaga kerja langsung terdiri
dari:
a. Gaji pokok, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada setiap buruh sesuai
dengan kontrak kerja, yang dapat dibayar secara harian, mingguan atau
bulanan.
b. Upah lembur, yaitu upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang
melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang ditentukan.
c. Bonus, yaitu upah tambahan diberikan kepada oekerja yang menunjukkan
prestasi melebihi batas yang ditentukan.
3. Biaya pabrik tidak langsung Biaya tidak langsung merupakan biaya bahan
tidak langsung, pekerja tidak langsung dan semua biaya pabrikasi lainnya
tidak dapat dibebankan langsung ke pabrik tertentu. Dari pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya overhead adalah keseluruhan
biaya yang terjadi pada departemen produksi selain biaya bahan langsung
dan biaya tenaga kerja langsung. Adapun yang termasuk biaya tidak
langsung ialah:
a) Biaya bahan penolong
Biaya bahan penolong bahan yang bersifat sebagai bahan pembantu
untuk proses pembuatan barang jadi, nilainya relatif kecil dibanding biaya
produksi.
b) Biaya tenaga kerja tidak langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya yang menangani produksi
secara tidak langsung dan tidak dapat diidentifikasikan dengan produk
selesai. Biaya ini tidak dikeluarkan secara langsung dalam produksi
barang atau jasa tertentu.
c) Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan dalam
rangka untuk menjaga bangunan pabrik dan mesin-mesin agar selalu siap
untuk digunakan dalam proses produksi. Contoh biaya ini adalah suku
cadang, pelumas, dan perlengkapan pabrik lainnya untuk menjaga pabrik
dan peralatannya agar dalam kondisi siap pakai.
d) Biaya yang timbul atas penilaian aktiva tetap Biaya ini sering disebutjuga
dengan penyusutan. Contoh biaya ini adalah penyusutan mesin dan
penyusutan kendaraan.
e) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya yang timbul
sebagai akibat berlalunya waktu adalah biaya yang diperhitungkan pada
akhir periode. Contoh biaya ini adalah biaya asuransi bangunan pabrik,
biaya asuransi mesin dan biaya lain-lain.
f) Biaya yang memerlukan pengeluaran tunai lainnya Biaya overhead pabrik
yang masuk dalam biaya ini ialah biaya listrik, biaya air dan biaya telepon.
Secara umum biaya overhead dibedakan atas:
 Biaya overhead tetap yaitu biaya overhead pabrik yang jumlahnya
tetap walaupun volume produksinya bervariasi.
 Biaya overhead variabel yaitu biaya overhead pabrik yang
jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan
volume produksi.
4. Berbagai Pengertian Biaya
Dalam menganalisis biaya produksi dibedakan menjadi dua jangka waktu,
yaitu: Jangka pendek, yaitu waktu di mana sebagian factor produksi tidak
dapat ditambah jumlahnya, dan jangka panjang, jangka waktu di mana
semua faktor produksi dapat mengalami perubahan.
1) Biaya produksi jangka pendek Analisis mengenai biaya produksi
jangka pendek akan memperhatikan tentang biaya produksi rata-
rata yang meliputi biaya produksi total, biaya produksi tetap rata-
rata dan biaya produksi berubah rata-rata; dan biaya produksi
marginal yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan
untuk menambah satu unit produksi
a) Biaya total atau total cost (TC) Yaitu keseluruhan jumlah biaya
produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi total didapat dari
menjumlahkan biaya tetap total atau total fixed cost (TFC) dan
biaya berubah total atau total variable cost (TVC). Total cost dapat
diformulasikan sebagai berikut:
TC = TFC + TVC
2) Biaya tetap rata-rata atau average fixed cost (AFC) Yaitu, apabila
biaya tetap total untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q)
dibagi dengan jumlah produksi tersebut. AFC dapat
diformulasikan, sebagai berikut:
AFC = TFC / Q
3) Biaya variable atau average variable cost (AVC) Yaitu apabila
biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang
(Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut. AVC dapat
diformulasikan, sebagai berikut:
AVC = TVC / Q
4) Biaya total rata-rata atau average cost (AC) Yaitu apabila biaya
total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, AC dapat diformulasikan,
sebagai berikut:
AC = TC /Q
5) Biaya marginal atau marginal cost (MC) Yaitu kenaikan biaya
produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak
satu unit. MC dapat diformulasikan, sebagai berikut:
MC = △TC △Q
5. Biaya produksi jangka panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat menambah semua factor
produksi yang akan digunakan. Dengan demikian, biaya produksi tidak
perlu lagi dibedakan diantara biaya tetap dan biaya berubah. Di dalam
jangka panjang, tidak ada biaya tetap semua pengeluaran pengusaha
merupakan biaya berubah. Karena dalam jangka panjang perusahaan
boleh berubah kapasitas produksinya ia harus menentukan berapakah
besarnya kapasitas perusahaan yang akan meminimumkan biaya
produksi. Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh
biaya total rata-rata (AC). Dengan demikian analisis mengenai bagaiman
pengusaha menganalisa kegiatan produksinya dalam usahanya
meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan kurva AC
untuk kapasitas yang berbeda-beda.
6. Biaya Iklan Perusahaan barang konsumsi biasanya mengeluarkan biaya
lebih besar untuk iklan diikuti promosi penjualan, penjualan perorangan,
dan yang terakhir humas. Lain pula dengan perusahaan barang industri
yang akan mengandalkan ikhtiarnya pada penjualan perorangan, promosi
penjualan, periklanan, dan humas. Secara umum penjualan perorangan
digunakan untuk barang-barang yang mahal dan beresiko dengan pembeli
yang lebih sedikit tetapi lebih besar keuntungannya.
I. PEMBAHASAN
1. CONTOH STUDI KASUS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bungkil kedelai menunjukkan
peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, harga bungkil
kedelai di Indonesia sempat menyentuh harga Rp 7.600 per kg,
sementara pada Februari masih sekitar Rp 5.200 per kg.
Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar)
Indonesia Singgih Januratmoko pun membeberkan bahwa pabrik
pakan berencana menaikkan pakan ternak sebesar Rp 150 per kg. Tak
hanya karena naiknya bungkil kedelai, kenaikan harga ini pun dipicu
oleh menguatnya nilai dollar.
Bila harga pakan ternak ini meningkat, maka biaya pokok produksi pun
akan meningkat. "Bila pakan ternak naik Rp 100 per kg, maka biaya
pokok produksi akan naik Rp 200 per kg. Harga pembelian pasti naik,"
ujar Singgih kepada Kontan.co.id, Kamis (18/4).
Meski begitu, Singgih berharap kenaikan pakan ternak ini bisa ditunda.
Pasalnya, peternak baru mulai merasakan keuntungan dari harga ayam
yang mulai membaik.
Bila kenaikan harga pakan dilakukan sementara pemerintah
menetapkan harga batas bawah dan atas untuk ayam dan telur, maka
Singgih berpendapat keuntungan peternak bisa terus tergerus.
"Dalam empat tahun ini harga ayam babak belur, baru 2018 harga
stabil sejak Januari. Jadi semua aturan supply demand mulai terasa
hasilnya, tidak over supply," ujar Singgih.
Singgih mengatakan, saat ini rata-rata harga ayam di tingkat peternak
sekitar Rp 19.000 per kg. Menurutnya, jumlah produksi dan permintaan
konsumen pun sedang stabil.
II. KESIMPULAN
Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus
dikeluarkan oleh produsen untuk dapat menghasilkan suatu barang /
produksi. Dalam Teori ini, dikenal berbagai macam biaya dan
dibedakan menurut jangka waktunya yakni jangka pendek dan jangka
panjang.

Biaya tetap ialah Biaya yang besarnya tidak tergantung pada


hasil Produksi, artinya biaya tetap dikeluarkan dengan jumlah sama
meskipun hasil produksi mengalami penurunan, Sedangkan Biaya
Variabel ialah Biaya yang besarnya berubah-ubah mengikuti tingkat
produksi, artinya biaya ini akan semakin banyak dikeluarkan apabila
produksi yang dihasilkan semakin meningkat.

Pada Teori biaya Produksi Periode Jangka Panjang semua


biaya bersifat Variabel(berubah-ubah). Sedangkan pada periode
Jangka Pendek biaya bersifat tetap ( tidak berubah). Namun hal ini
tidak menutup kemungkinan bahwa biaya tetap pada periodejangka
pendek juga akan mengalami perubahan. Tentu hal ini dikarenakan
Faktor – factor tertentu yang harus menambah biaya tersebut. Misalkan
dalam suatu usaha perkembangan dari usaha tersebut sangat maju
dan oleh karena itu diperlukan tambahan peralatan untuk menunjang
hasil produksi tersebut. Maka tambahan biaya tetap dalam jangka
waktu tersebut memang harus dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai