TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biaya
2.1.1. Pengertian Biaya
Dalam membicarakan biaya sebenarnya diketahui ada dua istilah atau terminologi biaya yang
perlu mendapat perhatian, yaitu sebagai berikut.
a. Biaya (cost), yang dimaksud dengan biaya di sini adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang.
b. Pengeluaran (expence), yang dimaksud dengan expence ini biasanya yang berkaitan dengan
sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan sesuatu hasil
yang diharapkan.
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya (cost) mempunyai pengertian
yang jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran (expences). Oleh karena itu, untuk
pembicaraan selanjutnya, maka biaya yang dimaksud adalah pengertian biaya (cost) di atas.
(Giatman, 2006:15)
2.1.2. Klasifikasi biaya
Konsep dan istilah-istilah biaya telah berkembang selaras dengan kebutuhan disiplin keilmuan
dan profesi: (ekonom, akuntan, insinyur, atau desainer) sehingga dalam mengklasifikasikan biaya
banyak pendekatan yang dapat ditemui. Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan bahasan buku ini,
setidaknya kita perlu melihat klasifikasi biaya sebagai berikut:
1) Biaya berdasarkan waktu
2) Biaya bendasarkan kelompok sifat penggunaannya
3) Biaya berdasarkan produk
4) Biaya berdasarkan volume produk
A. Biaya berdasarkan waktu dapat dibedakan atas:
a. Biaya masa lalu (hystorical cost), yaitu biaya yang secara riil telah
dikeluarkan yang dibuktikan dengan catatan historis
pengeluaran kegiatan. Tujuan mempelajari biaya historis ini
antara lain:
sebagai dasar dalam penyusunan atau estimasi biaya masa
datang;
sebagai dasar dalam pertanggungjawaban pimpinan atau
pihak yang berwenang atas biaya-biaya yang telah
dikeluarkannya. Penggunaan data biaya historis pada
umumnya merupakan bidang utama dari orang-orang
Akuntansi Keuangan, terutama dalam kegiatan audit biaya.
Di samping itu, biaya historis digunakan secara umum oleh
banyak pihak dalam menyusun (estimate) biaya kegiatan ke
depan.
b. Biaya perkiraan (predictive cost), yaitu perkiraan biaya yang
akan dikeluarkan bila kegiatan itu dilaksanakan.
Ada bebeberapa tujuan orang menghitung biaya prediktif ini,
antara lain:
memperkirakan pemakaian biaya dalam merealisasikan
suatu rencana kegiatan masa datang dalam rangka
menjawab pertanyaan berikut:
Berapakah biaya yang diperlukan untuk
menjalankan rencana tersebut?
Cukupkah dana yang tersedia?
Apakah biaya itu sudah ideal atau terlalu mahal?
memastikan apakah biaya yang akan dikeluarkan itu masih
mungkin diperbaiki atau diturunkan tanpa mengurangi hasil
secara kualitas maupun kuantitas;
“Analisis Break Even Point” (analisis titik impas) adalah suatu cara yang
digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui atau untuk
merencanakan pada volume produksi atau volume penjualan berapakah
perusahaan yang bersangkutan tidak menderita suatu kerugian dan belum
memperoleh laba” (Sigit soehardi, 2002:1).
Menurut Bastian dan Nurlela (2009), analisa titik impas adalah “Suatu
cara atau tekhnik yang digunakan oleh seorang manajer perusahaan untuk
mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi
berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian
ataupun tidak pula memperoleh laba.”
Analisa break event point juga dapat digunakan oleh pihak menejemen
perusahaan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai:
Break even point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara
terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk:
Break even point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara
terpisah, namun ketiganya saling berhubungan, yaitu untuk:
A. Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan
beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya
variabel dengan biaya tetap.
B. Menelaah dampak dari perluasan tingkat operasi secara umum.
C. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai
jika perusahaan menginginkan break even point dalam suatu proyek
yang diusulkan.
2.3. Laba
Dipandang dari sudut historis, laba merupakan cirri khas system kapitalis.
Pada sistem tersebut keempat factor yang harus ada pada sebuah produksi,
yaitu tanah, tenaga kerja, modal, dan organisasi atau manajemen. Masing –
masing berhak menerima balas jasa yang khusus, seperti sewa, upah, bunga
dan gaji.
Pengertian laba menurut Harahap (2008). “kelebihan penghasilan diatas
biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut
oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan
dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung
pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya.
Menurut Marihot dan Dearlina dalam (2005), untuk mencapai laba yang
besar (dalam rencana maupun realisasinya), manajemen dapat menempuh
berbagai cara, misalnya:
a. Menekankan biaya produksi maupun biaya operasi serendah mungkin
dengan mempertahankan tingkat harga jual dan volume penjualan yang
ada.
b. Menentukan harga jual sedemikian rupa sesuai dengan laba yang
diinginkan.
c. Meningkatkan volume penjualan sebesar mungkin.
𝑎𝑏𝑎 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 − (total biaya variable + total biaya tetap) atau
penjualannya sama dengan nol. Grafik ini akan naik dari titik nol ke
kanan atas.
b. Menggambarkan Grafik Biaya Tetap (FC)
Grafik biaya tetap ini sejajar dengan sumbu kuantitas dari kiri ke
kanan. Berarti biaya tetap ini menunjukkan biaya yang tidak berubah
walaupun produk yang dihasilkan berubah.
c. Menggambarkan Biaya Total (TC)
Grafik biaya total (TC) ini dimulai dari titik potong antara grafik FC
dengan sumbu vertikal ke kanan atas memotong grafik TR. Grafik TC
dimulai dari grafik FC karena titik TC merupakan penjumlahan antara
biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC). Ketika itu perusahaan
belum berproduksi maka biaya total adalah sebesar dengan biaya
tetap.
d. Menggambarkan Biaya Variabel (VC)
Dalam grafik biaya variabel ini merupakan biaya yang jumlahnya
tergantung pada volume produksi yang dihasilkan sehingga biaya
variabel ini memiliki karakteristik grafik seperti total revenue (TR)
yang dimulai dari nol. Daerah yang berada di dibawah atau disebelah
kiri break even point merupakan daerah arsiran diman perusahaan
menderita kerugian.
e. Daerah yang berada diatas atau disebelah kanan break even point
merupakan daerah arsiran dimana perusahaan memperoleh
keuntungan.
Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin yang mengubah energi
termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi
tenaga mekanis. Energi diperoleh dari proses pembakaran, proses pembakaran juga
mengubah energi tersebut yang terjadi didalam dan diluar mesin.
2.8 Motor Bensin
Motor bensin (spark Ignition) adalah suatu tipe mesin pembakaran dalam (Internal
Combustion Engine) yang dapat mengubah energi panas dari bahan bakar menjadi energi
mekanik berupa daya poros pada putaran poros engkol. Energi panas diperoleh dari
pembakaran bahan bakar dengan udara yang terjadi pada ruang bakar (Combustion
Chamber) dengan bantuan bunga api yang berasal dari percikan busi untuk menghasilkan
gas pembakaran.
https://id.wikipedia.org/wiki/Mesin_bensin
Gambar 2.3 motor listrik
Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Tak (4 Langkah)
Motor bensin empat langkah memerlukanempat kali langkah torak atau dua kali
putaran poros engkol untuk menyelesaikan satu siklus kerja. Keempat langkah tersebut
adalah : langkah isap, langkah kompresi, langkah kerja dan langkah pembuangan.
Langkah isap terjadi ketika torak bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah
akan menghasilkan tekanan yang sangat rendah di dalam ruang silinder sehingga
campuran bahan bakar udara akan masuk mengisi silinder melalui katup masuk yang
terbuka saat langkah isap sampai torak meninggalkan titik mati bawah, sementara katup
Langkah kompresi dimulai torak meninggalkan titik mati bawah menuju titik mati atas,
mengkompresikan campuran bahan bakar udara didalam silinder. Bunga api listrik
diumpankan melalui busi ketika torak berada beberapa derajat poros engkol sebelum titik
mati atas, membakar campuran bahan bakar udara untuk menghasilkan temperatur dan
Langkah kerja dimulai ketika torak bergerak dari titik mati atas menuju titik mati bawah.
Gerakan torak ini terjadi karena gas panas hasil pembakaran berekspansi sehingga
Langkah terakhir adalah langkah pembuangan, terjadi ketika torak bergerak dari titik mati
bawah menuju titik mati atas menekan gas sisa hasil pembakaran keluar melalui katup
buang yang berada dalam posisi terbuka dan katup masuk dalam keadaan masih tertutup.
Katup buang akan tertutup dan katup masuk akan terbuka ketika torak bergerak kembali
2.9 SABUK – V
Sabuk adalah suatu bagian utama dan yang paling penting di dalam proses permesinan
fungsi dari sabuk adalah sebagai penerus daya putaran dari motor untuk ditramnisikan ke
unit (mesin). Bahan yang digunakan untuk pembuatan sabuk harus kuat, fleksibel, tahan
lama, dan memiliki koefisien gesek yang tinggi. Bahan utama dari pembuatan sabuk v
adalah karet.
Cara Kerja Sabuk – V
Cara kerja sabuk – V adalah sebagai penerus daya atau putaran dari motor yang
akan ditranmisikan ke puli yang digerakkan (n2) atau ke unit (mesin pengaduk
adonan mie)
Keuntungan dan Kerugian Sabuk – V
Keuntungan sabuk V adalah :
a. Pemindahan tenaga berlangsung secara elastik.
b. Tidak berisik.
c. Dapat menerima dan meredam beban kejut.
d. Jarak poros tidak tertentu.
e. Mudah dan murah dalam pembuatan.
f. Hanya memerlukan sedikit perawatan.
g. Harganya lebih terjangakau
Kerugian sabuk V standar adalah :
a. Slip yang terjadi mengakibatkan rasio angka putaran tidak konstan.
b. Memerlukan dimensi yang lebih besar dari sistem tranmisi roda gigi
Pemakaian atau pemilihan sabuk v ini mempunyai banyak keunggulannya.
Terutama pada sabuk v terbuat dari penampang berbentuk trapesium, tenunan, tetoran
atau semacamnya. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan dari sabuk v
dibanding sabuk rata, dibandingkan dengan tranmisi roda gigi dan rantai karena v-
belt bekerja lebih halus.
Rumus yang digunakan untuk mencari kecepatan potong menggunakan gergaji mesin
yaitu :
a) Untuk mencari kecepatan potong menggunakan rumus
1000. vc
N= Rumus 2−5
π.D
b) Kecepatan gerak pemakanan = 0,25 mm/rev x N
c) Panjang pemotongan = langkah awal + panjang benda kerja + langkah akhir
d) Waktu pemotongan = panjang pemotongan/kecepatan gerak pemakanan + setting
2.13. Poros
Poros merupakan bagian terpenting dari setiap transmisi. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran dan merupakan bagian utama dalam
mentrasmisikan sehingga poros merupakan bagian tervital dari proses berjalannya
putaran yang menggunakan poros.
1. Jenis-jenis poros:
a. Poros transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir lentur. Daya di
transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli, sabuk atau sprocket
rantai, dll.
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana
beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus di penuhi poros
ini adalah deformasi harus kecil dan bentuk serta ukuranya harus teliti.
c. Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara rod- roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar.
Gandar ini hanya mendpat beban lentur, kecuali jika digerakan oleh pengerak mula
dimana akan mengalami beban puntir juga.
A. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami suatu beban puntir atau lentur, gabungan
antara puntir dan lentur seperti telah diutarakan diatas, juga ada poros yang mendapat
beban tarik dan tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin.
B. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau
defleksi puntiran terlalu besar akan mengakibatkan ketidak telitian atau getaran dan
suara. Disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan macam mesin yang akan diterima tersebut.
C. Putaran Kritis
Putaran kritis adalah putaran yang berkaitan dengan adanya getaran dimana getaran
adalah gerak bolak-balik secara priodik yang melalui satu titik keseimbangan. Getaran
menghasilkan suatu amplitude atau sampingan maksimum dari suatu fungsi dari sistem
mekanis. Bila putaran suatu mesin dinaikan maka suatu putaran tertentu dapat terjadi
getaran yang luar biasa besarnya. Putaran kritis dapat terjadi pada turbin, motor torak,
motor listrik dan lain-lain. Putaran kritis juga dapat mengakibatkan kerusakan pada
poros dan bagian- bagian lainnya. Jika mungkin, poros harus direncanakan sedemikian
rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari putaran kritisnya.
D. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros propeller
dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian juga yang
terancam kavitasi, dan poros- poros mesin yang sering berhenti lama sampai dengan
batas-batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi.
Merupakan elemen mesin yang dipasang pada poros dan berfungsi untuk
menumpu poros berbeban sehingga putaran dapat berlangsung secara halus (meredam
getaran)
Klasifikasi Bantalan
A. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
Bantalan luncur
Terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh
bantalan dengan perantaraan lapisan pelumas
Memerlukan momen awal yang besar karena adanya gesekan
Mampu menumpu poros dengan putaran tinggi dan beban besar
Bantalan gelinding
Terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui
elemen gelinding
Elemen gelinding dapat berupa rol atau bola
B. Berdasarkan arah beban terhadap poros
Bantalan radial
Bantalan aksial
Bantalan gelinding khusus
Bahan bantalan
Logam babbit (besi putih)
Besi
Baja
Paduan Aluminium
Paduan Tembaga
Produk metalurgi serbuk (logam porous)
( )
1/ 3
33,3
f n=
n
Bantalan rol
( )
3/ 10
33,3
f n=
n
Faktor
Ln a1
keandalan
90 L10 1
95 L5 0,62
96 L4 0,53
97 L3 0,44
98 L2 0,33
99 L1 0,21
Z=Q2
[ ]
D+d
Dw