Anda di halaman 1dari 20

BIAYA PRODUKSI DAN APLIKASINYA

DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ekonomi Kesehatan

Disusun Oleh :
Kelompok 12

Nur Lathifah 101611123027


Zahra Kurniati 101611123055
Armina Analinta 101611123059
Mariska Hamid 101611123097

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dikatakan bahwa itu sebuah perusahaan apabila memiliki target
untuk dicapai, salah satu target tersebut yaitu mendapatkan laba yang tinggi
dan meminimalkan pengeluaran biaya yang terjadi dalam proses produksi.
Laba atau rugi digunakan sebagai ukuran untuk menilai kinerja perusahaan.
Unsur dari laba terdiri dari pendapatan dan biaya.
Biaya merupakan sumber informasi yang penting dalam analisis
strategik perusahaan. Proses penentuan dan analisis biaya dapat
menggambarkan suatu kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Masalah yang sering muncul dalam perusahaan adalah perencanaan biaya
oleh perusahaan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi.
Biaya produksi merupakan faktor penting yang harus diperhatikan
ketika suatu perusahaan akan menghasilkan suatu produksi. Hal ini
dikarenakan setiap perusahaan menginginkan keuntungan yang besar
dalam usaha produksinya. Pada kegiatan produksi untuk megubah input
menjadi output, perusahaan tidak menentukan input apa yang diperlukan,
tetapi juga mempertimbangkan harga dari input tersebut yang merupakan
biaya produksi dari output.
Dalam kelangsungan perusahaan diperlukan suatu pemahaman
tentang teori biaya produksi agar suatu perusahaan dapat memperhitungkan
biaya yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output barang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari biaya produksi?
2. Apa saja klasifikasi biaya?
3. Bagaimana cara perhitungan biaya produksi (total cost)?
4. Bagaimana aplikasi perhitungan biaya produksi di industri pelayanan
kesehatan.

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep biaya produksi.
2. Untuk mengetahui jenis klasifikasi biaya.
3. Untuk mengetahui cara perhitungan biaya produksi dan mampu
menghitung biaya produksi (total cost).
4. Untuk mengetahui aplikasi perhitungan biaya produksi dalam pelayanan
kesehatan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Biaya Produksi


2.1.1 Pengertian Biaya Produksi
Besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan di dalam
memproduksi suatu produk sangat penting, karena menentukan apakah
perusahaan tersebut efisien atau tidak, juga akan sangat mempengaruhi
besarnya laba (keuntungan atau profit) yang akan diperoleh perusahaan
tersebut.
 Biaya
Dalam ilmu ekonomi, biaya diartikan sebagai semua pengorbanan yang perlu
untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar
yang berlaku.
o Dari sudut pandang konsumen
Biaya diartikan sebagai aset atau nilai yang dikeluarkan, untuk
mendapatkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginan
pengguna.
o Dari sudut pandang produsen
Biaya diartikan sebagai aset atau nilai yang dikeluarkan, untuk
menghasilkan barang atau jasa.
 Produksi
Produksi adalah mengubah input menjadi output atau bisa didefinisikan
sebagai proses ekonomi yang menggunakan sumber daya untuk menciptakan
sebuah komoditas yang cocok untuk pertukaran.
 Biaya produksi
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh perusahaan untuk membayar input yang dipakai dalam menghasilkan
produknya (sadono sukirno, 2010).
Biaya produksi tergantung sepenuhnya pada dua hal yaitu sebagai berikut:
1. Harga Input atau harga faktor-faktor produksi yaitu semua barang dan jasa
yang digunakan untuk memproduksi suatu produk yang dibeli dengan
uang, sehingga mempunyai harga. Contohnya bahan baku mentah, gaji
pegawai, dan lain-lain.

4
2. Efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan inputnya
atau faktor produksinya. Dua perusahaan yang memiliki input sama persis,
namun yang satu bekerja dengan lebih efisien dari perusahaan yang
lainnya, maka perusahaan yang efisien itulah yang lebih bisa menekan
biaya produksinya.

2.1.2 Tujuan Analisis Biaya Produksi


1. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menetapkan
harga yang kompetitif maka perusahaan akan mendulang untung
yang optimal.
2. Mempertahankan perusahaan dari marjin keuntungan yang didapat
perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan.
Contoh : untuk gaji/upah karyawan, untuk bayar tagihan listrik, tagihan
air bawah tanah, pembelian bahan baku, biaya transportasi, dan lain
sebagainya.
3. Menggapai ROI (Return on Investment) Perusahaan pasti
menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada
perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan
mempercepat tercapainya modal kembali / roi.
4. Menguasai Pangsa Pasar Dengan menetapkan harga rendah
dibandingkan produk pesaing, dapat mengalihkan perhatian
konsumen dari produk kompetitor yang ada di pasaran.
5. Mempertahankan status quo ketika perusahaan memiliki pasar
tersendiri, maka perlu adanya pengaturan harga yang tepat agar
dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada.

2.2 Klasifikasi Biaya Produksi


Biaya merupakan salah satu hal penting yang menjadi bagian dalam
proses produksi suatu barang atau jasa. Setiap biaya yang dikeluarkan untuk
proses produksi akan mempengaruhi penetapan harga pada produk yang
dihasilkan.
Klasifikasi biaya produksi adalah proses pengelompokan secara
sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan
tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberi informasi yang lebih penting

5
(Bastian Bustami dan Nurlela, 2007). Berikut ini beberapa klasifikasi biaya
produksi:
2.2.1 Klasifikasi Biaya berdasarkan Skala Produksi
Biaya diklasifikasikan berdasarkan skala produksinya, yaitu sebagai
berikut:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Merupakan Biaya yang secara keseluruhan tidak berubah saat aktivitas
bisnis meningkat maupun menurun. Total biaya tetap tersebut berbeda
dari satu periode ke periode yang lain. Perbedaan tersebut disebabkan
oleh perubahan volume produksi dalam jangkauan kisaran tertentu.
Biaya tetap dapat dibebankan ke dalam departemen berdasarkan
keputusan manajerial atau menurut alokasi biaya. Letak tanggung jawab
pengendaliannya lebih banyak dipikul oleh menejemen eksekutif.
Contoh: biaya gaji karyawan
b. Biaya Variabel (Variable Cost)
Merupakan Biaya dengan jumlah total berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel merupakan biaya yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan jumlah pelayanan yang
diberikan. Dalam hal ini jika semakin banyak jumlah pelayanan yang
diberikan, semakin besar pula jumlah biaya variabelnya.
Contoh: biaya bahan baku (biaya bahan makanan, listrik dan air), biaya
alat medis habis pakai.
c. Biaya Semi Permeabel
Biaya semi permeabel harus dipisahkan ke dalam elemen biaya tetap
dan biaya variable untuk tujuan perencanaan dan pembuatan
keputusan. Biaya semi permeabel untuk tujuan tertentu harus
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya ini
jumlahnya berubah dalam hubungannya dengan perubahan kuantitas
yang diproduksi, namun perubahan tersebut tidak proporsional.
Contoh: biaya reparasi dan perawatan gedung.

Konsep biaya total pada skala produksi sendiri dibedakan menjadi tiga
pengertian yaitu Biaya Total (Total Cost), Biaya Tetap Total (Total Fixed
Cost), dan Biaya Berubah (Total Variable Cost)

6
1) Biaya Total (Total Cost)
Biaya Total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang
dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya total juga dapat dihitung
menggunakan rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
2) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost)
Biaya Tetap Total merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan faktor produksi yang jumlahnya tidak dapat diubah. Misal
sebuah pabrik perlu membeli mesin produksi.
3) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)
Biaya Variabel Total merupakan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan faktor produksi yang jumlahnya dapat diubah. Misal faktor
produksi yang dapat berubah adalah tenaga kerja.

2.2.2 Klasifikasi Biaya berdasarkan Fungsi


Biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut :
a. Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk suatu
proses produksi yang dapat dengan mudah dihubungkan secara
ekonomi terhadap produk yang dihasilkan. Biaya langsung juga dapat
diartikan sebagai biaya yang terlibat langsung dengan produk, yang
biasanya dikeluarkan untuk membiayai tenaga kerja, dan bahan baku.
Contoh: biaya yang dikeluarkan untuk unit rawat inap dan rawat jalan
seperti gaji tenaga medis, obat-obatan, alat medis, dan lain-lain.
b. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan dan tidak
ada hubungan secara langsung dengan produk yang dihasilkan
perusahaan. Biaya tidak langsung adalah semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan
baku menjadi produk jadi selain biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.Biaya tidak
langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah
biaya produksi tidak langsung atau overhead pabrik.Biaya ini tidak

7
mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu.Biaya ini yang
dipergunakan untuk menunjang keberhasilan produksi suatu produk
tertentu (di luar SDM langsung dan BHP langsung). Contoh: gaji
satpam dan cleaning service.
Perbedaan biaya langsung maupun tidak langsung dikaitkan
dengan produk sangat diperlukan bila perusahaan menghasilkan lebih
dari satu macam produk dan manajemen menghendaki penentuan
harga pokok per jenis produk tersebut.
Biaya total adalah jumlah dari biaya langsung dan biaya tidak
langsung, dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐷𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡 + 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑇𝐶 = 𝐷𝐶 + 𝐼𝐷𝐶

2.2.3 Klasifikasi Biaya berdasarkan Lama Penggunaan


Biaya diklasifikasikan berdasarkan lama penggunaannya, yaitu sebagai
berikut :
a. Biaya Investasi (Instrument Cost)
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat
berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Biasanya batasan waktu
untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Batas satu tahun
ditetapkan atas dasar kebiasaan bahwa anggaran direncanakan dan
direalisir untuk satu tahun. Biaya investasi biasanya berhubungan
dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur fisik dan
kapasitas produksi.
Contoh yang termasuk dalam biaya investasi antara lain biaya
pembangunan gedung, biaya tanah, mesin produksi dan peralatan
serta perizinan yang diperlukan.
Akan tetapi, biaya investasi yang digunakan untuk menghitung
biaya total tidak menggunakan biaya investasi itu sendiri, melainkan
menghitung biaya penyusutan (Depreciation).
Biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul
akibat terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai
akibat penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi
yang dipakai dalam proses produksi akan mengalami penyusutan nilai,

8
baik karena makin usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai
penyusutan barang investasi, seperti gedung, kendaraan, dan
peralatan, disebut sebagai biaya penyusutan.
Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk menghitung
penyusutan yaitu (1) metode garis lurus (straight line), (2) metode
saldo menurun (declining balance), (3) jumlah angka–angka tahun
(sum of the years digit) (4) metode unit produksi (unit of production).
Salah satu metode untuk menghitung biaya penyusutan adalah
dengan mencari nilai AIC (Annualized Investment Cost = AIC). AIC
merupakan penghitungan biaya tahunan yang dibebankan pada
masing-masing penggunaan. Besarnya investasi nilai tahunan dari
biaya investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta
waktu pakai dan masa hidup suatu barang investasi. Rumus untuk
mencari nilai AIC (Annualized Investment Cost = AIC) adalah sebagai
berikut :
𝐼𝐼𝐶(1 + 𝑖)𝑡
𝐴𝐼𝐶 =
𝐿

Keterangan :
AIC = Annualized Investment Cost
IIC = nilai awal barang
I = laju inflasi
t = masa pakai
L = lama perkiraan masa pakai

b. Biaya Operasional (Operasional Cost)


Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat
“habis pakai” dalam kurun waktu relatif singkat, biasanya kurang dari
satu tahun. Tujuan biaya operasional adalah untuk mengelola sumber
ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan aktivitas dalam
upaya mempertahankan dan menghasilkan pendapatan.
Contoh yang termasuk dalam biaya operasional antara lain
biaya obat, biaya makan, gaji pegawai, air, listrik dan sebagainya.

9
c. Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost)
Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memelihara aktiva atau produk/jasa agar tetap dalam kondisi baik.
Biaya ini meliputi biaya pembersihan, pengecatan, dan biaya lainnya.
Dengan kata lain, biaya pemeliharaan digunakan dalam proses
pengoperasian perusahaan. yang diakibatkan oleh adanya pergantian
peralatan, perbaikan produksi, pengeluaran untuk bahan habis pakai,
misal biaya pemeliharaan gedung, pemeliharaan kendaraan dan
sebagainya.
Biaya operasional dan pemeliharaan dengan sifatnya yang
habis pakai dikeluarkan secara berulang sehingga biaya operasional
dan pemeliharaan sering juga disebut sebagai biaya berulang
(recurrent cost). Biaya total adalah jumlah dari investasi, biaya
operasional dan biaya pemeliharaan atau dapat dituliskan dengan
rumus:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡 = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐶𝑜𝑠𝑡 + 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡


+ 𝑀𝑎𝑖𝑛𝑡𝑒𝑛𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑇𝐶 = 𝐼𝐶 + 𝑂𝐶 + 𝑀𝐶

2.2.4 Klasifikasi Biaya berdasarkan Proses Produksi


Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam suatu proses
produksi dapat dibedakan menjadi dua macam :
a. Biaya Eksplisit
Biaya eksplisit adalah pengeluaran actual yang dilakukan oleh
perusahaan untuk membeli (purchase or hire) sumber daya (faktor
produksi) yang digunakan dalam suatu proses produksi.
b. Biaya Implisit
Biaya implicit adalah biaya oportunitas dari penggunaan faktor
produksi yang dimiliki oleh perusahaan dalam proses produksi. Biaya
implicit ini sering tidak dianggap sebagai biaya di dalam proses
produksi.
Contoh : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

10
2.2.5 Klasifikasi Biaya yang Berhubungan dengan Produk
Berikut ini adalah klasifikasi biaya yang berhubungan dengan produk,
yaitu :
a. Biaya manufaktur
Biaya manufaktur merupakan biaya konversi dari bahan baku
menjadi barang jadi melalui usaha para pekerja dan penggunaan alat
produksi. Biaya manufaktur terdiri dari tiga unsur biaya yaitu bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
1) Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk
bagian integral dan produk jadi dimasukkan secara eksplisit dalam
perhitungan biaya produk. Contoh: obat-obatan
2) Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan
konversi bahan baku kangsung menjadi produk jadi dan dapat
dibebankan secara layak ke produk tertentu.
Contoh: Gaji karyawan (dokter, perawat)
3) Biaya overhead adalah semua biaya manufaktur yang tidak
ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Misal biaya bahan
baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dsb.
Contoh: Gaji satpam, cleaning service
b. Biaya Non-Manufaktur
1) Biaya pemasaran yaitu biaya yang diperlukan untuk menangani
pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk
disampaikan kepada kensumen.
Contoh: biaya pengiklanan, pengiriman, perjalanan dalam rangka
penjualan, komisi penjualan, gaji bagian penjualan, biaya gudang
produk jadi.
2) Biaya administrasi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
mengarahkan, mengendalikan dan mengoperasikan perusahaan.
Contoh: biaya eksekutif, organisasional, dan klerikal yang berkaitan
dengan manajemen umum organisasi.

2.2.6 Klasifikasi Biaya yang Berhubungan dengan Produksi


Berikut ini adalah klasifikasi biaya yang berhubungan dengan produksi,
yaitu:

11
b. Biaya Utama (Prime cost)
Biaya utama yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan produksi.
Biaya utama terdiri atas biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung.
Contoh: gaji dokter, gaji perawat, obat-obatan, bahan makanan.
c. Biaya Konversi (Conversion cost)
Biaya Konversi yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengubah bahan
baku menjadi produk jadi. Biaya konversi terdiri atas biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Contoh: pembuatan obat dari bahan mentah menjadi obat yang bisa
dikonsumsi.

2.2.7 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan


Berdasarkan pengambilan keputusan, biaya dapat dikelompokkan
menjadi (Supriyono, 2011) :
a. Biaya Relevan (Relevan Cost)
Biaya relevan merupakan biaya yang terjadi pada suatu
alternatif tindakan tertentu, tetapi tidak terjadi pada alternatif
tindakan lain. Biaya relevan akan mempengaruhi pengambilan
keputusan, oleh karena itu biaya relevan harus dipertimbangkan
dalam pembuatan keputusan. Biaya relevan mempunyai ciri
khusus, yaitu :
 Biaya relevan merupakan biaya masa yang akan datang
(future cost), bukan biaya masa lalu.
 Biaya yang berbeda antara dua alternatif atau lebih yang
mempengaruhi pengambilan keputusan.
Contoh: Pembelian ambulans baru. Sebelum memutuskan
membeli ambulans pihak RS perlu mempertimbangkan biaya
yang akan dikeluarkan dan apakah ada alternatif lain. Alternatif
lain misalnya memperbaiki ambulans lama yang sudah rusak,
jika biaya memperbaiki ambulans lama ini lebih murah, jadi
pembelian ambulans baru dibatalkan.
b. Biaya Tidak Relevan (Irrelevant cost)
Biaya tidak relevan merupakan biaya yang tidak berbeda diantara

12
alternatif tindakan yang ada. Irrelevant cost tidak mempengaruhi
pengambilan keputusan dan akan tetap sama jumlahnya tanpa
memperhatikan alternative yang dipilih. Oleh karena itu biaya tidak
relevan tidak harus dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan.
Contoh: apabila memperbaiki ambulans lama yang rusak tetapi
setelah itu ambulans tersebut hanya bisa dioperasikan sebentar
terus rusak lagi, lebih baik membeli ambulans yang baru tetapi bisa
dioperasikan lama.

2.2.8 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Hubungan dengan Perencanaan dan


Pengendalian
Berikut adalah klasifikasi biaya berdasarkan hubungan dengan
perencanaan dan pengendalian antara lain:
a. Biaya standar dan biaya dianggarkan.
Biaya standar merupakan biaya yang ditentukan di muka
(Predetermine Cost) yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya
dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk. Sedangkan, Biaya
yang dianggarkan merupakan perkiraan total pada tingkat produksi
yang direncanakan.
b. Biaya terkendali dan biaya tidak terkendali
Biaya terkendali (Controllable Cost)yaitu apabila suatu
manajemen memiliki kendali dalam mengotorisasi biaya tersebut. Misal
biaya iklan surat kabar menjadi biaya terkendali oleh manajer
pemasaran apabila manajer tersebut memiliki kekuasaan untuk
mengotorisasi biaya dan jenis iklan surat kabar.
Biaya tidak terkendali (Uncontrollable Cost)yaitu apabila suatu
manajemen tidak memiliki kendali dalam mengotorisasi biaya tersebut.
Misal biaya penyusutan mesin perlengkapan pabrik bagi manajer
pemasaran menjadi biaya tak terkendali karena manajer pemasaran
tidak memiliki wewenang untuk mengotorisasi pemakaian mesin
pabrik.

13
2.3 Perhitungan Total Cost
Pada dasaranya, biaya total merupakan keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk menghasilkan output (Sugiarto, 2005). Dapat dikatakan
bahwa biaya total merupakan seluruh biaya atau pengeluaran yang dibayar
perusahaan untuk membeli berbagai faktor produksi untuk menghasilkan
barang atau jasa. Biaya total dapat diperoleh dari tiga cara berdasarkan
klasifikasi biaya, yaitu :
a. Berdasarkan klasifikasi biaya menurut skala produksi, biaya total adalah
penjumlahan antara biaya tetap total (total fixed cost) dan biaya variabel
total
b. (total variable cost). Jadi, rumus untuk mencari biaya total adalah sebagai
berikut:
𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶

Keterangan :
TC = Biaya total (Total Cost)
TFC = Biaya tetap total (Total Fixed Cost)
TVC = Biaya variabel total (Total Variable Cost)

c. Berdasarkan klasifikasi biaya menurut lama penggunaan, maka biaya


total adalah penjumlahan antara biaya investasi total, biaya operasional
total dan biaya pemeliharaan total. Jadi, rumus untuk mencari biaya
produksi adalah sebagai berikut :
𝑇𝐶 = 𝑇𝐼𝐶 + 𝑇𝑂𝐶 + 𝑇𝑀𝐶
Keterangan :
TC = Biaya total (Total Cost)
TIC = Biaya investasi total (Investment Cost)
TOC = Biaya Operasional total (Operational Cost)
TMC = Biaya pemeliharaan total (Total Maintenance Cost)

Akan tetapi, biaya investasi yang digunakan untuk menghitung


biaya total tidak menggunakan biaya investasi itu sendiri, melainkan
menghitung biaya penyusutan (Depreciation).
Contoh Perhitungan Penyusutan :
Rumah Sakit X membeli USG pada tahun 2013 seharga Rp 100.000.000

14
dengan perkiraan masa pakai selama 10 tahun. Jika laju inflasi 8% maka
nilai penyusutan USG saat ini (2016) adalah :
𝐼𝐼𝐶(1 + 𝑖)𝑡
𝐴𝐼𝐶 =
𝐿
= 100.000.000 (1+ 0,08)3
10
= Rp 12.597.120
d. Berdasarkan klasifikasi biaya menurut fungsi biaya, maka biaya total
adalah penjumlahan antara biaya langsung total dan biaya tidak langsung
total. Jadi, rumus untuk mencari biaya total dapat dituliskan sebagai
berikut :
𝑇𝐶 = 𝑇𝐷𝐶 + 𝑇𝐼𝐷𝐶

Keterangan :
TC = Biaya total (Total Cost)
TDC = biaya langsung total (Total Direct Cost)
TIDC = biaya tidak langsung total (Total Indirect Cost)
Meskipun ada banyak cara untuk menghitung biaya total (Total Cost),
namun pada dasarnya apapun cara yang digunakan akan menghasilkan
biaya total dalam jumlah yang sama, seperti yang digambarkan dalam tabel
berikut:
Tabel 1. Tabel total cost
Klasifikasi Biaya
Unsur
Skala
No Biaya Fungsi Biaya Lama Penggunaan
Produksi
Produksi
FC VC DC IC IC OC MC
1 Biaya 1
2 Biaya 2
3 Biaya 3
4 Biaya 4
5 Biaya 5
6 Biaya 6 TFC TVC TDC TIDC TIC TOC TMC
Total Cost (TC) TFC + TVC TDC+TIDC TIC+TOC+TMC

15
2.4 Aplikasi Perhitungan Biaya Produksi di Pelayanan Kesehatan
Berikut contoh klasifikasi biaya produksi pada rawat inap bagian
perawatan anak RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Data primer
dari RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar pada tahun 2010 diambil
oleh Rahmayati Syamsul, mahasisiwi akuntansi Universitas Hasanudin
Makassar. Data yang kami gunakan diambil dari sebuah penelitian berjudul
“Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Pelayanan Rawat Inap Bagian
Perawatan Anak-RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar” yang memiliki
tujuan mengetahui berapa harga pokok dari pelayanan rawat inap rumah
sakit yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam penentuan tarif. Hal
ini menjadi sangat penting mengingat penentuan harga pokok rawat inap
perlu dihitung kembali untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas
pengelolaan yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit kepada pasien,
khususnya bagi pasien rawat inap.

16
Klasifikasi Biaya
Fungsi atau Aktivitas
Skala Produksi Lama Penggunaan
Sumber Biaya
No Unsur Biaya
Variabel Indirect Investment Operational
Fixed Cost Direct Cost
Cost Cost Cost Cost
1 Gaji Dokter 210.000.000 210.000.000 210.000.000 210.000.000
2 Gaji Perawat 180.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
Bahan
3 350.000.000 350.000.000 350.000.000 350.000.000
makanan
4 Listrik dan air 170.252.170 170.252.170 170.252.170 170.252.170
Kontrak
5 cleaning 150.050.000 150.050.000 150.050.000 150.050.000
service
Alat medis
6 250.000.000 250.000.000 250.000.000 250.000.000
habis pakai
Penyusutan
7 peralatan 185.250.000 185.250.000 185.250.000 185.250.000
medis
Penyusutan
8 peralatan 175.250.000 175.250.000 175.250.000 175.250.000
non medis
Penyusutan
gedung
9 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000
perawatan
anak
TOTAL 1.050.550.000 770.252.170 1.160.252.170 660.550.000 510.500.000 1.310.302.170
TOTAL COST 1.820.802.170 1.820.802.170 1.820.802.170 1.820.802.170

17
Keterangan :
- Gaji Dokter, gaji perawat, Kontrak cleaning service, Penyusutan
peralatan medis, Penyusutan peralatan non medis dan Penyusutan
gedung perawatan anak disebut Fixed cost karena biayanya tidak
berubah meskipun aktivitas meningkat maupun menurun.
- Bahan makanan, Listrik, air, Alat medis habis pakai disebut
variabel cost karena biaya yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah
pelayanan yang diberikan. Semakin besar jumlah pelayanan yang
diberikan maka semakin besar pula biaya variabel Bahan
makanan, Listrik, air, Alat medis habis pakai.
- Gaji dokter, gaji perawat, bahan makanan, listrik, air, alat medis
habis pakai disebut direct cost karena merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk kelancaran proses produksi.
- Kontrak cleaning service, Penyusutan peralatan medis,
Penyusutan peralatan non medis dan Penyusutan gedung
perawatan anak disebut Indirect cost karena biaya yang
dikeluarkan dan tidak ada hubungan secara langsung dengan
produk yang dihasilkan dipergunakan untuk menunjang
keberhasilan produksi.
- Gaji Dokter, gaji perawat, Bahan makanan, Listrik, air, Kontrak
cleaning service dan Alat medis habis pakai disebut Operational
cost karena biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
dalam suatu proses produksi.
- Penyusutan peralatan medis, Penyusutan peralatan non medis dan
Penyusutan gedung perawatan anak disebut investment cost
karena kegunaannya dapat berlangsung dalam waktu yang relatif
lama. Dan mengakibatkan terjadinya pengurangan nilai barang
investasi (asset) sebagai akibat penggunaannya dalam proses
produksi.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Biaya produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh
produsen dalam bentuk uang untuk menghasilkan suatu barang. Beberapa
kriteria untuk keperluan analisis klasifikasi konsep biaya, yaitu pembagian
biaya berdasarkan pengaruhnya pada skala produksi, pembagian biaya
berdasarkan lama penggunaannya, dan pembagian biaya berdasarkan
fungsi atau aktifitas sumber biaya.
Suatu pelayanan kesehatan perlu dilakukan kegiatan analisis biaya
untuk mendapatkan informasi real kondisi dan posisi pelayanan kesehatan
tersebut sehingga didapatkan gambaran realistis biaya yang diperlukan
untuk dijadikan bahan informasi dalam menetapkan besar tarif satuan unit
pelayanan kesehatan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2003. Ekonomi Mikro : Teori dan Kasus. Yogyakarta : Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi
Carter-Usry, 2005, Akutansi Biaya : Anggaran Dan Biaya Standar. Edisi 13, Buku
2, Salemba Empat, Jakarta.
Edward. C Blocher. 2007. Manajemen Biaya: Penekanan Strategis. Salemba
Empat: Jakarta.
Sugiarto, dkk. 2005. Ekonomi Mikro Sebuah Kajian Komperehensif. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama
Sukino, sadorno. 2013. Mikro ekonomi teori pengantar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Pustaka Utama
Supriyono, R. 2011. Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Yogyakarta
Syamsul, Rahmayati. 2012. Evaluasi Perhitungan Harga Pokok Pelayanan
Rawat Inap Bagian Perawatan Anak RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar : Universitas Hassanudin : Makassar

20

Anda mungkin juga menyukai