BIAYA PRODUKSI
Kompetensi
Memahami konsep biaya, fungsi biaya, klasifikasi biaya dan analisis biaya dalam
berbagai kegiatan teknik, yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai sarana
dalam memperbaiki efisiensi kegiatan, Berta penyusunan rancangan cashflow pada
kegiatan analisis investasi.
Sub Kompetensi
∝ Mengetahui berbagai jenis biaya dan cars klasifikasi biaya dalam kegiatan
produksi
∝ Mengetahui dan mampu melakukan perhitungan biaya produksi dengan berbagai
metode yang relevan dengan kebutuhan
∝ Mampu melakukan berbagai metode analisis biaya dalam kegiatan produksi
A. Pengertian Biaya
Dalam membicarakan biaya sebenarnya diketahui ada dua istilah atau
terminologi biaya yang perlu mendapat perhatian, yaitu sebagai berikut.
1. Biaya (cost), yang dimaksud dengan biaya di sini adalah semua pengorbanan
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan
nilai uang.
2. Pengeluaran (expence), yang dimaksud dengan expence ini biasanya yang
berkaitan dengan sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam
rangka mendapatkan sesuatu hasil yang ddiarapkan.
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya (cost)
mempunyai pengertian yang jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran
(expences). Oleh karena itu, untuk pembicaraan selanjutnya, maka biaya yang
dimaksud adalah pengertian biaya (cost) di atas.
B. Klasifikasi Biaya
Konsep dan istilah-istilah biaya telah berkembang selaras dengan kebutuhan
disiplin keilmuan dan profesi: (ekonom, akuntan, insinyur, atau desainer) sehingga
dalam mengklasifikasikan biaya banyak pendekatan yang dapat ditemui. Sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan bahasan buku ini, setidaknya kita perlu melihat
klasifikasi biaya sebagai berikut:
Gambar 2. 1.
Grafik struktur Biaya Berdasarkan Produknya
2) Biaya komersial (Commercial Cost)
Biaya komersial merupakan akumulasi biaya yang untuk membuat produk itu
dapat dijual di luar biaya produksi, dan dipergunakan biasanya untuk menghitung
harga jual produk. Kelompok biaya yang termasuk biaya komersial adalah:
∝ biaya umum dan administrasi (general and administration cost);
∝ biaya pemasaran (marketing cost);
∝ pajak usaha dan perusahaan (companies taxed).
Pajak usaha sering juga digabungkan pada biaya administrasi dan umum. Biaya
umum dan administrasi, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan
menjalankan manajemen dan organisasi perusahaan sehingga sering juga disebut
biaya manajemen dan organisasi. Contoh biaya ini adaah gaji karyawan dan
pimpinan di luar pabrik, biaya ATK, Surat menyurat, fasilitas sarana dan prasarana
organisasi, dan sebagainya.
∝ Biaya pemasaran (marketing cost), yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka
pemasaran produk, meliputi biaya distribusi, advertensi, promosi, dan
sebagainya.
∝ Pajak usaha, meliputi semua pajak maupun retribusi yang perlu dikeluarkan
berkaitan dengan kegiatan usaha dimaksud. Namun, sering juga telah
digabungkan pada komponen sebelumnya sesuai dengan pos yang relevan.
Adapun tujuan perhitungan biaya berdasarkan produk ini antara lain:
memproyeksikan biaya produksi dan harga produk terjual;
mengetahui komposisi komponen biaya produksi maupun biaya produk
keseluruhan;
sebagai sarana informasi dalam menyelidiki dan menganalisis struktur biaya
produk yang idea oleh perencana dalam rangka memperbaiki struktur
pembiayaan melalui konsep "cost centers" (pusat-pusat biaya).
Gambar 2.2.
Grafik Sifat Komponen Biaya Berdasarkan Volume Produk
Di samping itu, perusahaan perlu menyiapkan los kerja khusus biayanya ditaksir ± Rp.
1,5 juta serta pengadaan peralatan kerja ± Rp. 2,2 juta. Hitunglah berapa kebutuhan
minimal Kosen dan Daun Pintu agar keputusan yang diambil membuat sendiri.
Penyelesaian:
Biaya variabel untuk 1 unit Kosen:
Bahan Kayu : 0,20 ml x Rp 950.000,00 = Rp 190.000,00
Upah Kepala Tukang : 0,25 hari x Rp 50.000,00 = Rp 12.500,00
Upah Tukang : 1,25 hari x Rp 40.000,00 = Rp 50.000,00
Upah pembantu tukang : 0,75 hari x Rp 35.000,00 = Rp 26.250.00
Jumlah Variable Cost = Rp 278.750,00
Biaya tetap untuk dapat membuat kosen:
Membangun los kerja = Rp 1.500.000,00
Pengadaan peralatan kerja = Rp 2.200.000.00
jumlah biaya tetap = Rp3.700.000,00
Perhitungan jumlah produksi minimal saat break even point: FC
FC
BEP(Q) = di mana : S = harga jual 1 unit kosen
S − VC
Rp.3.700.000,00
BEP(Q) =
Rp.450.000,00 − Rp.278.750,00
BEP(Q) = 21,6 unit 22 unit
Jadi, kebutuhan kosen minimal agar produksi sendiri lebih menguntungkan secara
ekonomis dibandingkan dengan membeli siap adalah 22 unit.
2. Catatan pengeluaran bengkel perabot Pak Kreatif satu bulan terakhir adalah:
Beli 1 ml kayu Rp. 700.000,00
Beli 6 lembar triplek Rp. 250.000,00
Beli paku, lem, dan perlengkapan lainnya Rp. 150.000,00
Bayar upah tukang untuk 10 buah meja Rp. 600.000,00
Bayar rekening listrik Rp. 200.000,00 di mana pemakaian 60 % untuk mesin
dan 40% untuk penerangan.
Bayar telepon Rp. 100.000,00 untuk 1 bulan
Bayar upah tukang Rp. 900.00O,00 untuk 15 buah meja
Bayar gaji kepala tukang, pegawai pembantu dan lain-lain Rp.
l.000.000,00/bulan
Depresiasi mesin dan fasilitas (sewa mesin) Rp500.000,00/ bulan
jika semua bahan yang dibeli habis terpakai, kerjakan hal-hal berikut:
a. Kelompokkanlah pengeluaran berdasarkan biaya primer, dan over-head pabrik
b. Hitunglah biaya produksi untuk 1 unit meja
c. Kelompokkanlah biaya berdasarkan biaya tetap dan biaya variabelnya
d. Hitunglah BEP produksi meja jika harga jual meja Rp300.000,00/unit.
Penyelesaian:
a. Pengelompokan biaya berdasarkan biaya primer, sekunder dan overhead pabrik
Biaya Primer:
Beli 1 ml kayu = Rp 700.000,00
Beli 6 lembar triplek = Rp 250.000,00
Bayar upah tukang untuk 10 meja = Rp 600.000,00
Bayar upah tukang untuk 15 meja = Rp 900.000,00
Jumlah biaya primer = Rp 2.450.000,00
Biaya Overhead Pabrik:
Beli paku, lem, dan perlengkapan lainnya = Rp 150.000,00
Gaji kepala tukang, pegawai, dan lain-lain = Rp 1.000.000,00
Bayar rekening listrik = Rp 200.000,00
Bayar telepon = Rp 100.000,00
Depresiasi mesin = Rp 500.000.00
Jumlah biaya over-head =Rp1.950.000,00