PEREKONOMIAN INDONESIA
Kelompok 1 :
Page | 3
untuk kemajuan perekonomian. Keadaan perekonomian pada masa itu tidak mendapat cukup
perhatian pemerintah.
Dimulai dengan situasi politik sekitar tahun 1950, pada saat mana keadaan
keuangan Indonesia makin memburuk, inflasi sangat tinggi dan dilaksanakanlah
kebijaksanaan moneter yang sangat drastis yakni sanering. Sanering ini adalah pengguntingan
uang rupiah, setengah lembar diganti dengan uang baru dan dikembalikan kepada pemiliknya
dan setengahnya lagi ditukar dengan Obligasi Negara. Setelah diadakannya sanering, keadaan
perekonomian Indonesia bukannya bertambah baik, harga terus mengalami kenaikan. Sekitar
tahun 1960, sistem perbankan di Indonesia diubah mengikuti sistem perbankan di Rusia
menjadi Bank Negara Indonesia unit - unit I hingga VI. Keadaan harga - harga umum selalu
mengalami kenaikan, sehingga Bung Karno pada masa itu mengumumkan barang siapa yang
mampu membuat konsep untuk menurunkan harga - harga akan diangkat menjadi Menteri
Pasar. Pada akhir periode pimpinan Bung Karno (1965) sekali lagi dilaksanakan kebijakan
moneter yang sangat drastis, yakni menukar uang lama menjadi uang baru dengan
perbandingan Rp 1000 uang lama diganti dengan Rp 1 uang baru. Tindakan moneter yang
drastis tersebut bukannya meredakan kenaikan harga, malah memicunya hingga pada tahun
1965 tercatat tingkat inflasi sebesar 650 persen.
a. Di sektor keuangan negara. Pembelanjaan APBN pada masa orde lama selalu
memakai sistem anggaran defisit, pada orde baru dibentuk IGGI (Inter
Governmental Group on Indonesia) - organisasi negara maju yang memberi bantuan
kepada Indonesia.
b. Tabungan swasta asing (sumber pembiayaan luar negeri)
c. Tabungan domestik swasta. Tabungan ini berasal dari masyarakat umum dan
perusahaan, dikarenakan jumlah yang sangat kecil dan tidak mencukupi pembiayaan
pembangunan, maka diundangkanlah UUPMDN (Undang - Undang Penanaman
Modal Dalam Negeri).
Pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru ini memberikan peluang yang sangat luas
kepada sektor swasta terutama swasta asing. Perubahan trilogi pembangunan ini bersifat
teoritis dan tidak tampak jelas dalam praktek. Sementara masalah sistem ekonomi yang
berlaku sedang ramai didiskusikan, perekonomian masih terus mengalami kemerosotan, yang
mendorong terjadinya demontrasi mahasiswa (dan rakyat), yang tidak lagi percaya kepada
Suharto sebagai presiden. Krisis tersebut adalah krisis kenaikan harga dolar Amerika di Asia
Tenggara.
4. Masa Transisi dan Reformasi
Orde setelah jatuhnya Presiden Suharto dikenal dengan Orde Reformasi (ekonomi dan
politik). Pembenahan ekonomi diusulkan oleh IMF (International Monetary Funds) dan
diterima oleh pemerintah. Salah satu usulan IMF adalah penyehatan perbankan dengan
didirikannya BBPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Pada masa itu banyak bank
yang dilikuidasi, banyak juga bank - bank yang mendapat pembinaan serta tidak kurang bank
- bank yang harus mengadakan merger. Keadaan perekonomian yang yang hancur seperti itu
Page | 5
menyebabkan timbulnya isu yang mengatakan bahwa Indonesia telah dilanda oleh krisis
ekonomi. Salah satu tindakan yang digunakan untuk menangani hal tersebut adalah
dilancarkannya makan gratis di warung Tegal oleh Menteri Nasional dan yang lainnya
menyarankan agar pegawai negeri yang memiliki dolar bersedia menyumbangkan dolarnya
kepada pemerintah. Muncul berbagai diskusi dan seminar mengenai perekonomian pada
masa Reformasi, pemberdayaan ekonomi lemah, ekonomi kerakyatan. Masalah yang sering
dibicarakan adalah masalah pemasaran, terutama masalah modal. Hingga akhirnya timbul
skema kredit tanpa anggunan untuk perusahaan kecil dan mikro, kursus - kursus untuk
melahirkan enterpreneur baru dan sebagainya yang bersifat memberikan priorotas untuk
pengusaha kecil dan menengah.
Referensi :
Nehen, I K. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar:UUP
Page | 7