Anda di halaman 1dari 7

MACAM-MACAM METODE ANALISIS DATA

Ada dua metode secara umum yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu
analisis data secara kualitatif yang digunakan pada penelitian yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Pada analisis ini tidak menggunakan alat statistik, akan tetapi
dilakukan dengan menbaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang
tersedia kemudian melakukan uraian dan penafsiran.
Analisis data secara kuantitatif digunakan pada penelitian dengan pendekatan
kuantitatif. Pada pendekatan seperti ini menggunakan alat statistik. Bila pendekatan
menggunakan alat statistik berarti analisis data dilakukan menurut dasar-dasar
statistik. Ada dua macam alat statistik yang digunakan yaitu: Statistik Deskriptif
dan Statistik Inferensial.
Jika dilihat dari jumlah variabel yang dianalisis ada 3 jenis analisis data yaitu:
1. Analisis Univariat, analisis yang menggunakan 1 variabel.
2. Analisis Bivariat, analisis yang menggunakan 2 variabel.
3. Analisis Multivariat, analisis yang menggunakan 3 atau lebih variabel
Jika dengan menganalisis data kualitatif diperoleh gambaran yang teratur
tentang suatu peristiwa atau kejadian maka statistik ini disebut “Deskriftif”
misalnya pengukuran nilai sentral (Rata-rata, Median, Modus), deviasi, perhitungan
angka indeks, ukuran korelasi, dan trend. Metode lebih lanjut dimana dalam analisis
tersebut memberikan cara bagaimana menarik kesimpulan mengenai ciri-ciri
populasi tertentu berdasarkan hasil dari analisis serangkaian sampel yang diambil
dari populasi tersebut dinamakan “Metode Statistik Inferensial”.

PEMILIHAN METODE ANALISIS DATA

0
Pemilihan metode analisis data menggunakan pendekatan kualitatif atau
kuantitatif. Dalam pendekatan kuantitatif persyaratan pertama yang harus terpenuhi
adalah alat uji statistik yang akan digunakan harus sesuai. Pertimbangan utama
dalam memilih alat uji statistic ditentukan oleh pertanyaan untuk apa penelitian
tersebut dilakukan dan ditentukan oleh tingkat/skala, distribusi dan penyebaran
data. Pertimbangan kedua dalam memilih alat uji statistik ini adalah luasnya
pengetahuan statistik yang dimiliki serta ketersediaan sumber-sumber dalam
hubungannya dengan perhitungan dan penafsiran data.
Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berbeda dengan pendekatan
kuantitatif, dalam pendekatan kualitatif perhatian dipusatkan kepada prinsip umum
yang mendasari perwujudan dan satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia
atau pola yang ada. Analisis yang dilakukan adalah gejala sosial dan budaya dengan
menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh pola
yang berlaku, dan pola tersebut dianalisis dengan teori yang objektif.
Penelitian kualitatif mampu mengungkapkan gejala yang ada di masyarakat
secara sistematis. Oleh karena itu urutan atau sistimatika yang ada dalam penelitian
memberikan urutan serta pola berfikir secara sistematis dan komplek. Penelitian
dengan pendekatan kualitatif ini mampu mengungkap gejala yang ada di
masyarakat secara sistematis secara mampu mengungkapkan kejadian yang
sebenarnya sehingga akan sulit ditolak kebenarannya.
Dalam memilih metode analisis perlu dipertimbangkan:
1. Kecocokan/kesesuaian metode.
2. Kehandalan/ketangguhan.
3. Kepekaan
4. Kecepatan/kemudahan.
5. Kepraktisan / fleksibel.
6. Keamanan.

Cara menentukan metode analisis yang akan digunakan:


1. Menetapkan tujuan.

1
2. Jenis metode.
3. Kemungkinan penggunaan metode.
4. Macam atribut metode yang digunakan.
5. Pemilihan metode alternative.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam memilih metode analisis
adalah:
1. Apakah analisis dilakukan untuk 1 sampel, jarang atau sering dengan contoh
yang sama.
2. Pereaksi apa saja yang harus tersedia.
3. Berapa lama waktu yang diperlukan.
4. Apa jenis matriks sampel yang dianalisis.
5. Berapa tingkat ketelitian yang diharapkan.
6. Apa ada zat pengganggu.
7. Apa ada badan khusus atau persyaratan peraturan, batas tindakan, atau batas
pelaporan.
8. Apakah diperlukan prosedur yang mampu menseleksi,mendeteksi, dan
identifikasi untuk campuran.
9. Berapa biaya yang harus dibayar pelanggan.
Jika menggunakan metode yang dikembangkan sendiri harus:
1. Merupakan kegiatan yang direncanakan
2. Ditugaskan kepada personil yang memenuhi persyaratan
3. Dilengkapi dengan sumber daya laboratorium yang memadai.
Apabila menggunakan metode non standar, maka harus :
1. Mendapat persetujuan pemilik sampel
2. Memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pemilik sampel
3. Sesuai dengan tujuan analisis.

PEMILIHAN METODE STATISTIK MENURUT SKALA PENGUKURAN

2
Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian kuantitatif sangat
tergantung pada skala pengukuran dari variabel yang digunakan. Dalam analisis
nantinya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik.
Bila dalam analisis kuantitatif tersebut dimana skala ukuran variabel adalah
nominal atau ordinal umumnya menggunakan statistik non parametrik. Apabila
skala ukuran variabel yang digunakan adalah interval atau rasio maka statistik yang
digunakan adalah statistik parametrik. Walaupun demikian untuk skala interval atau
rasio dapat juga menggunakan alat statistik non parametrik namun banyak sekali
kehilangan informasi yang dimiliki oleh data dengan skala interval dan rasio
tersebut.
Penggunaan statistik parametrik dan non parametrik untuk menganalisis data
khususnya menguji hipotesis yang diajukan. Contoh statistik parametrik antara lain
korelasi product moment, korelasi parsial, korelasi ganda, regresi, analisis varian
dan sebagainya. Contoh statistik non parametrik adalah Chi kuadrat, Mann
Whitney, Mc Memar, Cochran, Coefisien contingency, korelasi Rank Spearman,
Kruskal Wallis, dan sebagainya.
Menurut sugiono (2003:147), hipotesis deskriptif yang akan diuji dengan
statistik parametrik merupakan dugaan terhadap nilai dalam satu sampel
dibandingkan dengan standar, sedangkan hipotesis deskriftif yang akan diuji
dengan statistik non parametrik merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara
signifikan nilai antar kelompok dalam satu sampel. Hipotesis komparatif
merupakan dugaan ada tidaknya perbedaan secara signifikan nilai-nilai 2 kelompok
atau lebih. Hipotesis asosiatif adalah dugaan terhadap ada tidaknya hubungan secara
signifikan antara dua variabel atau lebih.
Dibawah ini diberikan tabel yang berisi tentang penggunaan statistik
parametrik dan non parametrik untuk menguji hipotesis.

Bentuk Hipotesis

3
Deskriptif Komparatif (2 sampel) Komparatif (lebih dari Asosiatif
(satu dua sampel)
Macam
variabel Relatif Independen Relatif Independen
data
atau satu
sample)
Nominal Binomial Mc Fisher Exact Cochran Q X2 untuk k Contingency
X2 satu Memar Probability sampel Coefficient
sampel X2 dua
sampel
Ordinal Run Test Sign Test Median Test Priedman Median Spearman
Wilcoxon Mann Two Way Extension Rank
Matched Whitney Anova Kruskal Correlation
Pairs Test Wallis one Kendall
Kormogorov Way Anova Tahu
Semmirnov
Wald
Wolfowitz
Interval t-test t-test of t-test One-Way One-Way Korelasi
Rasio relative independent Anova Anova product
moment
Two- Two-Way Korelasi
Way Anova Anova parsial
Korelasi
ganda
Regresi
sederhana
dan ganda

Pemilihan metode statistik juga dipengaruhi oleh tipe skala pengukuran yang
digunakan (skala nominal, skala ordinal, skala interval, skala rasio). Tipe skala
pengukuran menjadi pertimbangan peneliti untuk menetukan pemilihan metode
parametrik dan non parametrik dalam statistik inferensial. Jika suatu penelitian

4
menggunakan skala interval dan skala rasio dengan ukuran sampel relative besar
(n>30) statistik parametrik merupakan metode analisis data yang tepat, dengan
asumsi bahwa distribusi populasi datanya normal. Jika peneliti tidak menggunakan
asumsi normalitas, penggunaan statistik non parametrik merupakan metode analisis
yang tepat.
INTERPRETASI HASIL ANALISIS DATA
Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif khususnya tabulasi
silang ada ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan. Jika diasumsikan ada satu
variabel yang bertindak sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai variabel
terpengaruh maka arah perhitungan untuk tabulasi silang selalu dihitung searah
dengan variabel pengaruhnya. Dalam menginterpretasikan tabulasi silang tersebut
dengan membandingkan angka persen pada sel tabel searah dengan variabel
pengaruhnya.
Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna dan implikasi yang
lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Interpretasi hasil analisis dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
1. Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas
data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya.
2. Peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang
telah didapatkannya dari analisis.
Interpretasi secara terbatas karena peneliti hanya melakukan interpretasi atas
data dan hubungan yang ada dalam penelitiannya. Interpretasi ini dalam pengertian
sempit tetapi paling sering dilakukan.
Pada waktu menganalisis data penelitian, secara otomatis peneliti membuat
interpretasi dimana analisis dan interpretasi yang dilakukan sangat erat
hubungannya karena keduanya dilakukan hampir bersamaan.
Apabila peneliti mencoba mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-
hasil yang telah didapatkannya dari analisis. Hal ini dilakukan oleh peneliti dengan
cara membandingkan hasil analisis dengan kesimpulan peneliti lain dan dengan
menghubungkan kembali interpretasinya dengan teori. Tahap ini sangat penting
dilakukan, namun sering tidak dilakukan oleh peneliti social.

5
Misalnya suatu penelitian menggunakan teknik korelasi untuk mencari
hubungan dua variabel. Setelah dihitung diperoleh hasil koefisien korelasi yang
cukup tinggi (r = 0,85) dengan tingkat signifikansi 0,001, tahap inilah yang
dinamakan analisa. Proses analisa kemudian dilanjutkan dengan
menginterpretasikan koefisien korelasi yang diperoleh tersebut. Dalam proses
interpretasi ada serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang peneliti
yaitu sebagai berikut ini:
1. Apakah arti koefisien korelasi 0,85 tersebut?
2. Apakah arti yang lebih luas dari penemuan tersebut bila dibandingkan dengan
hasil penelitian-penelitian terdahulu?
Arti koefisien korelasi 0,85 ini adalah karena nilainya tinggi dan signifikan
dapat dikatakan bahwa korelasi yang tinggi dapat disimpulkan bahwa hubungan
yang tinggi antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya bukan terjadi
secara kebetulan tetapi secara sistematis. Maka dapat dikatakan hipotesis tersebut
didukung oleh observasi atau realitas, dengan demikian hasil ini dapat dikatakan
mendukung teori dengan konsisten.
Pada garis besarnya analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi kedalam dua
(2) kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Analisis untuk katagorikal.
2. Analisis untuk data bersambung.
Metode analisis dengan data katagorikal ini menggunakan metode tabulasi
silang. Sedangkan data yang berkesinambungan biasanya menggunakan alat
statistik seperti distribusi frekwensi, ukuran kecenderungan sentral, analisis
perbedaan, analisis varians, analisis multi variat dan sebagainya.

Referensi : Sugiyono. 2007.Metode Penelitian Bisinis. Bandung : ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai