Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DAN KLASIFIKASI UMUM BIAYA

Tusalimuna (NIM 190440038)


Dr. Muammar Khaddafi, S.E., M.Si, Ak
Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malikussaleh
Email: khaddafi@gmail.com
Email: Tusalimuna.190440038@mhs.unimal.ac.id

ABSTRAK
Klasifikasi biaya memiliki pengertian sebagai sebuah pengelompokan dan elemen biaya
secara sistematis dalam penggolongan tertentu. Kegiatan klasifikasi biaya sendiri bertujuan
untuk membuat laporan terkait mengenai data yang ada dan bertujuan memberikan data
keuangan perusahaan secara faktual berdasarkan peruntukan dan penggolongan. Dimana
sumber dari klasifikasi ini sendiri didasarkan pada sumber ekonomis yang diukur
dalam satuan uang. Klasifikasi ini sendiri disusun dengan tujuan tertentu misalnya untuk
membuat evaluasi keuangan, pelaporan keuangan atau lainnya.Klasifikasi biaya sangat
penting guna membuat ikhtisar atas data biaya untuk tujuan penyusunan laporan keuangan,
untuk memprediksi perilaku biaya, untuk pembebanan biaya ke objek biaya, serta untuk
pembuatan keputusan. Garrison and Noreen 2006:50, mengklasifikasikan biaya sebagai
berikut: a. Biaya Produksi Manufacturing Cost 1 Bahan Langsung Direct Material 2 Tenaga
Kerja Langsung Direct Labor 3 Overhead b. Biaya Non Produksi Non-manufacturing c.
Biaya Variabel Variable Cost d. Biaya Tetap Fixed Cost e. Biaya Langsung Direct Cost f.
Biaya Tidak Langsung Indirect Cost g. Biaya Diferensial Differential Cost h. Biaya
Tertanam Sunk Cost i. Biaya Kesempatan Opportunity Cost Penjelasannya adalah sebagai
berikut: a. Biaya Produksi Manufacturing Cost Yaitu semua biaya untuk merubah bahan
mentah menjadi produk jadi. Biaya ini diklasifikasikan menjadi: 1 Bahan Langsung 2
Tenaga Kerja Langsung 3 Overhead Menurut Bastian dan Nurlela 2009:219, overhead
pabrik adalah bahan baku tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung lainnya yang tidak
dapat ditelusuri secara langsung ke produk selesai atau tujuan akhir biaya. Istilah lain yang
digunakan untuk overhead pabrik adalah biaya produksi tidak langsung.

Kata Kunci: Klasifikasi biaya, Biaya, Manufacturing Cost, Overhead, Cost of Information.

1
PENDAHULUAN

Dalam akuntansi manajemen, definisi biaya diklasifikasikan ke beberapa


definisi, tergantung sifat ataupun tujuan penggunaannya. Beberapa biaya
didefinisikan berdasarkan fungsi manajemennya, beberapa lainnya didefiniskan atas
kemudahannya untuk ditelusuri ataupun sifat dari biaya atas perubahan aktivitas
perusahaan. Konsep biaya merupakan konsep terpenting dalam akuntansi
manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya
digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu, sehingga biaya dalam arti luas diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.Biaya adalah semua
pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan
dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi
maupun yang akan terjadi.Different cost for different purpose merupakan konsep
sangat penting mengenai informasi biaya yang digunakan untuk membantu beberapa
keputusan, dimana keputusan tersebut akan menentukan sifat biaya yang dibutuhkan,
bagaimana biaya tersebut dihitung dan nilai biaya tersebut. Ini berarti jumlah biaya
yang berguna untuk satu keputusan mungkin tidak berguna atau mungkin berbahaya
jika digunakan untuk keputusan lain. kata-kata biaya (cost) dan beban (expense) yang
digunakan dalam akuntansi. Dalam akuntansi terdapat perbedaan yang mendasar
antara dua kata tersebut. Biaya (cost) merupakan bahan olah dasar akuntansi
(pengukuran yang dilekatkan pada suatu objek cost). Dengan pengertian tersebut
semua objek yang dapat diukur merupakan objek cost,dan hasil pengukuran
tersebutlah yang disebut cost.

1.1 Konsep Biaya


Dalam akuntansi di Indonesia terdapat istilah-istilah biaya dan harga perolehan yang
identik dengan cost dalam literatur akuntansi berbahasa Inggris. Harga perolehan
biasanya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis Yang dilakukan untuk
mendapatkan suatu aktiva. Termasuk dalam kelompok harga perolehan adalah harga

2
beli dan pengorbanan Iainnya yang dilakukan untuk mempersiapkan aktiva yang
bersangkutan sampai siap digunakan.
Istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk
memperoleh jasa yang tidak dikapitalisasi nilainya Beban merupakan biaya yang
tidak dapat memberilcan manfaat di masa yang akan datang, atau identik dengan
biaya atau harga perolehan yang sudah habis masa manfaatnya. Berkenaan dengan
batasan yang terakhir ini di mana terdapat biaya Yang langsung diperlakukan sebagai
beban dalam pelaporan keuangan konvensional, maka istilah biaya sering digunakan
secara bergantian dengan istilah beban.
Dalam akuntansi dikenal konsep biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda.
Untuk berbagai keperluan, biaya dapat dikelompokkan menurut berbagai
karakteristik. Untuk penyajian laporan keuangan bagi kepentingan pihak eksternal
biaya dibagi menurut fungsi-fungsi organisasi, Sehingga terdapat kelompok beban
pokok penjualan, biaya penjualan, beban administrasi dan umum serta beban non-
operasi.
Informasi biaya sangat penting dalam penetapan harga,efisiensi penggunaan sumber
daya, dan bahkan evaluasi tentang lini produk yang paling menguntungkan. Jumlah
biaya juga diperlukan untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis
termasuk operasi,personalia, pemasaran, dan departemen akuntansi.
Dalam operasi bisnis sehari-hari dapat ditemukan berbagai nama biaya menurut
objek pengeluaran kas, atau kewajiban yang ditimbulkannya. Misalnya terdapat
biaya iklan, biaya penyusutan, biaya telepon, biaya alat tulis kantor, biaya jamuan
sumbangan, pemeliharaan, biaya sewa, dan lain sebagainya.

1.2 Jenis – Jenis Konsep Biaya

a. Accounting Cost dan Economic Cost


Accounting cost adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk membayar faktor-faktor produksi yang diperlukan, misalnya upah
pekerja, harga bahan baku, harga bahan bakar dan listrik yang digunakan
untuk produksi, harga sewa bangunan pabrik dan gudang, bunga atas
pinjaman, dan sebagainya.
Economic cost atau biaya ekonomi adalah biaya eksplisit ditambah biaya
implisit. Berbeda dengan biaya eksplisit, biaya implisit adalah biaya yang
tidak bisa dilihat secara fisik dan meliputi biaya peluang serta penyusutan
modal.
b. Outlay Cost dan Opportunity Cost
Outlay cost mencakup pengeluaran dana pada faktor-faktor produksi seperti
bahan baku, uang sewa, upah pekerja, dan sebagainya. Konsep outlay
cost merupakan besar pengeluaran sesungguhnya yang dicatat dalam
pembukuan.
Opportunity cost adalah biaya yang harus dikorbankan ketika perusahaan
membuat suatu keputusan. Biaya ini memang tidak dicatat dalam pembukuan
3
namun sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dari aktivitas produksi. Biaya ini juga disebut
sebagai biaya implisit.
c. Direct Cost dan Indirect Cost
Direct cost atau biaya langsung adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dan dapat
dikalkulasikan untuk menentukan seberapa besar biaya tersebut dibebankan
pada produk, misalnya biaya material dan biaya upah buruh.
Indirect cost atau biaya tidak langsung adalah sejumlah biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa namun
tidak dapat dibebankan secara langsung pada masing-masing produk yang
dihasilkan, misalnya biaya listrik, air, izin usaha, dan sebagainya.
d. Fixed Cost dan Variable Cost
Fixed cost atau biaya tetap adalah biaya produksi yang jumlahnya tetap
selama kurun waktu tertentu dan tidak bergantung pada jumlah output produk
yang dihasilkan. Biaya tetap juga didefinisikan sebagai jenis biaya yang tidak
dapat dihindari oleh perusahaan. Misalnya biaya sewa bangunan, listrik,
biaya upah pimpinan perusahaan, dan lain-lain.
Variable cost atau biaya variabel adalah biaya produksi yang jumlahnya
bergantung pada jumlah output produk yang dihasilkan pada aktivitas
produksi. Semakin besar jumlah output yang dihasilkan, maka semakin besar
pula besar biaya yang harus dikeluarkan.

2.1 Pengertian Biaya

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi
dua, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang
terlihat secara fisik, misalnya berupa kas. Sementara itu, yang dimaksud dengan
biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya
kesempatan dan penyusutan barang modal.
Menurut Hansen Mowen (2000:38) yang dialihbahasakan oleh Ancella
A. Hermawan, mendefinisikan biaya sebagai “kas atau nilai ekuivalen kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa
ini dan masa datang untuk organisssi.Di sisi lain, Carter dan Usry (2004:29) biaya
didefinisikan sebagai “Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk
memperoleh manfaat”.
Menurut Bastian, dkk. (2006:4) biaya adalah “pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan
akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.
4
Dalam akuntansi, yang dimaksud dengan biaya adalah aliran sumber daya
yang dihitung dalam satuan moneter yang dikeluarkan untuk membeli atau
membayar persediaan, jasa, tenaga kerja, produk, peralatan, dan barang lainnya
yang digunakan untuk keperluan bisnis atau kepentingan lainnya.Biaya
merupakan harga yang dibayarkan untuk mendapatkan, menghasilkan, atau
memelihara barang atau jasa. Misalnya harga-harga yang dibayarkan untuk
bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

2.2 Klasifikasi Biaya

2.2.1 Klasifikasi Biaya Secara Umum


Akuntansi biaya menghasilkan biaya untuk memenuhi pencapaian tujuan
antara lain penentuan harga pokok, perencanaan dan pengendalian biaya serta
pengambilan keputusan, maka dari itu penyajian biaya diklasifikasikan dengan
tepat sangat diperlukan agar data yang dihasilkan akurat sebab informasi
tersebut diperlukan untuk tindak lanjut dalam melaksanakan kegitan
perusahaan dalam mengevaluasi serta melakukan perbaikan dimasa yang akan
datang.
Pada akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan atas
dasar tujuan yang akan dicapai dengan penggolongan tersebut, karena pada
akuntansi biaya dikenal konsep different costs for different purposes, yang
artinya biaya yang berbeda digunakan untuk kepentingan yang berbeda pula.
Pada dasarnya klasifikasi biaya adalah preses pengelompokan biaya atas
keseluruhan elemen biaya secara sistematis ke dalam golongan-golongan
tertentu yang lebih rinci yang bertujuan memberikan informasi biaya yang lebih
lengkap bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

2.2.2 Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Pabrikasi


Untuk membantu manajemen menganalisis biaya pabrikasi produknya, biaya
pabrikasi pada umumnya di bagi ke dalam tiga komponen, yakni :
1. Bahan baku langsung
2. Tenaga kerja langsung
3. Overhead pabrikasi

• Dalam Perusahaan Pabrikasi (manufactured products)


a. Total Biaya :
Biaya Produk + Biaya periode
b. Biaya produk :
Biaya bahan baku langsung + Biaya tenaga kerja langsung + Biaya
overhead pabrikasi.
c. Biaya Periode
Biaya pemasaran/penjualan + Biaya administratif dan umum

5
2.2.3 Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Dagang.
Contoh : Laporan Laba Rugi

PT. Lintas Media Nusantara


Laporan Laba Rugi
31 Desember 2005

Pendapatan penjualan ……………………………………………Rp. xxx.xxx

Biaya produk :
Persediaan barang dagangan, 1/1/2006 …...Rp. xxx.xxx
Pembelian barang dagangan ………………Rp. xxx.xxx (+)

Barang dagangan tersedia utk dijual …….. Rp. xxx.xxx


Persediaan brg dagangan, 31/12/2006…….Rp. xxx.xxx (-)

Biaya pokok penjualan ………………………………….…………Rp. xxx.xxx


Laba kotor ………………………………………………………….Rp. xxx.xxx

Beban Penjualan dan Administratif

Biaya Periode :
Gaji …………………………………………. Rp. xxx.xxx
Komisi wiraniaga …………………………… Rp. xxx.xxx
Sewa ………………………………………… Rp. xxx.xxx
Periklanan …………………………………… Rp. xxx.xxx
Utilitas ………………………………………. Rp. xxx.xxx
Asuransi ……………………………………... Rp. xxx.xxx
Keperluan kantor ……………………………. Rp. xxx.xxx (+)

Jml beban penjualan dan administratif …………………. Rp.xxx.xxx


Laba Operasi ……………………………………………………. Rp.xxx.xxx

2.2.4 Klasifikasi Biaya dalam Perusahaan Jasa.


Ada dua pertimbangan akuntansi mendasar untuk perusahaan jasa, yakni :
a. Biaya tenaga kerja yang relatif tinggi
b. Tidak adanya persediaan untuk dijual.

Biaya dalam perusahaan jasa dibagi menjadi biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
a. Biaya langsung (direct cost)
adalah biaya yang dapat ditelusuri secara fisik ke produk atau jasa tertentu,
seperti gaji yang dibayarkan kepada para akuntan, pengacara, dll.
b. Biaya Tidak langsung (indirect cost)
adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri ke produk atau jasa, seperti asuransi
atau sewa kantor. Biaya tidak langsung biasanya dikurangkan dari pendapatan
dalam periode di mana biaya dipakai.

6
Contoh: Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa

PT Cahaya Abadai
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006

Pendapatan Jasa Konsultasi Rp. 18.000.000

Kompensasi dan Tunjangan Rp. 8.500.000


Sewa Kantor Rp. 1.200.000
Pelatihan dan Riset Rp. 900.000
Rekruitmen Karyawan Rp. 500.000
Asuransi Profesional Rp. 350.000
Lain-Lain Rp. 750.000

Jumlah Biaya Rp. 12. 100.000


Laba Operasi Rp. 7.900.00

3.1 Studi Kasus

Laba yang semakin menurun memaksa manajemen untuk mendekati


karyawan agar bekerja untuk lebih ekonomis dan meningkatkan produktivitas.
Manajer produksi dijanjikan insentif berdasarkan pengurangan biaya. Manajer
produksi merespon dengan (1) peningkatan dalam tingkat produksi; (2) tingkat
penolakan yang lebih tinggi dalam kuantitas bahan baku dan komponen yang
diterima dari gudang; (3) penundaan pekerjaan perbaikan dan pemeliharaan; (4)
ketergantungan pada perbaikan darurat untuk menghindari kerusakan mesin.
Kebijakan perbaikan dan pemeliharaan menimbulkan konflik yang serius.
Supervisor pemeliharaan berargumentasi bahwa penundaan perbaikan tertentu
dalam jangka pendek dan penggunaan teknik perbaikan darurat akan menimbulkan
peningkatan biaya di kemudian hari dan dalam beberapa kasus dapat mengurangi
umur mesin beserta keselamatan mesin. Bahkan yang lebih serius adalah semakin
meningkatnya kebencian yang disebabkan oleh tekanan yang dialami oleh manajer
pemeliharaan yang disebabkan oleh tindakan manajer produksi individual dalam
memperoleh layanan. Juga dalam beberapa kasus, beberapa departemen produksi
yang memproduksinya terhenti akibat kerusakan mesin harus menunggu sementara
departemen produksi lain dengan manajer agresif, telah menerima jasa perbaikan
atas mesin yang tidak diperlukan untuk produksi yang sekarang. Lebih lanjut lagi,
permintaan untuk pelayanan yang segera menyebabkan pekerjaan perbaikan di
bawah standar.
Departemen produksi dibebankan dengan biaya actual perbaikan. Suatu
catatan atas perbaikan yang dilakukan de departemen produksi individual dibuat
oleh manajer perbaikan. Catatan ini, ketika diselesaikan di departemen akuntansi,
menunjukkan jam perbaikan, tarif per jam dari pekerjaan pemeliharaan, beban
overhead pemeliharaan, dan biaya dari komponen yang digunakan. Catatan ini
7
berfungsi sebagai dasar untuk pembebanan ke departemen produksi. Manajer
produksi mengeluhkan system pembebanan tersebut, dengan mengklaim bahwa
pembebanan tersebut bergantung pada pekerja pemeliharaan yang melakukan
pekerjaan (tarif per jam dan efisiensi), kapan pekerjaan dilakukan (departemen
produksi dibebankan upah lembur), dan seberapa hati-hatinya pekerja dalam
mencatat waktu dari pekerjaan tersebut.

Berikut data operasi dan biaya yang telah ditentukan sebelumnya (standard)
maupun yang actual adalah sebagai berikut:

Departemen Pemeliharaan

Departemen Pemasaran & Penjualan

Perusahaan berencana ingin meluncurkan suatu produk baru, namun produk


baru ini merupakan follower dari produk-produk pesaing yang sudah ada.
Perusahaan mentargetkan untuk merebut pangsa pasar yang selama ini belum
dijangkau oleh pesaing yang sudah ada. Berdasarkan survey pasar masih ada
sekitar 30% target pelanggan yang belum terserap di pasar. Manajemen agak
kesulitan untuk mengambil langkah-langkah strategis karena takut mengalami
kegagalan bahwa produknya kelak kalah bersaing di pasaran. Namun sebagai
tuntutan untuk mendongkrak penjualan perusahaan, dan mengantisipasi
kejenuhan atas produk lama di pasar, secepatnya perusahaan harus segera
meluncurkan produk baru tersebut. Adapun perkiraan penjualan dan biaya
standar untuk memproduksi produk baru tersebut adalah, sbb:

Biaya produksi variable Rp. 1.350 / unit


Biaya administrasi dan pemasaran Rp. 200 / unit
Harga jual produk Rp. 4.000 / unit
Jumlah FOH tetap Rp. 300.000.000 / tahun
Biaya administrasi dan pemasaran tetap Rp. 150.000.000 / tahun
Finished good inventory 400.000 unit
Produksi 1.200.000 unit
Penjualan 1.500.000 unit

8
Departemen Pendukung

Sebagai dampak tidak sinerginya diantara departemen-departemen tersebut,


sehingga berdampak proses produksi menjadi tersendat. Ketersediaan produksi
seringkali tidak mencapai kapasitas optimal. Di bagian penjualan seringkali
kesulitan untuk memenuhi permintaan, seringkali terjadi keterlambatan proses
pengiriman kepada pelanggan. Sehingga mengakibatkan banyaknya keluhan dari
pelanggan yang masuk kepada perusahaan. Penanganan keluhan pelanggan
sering kali tidak memuaskan, seringkali setiap telepon yang masuk tidak ada yang
menjawab bahkan pelanggan menerima jawaban yang berbeda antara beberapa
staf perusahaan tersebut. Demikian pula ditemukan beberapa produk rusak yang
diterima hingga di tangan pelanggan. Seiring dengan berjalannya waktu, kinerja
perusahaan semakin lama semakin menurun. Pihak manajemen tidak menyadari
apa yang menyebabkan penurunan kinerja tersebut. Masing-masing bagian, yaitu
bagian produksi, bagian penjualan, bagian distribusi, dan bagian administrasi
meyakini kesalahan yang timbul diluar rentang kendali mereka. Belum diketahui
penyebab utamanya apakah kerusakan tersebut disebabkan kesalahan produksi
atau kerusakan saat dalam perjalanan pengiriman ke tangan pelanggan. Tidak
diketahui pula mengapa pengiriman seringkali terlambat atau diterima oleh
pelanggan perbeda. Memang selama ini proses yang dilakukan selama ini lebih
banyak dilakukan secara manual dan tanpa panduan, seringkali ditemukan
kesalahan-kesalahan dalam pengerjaan. Manajemen pernah membeli suatu
system program , namun program tersebut tidak dapat berjalan sesuai dengan
semestinya. Dalam belakangan ini dalam urusan ketenagakerjaan juga
mengalami masalah. Setiap bulannya selalu ada sejumlah karyawan yang
mengundurkan diri dan terpaksa perusahaan harus melakukan perekrutan
karyawan baru, hanya sedikit karyawan yang mampu bertahan lama. Tingkat
kedisiplinan karyawan berkurang, selalu ditemui karyawan yang sering terlambat
masuk kerja dan bahkan beberapa hari tidak masuk kerja.

3.2 Kesimpulan

Akuntansi manajemen merupakan salah satu bagian dari ilmu akuntansi


yangmenitikberatkan permasalahannya pada organisasi serta informasi yang
dibutuhkanorganisasi tersebut. Laporan dari bagian akuntansi dalam perusahaan
dapat membantumanajer mengambil keputusan dengan lebih bijak dan terarah,
setelah keputusandiambil biasanya bagian akuntansi akan menilai apakah
keputusan itu efektif danefisien.Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral
dengan financial accounting. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi
yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya
secara sistematis, serta menyajikannya informasi biaya dalam bentuk laporan
biaya. Biaya (cost) berbeda biaya beban (expense), cost adalah pengorbanan
ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan beban
(expense) adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau
dikeluarkan untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada
periode yang berjalan. Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan
perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga tidak ada hubungannya dengan
realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost ataupun expense
tetapi digolongkan sebagai loss.Konsep biaya dasar yang meliputi tujuan
perencanaan dan pengendalian, rencana tersebut dibuat untuk memproyeksikan
9
biaya, setelah dihubungkan antara biaya variable, biaya tetap, dan penjualan. Alat
yang kedua adalah kemampuan untuk mengklasifikasikan biaya. Biaya perlu
diklasifikasikn dengan maksud untuk membantu hubungan diantara data biaya
sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan pengendalian. Secara umum
hamper pada perusahaan, biaya dapat dikelompokan menjadi biaya tetap (fixed
cost) dan biaya variabel (variable cost)

DAFTAR PUSTAKA

Hamanto, M.Soc.Sc., Akt., Drs., 1992, Akuntansi Biaya untuk Perhitungan Biaya

Matz-Usry, 1991, Akuntansi Biaya- Perencanaan dan Pengendalian, Jakarta :


Erlangga.

Mulyadi, 2007, Akuntansi Biaya. Yogyakarta : BPFE-UGM.Pokok Produksi


(Sistem Biaya Historis), Yogyakarta:BPFE-UGM.

Tresno Lesmono, MSPA., AKT., Drs., 1998, Akuntansi Biaya, Cetakan Pertama
, Yogyakarta : Pusat penerbitan Akaderni YKPN.

Samryn, Akuntansi Manajemen “Informasi Biaya untuk Mengendalikan


Aktivitas Operasi dan Investasi”

Radiks purba, Akuntansi Untuk Manajer,(Jakarta: Rineka Cipta,1995)

Prof. Drs.H.Lili M. Sadeli, M.Pd. dan Drs. H. Bedjo Siswanto,M.Si., Akuntansi


Manajemen, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2004)

Amin Widjajatunggal, Akuntansi Biaya, (Jakarta, Rineka Cipta, 1993)

10

Anda mungkin juga menyukai