Anda di halaman 1dari 15

PEMBAHASAN

Pengertian Analisis Biaya


Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.Begitupun pula dengan perusahaan yang dalam kegiatan utamanya untuk menghasilkan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh manusia dari adanya pengorbanan faktor-faktor produksi.Nilai
dari pengorbanan yang dilakukan inilah yang dinamakan dengan biaya.

Oleh karena itu, semua biaya yang berhubungan dengan suatu proses produksi harus dipertimbangkan
dan diuraikan dalam perencanaan penetapan harga jual suatu produk, untuk memperoleh gambaran
yang jelas mengenai definisi biaya berikut beberapa pendapat ahli :

Pengertian biaya menurut Mulyadi (2005:8) “biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

Ada 3 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas :

a. Diukur dalam satuan uang


b. Yang telah terjadi atau secara potensial akan terjadi
c. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan ekonomis yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Penggolongan Biaya

Dalam melakukan pencatatan serta analisis terlebih dahulu kita harus menggolongkan
biaya. Penggolongan tersebut harus selalu diperhatikan menurut tujuan keperluan
digunakannya informasi tersebut. Klasifikasi biaya yang tepat merupakan hakekat bagi
manajemen untuk mengumpulkan dan menggunakan informasinya dengan cara seefektif
mungkin

Menurut Mulyadi (2005:14) “ biaya digolongkan dengan berbagai macam cara”. Umumnya
penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan
tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal dengan “different costs for different purposes”. Biaya
digolongkan dengan berbagai macam cara, umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar

tujuan yang hendak dicapai dengan dengan penggolongan tersebut.

a) Objek pengeluaran.
Berdasarkan obyek pengeluaran, dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran
merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan
bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan
bakar.
b) Fungsi pokok dalam perusahaan.
Berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan, dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi
pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh karena
itu dalam perusahaan manufaktur,
biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok :
1. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang digunakan untuk mengolah bahan
baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya bahan baku,
biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya penolong, biaya gaji tenaga kerja
baik yang langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses
produks
2. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang telah terjadi untuk melaksanakan
kegiatan pemasaran produk, contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya
angkutan dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan yang

melaksanakan pemasaran, dan biaya contoh.

3. Biaya administrasi umum


Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi
kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya administrasi dan umum
adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia, dan bagian

hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, biaya fotocopy . Jumlah


biaya pemasaran dan biaya administrasi umum sering pula disebut dengan

istilah biaya komersial(commercial expenses).

c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.


Berdasarkan hubungan biaya dengan suatu yang dibiayai.Sesuatu yang dibiayai
dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang
dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu biaya langsung
dan tidak langsung menurut Mulyadi (2005:14)
1. Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya
adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai
tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Contohnya
biaya bahan bakudan biaya tenaga kerja langsung

2. Biaya tidak langsung (indirect cost)


Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya
dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau
biaya overhead pabrik.Biaya ini tidak mudah didefinisikan dengan produk
tertentu.
Pengertian Biaya Langsung Dan Tidak Langsung secara umum
Secara umum Biaya langsung (Direct Cost) adalah biaya yang dapat dengan mudah
ditelusuri ke objek biaya yang bersangkutan. Konsep biaya langsng lebih luas dari pengertian
bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

Biaya langsung adalah elemen biaya yang memiliki kaitan langsung dengan volume
pekerjaan yang tertera dalam item pembayaran atau menjadi komponen permanen hasil akhir
proyek. Komponen biaya langsung terdiri dari biaya upah pekerja, operasi peralatan,
material. Termasuk kategori biaya langsung adalah semua biaya yang berada dalam kendali
subkontraktor.
Biaya tidak langsung merupakan elemen biaya yang tidak terkait langsung dengan
besaran volume komponen fisik hasil akhir proyek, tetapi mempunyai kontribusi terhadap
penyelesaian kegiatan atau proyek. Elemen biaya ini umumnya tidak tertera dalam daftar
item pembayaran dalam kontrak atau tidak dirinci. Yang termasukdalam kategori biaya tidak
langsung antara lain adalah: biaya overhead, pajak (taxes), biaya umum (general conditions),
dan biaya risiko. Biaya risiko adalah elemen biaya yang mengandung dan/atau dipengaruhi
ketidakpastian yang cukup tinggi, seperti biaya tak terduga (contingencies) dan keuntungan
(profit).

Biaya tidak langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri dengan
mudah ke objek biaya yang bersangkutan

Komponen biaya tak langsung proyek konstruksi dalam proses penawaran biasanya
dimasukkan oleh kontraktor dalam setiap jenis pekerjaan. Kontraktor nasional di Indonesia
pada umumya tidak melakukan identifikasi biaya tidak langsung secara detail sebelumnya.
Kontraktor juga diyakini tidak memiliki mekanisme yang akurat dalam menentukan besarnya
masing-masing variabel biaya tidak langsung. Penentuan alokasi biaya tidak tidak langsung
yang biasa dilakukan adalah melalui presentase yang besarnya berbeda-beda, tergantung
pengalaman kontraktor. Penetapan besarnya persentase ini juga dipengaruhi oleh persepsi
risiko oleh kontraktor terhadap tiap jenis poyek, karena tiap proyek memiliki karakteristik
tertentu dan ketidakpastian yang berbeda. Dalam menyikapi hal ini kontraktor-kontraktor di
Indonesia cenderung tidak terlalu memperhatikan komponen biaya tidak langsung secara
3
komprehensif dalam mengestimasi biaya konstruksi. Sebagai perbandingan, studi yang
dilakukan oleh Tah et al (1994) menyimpulkan hal yang serupa, di mana dari tujuh
perusahaan konstruksi yang disurvei kesemuanya menggantungkan pada kemampuan
estimasi subyektif berdasarkan pengalaan yang lalu.
Contoh dari biaya tidak langsung ini adalah gaji manajer pabrik menjadi biaya tidak
langsung dari setiap jenis minuman bersoda yang mereka hasilkan. Gaji manajer pabrik ini
disebut juga dengan biaya umum.

Biaya umum adlah biaya yang bersama-sama dinikmati oleh sejumlah objek biaya.
Biaya umum adalah salah satu jenis biaya tidak langsung.

Biaya tertentu mungkin masuk kategori langsung atau tidak langsung tergantung dari
objek biayanya. Pada contoh pertama gaji manajer pabrik akan menjadi biaya langsung bagi
divisi produksi. Pada contoh pertama objek biayanya adalah minuman bersoda sedangkan
pada contoh kedua objek biayanya adalah keseluruhan divisi produksi.

d. Jangka waktu manfaatnya


Berdasarkan jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua yaitu pengeluaran
modal dan pengeluaran pendapatan. Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai

manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya periode akuntansi adalah satu tahun

kalender) ), contoh dari pengeluaran modal berupa biaya depresiasi, biaya amortisasi, atau
biaya deplesi. pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam
periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut, contoh pengeluaran pendapatan antara

lain adalah biaya iklan, biaya telex, dan biaya tenaga kerja .

Perilaku biaya
Klasifikasi biaya berdasarkan pola perilaku biaya ini dapat digolongkan menurut Bustami dan Nurlela
(2009:7) yaitu :
a. Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang secara total berubah sebanding dengan
aktivitas atau volume produksi dalam rentang relevan tetapi per unit bersifat tetap. Contoh
biaya variabel yaitu bahan langsung dan tenaga kerja langsung.

b. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang secara total tetap dalam rentang relevan tetapi
per unit berubah. Contoh biaya tetap yaitu biaya gaji, biaya sewa dan lain- lain.

c. Biaya campuran (mixed cost) adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap dan biaya
variabel, biaya campuran disebut juga biaya semi variabel. Biaya semi variabel adalah
biaya yang pada aktivitas tertentu memperlihatkan karakteristik biaya tetap maupun biaya
variabel. Contoh biaya campuran adala biaya listrik, biaya telepon, biaya air, biaya gas dan
lain-lain.
Biaya Bahan Baku

Bahan baku (raw material) adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk
dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya (atau merupakan
bagian terbesar dari bentuk barang ).
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh sampai
dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos angkut,
penyimpanan dan lain-lain.

A. Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan yang dibeli

Unsur harga pokok bahan yang dibeli adalah semua biaya untuk memperoleh bahan
baku dan untuk menempatkan dalam keadaan siap pakai. Harga beli dan biaya angkut
merupakan unsur yang mudah diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku sedangkan
biaya pesan, biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan
biaya akuntansi biaya merupakan unsur yang sulit diperhitungkan sehingga pada prakteknya
harga pokok bahan baku yang dicatat sebesar harga beli menurut faktur dari pemasok
sebagai akibatnya biaya penyiapan bahan baku diperhitungkan dalam biaya overhead pabrik.

B. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi

 Metode pencatatan bahan baku


Ada 2 macam metode pencatatan bahan baku, yaitu:

1. Metode Fisik(Fhysical Inventory Method )


Dalam metode ini hanya tambahan persediaan bahan saja yang dicatat sedang mutasi
berkurangnya bahan tidak dicatat untuk mengetahui bahan baku yang diperoleh , harus
menghitung persediaan bahan baku digudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok
persediaan awal ditambah Harga pokok pembelian dikurang Harga pokok persediaan akhir
yang ada digudang merupakan biaya bahan baku yang dipakai selama periode akuntansi.

2. Metode Mutasi Persediaan( Perpetual Inventory Method)


Dalam metode ini setiap mutasi dicatat dalam kartu persediaan . Pembelian dicatat
dalam kolom Beli di kartu persediaan ,pemakaian dicatat dalam kolom pakai di kartu
persediaan dan jumlah bahan yang tersedian digudang dapat dilihat dalam kolom sisa di
kartu persediaan.

 Metode Penilaian Bahan Baku


Ada beberapa metode penilaian terhadap bahan baku diantaranya :

1. Pertama Masuk Pertama Keluar (Fifo)


Metode ini didasarkan anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani
dengan harga perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali masuk kegudang
bahan,atau harga perolehan bahan persatuan yang pertama kali masuk kegudang bahan akan
digunakan untuk menentukan harga perolehan persatuan bahan yang pertama kali disusul
harga perolehan per satuan bahan yang dipakai pertama kali ,disusul harga perolehan
persatuan yang masuk berikutnya.

2. Metode Rata-Rata (Weighted Average Method)


Pada metode ini dengan pencatatan fisik menghitung rata-rata harga perolehan
persatuan bahan sebagai berikut:
(X1 x P1) + (X2 x P2) +.......+(Xn x Pn)
Harga perolehan Rata =
X1+X2+.......+Xn
Didalam kartu kartu persediaan dengan metode ini setiap terjadi tambahan bahan dan
ada bahan yang dipakai memiliki harga perolehan persatuan bahan yang paling baru.

3. Metode Terakhir Masuk , Pertama Keluar (Lifo)


Metode ini berdasarkan anggapaan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani
dengan harga perolehan persatuan bahan dari yang terakhir masuk ,disusul dengan harga
perolehan bahan persatuan yang masuk sebelumnya dan seterusnya.

4. Metode Persediaan Dasar


Metode ini didasarkan atas anggapan bahwa persediaan minimum atas bahan harus
dimiliki perusahaan pada setiap saat agar kegiatan kontinyu. Pada umumnya metode
persediaan dasar menggunakan metode Lifo .

C. Analisis Selisih Bahan Baku ( Raw material variance)

Dalam memgendalikan dan mengawasi biaya banyak perusahaaan menggunakan


Biaya standar (standard cost) yaitu menetapkan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan
per satuan produk , jadi perusahaan akan membuat perencanaan biaya dan pada akhir periode
akan diketahui biaya yang sebenarnya terjadi dan biasanya jarang sekali pengeluaran
sesungguhnya sama dengan standar dan perbedaan ini disebut selisih (Variances).

Selisih Bahan Baku = Biaya Bahan Baku Sesungguhnya - Biaya Bahan Baku Standar

Selisih bahan baku ini dapat dianalisis dalam:

A) Selisih Harga Bahan (raw material price – variance)


Selisih harga bahan disebabkan karena pengeluaran untuk biaya bahan harga
persatuannya tidak sama dengan standar

Selisih Harga = - Harga Bahan Standar - Harga bahan - x Jumlah sesungguhnya


per satuan sesungguhnya dibeli/digunakan
- per satuan -

B) Selisih Pemakaian Bahan


Perbedaan yang disebabkan oleh karena pemakaian bahan menurut standar tidak sama
dengan sesungguhnya.

Selisih Pemakaian = Pemakaian bahan - Pemakaian bahan x Harga bahan standar


Bahan standar sesungguhnya persatuan bahan
Biaya Produksi
      produksi berlangsung dengan jalan mengolah masukan (input) menjadi keluaran (out
put).masukan merupakan pengorbanan biaya yang tidak dapat dihindarkan untuk melakukan
kegiatan produksi.
        setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan
harga pokok  barang yang dihasilkan. untuk menghitung biaya produksi terlebih dahulu harus
dipahami pengertiannya. biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus
dikorbankan untuk memproduksi suatu barang. menetapkan biaya produksi berdasarkan
pengertian tersebutmemerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi
ada juga yang sulitdiidentifikasikan dan hitungannya.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi
b. Bahan – bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli sampai direktur
d. Penyusutan peralatan produksi
e. Uang modal sewa
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, administrasi, pemeliharaan, listrik,
keamanan, & asuransi
g. Biaya pemasaran
h. pajak

secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga komponen biaya, berikut :
1. Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan
produksi.
2. Komponen biaya gaji/upah tenaga kerja.
3. Komponen biaya umum (biaya overhead pabrik) meliputi semua pengorbanan yang
menunjang terlaksananya proses produksi.
Teori Biaya Produksi
Biaya kesempatan adalah nilai sumber daya dalam penggunaan yang terbaik. Biaya
kesempatan perlu dipertimbangkan dalam mengukur seluruh biaya produksi.Biaya eksplisit
adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang berbentuk kas,sedangkan biaya
implisit adalah biaya dikeluarkan dalam proses produksi dalam bentuk nonkas.Keuntungan
ekonomi adalah penerimaan dikurangi semua biaya, tercakup di dalamnya pengembalian
normal untuk manajemen dan modal.Biaya marjinal adalah perubahan biaya total yang
berkaitan dengan perubahan satu unit output.Sedangkan, biaya inkremental dapat diartikan
sebagai tambahan biaya total dari penerapankeputusan manajerial.Biaya Rata-rata, Biaya
Marjinal dan Biaya Total Rata-rata.
Fungsi biaya rata-rata atau unit-1 kadang-kadang lebih berguna dari fungsi biaya total
dalam pengambilan keputusan suatu usaha di sektor pertanian. Fungsi biaya rata-rata dapat
diperolehdengan membagi fungsi biaya total yang relevan dengan output.Biaya marjinal
adalah perubahan biaya total yang berkaitan dengan perubahan output (output).Fungsi biaya
marjinal berpotongan dengan fungsi biaya total rata-rata dan fungsi biaya variablerata-rata di
titik minimum ke dua fungsi tersebut.
Fungsi biaya rata-rata jangka panjang akan:
(a) Menurun, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah meningkat,
(b) Konstan, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah konstan, dan
(c) Meningkat, apabila skala pengembalian dalam produksi adalah menurun.
Fungsi biaya rata-rata jangka panjang adalah merupakan kurva amplop dari sejumlah kurva
biayarata-rata jangka pendek.
Topik Khusus dalam Teori Biaya
Pada tingkat output yang hasilnya di spesifikasi tingkat keuntungan ekonomi
diperoleh denganmembagi keuntungan ditambah biaya tetap total dengan kontribusi
keuntunganAnalisis titik impas adalah spesial pada kasus analisis keuntungan di mana
keuntungandiharuskan sama dengan nol.Suatu usaha dapat dikatakan tinggi tingkat
pengungkitannya apabila biaya tetap adalah relatif lebih besar (tinggi) dari pada biaya
variabel. Pada umumnya, penggunaan analisis pengungkitanoperasi menyatakan secara tidak
langsung tingginya tingkat risiko keuntungan sepanjang waktu.Dalam arti kata, peningkatan
nilai pengungkitan operasi menyatakan lebih bervariasinyakeuntungan sepanjang waktu, oleh
karena itu tinggi tingkat resikonya.

Break Event Point (titik impas)


• Menurut Mulyadi :

Impas adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan (revenue) sama
dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup
biaya tetap saja.
• Menurut Hansen & Mowen :

Break Even Point is where total revenues equal total costs, the point is zero profits.
• Menurut Ross & Randolph :

Break even analysis is popular and commonly used tool for analyzing the relationship
between sales volume and profitability.
• Secara Umum :

BEP adalah hubungan antara volume penjualan, biaya dan tingakat keuntungan yang akan
diperoleh pada tingkat penjualan tertentu, sehingga analisis Break Even Point ini sering
disebut cost, volume, profit analysis. Selain itu analisa Break Even Point berguna juga untuk
menentukan kebijaksanaan dalam perusahaan, baik perusahaan yang sudah maju maupun
perusahaan yang baru mengadakan perencanaan.

Titik impas adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba
sama dengan nol. Untuk menentukan titik impas, fokus pada laba operasi. Laporan laba rugi
merupakan suatu alat yang berguna mengorganisasikan biaya perusahaan dalam katagori tetap &
variabel. Laba operasi hanya mencakup pendapatan & beban dari operasional normal perusahaan.

Margin of safety yaitu untuk menentukan seberapa jauh berkurangnya penjualan agar
perusahaan tidak menderita kerugian. Atau dengan kata lain Margin of safety memberikan
informasi sampai seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun
agar supaya perusahaan tidak menderita rugi.

Asumsi dalam BEP, antara lain :


• Biaya dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dengan golongan biaya tetap.
• Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsional dengan volume
produksi / penjualan.
• Berdasarkan biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume
produksi / penjualan.
• Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisa.
• Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari
satu macam produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing
produk atau “sales mix”-nya adalah tetap konstan.

Kegunaan BEP, antara lain :


• Analisa Break Even Point dapat dipakai sebagai alat pemberi informasi kepada management
secara sederhana dan singkat.
• Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai alat pedoman dalam mengambil
keputusan terutama yang menyangkut biaya, pendapatan, dan perencanaan laba.
• Analisa Break Even Point dapat pula memberikan gambaran tentang biaya dan hasil
produknya yang diharapkan secara menyeluruh di dalam aktivitas utama perusahaan di masa
mendatang.
• Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai landasan untuk mengendalikan kegiatan
operasi yang sedang berjalan, yaitu sebagai sarana untuk membandingkan antara realisasi
dengan perhitungan berdasarkan analisa break even sebagai alat pengendalian atau
controlling.
• Analisa Break Even Point dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
harga jual, yaitu setelah diketahui hasil-hasil perhitungan menurut analisa break even dan laba
yang ditargetkan.

Pada pengaturan produk tunggal, BEP dapat dihitung dalam unit dengan membagi total biaya
tetap dengan margin kontribusi per unit. Pada intinya, jumlah unit yang cukup harus dijual hanya
untuk menutupi seluruh biaya tetap & variabel perusahaan. Pendapatan impas dihitung dengan
membagi total biaya tetap dengan rasio margin kontribusi. Laba yang ditargetkan ditambahkan pada
biaya tetap dalam menentukan jumlah pendapatan yang diperlukan untuk menghasilkan laba. Analisis
multiproduk mensyaratkan dibuatnya suatu asumsi sehubungan dengan bauran penjualan yang
diharapkan. Pada bauran penjualan tertentu, masalah multiproduk dapat dialihkan ke dalam analisis
produk tunggal. Kenaikan penjualan produk yang memiliki margin kontribusi tinggi umumnya akan
memperkecil titik impas, sedangkan kenaikan penjualan produk dengan margin kontribusi rendah
akan memperbesar titik impas.
Contoh perhitungan anmalisis biaya

Contoh perhitungan Analisis Biaya-Manfaat


Rincian biaya dan Tahun Tahun Tahun Tahun
manfaat ke-0 ke-1 ke-2 ke-3
(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan)

Rincian Biaya 20.000


Biaya Pengembangan 2 000
Hardware 3.000
Software
Brainware - 1 500 2.000 .2.500
Biaya Operasi /
Pemeliharaan
Total Biaya (TB) 25.000 1 500 2.000 2.500

Rincian Manfaat 500 700 900


1. Manfaat Wujud
 Pengurangan Biaya 500 1.000 2.000
Operasional
 Peningkatan 400 700 1.000
Penjualan
 Peningkatan efisiensi 200 600 1.100
 Pengurangan Biaya
Persediaan 2.000 3.000 5.000
Total Wujud (TW)
2.Manfaat Tak Wujud
*.Peningkatan Nama 1.500 2.500 3.500
baik kepada pelanggan
*.Peningkatan Moral 1.500 2.000 2.500
Karyawan
*.Peningkatan kepuasan 500 1.500 2.500
kerja karyawan
*.Peningkatan Pelayanan 2.000 3.000 4.000
pada pelanggan
* Peningkatan 1.000 2.000 3.000
pengambilan keputusan
Total Tak Wujud (TTW) 6.500 11.000 15.500
Total Manfaat (TM) 8.500 14.000 20.500

Proceed (Selisih TM & 7.000 12.000 18.000


TB )
1. Analisis Payback Periode

Perhitungan analisis payback periode adalah sebagai berikut :

Total Biaya Pengadaan Sistem pada tahun 0 : Rp.25.000.000


Proceed pada Tahun I : Rp. 7.000.000 (-)
Sisa Biaya Sistem pada Tahun I : Rp.18.000.000
Proceed pada Tahun II : Rp.12.000.000
Sisa Biaya Sistem pada Tahun II : Rp. 6.000.000

Sisa = 6.000.000 x 1 tahun = 0,35 tahun


18.000.000

Sehingga Payback Periode sudah dapat dicapai pada tahun ke-3 adapun secara
detailnya adalah 2,35 tahun . Dari fakta tadi dapat disimpulkan bahwasannya yang
ditanamkan pada rancangan sistem ini akan mencapai titik impas (Break Even
Point) pada waktu 2,35 tahun yang berarti bahwa pada tahun ke 3 perusahaan
mulai dapat mengambil keuntungannya dari sistem tersebut.

2. Analisa Return On Investment (ROI).

Dengan metode ini maka prosentase manfaat yang dihasilkan oleh sistem tersebut
dapat dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan utnuk pengadaan sistem
tersebut.

Adapun perhitungan (ROI) sistem ini adalah :


- biaya pengadaan Sistem Tahun 0 : Rp. 25.000.000
- Biya perawatan Sistem Tahun I : Rp. 1 500.000
- Biaya perawatan Sistem Tahun II : Rp. 2.000.000
- Biaya perawatan Sistem Tahun III : Rp. 2.500.000 (+)
Total Biaya Rp. 31.000.000

Sedangkan total keuntungan yang didapat adalah sebagai berikut :


- Total Manfaat pada Tahun I : Rp 8.500.000
- Total Manfaat pada Tahun II : Rp. 14.000.000
- Total Manfaat pada Tahun III : Rp. 20.500.000 (+)
Total Manfaat Rp. 43.000.000

Rumusan (ROI) adalah :

Total Manfaat – Total Biaya


ROI = ----------------------------------- x 100 %
Total Biaya

43.000.000 – 31.000.000
ROI = ----------------------------------- x 100 % = 38,71 %
31.000.000

Artinya bahwa sistem ini akan memberikan keuntungan pada tahun ke 3 sebesar
38,71 % dari biaya pengembangannya sehingga sistem ini layak digunakan bagi
perusahaan ini.
3. Analisa Net Present Value (NPV).

Perhitungan analisis NPV sebagai berikut:

Proceed 1 Proceed 2 Proceed n


NPV =- nilai proyek + ------------- + ------------ + …… -------------
(1 + I %)1 (1+I %)2 (1+I %) n

Apabila diaplikasikan pada penerapan sistem yang baru ini maka perhitungan
nilainya dengan tingkat bunga diskonto 15 % pertahun maka :

7.000.000 12.000.000 18.000.000


NPV = - 25.000.000 + ------------- + -------------- + ---------------
(1+0.15)1 (1+0.15)2 (1+0.15)3

NPV = 1.995.972,69

Dari Hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwasannya jumlah


keuntungan yang diterima sekarang oleh perusahaan pada tahun ke 3 apabila
sistem ini diterapkan adalah :
Rp 1.995.972,69, atau NPV lebih besar dari 0, maka proyek tersebut layak
dilaksanakan.
4. Metode Tingkat pengembalian Internal (IRR)

Metode ini mencari tingkat bunga yang menjadikan jumlah   sekarang  dari
tiap-tiap proceed yang di  diskontokan  dengan tingkat  bunga  tersebut sama
besarnya dengan  nilai  sekarang dari nilai proyek. Misalnya

i1 = 15 %, maka NPV1 = 1.995.972,69 (nilai NPV positif)

i2 = 20 %, maka

7.000.000 12.000.000 18.000.000


NPV2 = - 25.000.000 + ------------- + -------------- + ---------------
(1+0.2)1 (1+0.2)2 (1+0.2)3

NPV2 = - 416.666,67 (nilai NPV negatif)

(20 % - 15 %) . 1.995.972,69
I R R = 15 + -----------------------------
NPV1 - NPV2
(5 %) 1.995.972,69
IRR = 15 % + ----------------------------------
1.995.972,69 – ( -416.666,67)

9.979.863,45 %
IRR = 15 % + -------------------------
2.412.639,36

IRR = 15 % + 4,14 % = 19,14 %

IRR = 19,14 % artinya proyek ini akan menghasilkan keuntungan dengan tingkat
bunga 19,14 % per tahun. Apabila tingkat bunga pengembalian (rate of return)
yang diinginkan 15 % per tahun, maka IRR > 15 %, dengan kata lain proyek dapat
diterima.
https://www.scribd.com/doc/132801438/Contoh-Perhitungan-Analisis-Biaya
https://www.academia.edu/30548891/Analisa_biaya
http://eprints.perbanas.ac.id/2288/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai