Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati taerhadap
karakteristik dan transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang
sifatnya hamper sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen
biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang
berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah
diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Pengertian Konsep Biaya?
2.      Bagaimana Klarifikasi Biaya ?
3.      Bagaimana Pembebana Biaya?
4.      Bagaimana Akurasi Pembebanan Biaya?
5.      Bagaimana Penentuan Pemicu Biaya?
6.      Bagaimana Biaya Barang dan Jasa?
7.      Bagaimana Biaya dalam Peabuatan Keputusan?
8.      Bagaimana Sistem Akuntansi Manajemen Konvensional dan Kontemporer?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Biaya


1.      Pengetian Biaya
Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau
dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren, dkk, 2008). Menurut bustami
dan Nurlela (2006), biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapaitujuan tertentu.
Sementara menurut Kuswadi (2005), biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan
barang atau jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan
maupun tidak. Biaya diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung harga
pokok produk yang diproduksi perusahaan.
2.      Jenis-jenis Biaya
Berdasarkan metode pembebanan biayanya, Kuswadi (2005) mengklasifikasikan jenis-jenis
biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung, yaitu:
a.       Biaya Langsung (direct cost)
Adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya bahan baku
langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses produksi, biaya iklan,
ongkos angkut, dan sebagainya
b.      Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
Adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi,
misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan
sebagainya. Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead.
Sementara Kuswadi (2005) juga menggolongkan biaya berdasarkan pola perilaku biaya yaitu:
1.      Biaya Tetap (fixed cost)
Adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu,
berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan.
2.      Biaya Variabel (variable cost)
Adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-
ubah secara proporsional.
3.      Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya di atas (tidak termasuk ke
dalam biaya tetap atau biaya variabel). Carter, Usry (2004) mendefinisikan biaya berdasarkan
pola perilakunya sebagai berikut:
a.       Biaya Tetap (fixed cost), adalah biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis
meningkat atau menurun. Biaya tetap bernilai tetap dalam rentang aktivitas yang relevan
(relevant range), di luar rentang aktivitas ini biaya tetap dapat berubah nilainya. Contoh
biaya tetap antara lain beban penyusutan, beban sewa, dan beban asuransi.
b.      Biaya Variabel (variable cost), adalah biaya yang secara total meningkat secara proporsional
terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan
dalam aktivitas perusahaan. Contoh biaya variabel antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead.
c.       Biaya Semivariabel, adalah biaya yang memperlihatkan baik karakteristik biaya tetap
maupun biaya variabel. Alasan pengklasifikasian biaya ke dalam biaya semivariabel antara
lain karena adanya pengaturan minimum yang diperlukan untuk memelihara kesiapan operasi
perusahaan, atau berdasarkan objek pengeluaran dikelompokkan ke biaya tetap dan variabel
secara bersama-sama.
Biaya juga dapat digolongkan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan, Mulyadi (2004),
menjelaskan penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan menjadi tiga
kategori, antara lain:
Biaya Produksi, adalah biaya yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi produk
setengah jadi atau produk jadi. Biaya ini dapat dikaitkan langsung dengan produk yang
diproduksi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead.
1.      Biaya Pemasaran, adalah biaya yang dikaitkan dengan kegiatan pemasaran produk yang
diproduksi perusahaan kepada konsumen. Biaya pemasaran antara lain terdiri atas biaya
iklan, biaya promosi, biaya gaji bagian pemasaran, biaya contoh (sample).
2.      Biaya Administrasi dan Umum, adalah biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan
kegiatan produksi dan pemasaran produk perusahaan. Contoh biaya administrasi dan umum
antara lain biaya gaji bagian akuntansi dan biaya fotocopy.

B.     Klasifikasi Biaya.


1.         Ketertelusuran biaya, berdasarkan ketertelusuran biaya ke produk, biaya dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu :
a.       Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang dapat ditelusur sampai kepada produk secara
langsung.
b.      Biaya tidak langsung (indirect cost), biaya yang tidak dapat secara langsung ditelusur
keproduk.
2.         Perilaku biaya, berdasarkan perilakunya biaya dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
a.       Biaya variabel (variable cost), adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan tingkat aktivitas.
b.      Biaya tetap (fixed cost), adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh tingkat aktivitas
dalam kisaran tetentu.
c.       Biaya campuran (mixed cost), adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel dan
sekaligus biaya tetap.
3.         Fungsi pokok perusahaan, berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat
diklasifikasikan menjadi :
a.       Biaya produksi (production cost), adalah biaya untuk membuat bahan menjadi produk jadi.
Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik.
b.      Biaya pemasaran (marketing expense), meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk
memasarkan produk atau jasa. Biaya pemasaran terjadi dalam fungsi pemasaran. Contoh
biaya pemasaran adalah biaya promosi, biaya iklan, dan biaya pengiriman.
c.       Biaya administrasi dan umum (general and administrative exense), adalah biaya yang terjadi
dalam rangka mengarahkan, menjalankan, dan mengendalikan perusahaan.
4.      Elemen biaya produksi
Berdasarkan fungsi produksi, biaya dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a.       Biaya bahan baku (raw material cost), nilai bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi untuk diubah menjadi produk jadi.
b.      Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost), adalah besarnya nilai gaji dan upah tenaga
kerja yang terlibat langsung untuk mengerjakan produk.
c.       Biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost), adalah semua biaya produksi selain
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
C.     Pembebanan Biaya.
Ada tiga konsep yang perlu diketahui dalam membebankan biaya. Ketiga konsep tersebut
adalah biaya, objek biaya (cost object), dan metode pembebanan biaya (cost assignment).
Pengertian biaya sudah dijelaskan di atas. Pada bagian ini akan diuraikan objek biaya dan
metode pembebanan biaya.
1.      Biaya
2.      Objek Biaya adalah, unsur berupa apa pun yang kepadanya biaya dibebankan objek biaya
dapat berupa produk, departemen, aktivitas, atau bahkan pelanggan.
3.      Metode pembebanan biaya.
Pembebanan biaya adalah penentuan biaya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Ada 3 metode
pembebanan biaya. Ketiga metode tersebut adalah:
a.       Penelusuran langsung (direct tracing), adalah proses penentuan biaya yang dikonsumsi objek
biaya dengan mengamati hubungan langsung antara biaya dan objek biayanya.
b.      Penelusuran pemicu (driver tracing), adalah faktor penyebab besar atau kecilnya konsumsi
biaya oleh objek biaya yang dapat diamati.
c.       Alokasi (allocation), tidak memiliki hubungan langsung dan sebab akibat, maka metode
alokasi ini dilakukan berdasarkan kemudahan/kenyamanan (convenience).
D.    Akurasi Pembebanan Biaya.
Akurasi adalah suatu konsep relatif, pembebanan biaya yang masuk akal dan logis, bukan
pembebanan biaya yang “benar”. Tujuan pembebanan biaya adalah mengukur dan
membebankan sebaik mungkin biaya sumber daya yang dikonsumsi suatu objek biaya.
E.     Penentuan Pemicu Biaya.
Pemicu biaya adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan biaya oleh
aktivitas. Aktivitas adalah pekerjaan atau aksi yang dilakukan dalam perusahaan. Aktivitas
mengonsumsi biaya. Konsumsi biaya oleh aktivitas dipengaruhi oleh pemicu biaya. Pemicu
biaya perlu diidentifikasikan dan ditentukan oleh perusahaan untuk setiap aktivitas. Agar
tepat dalam membebankan biaya ke aktivitas, perusahaan harus menentukan pemicu biaya
yang tepat pula.
1.      Tahapan Penentuan Pemicu Biaya.
2.      Analisis Aktivitas
3.      Analisis Biaya
4.      Inventarisasi Pemicu Biaya
5.      Penentuan Pemicu Biaya
F.      Biaya Barang Dan Jasa
Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan mengonversi bahan melalui
penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber daya lain, seperti peralatan, mesin, dan tanah.
Oleh karena itu, produk berwujud disebut barang, mobil, motor, tv, komputer, dan pakaian
adalah contoh produk berwujud berupa barang.
Produk tidak berwujud adalah jasa yang diproduksi dengan menggunakan sumber
daya manusia dan sumber daya lain, seperti perlengkapan dan peralatan. Produk tidak
berwujud disebut jasa. Jasa merupakan pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan untuk
pelanggan. Jasa juga merupakan pekerjaan atau aktivitas yang dilaksanakan oleh pelanggan
dengan menggunakan produk atau fasilitas perusahaan. Jasa juga diproduksi menggunakan
bahan, tenaga kerja, dan sumber daya modal.
1.      fitur Jasa.
Produk barang dan jasa memiliki fitur yang berbeda. Pada Peraga 2.9 dijelaskan dimensi
yang membedakan fitur keduanya.
a.                   Kewujudan
b.                   Daya tahan
c.                   Keterpisahan
d.                  Heterogenitas
2.      Biaya berbeda untuk tujuan berbeda
Biaya produk merupakan pembebanan biaya untuk mendukung tujuan manajerial tertentu.
Pengertian biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang hendak dicapai. Hal ini
sesuai dengan istilah “biaya yang berbeda unuk tujuan yang berbeda” (different costs for
different purposes). Sebagai contoh, manajemen tertarik untuk menganalisis tingkat laba
produk. Untuk mendukung tujuan ini, manajemen memerlukan informasi tentang semua
pendapatatan dan biaya yang berhubungan suatu produk. Ketiga definisi biaya produk
tersebut adalah sebagai berikut:
a.                  Biaya produk rantai nilai (value chain product cost), adalah biaya produk yang
mempertimbangkan semua biaya, mulai dari riset dan pengembangan, produk, pemasaran,
sampai layanan pelanggan.
b.                  Biaya produk operasional (operating product cost), adalah biaya produk yang
mempertimbangkan aktivit yang dikonsumsi produk mulai dari produk, pemasaran, sampai
dengan layanan pelanggan.
c.                  Biaya produk tradisional (traditional product cost), adalah akumulasi biaya bahan, tenaga
kerja, dan overhead pabrik yang digunakan dalam menghasilkan produk.
3.      Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal.
Salah satu tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentuan biaya produk
untuk pelaporan keuangan eksternal. Untuk tujuan perhitungan biaya produk, biaya harus di
klasifikasi berdasarkan fungsi. Ada dua fungsi utama dalam perusahaan, yaitu produksi dan
non produksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa. Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan,
pengembangan, penjualan, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi umum. Biaya
pemasaran, distribusi, dan layanan pelanggan biasa ditempatkan satu kategori yaitu biaya
pemasaran. Biaya perancangan, pengembangan, dan administrasi umum ditempatkan dalam
kategori biaya administrasi.
Biaya produksi dapat di klarifikasi lebih lanjut menjadi biaya bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan overhead biaya produksi sering dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya
utama dan biaya konversi. Biaya utama (prime cost) adalah jumlah biaya bahan baku dan
tenaga kerja langsung. Biaya konversi (corvension cost) adalah jumlah biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Biaya konversi menggambarkan biaya untuk mengubah bahan
baku menjadi produk akhir.
4.      Laporan laba rugi perusahaan manufaktur
Dalam penyiapan aporan laba rugi, akuntan manajemen harus memisahkan biaya
produksi, biaya administrasi, dan biaya pemasaran. Biaya produksi dipandang sebagai biaya
produk, sementara biaya administrasi dan pemasaran merupakan biaya periodik. Biaya
produk melekat pada produk dan diakui sebagai biaya dalam harga pokok penjualan apabila
produk dijual. Biaya produk yang belum terjual tetap melekat pada produk dan diakui sebagai
persediaan yang tampak di laporan posisi keuangan (neraca) sedangkan biaya administrasi
dan biaya pemasaran diperlakukan sebagai biaya periodik dan harus dilaporkan sebagai
laporan laba rugi.
Unsur utama yang tampak pada laporan laba rugi perusahaan manufaktur adalah
penjualan. Harga pokok penjualan dikurangkan dari penjualan untuk menentukan laba kotor.
Harga pokok penjualan berasal dari persediaan awal barang ditambah harga pokok produksi,
dan dikurangi persediaan akhir barang. Perinciaan lebih lanjut mengenai dituangkan dalam
laporan yang disebut laporan barang yang diproduksi. Biaya pemasaran dan biaya
administrasi disajikan setelah laba kotor. Biaya pemasaran dan biaya administrasi disebut
biaya operasi. Untuk menetukan laba bersih sebelum pajak, biaya operasi dikurangkan dari
laba kotor.
5.      Laporan laba rugi perusahaan jasa
Dalam perusahaan manufaktur dikenal istilah harga pokok penjualan, sementara dalam
perusahaan jasa dikenal dengan istilah biaya jasa dijual, tidak ada persediaan barang awal dan
akhir periode. Jasa tidak bisa disimpan seperti barang. Walaupun perusahaan jasa tidak ada
persediaan barang awal dan akhir, tetapi pekerjaan dalam proses masih tetap ada, misalnya
arsitek mempunyai gambar yang sedang dalam proses.
G.    Biaya dalam pembuatan keputusan
Pembuat keputusan membutuhkan informasi. Akuntan manajemen memasok informasi
tersebut. Informasi yang diperlukan adalah informasi yang relevan utuk pembuatan keputusan
tersebut.
1.      Biaya relevan dan pendapatan relevan
Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan yang berbeda antara satu alternati dan
alternatif lainnya. Berikut dua kriteria biaya relevan tersebut:
a.       Biaya masa depan. Biaya masa dpan berarti biaya tersebut belum jadi. Biaya yang sudah
terjadi bukan merupakan biaya yang relevan.
b.      Biaya berbeda antar alternatif. Berarti bahwa suatu elemen biaya tertentu tidak memiliki
biaya yang sama antara satu alternatif dengan alternatif lainnya. Biaya yang berbeda antar
alternatif disebut juga biaya diferensial (diferential cost).
Pada kriteria yang sama dan terkait dengan pendapatan, maka disebut pendapatan relevan.
Jadi, pendapatan relevan (relevant revenue) adalah pendapatan masa depan yang berbeda
antara satu alternatif dan alternatif lainnya.
Mengapa pembuat keputusan memerlukan biaya relevan dalam membuat keputusan? Berikut
ada alasan yang mendasari pertimbangan ini.
a)      Tidak semua biaya merupakan biaya relevan
b)      Produksi merupakan informasi yang mahal
c)      Kemampuan kognitif yang terbatas
2.      Biaya diferensial dan pendapatan diferensial
Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda antar alternatif keputusan. Sedagkan pendapatan
diferensial adalah pendapatan yang berbeda antar alternatif keputusan.
Biaya diferensial dapat merupakan kenaikan biaya atau penurunan biaya. Biaya diferensial
berupa kenaikan biaya. Biaya diferensial dapat berupa kenaikan pendapatan atau penurunan
pendapatan
3.      Biaya kesempatan
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang dikorbankan saat suatu alternatif
keputusan dipilih dan mengabaikan alternatif lain. Biaya kesempatan tidak dapat didefiniskan
secara langsung dari catatan akuntansi perusahaan, manajer harus secara eksplisit
mengidentifikasi dan mempertimbangkan biaya ini dalam setiap pembuatan keputusan
4.      Biaya terbenaam
Biaya terbenam adalah biaya yang sudah terjadi dan keputusan masa depan tidak lagi dapat
mengubah biaya tersebut. Oleh karena itu biaya terbenam tidak dapat diubah dengan
keputusan apapun, maka biaya ini bukan merupakan biaya diferensial. Oleh karena itu biaya
relevan harus biaya diferensial, maka biaya terbenam bukanlah biaya relevan. Biaya
terbenam diabaikan dalam pembuatan keputusan.

H.    Sistem akuntansi manajemen konvensional dan kontemporer


Sistem akuntansi manajemen konvensional saat ini lebih banyak digunakan daripada sistem
akuntani manajemen kontemporer.
1.      Sistem akuntansi manajemen konvensional
Sistem akuntansi manajemen konvensional adalah sistem akuntansi manajemen yang
memfokuskan perhatian pada pengukuran output aktifis berdasarkan volume produksi. Sistem
akuntansi manajemen konvensional sangat menekankan pada pembebanan biaya berdasarkan
alokasi. Kalkulasi biaya produk dalam sistem akuntansi konvensioanl adalah penjumlahan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
Dalam sistem biaya konvensional pembebanan biaya ke produk menggunakan pemicu tingkat
unit (unit level driver). Alasan penggunaan pemicu tingkat unit karena hal ini merupakan
faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yanag diproduksi.
Berikut contoh pemic tingkat yang secara umum digunakan untuk membebankan biaya
overhead pabrik :
a.       Unit yang diproduksi
b.      Jam tenaga kerja langsung
c.       Tenaga kerja langsung
d.      Jam mesin
e.       Bahan langsung
Sistem penentuan biaya konvensional memiliki kelemahan mendasar. Kelemahan tersebut
terleak pada pembebanan biaya overhead pabrik. Secara ringkas berikut merupakan ciri khas
sistem akuntansi manjemen konvensional.
a.       Menggunakan pemicu berbasis unit
b.      Banyak menggunakan alokasi dalam pembebanan biaya
c.       Penentuan biaya produk terlalu sempit dan kaku
d.      Fokus pada manajemen biaya, bukan aktivitas
e.       Sedikit menggunakan informasi aktivitas
2.      Sistem akuntansi manajemen kontemporer
Tujuan utama sistem akuntansi manajemen kontemporer adalah untuk memperbaiaki kualitas,
konten, relevasi, dan ketepatan waktu informasi biaya. Sistem ini lebih menekankan pada
penelusuran daripada alokasi biaya. Peran penelusuran penting dalam sistem akuntansi
kontemporer. Pemicu yang digunakan tidak hanya pemicu berbasis unit melainkan juga
pemicu berbasis non unit.
Model manajemen berbasis aktivis.
Manajemen berbasis aktivitas adalah sitem yang memfokuskan perhatian manajemen
terhadap aktivitas untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan dalam rangka meningkatkan laba
perusahaan. Seperti tampak pada peraga diatas, manajemen berbasis aktivitas memiliki dua
dimensi, yaitu
1.      Dimensi biaya
Dimensi biaya menekankan biaya ke objek biaya melalui penelusuran biaya sumber daya ke
aktivitas dan kemudian ke objek biaya. Pada dimensi ini di analisis apa aktivitas yang
dikonsumsi oleh aktivitas, dan apa obyek biasanya.
2.      Dimensi proses
Dimensi proses menekankan pada analisis pemicu, aktivitas yang dilakukan dan penilaian
kinerja aktivitas. Pada dimensi ini dilakukan analisis terhadap aktivitas untuk mencari
jawaban mengenai pertanyaan apa aktivitas yang dilakukan, mengapa aktivitas dilakukan,
dan seberapa baik aktivitas dilakukan.
Secara ringkas ciri khas sistem akuntansi manajemen kontemporer adalah sebagai berikut:
a)      Menggunakan pemicu berbasis unit dan nonunit.
b)      Menggunakan banyak penelusuran dalam pembebanan biaya.
c)      Penentuan biaya produk fleksibel.
d)     Fokus pada manajemen aktivitas.
e)      Menggunakan informasi aktivitas secara terperinci.
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan

Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau
dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren, dkk, 2008). Menurut
Kuswadi (2005), biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari
pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Biaya
diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung harga pokok produk yang
diproduksi perusahaan.
Berdasarkan metode pembebanan biayanya, Kuswadi (2005) mengklasifikasikan
jenis-jenis biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung. Sementara Kuswadi
(2005) juga menggolongkan biaya berdasarkan pola perilaku biaya yaitu, Biaya Tetap (fixed
cost). Biaya Variabel (variable cost), Biaya Semi Variabel.
Pemicu biaya adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan biaya
oleh aktivitas. Aktivitas adalah pekerjaan atau aksi yang dilakukan dalam perusahaan.
Aktivitas mengonsumsi biaya. Konsumsi biaya oleh aktivitas dipengaruhi oleh pemicu biaya.
Pemicu biaya perlu diidentifikasikan dan ditentukan oleh perusahaan untuk setiap aktivitas.
B.     Saran

Dengan adanya Konsep Biaya dalam suatu organisasi/ perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi/ perusahaan tersebut. Asalkan
pelaksanaannya masih memegang teguh tanggung jawab utamanya.

Anda mungkin juga menyukai