Anda di halaman 1dari 13

KLASIFIKASI BIAYA

OLEH :

NAMA : IKRAM

NPM : 188330140

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

AKUNTANSI A3
A. Konsep dan Klasifikasi Biaya

Biaya adalah merupakan obyek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan


disajikan oleh akuntansi biaya. Berikut adalah beberapa definisi tentang biaya dari
berbagai sumber:

➢ Menurut Supriyono (2000), Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai
sebagai pengurang penghasilan.
➢ Menurut Henry Simamora (2002), Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang
dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat
ini atau di masa mendatang bagi organisasi.
➢ Menurut Mulyadi (2001), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
➢ Menurut Masiyah Kholmi (dalam Simamora, 2002), Biaya adalah pengorbanan
sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa
yang akan datang bagi perusahaan.

Biaya merupakan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh perusahaan


untuk mendapatkan suatu barang atau jasa (Sutrisno, 2000).

Dalam arti luas Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk
tujuan tertentu. Ada 4 unsur pokok dalam definisi biaya tersebut di atas :

Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, Diukur dalam satuan uang,


Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi, Pengorbanan tersebut untuk
tujuan tertentu.Dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber
ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Biaya adalah :

Penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang, yang


telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Manfaat yang
dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa Beban: Biaya yang telah memberikan
suatu manfaat dan sekarang telah berakhir (expired).

Biaya berhubungan dengan segala macam tipe organisasi bisnis, nonbisnis,


manufaktur, eceran, dan juga jasa. Umumnya, beberapa macam biaya yang terjadi dan
juga cara klasifikasi biaya tergantung pada mode organisasinya.

Akuntansi manajerial bisa diterapkan pada sebuah jenis organisasi. Dengan


alasan inilah, kita mempertimbangkan karakteristik biaya pada bermacam-macam
perusahaan, manufaktur, perdagangan, dan juga jasa.

Perusahaan manufaktur kegiatan pokoknya meliputi hampir semua aktivitas


yang ada di jenis-jenis organisasi lainnya.

B. Biaya Tetap

Biaya tetap atau yang biasa dikenal juga dengan fixed cost merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam kondisi konstan maupun umumnya
selalu tidak berubah meskipun mengalami peningkatan ataupun penurunan jumlah
barang dan jasa yang dihasilkan.

Bisa disebut bahwa biaya tetap tidak terpengaruh sama sekali atau terlepas
dari perubahan-perubahan dalam kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan.

Biaya tetap dibagi menjadi 2 macam yakni committed fixed cost dan juga
discretionary fixed cost. Contoh dari biaya tetap itu sendiri ialah biaya sewa gedung,
gaji karyawan, pajak, biaya asuransi, biaya cukai (apabila pengiriman produk
dilakukan hingga ke luar negeri), pembayaran pinjaman, dan juga sebagainya.

Biaya tetap yang selalu konstan atau tetap bukan berarti biaya tetap tersebut
akan senantiasa konstan. Biaya tetap bisa berubah sewaktu-waktu di masa yang akan
datang.Contohnya seperti biaya sewa gedung.
Perusahaan akan senantiasa membayar biaya sewa gedung yang sama setiap
tahun meskipun produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut banyak maupun
sedikit.Tetapi, biaya sewa gedung sewaktu-waktu bisa bertambah ataupun menurun
sesuai dengan keinginan pemilik gedung itu sendiri. Nah berarti biaya tetap akan
senantiasa konstan atau tetap hingga periode tertentu,

Periode dimana biaya bisa ditambahkan maupun diturunkan oleh pihak yang
bersangkutan namun perubahan tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup
panjang.

C. Variabel

• Biaya variabel (variable cost)

Biaya variabel atau yang biasa disebut juga dengan variable cost merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan secara berubah-ubah yang didasarkan
pada perubahan jumlah produk yang diproduksi.

Semakin besar jumlah volume produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan
maka semakin besar juga biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat produk
tersebut.

Begitu pula sebaliknya, apabila jumlah volume produk yang diproduksi kecil
maka biaya yang dikeluarkan juga akan kecil.

bisa dikatakan bahwa biaya variabel bergantung pada fluktuasi aktivitas usaha
dalam memproduksi barang yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Contoh dari biaya variabel yakni antara lain biaya bahan baku sebuah produk,
biaya tenaga kerja langsung dalam bentuk bayaran kepada karyawan (biasanya
dihitung berdasarkan berapa unit produk yang bisa dihasilkan per orang),

Biaya pengemasan produk, biaya kargo (berbeda-beda sesuai dengan negara


tujuan tempat produk akan diperjual belikan), serta biaya-biaya lainnya.
• Biaya Semi Variabel

Biaya variabel atau biasa juga disebut variable cost merupakan biaya yang
umumnya berubah-rubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar volume penjualan
kamu, makan semakin besar juga biaya yang harus kamu keluarkan. Contohnya
seperti, biaya bahan baku dan juga biaya tenaga kerja dalam pembuatan suatu produk
ialah biaya variabel.

D. CARA PENGGOLONGAN BIAYA

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.


Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai
dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep:
”different costs for different purposes” (Mulyadi, 1993).

Menurut Mulyadi (1993) dan Harnanto dan Zulkifli (2003), biaya dapat
digolongkan menurut :

➢ Obyek pengeluaran.
➢ Fungsi pokok dalam perusahaan.
➢ Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.
➢ Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan.
➢ Jangka waktu manfaatnya.
➢ Hubungannya dengan Perencanaan, Pengendalian, dan Pembuatan Keputusan.

a. Penggolongan Biaya Menurut Obyek pengeluaran

Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar


penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka
semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut ”biaya bahan
bakar”. Contoh penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran dalam perusahaan
kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji dan upah, biaya
soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya bunga, biaya zat warna (Mulyadi,
1993).
b. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Produksi Pokok Dalam Perusahaan

Menurut Mulyadi (1993), dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi


pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum.
Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi
tiga kelompok

➢ Biaya Produksi.

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi


produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan
ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang
bekerja dalam bagian- bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung
berhubungan dengan proses produksi. Menurut obyek pengeluarannya, secara garis
besar biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik (factory overhead cost). Biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost),
sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sering pula disebut
dengan istilah biaya konversi (conversion cost), yang merupakan biaya untuk
mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi produk jadi.

➢ Biaya pemasaran

Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran


produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi , biaya angkutan dari
gedung perusahaan ke gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang
melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sample).

Menurut Hansen & Mowen (2001), Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang
diperlukan untuk memasarkan produk atau jasa, meliputi biaya gaji dan komisi
tenaga jual, biaya iklan, biaya pergudangan dan biaya pelayanan pelanggan.

Menurut Henry Simamora (2002), Biaya pemasaran atau penjualan


(Marketing Cost) meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapat pesanan
pelanggan dan menyerahkan produk atau jasa ke tangan pelanggan.
➢ Biaya administrasi dan umum

Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan


pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan Bagian Keuangan,
Akuntansi, Personalia dan Bagian Hubungan Masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan,
biaya fotocopy. Jumlah biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum sering
pula disebut dengan istilah biaya komersial (commercial expenses).

c. Penggolongan Biaya Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai

Mulyadi (1993) menyatakan bahwa, sesuatu yang dibiayai dapat berupa


produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya
dapat dikelompokkan menjadi dua golongan :

➢ Biaya langsung (direct cost)

Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada,
maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak
ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung
akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

➢ Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung
atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs).

d. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan


Perubahan Volume Kegiatan.

Menurut Mulyadi (1993), dalam hubungannya dengan perubahan volume


kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi :

➢ Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding


dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung.
TABEL
Jumlah Produksi Biaya Variabel BV per Unit

10.000 unit Rp. 50.000.000,- Rp. 5.000,-

25.000 unit Rp. 125.000.000,- Rp. 5.000,-

50.000 unit Rp. 250.000.000,- Rp. 5.000,-

100.000 unit Rp. 500.000.000,- Rp. 5.000,-

Bila digambarkan dalam grafik, biaya variabel akan nampak sebagai berikut:

➢ Biaya semivariable

Biaya semivariable adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan


perubahan volume kegiatan. Biaya semivariable mengandung unsur biaya tetap
dan biaya variabel. Contoh biaya ini adalah gaji salesman yang dibayar secara
tetap dan prosentase tertentu dari jumlah hasil penjualan.
➢ Biaya semifixed

adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. contoh biaya
penelitian, biaya pemeriksaan dan pengawasan produksi .Apabila kurva biaya
tetap dan biaya variabel dihubungkan, maka akan didapat biaya total, sehingga
grafiknya sebagai berikut:

Apabila kurva biaya tetap dan biaya variabel dihubungkan, maka akan didapat
biaya total, sehingga grafiknya sebagai berikut:
➢ Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi, biaya
penyusutan, Gaji direksi, walaupun perusahaan tidak berproduksi, maka biaya ini
akan tetap ditanggung oleh perusahaan. Ciri biaya tetap adalah biaya yang secara
total tetap tapi per unitnya berubah-ubah seperti dalam tabel di bawah ini.
KASUS PERHITUNGAN KLASIFIKASI BIAYA

1. Contoh kasus Biaya variabel

Contohnya, biaya pemakaian bensin dan oli pada kendaraan yang dihitung dan
tergantung pada jarak yang ditempuh, tapi harga per liter bensin dan oli tetap atau
konstan, tidak terpengaruh jarak tempuh.

Contoh detailnya seperti berikut ini:

• Harga Pertalite Rp8.000 per liter. Satu liter Pertalite bisa menempuh jarak 20 km.
Bagaimana perhitungan biaya variabel per unit?

Dari contoh soal akuntansi biaya variabel di atas, berarti biaya pertalite per 1 km
adalah : Rp8.000/20 = Rp400,-

Mari kita lihat tabel berikut ini:

Keterangan:

Total biaya variabel dalam hal ini total biaya dari pemakaian pertalite, besar
kecilnya tergantung pada volume aktivitas, dalam hal ini jarak tempuh. Semakin
tinggi volume aktivitas maka total biaya variabel juga semakin naik, dan sebaliknya.
Tapi biaya variabel per unitnya tetap. Dalam contoh di atas, berapapun jarak yang
ditempuh harga pertalitenya Rp400.
2. Contoh kasus Biaya Tetap (Fixed Cost)

Contoh sederhananya seperti ini, kapasitas angkut sebuah mobil penumpang


per harinya adalah 50 orang penumpang, dan 1 bulan 1500 orang. Bila ingin
menambah jumlah penumpang lebih dari 1.500 orang per bulan, maka harus
menambah jumlah mobil. Dari jumlah penumpang itu kita harus menghitung biaya
penyusutan untuk memperoleh taksiran biaya per unit yaitu
(Harga beli mobil – Nilai sisa ) : Taksiran Pemakaian
(Rp200.000.000 – Rp20.000.000) : 10 tahun = Rp18.000.000

Biaya tetap (penyusutan) per tahun adalah Rp18.000.000 atau Rp1.500.000


per bulan. Melalui biaya penyusutan tersebut maka biaya per unit per penumpang
dapat dihitung sebagai berikut :

Biaya unit per bulan = biaya tetap per bulan : jumlah penumpang perbulan

Keterangan :

Dari tabel di atas kita jadi tahu bahwa biaya tetap per unit berbanding terbalik
dengan volume. Pada kapasitas penumpang 1.500 orang, biaya tetap per unitnya
sebesar Rp1.000. Kemudian pada kapasitas penumpang 1.000 orang, biaya tetap per
unit menjadi Rp1.500 atau naik Rp500. Demikian juga saat kapasitas penumpang 500
orang, biaya tetap per unit naik menjadi Rp3.000.

Anda mungkin juga menyukai