Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku
manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti dari
masalah ekonomi adalah ketidakseimbangan antara jumlah alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas dengan jumlah
kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Dalam mempelajari ilmu
ekonomi tentunya kita akan mempelajari segala hal yang berkaitan
dengan ekonomi, contohnya Biaya produksi. Secara umum Biaya
produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-
barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya dalam
pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus ditanggung
untuk menyediakan suatu barang agar siap dipakai oleh
konsumen. Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua “beban”
yang harus ditanggung oleh Produsen untuk menghasilkan suatu
Produksi. Jadi, Biaya produksi adalah beban yang harus
ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan
suatu barang / jasa.
1.2Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep biaya ?

2. Apa saja pengklasifikasian biaya ?

3. Bagaimana hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai ?

4. Bagaimana hubungan biaya dengan volume kegiatan ?

5. Bagaimana pengklasifikasian biaya atas dasar waktu ?

6. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi jangka pendek ?

7. Apa yang dimaksud dengan biaya total dan biaya rata - rata ?

8. Apa saja jenis penerimaan suatu perusahaan ?

9. Bagaimana cara menghitung laba/rugi dalam suatu


perusahaan ?

10. Bagaimana cara memaksimumkan laba perusahaan ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan konsep biaya
2. Mengetahui pengklasifikasian biaya
3. Mengetahui hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4. Mengetahui hubungan biaya dengan volume kegiatan
5. Mengetahui pengklasifikasian biaya atas dasar waktu
6. Mengetahui yang dimaksud dengan biaya produksi jangka
pendek
7. Mengetahui yang dimaksud dengan biaya total dan biaya rata
- rata
8. Mengetahui jenis penerimaan suatu perusahaan
9. Mengetahui cara menghitung lab/rugi suatu perusahaan
10. Mengetahui cara memaksimumkan laba perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teoritis


 Pengertian Konsep biaya

Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam


akuntansi biaya dan akuntansi manajemen. Adapun tujuan
memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses
perencanaan,pengendalian dan pembuatan keputusan.

Sedangkan menurut Supriyono (2000:185), biaya adalah


pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau
jasa.

2.1.1 Klasifikasi Biaya


Klasifikasi biaya diperlukan untuk menentukan metode yang
tepat untuk menghimpun atau mengalokasikan biaya.
Penggolongan biaya diperlukan untuk mengembangkan data
biaya yang dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuan
perusahaan. Menurut Sulistianingsih dan Zulkifli (1999:83-86)
dan Harnanto dan Zulkifli (2003:14) penggolongan biaya dapat
didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Obyek pengeluaran, dimana prinsip dari penggolongan biaya
ini berkaitan dengan pengeluaran. Misalnya : biaya untuk
membayar gaji karyawan tersebut disebut biaya gaji.
2. Fungsi pokok perusahaan , dala perusahaan manufaktur biaya
diklasifikasikan menjadi:
a. Biaya produksi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi , terdiri
dari biaya bahan baku (raw material cost) yakni
bahan yang merupakan bagian integral dari produk
jadi , biaya tenaga kerja langsung untuk keperluan
komponen dari produk jadi dan biaya overhead pabrik
(BPO) atau biaya umum pabrik (factory overhead
cost) yakni segala bahan dan upah tidak langsung ,
serta biaya produksi yang tidak secara langsung dapat
dibebankan pada satuan , pekerjaan atau produk
tertentu.
b. Biaya pemasaran yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
menjual produk atau jasa biasanya dalam rangka
mendapatkan dan memenuhi pesanan
c. Biaya administrasi dan umum yaitu biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk mengarahkan ,mengendalikan dan
untuk mengoperasikan perusahaan/menetapkan
kebijakan.
d. Keuangan yakni biaya yang berkaitan dengan upaya
mencari dana.

2.1.2 Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai diklasifikasikan :


a. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena ada
sesuatu yang dibiayai
b. Biaya tak langsung adalah biaya yang terjadi tidak
tergantung kepada ada atau tidak adanya sesuatu
yangdibiayai

2.1.3 Hubungan biaya dengan volume kegiatan diklasifikasikan


menjadi :

a. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya sampai


tingkat kegiatan tertentu relative tetap dan tidak
terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan
b. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah
ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan ,
namun biaya perunitnya tetap
c. Biaya semi variabel adalah biaya yang sebagian tetap
dan sebagian lagi berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan.

2.1.4 Pengklasifikasian biaya atas dasar waktu dibagi menjadi :

a. Biaya periode sekarang atau pengeluaran penghasilan


adalah biaya yang telah dikeluarkan dan menjadi
beban pada periode sekarang untuk mendapatkan
penghasilan periode sekarang
b. Biaya periode yang akan dating atau pengeluaran
modal adalah biaya yang telah dikeluarkan dan
manfaatnya dinikmati selama lebih dari satu periode
akuntansi.

2.2 Biaya produksi jangka pendek


Biaya produksi jangka pendek yaitu biaya produksi yang
dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang dimana faktor
produksinya tidak ditambah jumlahnya. Biaya produksi ini ada yang
berubah - ubah jumlahnya namun ada juga yang tetap.

2.2.1 .Biaya total dan Biaya rata - rata


Dalam analisis biaya produksi jangka pendek ini perlu
diperhatikan tentang biaya produksi itu sendiri yang mana dapat
dibedakan menjadi biaya total dan biaya rata - rata. Biaya total
merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendanai aktivitas produksi, yang mana biaya total
dapat dibedakan menjadi biaya tetap total dan biaya berubah total.

Rumus mencari biaya total

𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶
TOTAL COST

Total Fixed Cost

Total Variable Cost


1. biaya tetap total adalah biaya tetap yang dibelanjakan untuk
memperoleh faktor - faktor produksi yang jumlahnya tetap.
Contohnya biaya telepon dan biaya pemeliharaan bangunan.
2. biaya berubah total yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh faktor produksi yang jumlahnya dapat
berubah - ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan
dihasilkan.. contoh faktor produksi yang dapat berubah
jumlahnya adalah upah tenaga kerja dan biaya bahan baku.

Biaya rata - rata dapat dibedakan menjadi 3 pengertian yaitu :

a. Biaya tetap rata - rata (Average fixed Cost) merupakan


biaya tetap yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan
setiap unit barang yang diproduksi.
b. Biaya Berubah rata - rata (Average Variable Cost)
merupakan biaya variable yang dibelanjakan untuk
menghasilkan setiap unit produksi.
c. Biaya total rata - rata (Average Cost )merupakan seluruh
biaya yang digunakan untuk menghasilkan setiap unit
produksi.

2.3 Penerimaan / Pendapatan (Revenue)


Proses produksi yang dilakukan perusahaan akan menghasilkan
sejumlah produk. Produk inilah yang akan menjadi sumber
penerimaan bagi perusahaan setelah produk terjual. Oleh karena itu,
penerimaan perusahaan dapat diartikan sebagai semua penerimaan
yang diterima oleh perusahaan atas penjualan produk yang dihasilkan
outputnya. Dalam ilmu ekonomi, penerimaan perusahaan disebut juga
revenue.
Besar penerimaan perusahaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu
jumlah produk yang terjual dan harga produk tersebut. Semakin besar
jumlah produk yang terjual dan semakin tinggi harga produk tersebut,
penerimaan perusahaan akan semakin besar. Sebaliknya, semakin
rendah jumlah produk yang terjual dan semakin rendah harganya
maka semakin kecil penerimaan yang diterima perusahaan. Oleh
karena itu, harga sangat berpengaruh terhadap revenue.
Tingkat harga ditentukan oleh strukur pasar. Pada pasar
persaingan sempurna, harga barang bersifat konstan. Adapun pada
persaingan pasar tidak sempurna, harga cenderung turun.
2.3.1 Jenis-jenis penerimaan perusahaan
Penerimaan perusahaan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu
penerimaan total / total revenue (TR), penerimaan rata-rata / average
revenue (AR), dan penerimaan marginal / marginal revenue (MR).
Berikut uraian lengkap mengenai ketiga penerimaan tersebut.
1. Penerimaan total / total revenue (TR)
Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan
dari penjualan produk yang dihasilkan. Penerimaan ini dapat dihitung
dengan cara mengalikan jumlah seluruh produk yang dihasilkan
dengan harga jual produk per unit. Pada pasar persaingan sempurna,
TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi
dipasar bagi mereka merupakan suatu yang tidak bisa dipengaruhi,
maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan
jumlah barang yang dijual.
Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis
melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat
menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula
TR naik sangat cepat (akibat pengaruh monopoli), kemudian pada
titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan
substansi).

Secara matematis, perhitungan itu dapat dirumuskan :

𝑇𝑅 = 𝑃 × 𝑄
P = Harga
Q = Jumlah produk yang dihasilkan, dan diasumsikan
semuanya terjual
2. Penerimaan rata-rata/average revenue (AR)
Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang
terjual. Penerimaan rata-rata dapat dihitung dengan cara membagi
penerimaan total perusahaan dengan jumlah produk yang terjual. Pada
pasar persaingan sempurna harga pasar cenderung stabil, sehingga
bentuk kurva permintaan dan penawaran pada pasar sempurna berupa
garis lurus mendatar sejajar dengan sumbu jumlah barang output.
Berapa pun jumlah barang yang dibeli atau yang ditawarkan tidak
akan menaikkan atau menurunkan harga barang. Dan kurva tersebut
juga merupakan kurva pendapatan rata-rata atau AR (Average
Revenue) dan pendapatan marginal atau MR (Marginal Revenue).

Sedangkan dalam pasar persaingan tidak sempurna, Harga (P)


adalah sama dengan permintaan rata-rata (AR). Kurva permintaan (D)
juga merupakan kurva AR dalam pasar ini. Untuk menaikan
penjualan (sebanyak satu unit), perusahaan harus menurunkan harga
(P) untuk seluruh jumlah yang dijualnya, hal ini mengakibatkan MR
lebih kecil dari P. Dalam penggambarannya, kurva marginal revenue
(MR) terletak dibawah kurva 𝐴𝑅 = 𝐷. Jika kurva permintaan berupa
garis lurus (linear) maka kurva MR tepat memotong jarak
pertengahan jumlah yang diminta pada harga nol. Jadi kurva MR juga
merupakan kurva yang turun dari kiri atas ke kanan bawah dan
mempunyai kecuraman dua kali dari kecuraman kurva D.
Secara matematis, perhitungan ini dapat dirumuskan :

𝑇𝑅
𝐴𝑅 =
𝑄
Keterangan :
AR = Penerimaan rata-rata
TR = Penerimaan total perusahaan
Q = Jumlah produk yang dihasilkan, dan diasumsikan
semuanya terjual
Karena TR = P x Q, maka :
𝑃×𝑄
𝐴𝑅 =
𝑄
Sehingga
𝐴𝑅 = 𝑃
3. Penerimaan marjinal/marginal revenue (MR)
Penerimaan marjinal ialah penerimaan tambahan dari adanya
tambahan per unit produk yang terjual. Penerimaan marjinal dapat
dihitung dengan cara membagi tambahan penerimaan total perusahaan
dengan tambahan jumlah produk yang terjual. Pasar persaingan
sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan
berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya
horizontal.
Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri
atas ke kanan bawah dan nilainya dapat berupa :
1. Positif, apabila elastisitas kurva permintaan lebih besar dari satu
atau elastis (𝑒 > 1);
2. Sama dengan nol, apabila elastisitas kurva permintaan sama dengan
satu atau unitary (𝑒 = 1);
3. Negatif, apabila elastisitas kurva permintaan lebih kecil dari satu
atau inelastis (𝑒 < 1).
Rumus elastisitas pendapatan/penerimaan adalah :
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛
𝐸𝑑 =
% 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
Secara sistematis, perhitungan MR dapat dirumuskan :

Δ𝑇𝑅
𝑀𝑅 =
Δ𝑄
Keterangan :
MR = Penerimaan marjinal
∆TR = Tambahan penerimaan total
∆Q = Tambahan jumlah produk yang dihasilkan,
dan diasumsikan semuanya terjual.
2.3.2 Laba dan Rugi (Profit and Loss)
Setelah memahami konsep biaya produksi dan penerimaan
perusahaan, apabila ditarik garis hubung antara biaya produksi yang
dikeluarkan perusahaan dan penerimaan yang diterima perusahaan,
maka akan ada tiga kemungkinan, yaitu biaya lebih kecil dari pada
penerimaan, biaya lebih besar dari penerimaan, atau biaya sama
dengan penerimaan.
Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, akan lahir laba (profit).
Jika biaya lebih besar dari penerimaan akan timbul rugi (loss), dan
jika sama dengan penerimaan, akan lahir konsep titik impas (break
event point). Bedasarkan hubungan antara biaya dan penerimaan
tersebut, laba usaha (profit) dapat diartikan sebagai kelebihan
penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Dapat juga
dikatakan bahwa laba usaha merupakan selisih positif dari
penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya.
Adapun rugi usaha dapat diartikan sebagai selisih negatif dari
penerimaan perusahaan atas biaya yang dikeluarkannya. Sementara
itu, titik impas dalam usaha dapat diartikan sebagai suatu keadaan
yang menunjukkan bahwa penerimaan perusahaan sama dengan biaya
yang dikeluarkannya. Dengan kata lain, dalam keadaan impas,
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
2.3.3 Perhitungan Laba dan Rugi Usaha.
Laba dan rugi usaha dapat diperhitungkan secara total maupun
rata-rata.Perhitungan secara total akan melahirkan konsep laba
total/total profit (TPF) dan rugi total/total loss (TL). Laba total
merupakan jumlah seluruh laba yang diterima perusahaan sebagai
akibat dari kelebihan penerimaan total (TR) atas biaya total (TC) yang
dikeluarkan perusahaan. Dengan demikian, total profit dapat dihitung
dengan rumus :
𝑇𝑃𝐹 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶
Apabila TC lebih besar daripada TR, TPF akan negatif. TPF yang
negatif menunjukan bahwa perusahaan mengalami kerugian atau
besar rugi total (total loss). Perhitungan secara rata-rata akan
melahirkan konsep laba rata-rata/average profit (APF) dan konsep
rugi rata-rata/average loss (AL). Laba rata-rata ialah laba yang
diterima per unit produk, sedangkan rugi rata-rata ialah kerugian yang
diderita perusahaan per unit produk.

Laba rata-rata (APF) dapat dihitung dengan rumus :


𝐴𝑃𝐹 = 𝑇𝑃𝐹/𝑄 atau 𝐴𝑃𝐹 = 𝐴𝑅 − 𝐴𝐶
Sementara itu, rugi rata-rata dapat dihitung dengan melihat nilai
total profit. Jika total profit bernilai negatif, laba rata-rata juga akan
bernilai negatif, perusahaan mengalami kerugian.
1. Memaksimumkan laba
1. Pendekatan totalitas
Pendekatan Totalitas membandingkan pendapatan total
(TR) dan biaya total (TC). Pendapatan total adalah sama
dengan jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan
harga output per unit. Jika harga jual per unit output adalah P
maka 𝑇𝑅 − 𝑃 ∙ 𝑄. Biaya Variabel adalah jumlah unit output (Q)
dikalikan dengan biaya variable per unit. Jika biaya variable per
unit adalah V, maka 𝑉𝐶 = 𝑉 × 𝑄dengan demikian 𝜋 = 𝑃𝑄 −
(𝐹𝐶 + 𝑉𝐶)
Kurva TR dan TC (pendekatan totalitas)

2. Pendekatan Rata-Rata (Average Appoarch)

Dalam pendekatan ini, perhitungan laba per unit dilakukan


dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC)
dengan harga jual output (P). Laba total adalah laba per unit
dikalikan dengan jumlah output yang terjual.
𝜋 = (𝑃 × 𝐴𝐶)

Dari persamaan ini perusahaan akan mencapai laba bila


harga jual per unit output lebih tinggi dari biaya rata-rata (AC).
Perusahaan hanya mencapai angka impas bila 𝑃 = 𝐴𝐶.

3. Pendekatan Marjinal (Marjinal Appoarch)


Dalam pendekatan marjinal, perhitungan laba dilakukan
dengan membandingkan biaya marjinal (MC) dan
pendapatan marjinal (MR). Laba maksimum akan tercapai
pada saat 𝑀𝑅 = 𝑀𝐶. Kondisi tersebut bias dijelaskan
secara matematis, grafis dan verbal.
- Penjelasan secara matematis

𝜋 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶

Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi


𝜕𝜋
𝜋 ( ) = 0 dan nilainya sama dengan nilai turunan
𝜕𝑄
𝜕𝑇𝐶
pertama TC ( 𝐴𝑡𝑎𝑢 𝑀𝐶).
𝜕𝑄
𝜕𝜋 𝜕𝑇𝑅 𝜕𝑇𝐶
= − =0
𝜕𝑄 𝜕𝑄 𝜕𝑄
𝑀𝑅 − 𝑀𝐶 = 0
𝑀𝑅 = 𝑀𝐶
→ 𝜋 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑔𝑖𝑎𝑛 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

- Penjelasan secara grafis

Kurva TR, TC dan Laba (pendekatan marjinal)

Pada diagram diatas terlihat bahwa tingkat output


yang memberikan laba adalah interval Q1-Q5. Jika
output dibawah jumlah Q1 perusahaan mengalami
kerugian Karena 𝑇𝑅 < 𝑇𝐶. Dalam diagram terlihat
bahwa laba maksimum tercapai jika tingkat
produksinya adalah Q3.

Pada pembuktian secara matematis telah diketahui


bahwa nilai π (laba) akan maksimum bila 𝑀𝑅 = 𝑀𝐶.
Dalam garis kondisi terbukti dengan membandingkan
dua garis singgung b1 dan b2.
- Penjelasan secara verbal
1) Penambahan output sepanjang sub-interval
Ketika output ditambah dari Q1 ke Q2 kurva π
bergerak naik yang artinya laba bertambah besar
2) Pada saat jumlah output Q3
Pada saat jumlah output Q3,garis singgung b1
(MR) sejajar garis singgug b2 (MC).
3) IntervalQ3-Q5.
Jika output ditambah dari Q3 keQ5, terlihat bahwa
sudut kemiringan garis singgung C1 (MR) sudah
lebih kecil dari sudut kemiringan garis singgung
C2 (MC).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya Produksi adalah keseluruhan biaya yang dibutuhkan
dalam proses produksi dan harus ditanggung oleh produsen dengan
tujuan untuk menghasilkan produk dalam bentuk uang untuk
menghasilkan suatu barang atau jasa.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahman, Eeng. 2004. Ekonomi Kelas X SMA. Jakarta :PT. Raja


Grafindo Persada.
2. Putra, herry . 2011 “ Akuntansi Manajemen : konsep biaya “
Terdapat pada :
http://herryakmen.blogspot.co.id/2011/09/konsep-
biaya.html?m=1. Diakses pada 04 oktober 2017.
3. Samuelson, Paul A. . 1994. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta :
Erlangga
4. Sudarsono. 1983. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta :LP3ES
5. Sukirno, Sadono . 2015. MikroEkonomi Teori Pengantar.Jakarta
: PT. RajaGrafindo Pers

Anda mungkin juga menyukai