LANDASAN TEORI
pencatatan dan analisis berbagai macam biaya pada suatu organisasi. Akuntansi
biaya merupakan istilah yang mengacu pada proses pencatatan keuangan, termasuk
untuk melakukan proses penelusuran dan analisis terhadap biaya yang terkait
dengan aktivitas suatu organisasi dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Oleh
karena itu, akuntansi biaya biasanya diterapkan oleh perusahaan yang kegiatan
bisnisnya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dan menjualnya kembali.
keuangan maupun non-keuangan terkait biaya yang berguna dalam perolehan dan
pemanfaatan sumber daya yang ada dalam organisasi. Pendapat lain mengenai
8
9
Menurut Mulyadi (2015, 7) tujuan dari akuntansi biaya sendiri ialah untuk
mencatat dan menyajikan biaya yang telah terjadi dimasa lalu. Untuk tujuan
diperkirakan akan terjadi dengan biaya yang sebenarnya terjadi. Untuk tujuan
produksi. Dan nantinya bisa dijadikan acuan untuk penentuan harga jual dan
yang diinginkan. Biaya ialah pengorbanan terhadap proses produksi suatu barang
atau jasa yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau mungkin terjadi
untuk tujuan tertentu. Menurut Mulyadi (2015, 8) terdapat 4 unsur dalam definisi
biaya, yaitu biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, diukur dalam satuan
10
uang, telah terjadi atau secara potensial akan terjadi, dan pengorbanan tersebut
ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan akan memberikan keuntungan atau manfaat pada saat ini atau masa
yang akan datang. Menurut Carter (2009, 30) biaya merupakan satuan nilai tukar,
Biaya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu expired cost dan unexpired cost. Expired
cost adalah biaya habis konsumsi dalam suatu periode akuntansi, sedangkan
unexpired cost adalah biaya yang belum dikonsumsi habis dalam satu periode
akuntansi.
pengertian biaya (cost) dengan biaya sebagai beban (expense). Ikatan Akuntan
manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau
Berdasarkan definisi dari IAI, dapat disimpulkan bahwa beban adalah suatu
penurunan nilai ekonomi yang merupakan kas keluar atau aset yang bekurang,
dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan. Dapat diartikan juga bahwa beban
diukur sebesar penurunan asset atau kenaikan liability dalam rangka menghasilkan
revenue. Contohnya, yaitu beban sewa, beban listrik, beban gaji, dan sebagainya.
produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung (direct material), biaya tenaga
kerja langsung (direct labor), dan overhead pabrik (factory overhead). Biaya bahan
baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung dapat dikelompokan kedalam
kelompok biaya utama atau prime cost. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan
convertion cost.
digolongkan menjadi:
12
jumlah total variable cost atau dapat dikatakan jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Variable cost meliputi biaya bahan baku
selalu sama atau tetap. Biaya tidak berubah seiring dengan kenaikan atau penurunan
jumlah barang atau jasa yang diproduksi. Contohnya biaya sewa gedung, biaya
Biaya Semi Variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur
biaya variabel. Salah satu contoh semivariable cost adalah biaya utilities.
menjadi biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen. Biaya
langsung departemen (direct departemental cost) ialah biaya yang dapat ditelusuri
matching cost again revenue. Pengeluaran yang memberikan manfaat lebih dari
satu tahun atau satu periode dan dapat menambah umur manfaat maupun tidak
umur manfaat adalah extraordinary repairs dan contoh yang tidak menambah umur
memberikan manfaat untuk satu tahun atau satu periode disebut dengan revenue
biaya pemeliharaan.
Sangat penting untuk mengidentifikasi biaya yang relevan dan tidak relevan
ketika harus mengambil keputusan, hal ini agar tidak mengarahkan kepada
keputusan yang salah. Biaya yang relevan dengan pilihan yang tersedia disebut
relevant cost atau dikenal dengan differential cost. Keuntungan atau revenue yang
tidak dapat diperoleh akibat memilih alternatif lain disebut opportunity cost. Biaya
yang sudah terjadi dan tidak relevan lagi dengan sebuah keputusan disebut sunk
Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung
yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi sehingga barang atau jasa
tersebut dapat dijual. Perhitungan harga pokok produksi dapat digunakan untuk
menentukan harga jual yang akan diberikan kepada konsumen sesuai dengan biaya-
biaya barang yang dibeli untuk diproses hingga selesai, baik sebelum maupun
harga pokok produksi sebagai biaya yang telah terjadi yang dibebankan atau
pembebanan unsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu
15
proses produksi, artinya penentuan biaya yang melekat pada produk jadi dan
Menurut Kuswadi (2005, 19) harga pokok produksi merupakan semua biaya
yang dikeluarkan utuk memproduksi suatu barang atau jasa jualan selama periode
pokok produksi atau yang sering disebut harga pokok adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi
untuk produk yang akan dijual sehingga dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal.
harga pokok produksi, yaitu menggunakan metode job order costing dan metode
process costing. Metode job order costing digunakan oleh perusahaan yang
menerus.
Perbedaan antara job order costing dan process costing dapat dilihat dari
variasi produknya. Produk dari job order costing bersifat heterogen, sedangkan
produk dari process costing adalah homogen. Selain itu, perbedaan antara kedua
16
metode tersebut adalah dalam hal pembebanan biaya. Metode job order costing
Menurut Kurniawan et al. (2017, 39) job order costing merupakan salah
satu bentuk metode perhitungan biaya produksi yang digunakan pada perusahaan
produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Tujuannya
Harga pokok produksi yang menggunakan metode job order costing dapat
perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa. Karakteristik dari metode
job order costing menurut Mulyadi (2015, 35) adalah perusahaan memproduksi
intermitten, produk yang dihasilkan dapat dibedakan antara pesanan satu dengan
yang terpisah. Jadi, agar perhitungan biaya berdasarkan metode ini menjadi efektif,
pesanan harus dapat diidentifikasi secara terpisah menjadi biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang dapat ditelusuri secara
17
langsung, sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri
secara langsung ke objek biaya. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku
langsung dan biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya tidak langsung terdiri
dari biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya
penyusutan aset, biaya listrik, biaya telepon, dan lain-lain. Biaya-biaya inilah yang
Biaya produksi berdasarkan job order costing meliputi biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikumpulkan secara
individual untuk tiap pesanan. Menurut Kurniawan et al. (2017, 41) biaya bahan
baku dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung terhadap pesanan, sedangkan
berdasarkan job order costing melibatkan delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu:
7. Penyelesaian pesanan
8. Penjualan produk
18
Kurniawan et al. (2017, 39) menyatakan bahwa job order cost sheet atau
kartu biaya produksi merupakan kartu yang berisikan rincian pesanan dari
pelanggan. Kartu ini merupakan catatan penting karena berfungsi sebagai rekening
mengerjakan suatu pesanan dan dicatat secara rinci. Contoh cost sheet dapat dilihat
Bahan Baku
Tanggal Nomor Permintaan Jumlah
..... ..... xxx
..... ..... xxx
xxx
Tenaga Kerja Langsung
Tanggal Jam Biaya (Rp) Jumlah
..... ..... xxx
..... ..... xxx xxx
Overhead Pabrik yang Dibebankan
Tanggal Jam Mesin Biaya (Rp) Jumlah
..... ..... xxx
..... ..... xxx
xxx
Bahan Baku xxx Harga Jual xxx
Tenaga Kerja Langsung xxx Biaya Produksi (xxx)
Overhead Pabrik yang dibebankan xxx Biaya Pemasaran (xxx)
Total Biaya Produksi xxx Biaya Administrasi (xxx)
Harga Pokok Penjualan (xxx)
Laba xxx
Mulyadi (2015, 65) mendefinisikan harga jual sebagai besaran harga yang
ditambah dengan biaya non-produksi serta laba yang ingin didapatkan. Krismiaji
dan Anni (2011, 326) menyatakan harga jual merupakan usaha untuk
penerimaan pendapatan yang tinggi dan penurunan volume penjualan jika harga
dan competitors. Sangat disarankan suatu usaha untuk menetapkan harga jual secara
tepat agar dapat menarik konsumen dan dapat memaksimalkan hasil penjualan
produknya.