II-1
II-2
Mursyidi (2010:26)[7] menyebutkan juga bahwa ada tiga jenis sistem yang
dapat digunakan untuk mengalokasikan dan membebankan biaya ke unit produksi,
yaitu:
1. Sistem Biaya Sesungguhnya (Actual cost system)
Dalam sistem biaya sesungguhnya, disebut sistem biaya historis (historical
cost system), biaya dikumpukan dan diperhitungkan terhadap harga pokok
produk berdasar biaya yang telah terjadi, atau biaya yang telah dikeluarkan
dalam suatu proses produksi.
2. Sistem Biaya Standar (Standard Cost System)
Dalam sistem biaya standar, harga pokok produksi serta operasi produksi
dihitung berdasarkan biaya yang telah ditentukan dimuka (pre-determined
cost) baik dari segi kualitas maupun nilai uangnya.
3. Sistem Biaya Normal (Normal Cost System)
Dalam mengatasi masalah atau kelemahan biaya actual, dikembangkan sistem
biaya normal dimana hanya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
yang dicatat (diukur) berdasarkan jumlah sesungguhnya, sedangkan biaya
overhead pabrik dicatat berdasarkan tarif ditentukan dimuka (pre-determined
overhead rate).
merupakan sejumlah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin,
biaya bahan baku, biaya bahan penolong dan biaya gaji karyawan. Menurut
Nafarin (2015:497)[3], harga pokok produksi atau biaya produk adalah semua
biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh, dimana didalamnya
terdapat unsur biaya produk berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Menurut Bastian Bustami Nurlela (2013:40)
[6], harga pokok produksi adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada
suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara
memasukan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi
variable saja. Sedangkan menurut Dewi dan Kristanto (2013:13)[9], harga pokok
produksi adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik
sebelum maupun selama periode akutansi berjalan.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas dapat dikatakan bahwa Harga
Pokok Produksi adalah akumulasi biaya yang digunakan selama proses produksi
untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi.yang siap jual dalam sebuah
periode akuntansi berjalan.
2.3.2. Komponen Harga Pokok Produksi
Perhitungan harga pokok produksi adalah untuk mengetahui besarnya
biaya produksi yang dikeluarkan dalam memproduksi suatu produk. Menurut
Mulyadi (2015:16)[5] bahwa komponen yang membentuk harga pokok produksi
adalah biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik. Biaya-biaya ini dikeluarkan untuk mengubah bahan baku
menjadi barang jadi. Yang termasuk kedalam komponen harga pokok produksi
adalah sebagai berikut:
II-6
3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan
istilah overhead pabrik.
5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai
diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan
II-10
untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam
pesanan.
Tabel 2.1
Perbedaan Harga Pokok Pesanan dan Harga Pokok Proses
akhir periode
harga pokok per pesanan telah selesai
akuntansi(akhir
satuan produk diproduksi
bulan)
Sifat produksi Spesifikasi pemesan Homogen dan standar
Tujuan produksi Melayani pesanan Mengisi persediaan
Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri
dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik variable, dan biaya overhead pabrik
tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya pemasaran, biaya
administrasi dan umum).
2. Variabel costing
II-1