Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK

PEREKONOMIAN INDONESIA

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 2


PENGERTIAN DAN KONSEP PEREKONOMIAN INDONESIA

Kelompok 1 :

1. Eko Putra Rianto 1607532123


2. Hendra Maulanasyah 1607532144

PROGRAM REGULER SUDIRMAN – AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
PENGERTIAN PEREKONOMIAN INDONESIA SEBAGAI ILMU YANG BERDIRI
SENDIRI
Logikanya yang utama adalah perekonomian Indonesia langsung berkaitan dengan
proses politik, budaya dan ekonomi yang diperlukan untuk mempengaruhi transformasi
struktural dan kelembagaan yang cepat dari seluruh masyarakat demi kemajuan ekonomi
yang bermanfaat, melalui proses yang efisien untuk sebagian penduduk. Perkonomian
Indonesia seperti ilmu ekonomi pembangunan pada umumnya juga mengakui manfaat
peranan pemerintah yang lebih besar demi mengarah pada transformasi ekonomi yang
diinginkan. Perekonomian Indonesia atau pembangunan ekonomi Indonesia bersifat selektif
yakni mengkombinasikan berbagai konsep dan teori yang relevan dari analisis ekonomi
tradisional dengan model baru dan pendekatan multidisioliner yang tajam dari kajian-kajian
sejarah dan pengalaman pembangunan kontemporer di Negara-negara lain. Perekonomian
Indonesia merupakan satu disiplin ilmu yang terpisah yang penuh dengan berbagai penemuan
data dan teori baru. Teori-teori ini kadang mendukung tetapi kadang-kadang menentang cara
pandang tradisional mengenai dunia. Namun tujuan akhir dari mata kuliah ini yaitu untuk
memungkinkan kita lebih memahami perekonomian guna memudahkan upaya perbaikan
standar hidup bagi penduduk Indonesia.
Disamping cakupan ilmu dalam perekonomian Indonesia juga harus diperhatikan
cakupan wilayah dan cakupan waktu. Cakupan wilayah, perekonomian Indonesia membatasi
diri pada penerapan ekonomi pembangunan pada wilayah bekas jajahan Belanda. Karena
wilayah Indonesia adalah jajahan Belanda. Berbeda dengan wilayah kerajaan dulu, seperti
Kerajaan Sriwijaya yang hanya sebagian Indonesia dan wilayah Kerajaan Majapahit yang
lebih luas dari Indonesia sampai ke Madagskar. Jadi wilayah penerapan ekonomi
pembangunan diwilayah Indonesia ini mencakup wilayah dari sabang sampai merauke,
meskipun wilayah Papua Barat baru diperoleh kembali sekitar tahun 1962. Demikian juga
halnya wilayah Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste, tidak termasuk cakupan
wilayah perekonomian Indonesia, karena ia bukanlah daerah bekas jajahan Belanda.

PERIODISASI PEREKONOMIAN INDONESIA


Dapat dibagi kedalam empat periode, yakni:
1. Masa Penjajahan Belanda
Dimulai sejak VOC tahun 1902-1945. Pada waktu ini perekonomian didominasi oleh
sektor pertanian. Pada akhir periode ini, perkembangan sektor industri dan pertanian di Eropa
menjalar pada daerah jajahan Belanda yaitu Indonesia mulai berkembang sistem perkebunan,
Page | 2
perbankan, industri, dll. Sektor pertanian didominasi tanaman pangan yang tradisional. Untuk
dijual di pasar Eropa sebagai bahan mentah untuk industri yang berkembang saat itu. Hasil
perkebunan yang menonjol adalah karet, kelapa, rempah-rempah dll.
Sektor industri masing sangat terbelakang, yang ada hanya alat tenun bukan mesin. Uang
yang beredar adalah (golden) bank sentralnya di pegang Belanda de Javashe Bank diberi
kewenangan untuk mengatur sistem keuangan daerah jajahan Belanda sebagai bank sentral.
Pengaturan devisanya mengikuti sistem yang berlaku di Belanda dan Eropa Barat lainnya,
yakni atas kekuatan permintaan dan penawaran atas mata uang asing. Sistem perbankan
sangat terarah. Secara singkat sistem ekonomi secara keseluruhan sangat mirip dengan sistem
ekonomi yang dianut oleh Negara-negara Eropa Barat yakni sistem pasar dengan campur
tangan pemerintah yang sangat minimal.
2. Masa Orde Lama
Tahun pertama setelah proklamasi keadaan ekonomi mengalami stagflasi (kegiatan
produksi terhenti dengan tingkat inflasi yang tinggi) disebabkan oleh pendudukan Jepang,
Perang Dunia II, perang revolusi dan manajemen makro yang jelek. Selama periode 1950an
ekonomi Indonesia masih peninggalan colonial. Sektor formal/modern seperti pertambangan,
distribusi, transportasi, bank, pertanian komersial yang memiliki kontribusi lebih besar
daripada sektor informal/tradisional terhadap PDB didominasi oleh perusahaan asing yang
berorientasi ekspor. Terjadi struktur ekonomi dualisme yaitu diskriminasi yang sengaja
diterapkan untuk membuat perbedaan dalam kesempatan melakukan kegiatan ekonomi antara
penduduk pribumi dan non pribumi.

Perekonomian Indonesia sangat buruk disebabkan keterbatasan akan faktor - faktor


produksi, seperti kurangnya pendidikan, kemampuan pemerintahan, dana, teknologi, serta
kurangnya strategi yang baik. Nasionalis perusahaan Belanda (dan asing lainnya) yang
dilakukan pada tahun 1957 dan 1958 adalah awal dari periode "ekonomi terpimpin". Dimulai
sejak proklamasi kemerdekaan hingga jatuhnya Presiden Sukarno pada tahun 1965.
Perekonomian Indonesia pada masa itu dapat dikatakan sebagai ekonomi perang karena
masih terjadi perang antara kaum revolusioner Indonesia dengan pemerintah Belanda yang
pada waktu itu dibantu oleh Inggris dan Australia. Perang tersebut kemudian dikenal dengan
aksi polisionil pertama dan kedua, yang mana kaum penjajah belanda (dibantu oleh Inggris)
melancarkan perang mengembalikan daerah jajahannya, sampai akhirnya terjadi penyerahan
kedaulatan Rakyat pada tahun 1949. Situasi politik dalam negri pada masa itu tidak kondusif

Page | 3
untuk kemajuan perekonomian. Keadaan perekonomian pada masa itu tidak mendapat cukup
perhatian pemerintah.
Dimulai dengan situasi politik sekitar tahun 1950, pada saat mana keadaan
keuangan Indonesia makin memburuk, inflasi sangat tinggi dan dilaksanakanlah
kebijaksanaan moneter yang sangat drastis yakni sanering. Sanering ini adalah pengguntingan
uang rupiah, setengah lembar diganti dengan uang baru dan dikembalikan kepada pemiliknya
dan setengahnya lagi ditukar dengan Obligasi Negara. Setelah diadakannya sanering, keadaan
perekonomian Indonesia bukannya bertambah baik, harga terus mengalami kenaikan. Sekitar
tahun 1960, sistem perbankan di Indonesia diubah mengikuti sistem perbankan di Rusia
menjadi Bank Negara Indonesia unit - unit I hingga VI. Keadaan harga - harga umum selalu
mengalami kenaikan, sehingga Bung Karno pada masa itu mengumumkan barang siapa yang
mampu membuat konsep untuk menurunkan harga - harga akan diangkat menjadi Menteri
Pasar. Pada akhir periode pimpinan Bung Karno (1965) sekali lagi dilaksanakan kebijakan
moneter yang sangat drastis, yakni menukar uang lama menjadi uang baru dengan
perbandingan Rp 1000 uang lama diganti dengan Rp 1 uang baru. Tindakan moneter yang
drastis tersebut bukannya meredakan kenaikan harga, malah memicunya hingga pada tahun
1965 tercatat tingkat inflasi sebesar 650 persen.

3. Masa Orde Baru


Pada masa ini perhatian pemerintah lebih ditunjukkan kepada peningkatan kesejahteraan
masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial. Pemerintah melaksanakan stabilitas
politik, ekonomi, dan sosial. Sasarannya adalah untuk menekan kembali tingkat inflasi,
mengurangi defisit keuangan pemerintah, dan menghidupkan kembali kegiatan produksi,
termasuk ekspor, yang sempat mengalami stagnasi pada masa orde lama. Menjelang akhir
tahun 1960an atas kerjasama dengan Bank Dunia, IMF dan ADB (Bank Pembangunan Asia)
dibentuk suatu kelompok konsorsium yang disebut Inter Governmental Group on Indonesia
(IGGI) dengan tujuan membiayai pembangunan ekonomi Indonesia. Kebijaksanaan ekonomi
selama masa orde baru telah menghasilkan satu proses transformasi ekonomi yang pesat dan
laju pertumubuhan ekonomi yang tinggi, tetapi dengan biaya yang sangat mahal dan
fundamental ekonomi yang rapuh. Ditandai dengan kondisi sektor perbankan nasional dan
semakin besarnya ketergantungan Indonesia terhadap modal asing yang mengarah kepada
krisis ekonomi yang sangat parah, yang dimulai dengan naiknya nilai tukar dolar AS.
Pemerintahan Presiden Sukarno jatuh karena demontrasi rakyat (terutama mahasiswa),
pada demontrasi tersebut dielukan slogan "politik no, ekonomi yes". Kemudian tindakan
Page | 4
pertama yang diambil oleh pemerintah orde baru adalah untuk menstabilkan keadaan politik
dan ekonomi. Stabilisasi ekonomi dilaksanakan dengan kebijakan diantaranya:
a. Untuk jangka pendek kebutuhan dalam negri dipenuhi melalui impor sedangkan
untuk jangka panjang akan dipenuhi melalui pembangunan yang direncanakan setiap
lima tahun.
b. Liberalisasi perdagangan Luar Negri dengan memperkenankan swasta untuk turut
aktif dalam perdagangan luar negri dan liberalisasi sitem devisa.
Selain itu pemerintah orde baru juga yakin bahwa kunci keberhasilan pembangunan
adalah tersedianya dana untuk membiayainya, maka dari itu pemerintah orde baru
melaksanakan hal - hal sebagai berikut:

a. Di sektor keuangan negara. Pembelanjaan APBN pada masa orde lama selalu
memakai sistem anggaran defisit, pada orde baru dibentuk IGGI (Inter
Governmental Group on Indonesia) - organisasi negara maju yang memberi bantuan
kepada Indonesia.
b. Tabungan swasta asing (sumber pembiayaan luar negeri)
c. Tabungan domestik swasta. Tabungan ini berasal dari masyarakat umum dan
perusahaan, dikarenakan jumlah yang sangat kecil dan tidak mencukupi pembiayaan
pembangunan, maka diundangkanlah UUPMDN (Undang - Undang Penanaman
Modal Dalam Negeri).
Pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru ini memberikan peluang yang sangat luas
kepada sektor swasta terutama swasta asing. Perubahan trilogi pembangunan ini bersifat
teoritis dan tidak tampak jelas dalam praktek. Sementara masalah sistem ekonomi yang
berlaku sedang ramai didiskusikan, perekonomian masih terus mengalami kemerosotan, yang
mendorong terjadinya demontrasi mahasiswa (dan rakyat), yang tidak lagi percaya kepada
Suharto sebagai presiden. Krisis tersebut adalah krisis kenaikan harga dolar Amerika di Asia
Tenggara.
4. Masa Transisi dan Reformasi
Orde setelah jatuhnya Presiden Suharto dikenal dengan Orde Reformasi (ekonomi dan
politik). Pembenahan ekonomi diusulkan oleh IMF (International Monetary Funds) dan
diterima oleh pemerintah. Salah satu usulan IMF adalah penyehatan perbankan dengan
didirikannya BBPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional). Pada masa itu banyak bank
yang dilikuidasi, banyak juga bank - bank yang mendapat pembinaan serta tidak kurang bank
- bank yang harus mengadakan merger. Keadaan perekonomian yang yang hancur seperti itu
Page | 5
menyebabkan timbulnya isu yang mengatakan bahwa Indonesia telah dilanda oleh krisis
ekonomi. Salah satu tindakan yang digunakan untuk menangani hal tersebut adalah
dilancarkannya makan gratis di warung Tegal oleh Menteri Nasional dan yang lainnya
menyarankan agar pegawai negeri yang memiliki dolar bersedia menyumbangkan dolarnya
kepada pemerintah. Muncul berbagai diskusi dan seminar mengenai perekonomian pada
masa Reformasi, pemberdayaan ekonomi lemah, ekonomi kerakyatan. Masalah yang sering
dibicarakan adalah masalah pemasaran, terutama masalah modal. Hingga akhirnya timbul
skema kredit tanpa anggunan untuk perusahaan kecil dan mikro, kursus - kursus untuk
melahirkan enterpreneur baru dan sebagainya yang bersifat memberikan priorotas untuk
pengusaha kecil dan menengah.

ASPEK - ASPEK PENDUKUNG PEREKONOMIAN INDONESIA


1. Faktor geografi
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 13.677 pulau besar –
kecil, terbentang dari 60LU sampai 110LS sepanjang 61.146 km., memiliki potensi ekonomi
yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDm, kesuburan tanah, curah hujan (Sutjipto,
1975).
Wilayah Indonesia seluas 5.193.250 km2, 70 persennya (± 3,635,000 km2) terdiri dari
lautan letaknya strategis karena : memiliki posisi silang (antara Benua Asia dan Benua
Australia), menjadi jalur lalulintas dunia (antara Laut Atlantik dan Laut Pasifik) dan menjadi
paru-paru dunia (memiliki hutan tropis terbesar).
Menghadapi kesulitan komunikasi dann transportasi antar pulau (daerah) baik untuk
angkutan barang maupun penumpang; arus barang tidak lancar; perbedaan harga barang yang
tajam; perbedaan kesempatan pendidikan dan kesempatan (lapangan) kerja; kesemuanya itu
merupakan potensi kesenjangan.
2. Faktor Demografi
Indonesia negara nomor 4 di dunia karena berpenduduk lebih dari 310 juta orang.
Penyebaran penduduk tidak merata (dua per tiga tinggal di P. Jawa), sebagian besar hidup di
pedesaan (pertanian), bermata pencairan sebagai petani kecil dan burah tani dengan upah
sangat rendah.
Mutu SDM rendah : ± 80% angkatan kerja berpendidikan SD. Produktivitas rendah
karena taraf hidup yang rendah: konsumsi rata-rata penduduk Indonesia RP 82.226 per bulan
(1993), namun 82% penduduk berpendapatan di bawah RP 60.000 per bulan per kapita
(Sjahrir, 1996).
Page | 6
Indonesia yang berpenduduk lebih dari 210 juta orang membutuhkan berbagai barang,
jasa dan fasilitas hidup dalam ukuran serba besar (pangan, sandang, perumahan dan lain-
lain). Namun dilain pihak kemampuan kita untuk berproduksi (produktivitasnya) rendah. Hal
ini akan menciptakan kondisi munculnya rawan kemiskinan.

3. Faktor sosial, budaya dan politik


a. Sosial : Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku (heterogin) dengan beraagam
budaya, adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda.
b. Budaya : Bangsa Indonesia memiliki banyak budaya daerah, tapi sebenarnya kita
belum memiliki budaya nasional (kecuali bahasa Indonesia)..
c. Politik : sebelum kolonialis Belanda datang, bangsa Indonesia hidup di bawah
kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa Indonesia hidup di bawah pengaruh
feodalisme dan kolonialisme.

Referensi :
Nehen, I K. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar:UUP

Page | 7

Anda mungkin juga menyukai