Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

BIAYA PADA AKUNTANSI MANAJEMEN

Dosen Pengampu : Widiana Indah Permata S.Tr.Keu.M.M

Disusun Oleh:

Ardiyana Sari
(11211645)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MANAJEMEN


UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL
2023
A. PENGERTIAN BIAYA

Pengertian biaya secara umum adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan
untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar
yang berlaku, baik yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi.

Menurut Mursyidi (2008) biaya merupakan sebagai pengorbanan sumber ekonomi


yang berwujud maupun tidak berwujud yang dapat diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi atau akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Biaya merupakan pengorbanan atau pengeluaran yang dilakukan oleh sesuatu


perusahaan atau perorangan yang bertujuan untuk memperoleh manfaat lebih dari
aktivitas yang dilakukan tersebut (Raharjaputra, 2009).

Hansen dan Mowen (2006) mendefinisikan biaya sebagai kas atau nilai kas yang
dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat
untuk saat ini maupun masa mendatang bagi organisasi.

Menurut ilmu akuntansi, pengertian biaya adalah nilai pengorbanan terhadap


proses produksi suatu produk yang dinyatakan dalam bentuk satuan atau berlakunya
harga pasar.

Jadi sebenarnya, biaya adalah besaran dana dikeluarkan oleh perusahaan dengan
tujuan menghasilkan suatu produk atau jasa. Beban pengeluaran tersebut mencakup
seluruh kebutuhan proses produksi hingga pemasaran.

Beberapa unsur pokok dalam definisi biaya antara lain :

1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi.


2. Diukur dalam satuan uang.
3. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

B. FUNGSI BIAYA
Keberadaan biaya sangat penting dalam suatu proses produksi atau lainnya. Oleh
karena itu, terdapat beberapa fungsi biaya adalah berikut ini :

a. Menjamin Lancarnya Kegiatan Operasional


Biaya berfungsi untuk menjamin kelancaran aktivitas operasional. Tanpa adanya
biaya, maka hal-hal yang diperlukan perusahaan tidak akan terpenuhi sehingga
mampu menghambat proses produksi atau operasional perusahaan.
b. Sebagai Dasar Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Fungsi lain dari biaya adalah untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP).
Sebelum produk dipasarkan dalam masyarakat, harga setiap produk sudah harus
ditetapkan. Dasar perhitungan harga pokok penjualan ini diperoleh dari
akumulasi biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan ditambah dengan
keuntungan sesuai target perusahaan.
c. Tolak Ukur Penentuan Margin Profit
Indikator penetapan margin laba dapat Anda ketahui dari biaya. Dengan
adanya rincian biaya jelas, maka perusahaan mampu mengukur penentuan
margin profit. Sehingga harga yang ditawarkan di pasaran nantinya sesuai
dengan kantong target pasar dan bisa menutup biaya pengeluaran, serta tetap
memperoleh keuntungan.
d. Pedoman Perencanaan Pengeluaran Berikutnya
Terakhir, fungsi biaya adalah dijadikan pedoman dalam merencanakan
pengeluaran berikutnya. Biaya dari hasil produksi pertama akan membantu
perusahaan dalam merencanakan keuangan periode selanjutnya. Agar seluruh
aspek tidak mengalami kerugian.

C. KLASIFIKASI BIAYA

a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Intensitas Terjadinya

Klasifikasi biaya sendiri terbagi dalam berbagai jenis. Berdasarkan intensitas


terjadinya, jenis jenis biaya meliputi:
 Biaya Tetap (Fixed Cost)
Jenis biaya pertama yakni biaya tetap atau fixed cost. Pengertian biaya tetap
adalah biaya yang besarnya akan selalu tetap dan tidak berubah karena
perubahan volume dan aktivitas tidak mempengaruhinya. Oleh sebab itu,
biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan perubahan kapasitas suatu
kegiatan. Semakin besar suatu aktivitas, maka semakin kecil biaya tetap per
unit.
 Biaya Variabel (Variable Cost)
Pengertian biaya variabel yakni biaya yang total keseluruhannya akan
selalu berbeda mengikuti perubahan aktivitas. Nilai biaya variabel akan
berbanding lurus dengan pergerakan volume kegiatan. Semakin besar
volume aktivitas maka biaya variabel juga semakin tinggi.
 Biaya Campuran (Mixed Cost)
Biaya campuran mempunyai aspek biaya tetap dan variabel. Dalam hal ini,
biaya tetap sebagai jumlah biaya minimum dalam menunjang aktivitas,
sedangkan biaya variabel mempengaruhi volume kegiatan.

b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Potensinya

Setiap sesuatu memiliki risiko positif atau negatif. Begitu juga dengan biaya.
Ditinjau dari potensinya, berikut klasifikasi biaya adalah di bawah ini.

 Biaya Peluang (Opportunity Cost)


Biaya peluang merupakan biaya yang mampu menambah keuntungan
dengan berinvestasi, namun tetap memiliki berpotensi merugi. Contohnya,
Anda akan membeli tempat produksi baru. Dalam pembelian properti,
pastinya terdapat nilai investasi di masa mendatang bila aset tersebut dijual.
 Biaya Hangus (Sunk Cost)
Biaya hangus yakni biaya pengeluaran yang tidak bisa dikembalikan
sebagai akibat dari risiko pengalokasian tersebut. Misalnya, Anda
menginvestasikan modal dalam suatu usaha dan hasilnya rugi sebab bisnis
tersebut bangkrut, maka uang Anda akan hilang.
c. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kegiatan Operasional

Setiap kegiatan perusahaan, pastinya membutuhkan dana untuk menunjang


kelancaran aktivitas, yang dikenal dengan istilah biaya operasional. Klasifikasi biaya
berdasarkan kegiatan operasional akan dijelaskan berikut ini.

 Biaya Produksi
Berdasarkan kegiatan operasional, poin pertama klasifikasi biaya adalah
biaya produksi. Singkatnya, pengertian biaya produksi adalah pengeluaran
perusahaan untuk memproduksi barang/jasa agar bisa dijual dengan harga
tertentu. Dalam operasional perusahaan, biaya produksi merupakan salah
satu jenis biaya dengan nominal terbesar. Terdapat berbagai jenis biaya
produksi, misalnya biaya bahan baku, tenaga kerja, pengemasan, dan
sebagainya.
 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah salah satu jenis biaya produksi yang
dibayarkan pada SDM berkaitan langsung dengan pembuatan barang/jasa.
Cara pembayarannya bisa tetap setiap bulan atau berdasarkan jumlah satuan
produksinya. Yang termasuk dalam tenaga kerja langsung misalnya petugas
produksi.
 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Poin ketiga klasifikasi biaya berdasarkan kegiatan operasional adalah biaya
tenaga kerja tidak langsung, seperti bagian pemasaran, personalia, satpam,
dan sebagainya. Dalam konteks ini, pembayaran biaya adalah sesuatu yang
umumnya dilakukan perusahaan tiap bulan, bukan berdasarkan satuan
produksi.
 Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya yang nilainya semakin berkurang dari
waktu ke waktu karena manfaat atau kualitas aktiva tersebut menurun.
Contohnya biaya mesin-mesin pabrik yang terus digunakan akan menurun
kualitasnya, sehingga periode mendatang harus membeli baru lagi.
Kalaupun dijual, harganya di bawah harga beli.
 Biaya Perawatan
Biaya perawatan juga penting dalam mendukung aktivitas perusahaan. Jenis
biaya ini dikeluarkan dalam rangka menjaga dan mempertahankan aktiva
atau hal pendukung produktivitas. Misalnya, biaya perawatan mesin-mesin,
biaya service, dan sebagainya.
 Biaya Investasi
Suatu bisnis juga memerlukan biaya investasi. Biaya ini dilakukan untuk
menambah pemasukan kas dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, Anda
menginvestasikan sebagian modal dalam instrumen investasi atau aset.
 Biaya Overhead Pabrik
Poin terakhir klasifikasi biaya adalah biaya overhead pabrik. Dari segi
operasional, pengertian biaya overhead yakni pengeluaran di luar jenis
biaya produktif dan berperan penting dalam kelangsungan perusahaan.
Contoh biaya ini seperti biaya tambahan atau biaya yang tidak direncanakan
tetapi timbul, seperti denda, ganti rugi, dan sebagainya.

D. KONSEP BIAYA

Berikut ini merupakan beberapa jenis konsep biaya, antara lain:

 Accounting Cost dan Economic Cost

Accounting cost adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan


untuk membayar faktor-faktor produksi yang diperlukan, misalnya upah
pekerja, harga bahan baku, harga bahan bakar dan listrik yang digunakan
untuk produksi, harga sewa bangunan pabrik dan gudang, bunga atas
pinjaman, dan sebagainya.

Accounting cost juga sering disebut sebagai biaya eksplisit yang besarnya
meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
Penghitungan biaya ini dibutuhkan untuk mengetahui besaran pajak yang
harus dibayar serta menentukan kesehatan keuangan perusahaan.
Sementara itu, economic cost atau biaya ekonomi adalah biaya eksplisit
ditambah biaya implisit. Berbeda dengan biaya eksplisit, biaya implisit
adalah biaya yang tidak bisa dilihat secara fisik dan meliputi biaya peluang
serta penyusutan modal.

Biaya ekonomi mempertimbangkan kerangka timeline jangka panjang


karena memang fungsinya untuk membuat keputusan strategis untuk jangka
panjang.

 Outlay Cost dan Opportunity Cost

Outlay cost mencakup pengeluaran dana pada faktor-faktor produksi seperti


bahan baku, uang sewa, upah pekerja, dan sebagainya. Konsep outlay
cost merupakan besar pengeluaran sesungguhnya yang dicatat dalam
pembukuan.

Sementara opportunity cost adalah biaya yang harus dikorbankan ketika


perusahaan membuat suatu keputusan. Biaya ini memang tidak dicatat
dalam pembukuan namun sangat berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari aktivitas produksi. Biaya
ini juga disebut sebagai biaya implisit.

 Direct Cost dan Indirect Cost

Dalam kaitannya dengan penyusunan anggaran, perusahaan biasanya akan


menyusun klasifikasi biaya yang harus dikeluarkan.

Klasifikasi biaya didasarkan atas pertimbangan pada apakah biaya tersebut


digunakan untuk menghasilkan biaya atau jasa. Berdasarkan kriteria
tersebut, biaya dapat dibagi menjadi dua, yakni direct cost dan indirect cost.

Direct cost atau biaya langsung adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dan dapat
dikalkulasikan untuk menentukan seberapa besar biaya tersebut dibebankan
pada produk, misalnya biaya material dan biaya upah buruh.

Sementara indirect cost atau biaya tidak langsung adalah sejumlah biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
namun tidak dapat dibebankan secara langsung pada masing-masing produk
yang dihasilkan, misalnya biaya listrik, air, izin usaha, dan sebagainya.

 Fixed Cost dan Variable Cost

Sesuai namanya, fixed cost atau biaya tetap adalah biaya produksi yang
jumlahnya tetap selama kurun waktu tertentu dan tidak bergantung pada
jumlah output produk yang dihasilkan. Biaya tetap juga didefinisikan
sebagai jenis biaya yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan. Misalnya
biaya sewa bangunan, listrik, biaya upah pimpinan perusahaan, dan lain-
lain.

Sedangkan variable cost atau biaya variabel adalah biaya produksi yang
jumlahnya bergantung pada jumlah output produk yang dihasilkan pada
aktivitas produksi. Semakin besar jumlah output yang dihasilkan, maka
semakin besar pula besar biaya yang harus dikeluarkan. Misalnya biaya
bahan baku, upah buruh, komisi penjualan, dan sebagainya.

E. METODE PEMBEBANAN BIAYA


a. Metode biaya secara langsung (direct tracing)

Pada metode ini, biaya dibebankan ke obyek biaya sesuai pemakaian sumber daya
yang dapat diidentifikasi dan diobservasi secara fisik.

Contoh pembebanan biaya direct tracing adalah biaya tenaga kerja di gudang yang
melaksanakan kegiatan penerimaan barang (receiving). Biaya tenaga kerja untuk
kegiatan penerimaan barang di gudang dapat diidentifikasi dan dibebankan secara
langsung ke obyek biaya. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan, berapa jam
kerjanya, dan berapa upah yang dibayarkan dapat dibebankan secara langsung ke
obyek biaya gudang.

Idealnya, semua biaya sebaiknya dapat dibebankan secara langsung ke obyek


biaya. Sayangnya, tidak semua biaya dapat dibebankan secara langsung ke obyek
biaya. Beberapa sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan atau
proses operasi gudang tidak dapat secara akurat diidentifikasi atau diobservasi
secara langsung ke obyek biaya.

b.Metode penelurusan pemicu (driver tracing)

Metode pembeban biaya dengan menentukan pemicu biaya. Metode driver tracing
ini diterapkan bila pembebanan biaya dengan menggunakan direct tracing tidak
mungkin bisa dilakukan. Metode driver tracing membebankan biaya ke obyek
biaya dengan menentukan pemicu biaya (cost driver), yaitu hubungan sebab-akibat
(cause-effect) biaya dengan obyek biaya. Pada contoh biaya listrik conveyor belt,
jam pemakaian merupakan cause dan biaya listrik merupakan effect.

c. Metode alokasi biaya (cost allocation). Metode ini digunakan bila kedua metode
pembebanan biaya, yaitu direct tracing dan driver tracing tidak bisa diterapkan.
Metode cost allocation merupakan pembebanan biaya secara tidak langsung
(indirect cost assignment). Umumnya biaya tidak langsung (indirect cost)
dibebankan ke obyek biaya menggunakan metode ini. Karena hubungan biaya
dengan obyek biaya tidak dapat diidentifikasi secara langsung atau tidak ada
hubungan sebab-akibat, maka alokasi biaya dilakukan berdasarkan pertimbangan
kemudahan (convenience) atau asumsi yang masuk akal. Contoh, biaya depresiasi
bangunan gudang, dibebankan ke biaya penerimaan barang didasarkan luas
ruangan (space) yang digunakan untuk kegiatan penerimaan barang. Dalam hal ini,
luas ruangan merupakan dasar alokasi pembebanan biaya depresiasi bangunan
gudang.

F. BIAYA YANG BERBEDA UNTUK TUJUAN BERBEDA

Biaya produk adalah suatu pembebanan biaya yang mendukung objek


manajerial tertentu. Definisi biaya produk tergantung pada tujuan manajerial yang ingin
dicapai. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar manajemen biaya, yakni “biaya yang berbeda
untuk tujuan berbeda (different cost for different purposes)”.

Seorang ahli teknik akan berbeda memberikan konsep biaya dengan seorang
akuntan. Ibu rumah tangga berbeda konsep dengan seorang sopir mengenai biaya.
Konsep biaya dikemukakan tergantung dari latar belakang dan tujuan si pemakai konsep
biaya tersebut.

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan adalah keuntungan yang
maksimal. Perencanaan biaya yang baik/tepat harus dipusatkan pada hubungan antara
tingkat pengeluaran/ biaya dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran/biaya
tersebut.
Artinya, seorang manager atau pimpinan perusahaan harus menganggap
perencanaan dan pengendalian biaya sebagai suatu keharusan untuk mempertahankan
tingkat biaya yang wajar guna mendukung pencapaian tujuan dan program perusahaan
yang telah direncanakan. Perencanaan biaya tidak boleh menekankan penurunan biaya,
tetapi lebih ditujukan pada pemanfaatan sumber daya yang terbatas dengan lebih baik.

G. BIAYA PRODUK UNTUK LAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL

Untuk tujuan kalkulasi biaya untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya dapat
dikelompokkanmenjadi biaya produksi dan biaya nonproduksi.

a. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa.

b. Biaya non produksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perancangan dan
pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Biaya pemasaran, distribusi dan layanan pelanggan biasanya dikelompokkan
sebagai biaya penjualan, sedangkan biaya perancangan & pengembangan, biaya
akuntansi, dan biaya administrasi umum dikelompokkan sebagai biaya
administrasi.
REFERENSI

1) https://pintu.co.id/blog/apa-itu-konsep-biaya

2) https://fit.uii.ac.id/blog/2021/08/01/biaya-gudang/

3) https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/21/pengertian-biaya

4) https://www.e-akuntansi.com/biaya-yang-berbeda-untuk-tujuan-berbeda-different-

cost-for-different-purposes/

5) https://www.jurnal.id/id/blog/biaya-produksi-cost-of-production-dalam-pelaporan-

keuangan-perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai