Anda di halaman 1dari 34

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/345404321

Cost-Volume-Profit Analysis (VCP Analysis): Aplikasi pada Pelayanan


Kesehatan

Method · November 2020


DOI: 10.13140/RG.2.2.35216.02566

CITATIONS READS

0 374

1 author:

Ade Heryana
Universitas Esa Unggul
70 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

P-Care National Health Security (JKN) Evaluation View project

Kajian Antrian Pelayanan Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2018 View project

All content following this page was uploaded by Ade Heryana on 07 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Cost-Volume-Profit Analysis (VCP Analysis): Aplikasi pada Pelayanan


Kesehatan
Ade Heryana, SST, MKM
Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat
Universitas Esa Unggul
heryana@esaunggul.ac.id

Abstrak

Salah satu ukuran kinerja perusahaan atau organisasi profit adalah mendapatkan keuntungan
(profit) yang telah ditetapkan. Secara matematis dan disajikan dalam laporan laba/rugi, profit
merupakan selisih antara pendapatan yang didapat dengan total biaya yang dikeluarkan. Jika
profit > 1 maka perusahaan memperoleh laba, jika < 1 dalam keadaan rugi, dan jika profit = 0
maka disebut dengan kondisi titik impas. Artikel ini menyajikan metode-metode perhitungan
dan analisis terhadap komponen-komponen cost, volume dan profit termasuk. Analisis
termasuk mempertimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi pada sub komponen dari CVP
Analysis antara lain harga produk, jumlah produk, perubahan besaran biaya, pajak pendapatan,
perubahan komposisi biaya, dan marjin kontribusi. Metode penyajian dilakukan dengan
pendekatan matematika aljabar linier. Contoh-contoh perhitungan menggunakan kasus-kasus
yang terjadi dalam pelayanan kesehatan.

Kata kunci: Cost Volume Profit Analysis, Pelayanan Kesehatan, Analisis Biaya

1. Pendahuluan

Saat terjadi krisis moneter menjelang reformasi tahun 1998 terjadi kenaikan harga
berbagai produk dan jasa di Indonesia, tidak terkecuali harga obat. Rata-rata harga obat
naik 2-3 kali lipat terutama harga obat-obat yang bahan bakunya impor. Kenaikan
harga tersebut disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Penulis
yang saat tahun 1998 tersebut bekerja di sebuah apotik swasta di Jakarta, hampir setiap
minggu menaikkan harga obat. Bahkan dalam sebulan, salah satu merk obat dari
perusahaan farmasi asing ternama naik sampai tiga kali, mengikuti kenaikan harga
dollar AS.

Pada kondisi seperti di atas, manajemen apotik tentu saja ingin mengetahui tingkat
laba/profit yang dihasilkan akibat perubahan harga tersebut. Teori permintaan
ekonomi menyatakan permintaan terhadap satu komoditas barang akan menurun, jika
harga meningkat. Kenaikan harga obat akibat krisis ekonomi tentu saja mengakibatkan
permintaan terhadap obat-obatan menurun. Penurunan permintaan menyebabkan
omzet penjualan menurun dan berakibat pada menurunnya laba. Kondisi ekonomi saat
ini turut mempengaruhi perubahan permintaan pelayanan kesehatan seperti kenaikan

1
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

harga BBM, kenaikan pajak, pemberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional (BPJS),


trend belanja secara digital (online service), kenaikan Upah Minimum dan sebagainya.

Masalah biaya juga dialami saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia hingga saat ini.
Program vaksinasi Covid-19 membutuhkan biaya yang tidak sedikit bahkan hingga
ratusan triliun. Persoalannya bukan hanya mendapatkan pendanaannya, namun
bagaimana agar pengelolaan program vaksinasi Covid-19 mendapatkan benefit yang
seimbang dengan biaya yang keluarkan. Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana
program ini dapat mengefisiensikan biaya sehingga dihasilkan harga vaksin yang
dijangkau masyarakat yang ingin membeli secara mandiri.

Pada modul ini akan dibahas salah satu analisis yang dapat dipakai untuk mengetahui
pengaruh penurunan pendapatan (disebut volume) terhadap keuntungan atau laba
(disebut profit), serta implikasinya terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan
(disebut cost). Sehingga analisis ini sering disebut dengan Cost-Volume-Profit
Analysis.

2. Pengertian CVP Analysis

Berdasarkan uraian yang disampaikan sebelumnya, bahwa Cost-Volume-Profit


Analysis berupaya mengidentifikasi, menghitung dan menganalisis tiga komponen
utama dalam kegiatan bisnis (termasuk pelayanan kesehatan) yaitu biaya (cost),
pendapatan (volume) dan laba/rugi (profit/loss).

Ketiga komponen ini disajikan secara bersamaan pada salah satu laporan keuangan
perusahaan/organisasi yaitu Laporan Laba/Rugi. Laporan rugi-laba berbentuk lajur,
informasi pendapatan, biaya dan laba/rugi saling mengisi menyesuaikan dengan

2
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

formula atau rumus yang ditetapkan. Laporan berbentuk lajur ke bawah merupakan
bentuk yang paling banyak dipakai dan sesuai untuk perhitungan Rugi/Laba

LAPORAN LABA/RUGI APOTIK "X" TAHUN 2018


COST
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Pendapatan tender obat 40.000.000,00 [a]
Pendapatan layanan resep 18.750.000,00 [b]
Penjualan obat bebas 28.470.000,00 [c]
Pendapatan atas barang masuk 4.754.000,00 [d]
Total pendapatan usaha 91.974.000,00 [e] = [a+b+c+d]

Total pendapatan 91.974.000,00 [f] = [e]

Biaya atas pendapatan


Biaya pelayanan/produksi
Biaya 1 27.040.000,00 [g]
Biaya 3 11.525.000,00 [h]
Total biaya pelayanan/produksi 38.565.000,00 [i] = [g+h]

Biaya usaha lain


Kerusakan akibat pengiriman barang 2.400.000,00 [j]
Beban sewa 10.000.000,00 [k]
Total biaya usaha lain 12.400.000,00 [l] = [j] + [k]
Total biaya atas pendapatan 50.965.000,00 [m] = [i] + [l]

Laba/Rugi Kotor 41.009.000,00 [n] = [f] - [m]

Pengeluaran operasional VOLUME


Biaya operasional
Gaji direksi dan kayawan 14.000.000,00 [o]
Listrik, Air, Telepon 3.000.000,00 [p]
Promosi dan Iklan 1.000.000,00 [q]
Administrasi kantor 1.050.000,00 [r]
Total biaya operasional 19.050.000,00 [s] = [o+p+q+r]

Biaya non operasional


Penyusutan mesin dan peralatan 208.333,33 [t]
Penyusutan kendaraan 3.052.083,34 [u]
Total Biaya Non Operasional 3.260.416,67 [v] = [t+u]

Total pengeluaran operasional 22.310.416,67 [w] = [s] + [v]

Laba/Rugi Operasional 18.698.583,33 [x] = [n] - [w]

Pendapatan lain
Pendapatan luar usaha
PROFIT
Laba/Rugi selisih kurs 500.000,00 [y]
Hasil sewa 10.000.000,00 [z]
Total pendapatan luar usaha 10.500.000,00 [aa] = [y+z]
Total pendapatan lain 10.500.000,00 [ab] = [aa]

Laba/Rugi Bersih 29.198.583,33 [ac] = [x] + [ab]

Gambar 1. Contoh Laporan Rugi/Laba Berbentuk Lajur ke Bawah

Pada gambar 1 terlihat bahwa pada dasarnya laporan keuangan terdiri dari tiga
komponen utama sesuai CVP Analysis, yaitu Pendapatan (Volume), Biaya (Cost), dan
Laba/Rugi (Profit).

Pengertian CVP analysis menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2015) adalah sebagai
berikut “managers use Cost-Volume-Profit (CVP) analysis to study the behavior of
and relationship among these elements as changes occur in the number of units sold,
the selling price, the variable cost per unit, or the fixed costs of a product”. Dengan

3
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

demikian dalam CVP analysis ada tiga komponen yang dianalisis karena adanya
perubahan-perubahan akibat kondisi ekonomi, yakni:

1. Profit yaitu tingkat keuntungan

2. Number of unit sold yaitu jumlah produk/jasa yang dapat terjual, dan selling
price yaitu harga jual produk/jasa, dimana hasil perkalian jumlah dan harga
menghasilkan pendapatann (volume)

3. Cost yang terdiri dari variable cost dan fixed cost

Selanjutnya akan dibahas secara berturut-turut konsep-konsep yang dipelajari dalam


CVP Analysis yaitu dimulai dari Profit, Volume, dan Biaya. Selanjutnya kita akan
mempelajari juga kondisi khusus dari CVP yaitu titik impas atau Break Event Point
serta konsep Margin Contribution.

Namun sebelumnya perlu dipahami beberapa asumsi yang diterapkan pada CVP
Analysis antara lain:

a. Perubahan yang terjadi pada pendapatan (volume) dan biaya (cost) terjadi
karena adanya perubahan unit produk/jasa yang dihasilkan. Sehingga CVP
analysis tidak mengakui perubahan pendapatan karena faktor-faktor di luar
produksi/operasional untuk menghasilkan produk/jasa, seperti: pendapatan di
luar usaha (retribusi, sewa ruangan di rumah sakit, dan sebagainya)

b. Komponen biaya diidentifikasi menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya variable (variable cost). Artinya CVP analysis hanya mengakui biaya
sesuai dengan perilakunya terhadap produk/jasa yang dihasilkan. Jika besarnya
proporsional dengan unit yang dihasilkan maka disebut biaya variabel, jika
tidak proporsional atau tidak mengalami perubahan pada periode tertentu
disebut dengan biaya tetap. Dengan demikian, pada CVP analysis harus
dilakukan pemisahan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Ketika
digambarkan pada suatu grafik, garis total pendapatan dengan garis total biaya
bersifat linier atau searah yang disebabkan oleh perubahan unit produk/jasa.

c. Harga produk/jasa, biaya variabel per unit dan total biaya tetap, nilainya
diketahui dan konstan pada periode waktu tertentu.

4
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

3. Konsep Profit dalam CVP Analysis

Pengertian profit pada CVP analysis secara mendasar adalah selisih antara total
pendapatan (volume) dengan total biaya (total cost). Jika profit diberi simbol lambda
(), total pendapatan/revenue atau volume sebagai R, dan total biaya sebagai TC atau
total cost, formula penentuan profit dapat ditulis sebagai berikut:

𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 [1]

Jika nilai 𝜋 positif atau lebih dari 1 maka sama dengan laba, dan jika nilai 𝜋 negatif
atau kurang dari 1 maka sama dengan rugi.

Contoh soal-1:

Klinik A menyampaikan laporan rugi laba kepada para penyandang dana selama
periode 1 Januari 2019 – 31 Desember 2019. Dari laporan diperoleh total pendapatan
adalah Rp 850.000.000, sedangkan total biaya yang terjadi adalah 530.000.000
Berapakah laba/rugi yang didapat klinik A?

Jawab:

Dari soal diketahui bahwa:

- Total pendapatan (R) = 850.000.000


- Total biaya (TC) = 530.000.000
- Sehingga 𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = 850.000.000 – 530.000.000 = 320.000.000 atau klinik A
memperoleh laba sebesar 320.000.000 selama periode 1 Januari – 31 Desember
2019.

Contoh soal-2:

Akibat pandemic Covid-19 yang tidak berkesudahan sejak Maret 2020, manajemen
klinik A ingin mengetahui kondisi keuangan khususnya profit sejak Januari 2020
hingga Juni 2020. Laporan yang diberikan oleh bagian keuangan menunjukkan
pendapatan selama semester 1 tahun 2020 adalah Rp 200.000.000 sedangkan total
biaya yang telah dikeluarkan adalah 230.000.000. Bagaimanakah kondisi keuangan
yang dialami klinik A sejak Januari hingga Juni 2020?

Jawab:

Dari laporan keuangan diperoleh keterangan sebagai berikut:

- Total pendapatan (R) = 200.000.000

5
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

- Total biaya (TC) = 230.000.000


- Sehingga 𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = 200.000.000 – 230.000.000 = -30.000.000 atau klinik A
mengalami kerugian sebesar 30.000.000 selama periode 1 Januari – 30 Juni 2020.

4. Konsep Volume dalam CVP Analysis

Pengertian volume dalam CVP analysis adalah jumlah rupiah yang diperoleh
perusahaan atau organisasi sebagai akibat aktivitas penjualan produk/jasa. Dalam
menjual produk/jasa setidaknya minimal ada dua komponen yang harus ada yaitu
harga jual dan jumlah produk/jasa yang dijual. Jika harga jual atau selling price
dinyatakan dengan P dan jumlah unit produk/jasa yang diproduksi dinyatakan dengan
quantity atau Q maka kita dapat menghitung pendapatan sebagai berikut:

𝑅 =𝑃 ×𝑄 [2]

Formula [2] di atas jika digabungkan dengan formula [1] maka akan

menghasilkan persamaan baru untuk menghitung profit yaitu

𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − 𝑇𝐶 [3]

Contoh soal-3:

Apotik menjual masker dengan harga 150.000 per box. Jika terjual sebanyak 20 box,
berapa pendapatan apotik?

Jawab:

Dari soal diketahui bahwa harga (P) = 150.000 per baox, dan quantity (Q) = 20 box.
Maka menggunakan formula [2], dapat dihitung pendapatan yang diterima apotik
adalah 𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 150.000 x 20 = 3.000.000

Contoh soal-4:

Rumah Sakit telah mengeluarkan total biaya 30.000.000 untuk membiayai


pemeriksaan medical check-up di sebuah perusahaan. Harga medical check-up per
pasien adalah 300.000. Jika jumlah pasien yang diperiksa sebanyak 150 orang, berapa
profit RS?

Jawab:

6
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Dari soal diketahui bahwa total biaya (TC) = 30.000.000, harga (P) = 300.000, dan
quantity (Q) = 150. Maka menggunakan formula [3] dapat dihitung profit sebagai
berikut: 𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − 𝑇𝐶 = [300.000 x 150] – 30.000.000 = 45.000.000
– 30.000.000 = 15.000.000

5. Konsep Cost dalam CVP Analysis

Pengertian cost atau biaya pada CVP Analysis adalah penjumlahan total biaya variable
(total variable cost atau TVC) dan total biaya tetap (total fixed cost atau TFC). Total
variable cost merupakan jumlah biaya variable total untuk menghasilkan produk/jasa
atau melayani sejumlah konsumen, sehingga dapat dihitung sebagai perkalian antara
biaya variable per unit (VC) dengan jumlah produk/jasa yang dihasilkan (quantity atau
Q). Sehingga perhitungan total cost dapat ditentukan dengan formula berikut:

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 [4]

𝑇𝐶 = (𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶 [5]

Dengan demikian kita dapat menghitung profit dengan menggabungkan formula [4]
dan [5] dengan formula [3] sebagai berikut:

𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − [𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 ] [6]

𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶] [7]

Contoh soal-5:

Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko
buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam
sehat dan DVD senam sehat yang dibelinya dari distributor seharga Rp 120.000 per
paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit
dengan uang pengganti full Rp 120.000 per paket. Agar paket buku yang dijual laku,
ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga
200.000 per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp 2.000.000.
Pertanyaan:

1. Jika jumlah buku yang terjual adalah 5 paket, hitunglah profit yang diperoleh
Emmi

7
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

2. Jika jumlah buku yang terjual adalah 40 paket, hitunglah profit yang diperoleh
Emmi.

Jawab:

1. Diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku (P)
= 200.000; dan total fixed cost (TFC) = 2.000.000; quantity (Q) = 5.
Maka profit dapat dihitung menggunakan formula [7] yaitu
𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶] = [200.000 x 5] – [(120.000 x
5) + 2.000.000 = 1.000.000 – 2.600.000 = -1.600.000 [Rugi].
2. Diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku (P)
= 200.000; dan total fixed cost (TFC) = 2.000.000; quantity (Q) = 40.
Maka profit dapat dihitung menggunakan formula [7] yaitu
𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶] = [200.000 x 40] – [(120.000 x
40) + 2.000.000 = 8.000.000 – 6.800.000 = 1.200.000 [Laba].

6. Titik Impas

Titik impas atau Break Event Point (BEP) adalah satu kondisi dimana profit sama
dengan nol atau  = 0. Menggunakan formula [7] dapat diperoleh kondisi BEP adalah
sebagai berikut:

𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶] [7]

0 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶]

[𝑃 × 𝑄] = [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶] [8]

Contoh soal-6:

Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko
buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam
sehat dan DVD senam sehat yang dibelinya dari distributor seharga Rp 120.000 per
paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit
dengan uang pengganti full Rp 120.000 per paket. Agar paket buku yang dijual laku,
ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga
200.000 per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp 2.000.000.
Pertanyaan: Berapa jumlah buku yang harus Emmi jual supaya mencapai titik impas?

8
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku (P) =
200.000; dan total fixed cost (TFC) = 2.000.000; quantity (Q) = 5.

Maka kondisi titik impas dapat dihitung dengan menggunakan formula [9] yaitu:

[𝑃 × 𝑄] = [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶]

[200.000 x Q] = [(120.000 x Q) + 2.000.000

200.000Q – 120.000Q = 2.000.000

80Q = 2.000.000 ➔ Q = 25

Sehingga supaya tercapai titik impas (BEP) Emmi harus menjual paket buku sebanyak
25 buah.

Jika Emmi menjual buku kurang dari 25 maka akan mengalami kerugian, dan jika
Emmi menjual buku lebih dari 25 maka akan mendapatkan keuntungan (lihat contoh
soal-5).

7. Margin Contribution

Konsep margin contribution (MC) pada dasarnya adalah menghitung selisih antara
harga jual per produk dengan biaya variable per produk, sehingga margin contribution
dapat dikatakan sebagai profit yang diperoleh perusahaan tanpa memperhitungkan
biaya tetap. Margin contribution dapat dinyatakan dalam tiga bentuk:

a. MC per unit = harga jual per unit (P) – variable cost per unit (VC) atau

𝑀𝐶 = 𝑃 − 𝑉𝐶 [9]

b. MC total (TMC) = total pendapatan (R) – total variable cost (TVC) atau dapat
ditulis dengan formula sebagai berikut:

𝑇𝑀𝐶 = 𝑅 − 𝑇𝑉𝐶 = (𝑃 × 𝑄) − (𝑉𝐶 × 𝑄) = (𝑃 − 𝑉𝐶) × 𝑄 [10]

Sesuai formula [9], 𝑃 − 𝑉𝐶 = 𝑀𝐶 , maka total margin contribution (TMC)


dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

𝑇𝑀𝐶 = 𝑀𝐶 × 𝑄 [11]

9
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

c. Persen margin contribution (MC) = persentase total margin contribution


(TMC) terhadap total pendapatan (R) atau dapat dihitung dengan formula:

𝑇𝑀𝐶 [12]
∆𝑀𝐶 = × 100%
𝑅
Contoh soal-7:

Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko
buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam
sehat dan DVD senam sehat yang dibelinya dari distributor seharga Rp 120.000 per
paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit
dengan uang pengganti full Rp 120.000 per paket. Agar paket buku yang dijual laku,
ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga
200.000 per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp 2.000.000.
Hitunglah:

1. MC per unit

2. MC total, jika jumlah unit terjual adalah 5 dan 40

3. Persen MC

Jawab:

Dari soal diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku
(P) = 200.000; total fixed cost (TFC) = 2.000.000; Q1 = 5; Q2 = 40

1. MC per unit = P – VC = 200.000 – 120.000 = 80.000 per unit


2. MC total (TMC) untuk Q1 = MC x Q1 = 80.000 x 5 = 400.000
MC total (TMC) untuk Q2 = MC x Q2 = 80.000 x 40 = 3.200.000
3. Persen MC (MC) untuk Q1 = TMC/R x 100% = 400.000/(200.000 x 5) x
100% = 400.000/1.000.000 x 100% = 40%
Persen MC (MC) untuk Q2 = TMC/R x 100% = 3.200.000/(200.000 x 40) x
100% = 3.200.000/8.000.000 x 100% = 40%

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa margin contribution merupakan tingkat


keuntungan sebelum memperhitungkan biaya tetap, sehingga dari sini kita bisa
menghitung profit dengan pendekatan contribution margin sebagai berikut:

 = 𝑇𝑀𝐶 − 𝑇𝐹𝐶 [11]

10
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Dari contoh soal-7 kita dapat menghitung profit dengan menggunakan formula
[11] sebagai berikut:

1. Untuk Q = 5 ➔  = TMC – TFC = 400.000 – 2.000.000 = -1.600.000 (Rugi)


➔ hasilnya sama dengan contoh soal-5
2. Untuk Q = 40 ➔  = TMC – TFC = 3.200.000 – 2.000.000 = 1.200.000
(Laba) ➔ hasilnya sama dengan contoh soal-5

8. Kondisi yang Mempengaruhi Volume/Pendapatan

Seperti diketahui bahwa volume (pendapatan/Revenue/R) merupakan perkalian antara


harga (P) dengan jumlah produk/jasa yang dihasilkan atau dijual (Q) sehingga:

𝑅 = 𝑃×𝑄 [12]

Besaran/nilai pendapatan dapat dipengaruhi oleh:

1. Kondisi yang secara langsung mempengaruhi pendapatan itu sendiri misalnya


pajak pendapatan (income tax). Pendapatan yang belum terkena pajak disebut
dengan Earning Before Income Tax (EBIT). Setelah dibebankan dengan pajak
pendapatan maka disebut dengan Net Income atau Earning After Income Tax
(EAIT). Sehingga net income atau net revenue (NR) merupakan pendapatan
(R) yang sudah dikurangi dengan pendapatan yang sudah dikenai pajak atau
income tax atau revenue tax (RT), atau

𝑁𝑅 = 𝑅 − 𝑅𝑇 [13]

Revenue tax (RT) adalah besaran pendapatan sebagai pengurang pendapatan


sebelum pajak, atau dihitung sebagai

𝑅𝑇 = 𝑅 × 𝑡 [14]

Atau persamaan [13] dan [14] jika digabung menjadi

𝑁𝑅 = 𝑅 − 𝑅𝑇 = 𝑅 − (𝑅 × 𝑡) = 𝑅 × (1 − 𝑡) [15]

11
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Dengan pemberlakuan pajak terhadap pendapatan, maka profit yang dihasilkan


perusahaan merupakan laba/rugi yang sudah dikurangi pajak atau disebut net
profit (Net ). Sehingga perhitungan Net Profit dapat dihitung sebagai berikut:

𝑁𝑒𝑡 𝜋 = 𝑁𝑅 − 𝑇𝐶 [16]

Contoh soal-8:

Pada akhit tahun 2019, apotik berhasil membukukan pendapat sebesar


150.000.000. Pendapapatan tersebut belum dikenakan pajak pendapatan
sebesar 10%. Hitunglah pendapatan bersih (net revenue) setelah dikenakan
pajak pendapatan.

Jawab:

Dari soal diketahui bahwa R = 150.000.000 dan t = 10% atau 0,10. Maka
dengan formula [15] dapat pendapatan setelah dibebankan pajak (NR) adalah:

𝑁𝑅 = 𝑅 × (1 − 𝑡) = 150.000.000 × (1 − 0,10) = 135.000.000

2. Kondisi yang secara tidak langsung mempengaruhi pendapatan yaitu:

a. Penurunan harga (misal: potongan harga atau discount) dan kenaikan harga
(misal: kebijakan menaikkan harga jual). Penurunan dan kenaikan ini
merupakan perubahan harga dalam bentuk persentase atau nilai
nominalnya.

Jika perubahan dalam persentase (p) maka formula [12] dapat ditulis
sebagai:

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = [(𝑃 × (1 − 𝑝)] × 𝑄 [17A]

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = [(𝑃 × (1 + 𝑝)] × 𝑄 [17B]

Jika perubahan harga dalam nilai nominal (P) maka formula [12] dapat
ditulis sebagai:

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = (𝑃 − ∆𝑃) × 𝑄 [18A]

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = (𝑃 + ∆𝑃) × 𝑄 [18B]

12
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Formula [17A] dan [18A] jika terjadi penurunan harga, sedangkan [17B]
dan [18B] jika terjadi kenaikan harga.

Contoh soal-9:

Untuk meningkatkan pendapatan dari layanan medical check- up, rumah


sakit menurunkan harga sebesar 10% dari sebelumnya Rp300.000 per
pasien. Jika jumlah pasien yang mendaftar adalah sebanyak 100 orang,
maka hitunglah pendapatan sebelum dan sesudah penurunan harga.

Jawab:

Dari soal diketahui bahwa persen penurunan harga (p) = 10% atau 0,10.
Sementara harga sebelum penurunan harga (P) = 300.000, dan jumlah
peserta 100 orang.

Dengan formula [12], pendapatan sebelum penurunan harga adalah


𝑃 × 𝑄 = 300.000 × 100 = 30.000.000

Dengan formula [17A] dapat dihitung pendapatan sebesar berikut:

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = [(𝑃 × (1 − 𝑝)] × 𝑄 = [[(300.000 × (1 − 0,10)] × 100


= 27.000.000

Sehingga sebelum harga diturunkan, pendapatannya adalah 30.000.000


sedangkan setelah diturunkan 10% pendapatan menjadi 27.000.000.

Contoh soal-10:

Untuk meningkatkan pendapatan dari layanan medical check- up, rumah


sakit menurunkan harga sebesar Rp20.000 dari sebelumnya Rp300.000 per
pasien. Jika jumlah pasien yang mendaftar adalah sebanyak 100 orang,
maka hitunglah pendapatan sebelum dan sesudah penurunan harga.

Jawab:

Dari soal diketahui bahwa nilai penurunan harga (P) = 20.000. Sementara
harga sebelum penurunan harga (P) = 300.000, dan jumlah peserta 100
orang.

13
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Dengan formula [12], pendapatan sebelum penurunan harga adalah


𝑃 × 𝑄 = 300.000 × 100 = 30.000.000

Maka dengan formula [18A] dapat dihitung pendapatan sebesar berikut:

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = (𝑃 − ∆𝑃) × 𝑄 = (300.000 − 20.000] × 100


= 28.000.000

Sehingga sebelum harga diturunkan, pendapatannya adalah 30.000.000


sedangkan setelah diturunkan 10% pendapatan menjadi 28.000.000.

b. Penurunan jumlah barang/produk (misalnya: penurunan permintaan


barang/produk) dan kenaikan jumlah barang/produk (misalnya:
peningkatan produksi, penambahan kapasitas pelayanan dan sebagainya).
Kenaikan dan penurunan bisa dalam persen dan nominal.

a. Jika perubahan dalam persentase (q) maka formula [1] dapat ditulis
sebagai:

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × [(𝑄 × (1 − 𝑞 )] [19A]

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × [(𝑄 × (1 + 𝑞 )] [19B]

b. Jika perubahan kuantitas dalam nilai nominal (Q) maka formula [1]
dapat ditulis sebagai:

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × (𝑄 − ∆𝑄) [20A]

𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × (𝑄 + ∆𝑄) [20B]

Formula [19A] dan [20A] jika terjadi penurunan kuantitas, sedangkan


[19B] dan [20B] jika terjadi kenaikan kuantitas.

Contoh soal-11:

Setelah menggunakan aplikasi pendaftaran klinik dokter secara online,


sebuah klinik swasta mengalami peningkatan jumlah kunjungan pasien.
Peningkatan tersebut pada tahun 2019 menjadi 20%. Selama tahun 2019
tarif pemeriksaan dokter tidak pernah mengalami perubahan yaitu 120.000
per pasien. Sebelum diterapkan aplikasi online jumlah pasien adalah 3.000

14
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

per tahun. Hitunglah: pendapatan ketika klinik belum menggunakan


aplikasi registrasi online, dan setelah menggunakan aplikasi.

Jawab:

Dari soal diketahui: kenaikan kuantitas jumlah pasien (q) = 20% atau 0,20.
Kuantitas jumlah pasien sebelum pasang aplikasi (Q) = 3.000 sedangkan
harga pemeriksaan (P) = 120.000 per pasien.

Maka dengan formula [12] dapat dihitung pendapatan sebelum kenaikan


kunjungan pasien yaitu 𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 120.000 × 3.000 = 360.000.000.

Pendapatan setelah menggunakan aplikasi dapat dihitung dengan formula


[19B] yaitu 𝑅 = 𝑃 × [(𝑄 × (1 − 𝑞 )] = 120.000 × [(3.000 × (1 +
0,20)] = 120.000 × 3.600 = 432.000.000.

Sehingga pendapatan saat klinik tidak menggunakan aplikasi adalah


360.000.000 sedangkan setelah menggunakan aplikasi adalah 432.000.000.

Contoh soal-12:

Tahun 2018 laboratorium klinik telah melakukan pemeriksaan darah


sebanyak 10.000 test. Tahun 2019 dibeli alat baru yang lebih canggih dan
cepat sehingga jumlah test naik sebesar 5.000 test selama setahun. Jika
harga test laboratorium tahun 2018 dan 2019 tetap sama yaitu 50.000 per
test, berapa pendapatan laboratorium klinik tahun 2018 dan 2019?

Jawab:

Dari soal diketahui jumlah test tahun 2018 (Q) = 10.000 dan kenaikan
jumlah test selama tahun 2019 (Q) = 5.000. Harga test (P) = 50.000 (sama
pada tahun 2018 dan 2019).

Dengan formula [12] dapat dihitung pendapatan tahun 2018 yaitu 𝑅 =


𝑃 × 𝑄 = 50.000 × 10.000 = 500.000.000

Pendapatan selama tahun 2019 dihitung dengan formula [20B] yaitu 𝑅 =


𝑃 × (𝑄 + ∆𝑄) = 50.000 × (10.000 + 5.000) = 50.000 × 15.000 =
750.000.000.

15
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Dengan demikian, pendapatan tahun 2018 adalah 500.000.000 (sebelum


install alat baru) dan tahun 2019 adalah 750.000.000 (setelah install alat
baru).

9. Kondisi yang Mempengaruhi Total Biaya

Seperti diketahui formula untuk menghitung biaya total (TC) pada konsep CVP
Analysis adalah

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = (𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶 [21]

Dari formula di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran biaya total
yaitu:

A. Perubahan (naik/turun) biaya variable per unit atau VC

Perubahan biaya variable per unit yang dapat mempengaruhi besaran biaya
total antara lain kenaikan/penurunan jasa medis tenaga kesehatan,
kenaikan/penurunan biaya pembelian material habis pakai, dan sebagainya.
Perubahan tersebut bisa dalam nominal rupiah atau persentase.

Jika perubahan biaya variabel dalam nominal rupiah (VC), maka perhitungan
biaya total pada formula [10] menjadi:

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [(𝑉𝐶 + ∆𝑉𝐶) × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶 [22A]

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [(𝑉𝐶 − ∆𝑉𝐶) × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶 [22B]

Jika perubahan biaya variabel dalam persentase atau proporsi (v), maka
perhitungan biaya total pada formula [10] menjadi:

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [(𝑉𝐶 × (1 + 𝑣)) × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶 [23A]

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [(𝑉𝐶 × (1 − 𝑣)) × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶 [23B]

Contoh soal-13:

Pimpinan layanan primer di sebuah kota memutuskan untuk menaikkan jasa


medis bagi petugas laboratorium pemeriksa specimen Covid-19 dan dimulai
pada bulan Oktober 2020. Pada periode September 2020 besarnya jasa medis
per test lab adalah Rp 15.000. Pimpinan memutuskan menaikkan sebesar Rp
5.000 untuk meningkatkan motivasi petugas. Pada bulan September 2020 dan
Oktober 2020 jumlah pemeriksaan swab Covid-19 adalah sama yaitu sebanyak

16
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

5.000 spesimen. Total biaya tetap pada bulan September dan Oktober 2020
juga sama yaitu Rp 25.000.000. Hitunglah biaya total pemeriksaan pada bulan
September 2020 dan Oktober 2020!

Jawab:

Dari soal diketahui:

• Pada bulan Sept 2020 ➔ biaya jasa medis per petugas (VC) Rp 15.000;
jumlah test lab (Q) = 5.000 spesimen; total biaya tetap Rp 25.000.000

• Pada bulan Okt 2020 ➔ kenaikan biaya jasa medis per petugas (VC)
Rp 5.000; jumlah test lab (Q) = 5.000 spesimen; total biaya tetap Rp
25.000.000

Maka biaya total pada bulan September 2020 adalah

𝑇𝐶 = (𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶 = (15.000 × 5.000) + 25.000.000


= 75.000.000 + 25.000.000 = 100.000.000

Biaya total pada bulan Oktober 2020 adalah

𝑇𝐶 = [(𝑉𝐶 + ∆𝑉𝐶) × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶 = [(15.000 + 5.000) × 5.000] + 25.000.000


= 100.000.000 + 25.000.000 = 125.000.000

Dengan demikian biaya total pada September 2020 adalah Rp 100.000.000 dan
pada Oktober 2020 adalah 125.000.000

Contoh soal-14:

Puskesmas bekerjasama dengan posyandu Melati secara rutin melakukan


program makanan tambahan bagi balita. Pada tahun 2019 biaya pembelian
makanan tambahan adalah 15.000 per paket. Sejak pandemi Covid-19 tahun
2020, posyandu mendapat subsidi dari pemerintah sehingga biaya pembelian
makanan tambahan berkurang 50%. Jika jumlah paket makanan tambahan
tahun 2019 dan 2020 tidak mengalami perubahan yaitu sama-sama 1.000 paket,
serta biaya tetap juga sama yaitu 5.000.000, hitunglah biaya total program
pemberian makanan tambahan pada tahun 2019 dan 2020.

Jawab:

Dari soal diketahui:

17
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

• Untuk tahun 2019 ➔ biaya pembelian paket makanan tambahan (VC)


= 15.000; jumlah makanan tambahan = 1.000 paket; biaya tetap total
Rp. 5.000.000

• Untuk tahun 2020 ➔ penurunan persentase biaya pembelian paket


makanan tambahan (v) = 50% atau 0,50; jumlah makanan tambahan =
1.000 paket; biaya tetap total Rp. 5.000.000

Maka biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2019
adalah

𝑇𝐶 = (𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶 = (15.000 × 1.000) + 5.000.000


= 15.000.000 + 5.000.000 = 20.000.000

Biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2020 adalah

𝑇𝐶 = [(𝑉𝐶 × (1 − 𝑣)) × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶


= [(15.000 × (1 − 0,50) × 1.000) + 5.000.000
= (7.500 × 1.000) + 5.000.000 = 12.500.000

Dengan demikian biaya total pada tahun 2019 adalah 20.000.000 dan setelah
mendapat subsidi pada tahun 2020 biaya total menjadi 12.500.000

B. Perubahan (naik/turun) jumlah produk yang dijual atau Q

Biaya total juga dapat dipengaruhi oleh kuantitas/jumlah produk atau jumlah
jasa, baik dalam nominal jumlah maupun persen. Misalnya:
penurunan/kenaikan jumlah material habis pakai yang dibeli,
penurunan/kenaikan jumlah pasien yang dilayani.

Jika perubahan biaya variabel dalam kuantitas (Q), maka perhitungan biaya
total pada formula [10] menjadi:

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [𝑉𝐶 × (𝑄 + ∆𝑄)] + 𝑇𝐹𝐶 [24A]

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [𝑉𝐶 × (𝑄 − ∆𝑄)] + 𝑇𝐹𝐶 [24B]

Jika perubahan biaya variabel dalam persentase atau proporsi (q), maka
perhitungan biaya total pada formula [9] menjadi:

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [𝑉𝐶 × (𝑄 × (1 + 𝑞 ))] + 𝑇𝐹𝐶 [25A]

18
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = [𝑉𝐶 × (𝑄 × (1 − 𝑞 ))] + 𝑇𝐹𝐶 [25B]

Contoh soal-15:

Layanan primer di sebuah kota mengalami penambahan permintaan


pemeriksaan specimen Covid-19 pada Oktober 2020 sebanyak 500 test dari
permintaan bulan September 2020. Pada September 2020 jumlah pemeriksaan
adalah 2.500 test. Pada periode September 2020 dan Oktober 2020 besarnya
jasa medis per test lab adalah Rp 15.000. Total biaya tetap pada bulan
September dan Oktober 2020 juga sama yaitu Rp 5.000.000. Hitunglah biaya
total pemeriksaan pada bulan September 2020 dan Oktober 2020!

Jawab:

Dari soal diketahui:

• Pada bulan September 2020 ➔ jumlah pemeriksaan specimen (Q) =


2.500; jasa medis per test = Rp15.000; total biaya tetap Rp 5.000.000

• Pada bulan Oktober 2020 ➔ kenaikan jumlah pemeriksaan spesimen


(Q) = 500; jasa medis per test = Rp15.000; total biaya tetap Rp
5.000.000

Maka biaya total pada bulan September 2020 adalah

𝑇𝐶 = (𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶 = (15.000 × 2.500) + 5.000.000


= 37.500.000 + 5.000.000 = 42.500.000

Biaya total pada bulan Oktober 2020 adalah

𝑇𝐶 = [(𝑉𝐶 × (𝑄 + ∆𝑄))] + 𝑇𝐹𝐶 = [15.000 × (2.500 + 500)] + 5.000.000


= 45.000.000 + 5.000.000 = 50.000.000

Dengan demikian biaya total pada September 2020 adalah Rp 42.500.000 dan
pada Oktober 2020 adalah 50.000.000

Contoh soal-16:

Puskesmas bekerjasama dengan posyandu Melati secara rutin melakukan


program makanan tambahan bagi balita. Pada tahun 2019 biaya pembelian
makanan tambahan adalah 15.000 per paket. Sejak pandemi Covid-19 tahun
2020, jumlah balita yang mendapat program ini berkurang 50% dari tahun
2020. Jika jumlah paket makanan tambahan tahun 2019 adalah 1.000 paket,

19
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

serta biaya tetap tahun 2019 dan 2020 sama yaitu 5.000.000, hitunglah biaya
total program pemberian makanan tambahan pada tahun 2019 dan 2020.

Jawab:

Dari soal diketahui:

• Untuk tahun 2019 ➔ biaya pembelian paket makanan tambahan (VC)


= 15.000; jumlah makanan tambahan = 1.000 paket; biaya tetap total
Rp. 5.000.000

• Untuk tahun 2020 ➔ penurunan jumlah balita penerima program (q) =


50% atau 0,50; biaya pembelian paket makanan tambahan (VC) =
15.000; biaya tetap total Rp. 5.000.000

Maka biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2019
adalah

𝑇𝐶 = [𝑉𝐶 × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶 = (15.000 × 1.000) + 5.000.000


= 15.000.000 + 5.000.000 = 20.000.000

Biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2020 adalah

𝑇𝐶 = [(𝑉𝐶 × (𝑄 × (1 − 𝑞)] + 𝑇𝐹𝐶


= [15.000 × (1.000 × (1 − 0,50)] + 5.000.000
= (15.000 × 500) + 5.000.000 = 12.500.000

Dengan demikian biaya total pada tahun 2019 adalah 20.000.000 dan setelah
mendapat subsidi pada tahun 2020 biaya total menjadi 12.500.000

C. Perubahan (naik/turun) biaya tetap atau TFC

Perubahan biaya total dalam CVP analysis juga ditentukan oleh perubahan
pada total biaya tetap, misalnya pengenaan biaya iklan, penambahan biaya
perawatan mesin, kenaikan biaya listrik, dan sebagainya.

Jika perubahan biaya tetap dalam kuantitas (TFQ), maka perhitungan biaya
total pada formula [9] menjadi:

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + (𝑇𝐹𝐶 − ∆𝑇𝐹𝐶 ) [26A]

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + (𝑇𝐹𝐶 + ∆𝑇𝐹𝐶) [26B]

20
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Jika perubahan biaya tetap dalam persentase atau proporsi (f), maka
perhitungan biaya total pada formula [9] menjadi:

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + [𝑇𝐹𝐶 × (1 − 𝑓)] [27A]

𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + [𝑇𝐹𝐶 × (1 + 𝑓)] [27B]

Contoh soal-10:

Layanan primer di sebuah kota setiap bulan melayani pemeriksaan Covid-19


sebanyak 2.500 test dengan jasa medis per test lab adalah Rp 15.000. Total
biaya tetap pada bulan September 2020 adalah Rp 5.000.000 dan mengalami
kenaikan sebesar Rp 1.000.000 pada Oktober 2020. Hitunglah biaya total
pemeriksaan pada bulan September 2020 dan Oktober 2020!

Jawab:

Dari soal diketahui:

• Pada bulan September 2020 ➔ jumlah pemeriksaan specimen (Q) =


2.500; jasa medis per test = Rp15.000; total biaya tetap (TFC) Rp
5.000.000

• Pada bulan Oktober 2020 ➔ jumlah pemeriksaan spesimen (Q) =


2.500; jasa medis per test = Rp15.000; penambahan total biaya tetap
(TFC) sebesar Rp 1.000.000

Maka biaya total pada bulan September 2020 adalah

𝑇𝐶 = (𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶 = (15.000 × 2.500) + 5.000.000


= 37.500.000 + 5.000.000 = 42.500.000

Biaya total pada bulan Oktober 2020 adalah

𝑇𝐶 = [(𝑉𝐶 × 𝑄] + (𝑇𝐹𝐶 + ∆𝑇𝐹𝐶)


= (15.000 × 2.500) + (5.000.000 + 1.000.000)
= 37.500.000 + 6.000.000 = 43.500.000

Dengan demikian biaya total pada September 2020 adalah Rp 42.500.000 dan
pada Oktober 2020 adalah 43.500.000

21
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Contoh soal-17:

Puskesmas bekerjasama dengan posyandu Melati secara rutin melakukan


program makanan tambahan bagi balita. Pada tahun 2018 dan 2019 biaya
pembelian makanan tambahan adalah 15.000 per paket, dan jumlah paket
makanan tambahan adalah 1.000 paket. Pada tahun 2019 terjadi kenaikan biaya
bahan bakar akibat kenaikan harga bensin yaitu sebesar 20% dari sebelumnya
6.000.000 selama tahun 2018. Hitunglah biaya total pada tahun 2018 dan 2019.

Jawab:

Dari soal diketahui:

• Untuk tahun 2018 ➔ biaya pembelian paket makanan tambahan (VC)


= 15.000; jumlah makanan tambahan (Q) = 1.000 paket; biaya tetap
total Rp. 6.000.000

• Untuk tahun 2019 ➔ biaya pembelian paket makanan tambahan (VC)


= 15.000; jumlah makanan tambahan (Q) = 1.000 paket; kenaikan
persen biaya tetap total (f) = 20% atau 0,20.

Maka biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2018
adalah

𝑇𝐶 = [𝑉𝐶 × 𝑄] + 𝑇𝐹𝐶 = (15.000 × 1.000) + 5.000.000


= 15.000.000 + 5.000.000 = 20.000.000

Biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2019 adalah

𝑇𝐶 = (𝑉𝐶 × 𝑄) + [𝑇𝐹𝐶 × (1 + 𝑓)]


= [15.000 × 1.000] + [6.000.000 × (1 + 0,20)]
= 15.000.000 + 7.200.000 = 22.200.000

Dengan demikian biaya total pada tahun 2018 adalah 20.000.000 dan setelah
mengalami kenaikan biaya bensin pada tahun 2019 biaya total menjadi
22.200.000

22
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

D. Perubahan komposisi antara total variable cost (TVC) dengan total fixed
cost (TFC)

Pimpinan perusahaan/organisasi terkadang membuat kebijakan keuangan yang


isinya adalah menentukan perbandingan/proporsi antara biaya tetap dengan
biaya variabel. Perbandingan tersebut umumnya dinyatakan dalam rasio atau
persentase.

Contoh soal-18:

Sebuah apotik mendapatkan pemesanan hand sanitizer (HS) dalam jumlah


besar dari perusahaan rekanan untuk mencegah penularan Covid-19 pada
karyawan. Apotik membeli hand sanitizer dari distributor dengan harga
100.000 per botol. Jumlah HS yang dipesan oleh perusahaan rekanan adalah
500 botol. Jika manajemen apotik memperkirakan biaya tetap sebesar 10% dari
total biaya variable, berapakah total biaya yang dibutuhkan untuk membeli 500
botol HS tersebut?

Jawab:

Dari soal diketahui bahwa: biaya pembelian HS (VC) adalah 100.000 per botol;
kuantitas pembelian (Q) adalah 500 botol; dan besaran total fixed cost (TFC)
adalal 10% dari total variable cost (TVC).

Maka dapat dihitung total variable cost (TVC) sebagai berikut: 𝑇𝑉𝐶 =
𝑉𝐶 × 𝑄 = 100.000 × 500 = 50.000.000.

Karena besaran total fixed cost (TFC) adalah 10% dari TVC, maka 𝑇𝐹𝐶 =
0,10 × 𝑇𝑉𝐶 = 0,10 × 50.000.000 = 5.000.000

Sehingga biaya totalnya (TC) adalah 𝑇𝐶 = 𝑇𝑉𝐶 + 𝑇𝐹𝐶 = 50.000.000 +


5.000.000 = 55.000.000.

Contoh soal-19:

Manajer pendanaan sebuah lembaga kesehatan ingin mengetahui besaran biaya


variable dan biaya tetap pada program pengendalian HIV-AIDS. Tahun 2019
biaya total yang dikeluarkan adalah Rp 20.000.000, dan tahun 2020 biaya total
turun akibat pandemi covid-19 yaitu menjadi Rp 8.000.000. Manajer
pendanaan tidak mendapatkan data-data angka biaya variable dan biaya tetap.
Namun berdasarkan informasi, pada tahun 2019 rasio TVC terhadap TFC
23
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

adalah 5:4. Sedangkan pada tahun 2020 rasionya 5:1. Berdasarkan informasi
tersebut, berapakah total biaya variable dan total biaya tetap?

Jawab:

Dari soal diketahui

• Untuk tahun 2019 ➔ biaya total (TC) = 20.000.000; rasio TVC:TFC


= 5:4

• Untuk tahun 2020 ➔ biaya total (TC) = 8.000.000; rasio TVC:TFC =


5:1

Maka dari informasi tersebut dapat disusun persamaan sebagai berikut:

20.000.000 = 5TVC + 4TFC


8.000.000 = 5TVC + TFC -
12.000.000 = 3TFC
TFC = 4.000.000

8.000.000 = 5TVC + TFC


8.000.000 = 5TVC + 5.000.000
5TVC = 3.000.000
TVC = 600.000

Dengan demikian, total variable cost adalah Rp 600.000 dan total fixed
cost adalah Rp 4.000.000 untuk tahun 2019 dan tahun 2020.

10. KESIMPULAN

CVP Analysis pada dasarnya bertujuan menghitung dan menganalisis kinerja


keuangan perusahaan dilihat dari tiga aspek yaitu biaya (cost), pendapatan (volume),
dan keuntungan (profit). Hal ini sesuai dengan prinsip dasar menghitung profit yaitu
sebagai selisih antara pendapatan dengan biaya.

Pendapatan pada dasarnya merupakan hasil dari penjualan barang/jasa yang


merupakan perkalian antara harga dengan jumlah produk/jasa. Biaya merupakan total
penjumlahan antara biaya variable dengan biaya tetap.

Dalam CVP analysis terdapat satu kondisi dimana profit sama dengan nol atau
pendapatan sama dengan biaya. Kondisi ini disebut dengan titik impas atau Break
Event Point (BEP).

24
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Konsep margin contribution (MC) merupakan perhitungan profit yang tidak


memperhitungkan biaya tetap. Margin contribution dinyatakan dalam tiga bentuk yaitu
MC per unit, Total MC, dan Persen MC.

Dalam CVP analysis nilai profit yang diperoleh perusahaan dapat mengalami
perubahan tergantung pada perubahan yang terjadi pada pendapatan dan biaya

Profit dapat secara tidak langsung diperngaruhi oleh langsung harga, jumlah/kuantitas
produk, biaya variable per unit dan biaya tetap.

11. LATIHAN

1. Sebuah Rumah Sakit bermaksud membuka enam klinik satelit di 6 kota. Oleh manajer
keuangan RS Anda diberikan data-data anggaran keuangan pada tahun pertama
pembukaan satelit, sebagai berikut:

• Pendapatan/revenues = Rp 10.400.000.000,-

• Total Biaya tetap = Rp 2.100.000.000,-

• Total Biaya variabel = Rp 7.900.000.000,-

Biaya variabel berubah secara proporsional degngan jumlah kunjungan pasien. Ada
diminta menentukan operating income seluruh klinik tersebut, jika terdapat kondisi
sebagai berikut:

a. Terjadi peningkatan Margin Contribution 11%, pendapatan konstan (tidak


berubah)

b. Terjadi penurunan Margin Contributin 11%, pendapatan konstan (tidak berubah)

c. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 4%

d. Terjadi penurunan Total Biaya Tetap 4%

e. Terjadi peningkatan Jumlah Kunjungan Pasien 7%

f. Terjadi penurunan Jumlah Kunjungan Pasien 7%

g. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 11%, dan peningkatan Jumlah Kunjungan
Pasien 11%

25
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

h. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 4%, dan penurunan Total Biaya Variabel
4%

i. Dari kondisi a s/d h tersebut, mana yang memberikan profit tertinggi? Apa
alasannya?

2. PT XYZ adalah distributor treadmill yang dijual ke perorangan atau instansi yang
membutuhkan. Harga jual treadmill adalah Rp 27.000.000 per unit, sementara
perusahaan membeli dari pabrik seharga Rp 23.000.000. Setiap bulan PT XYZ
mengeluarkan biaya sewa dan utilitas kantor Rp 48.200.000,- dan biaya gaji tenaga
penjual sebesar Rp 68.000.000,-. Selain mendapat gaji, tenaga penjual juga mendapat
komisi sebesar Rp 600.000,- untuk setiap 1 unit penjualan. PT XYZ juga harus
membayar iklan di majalah kesehatan sebesar Rp 13.000.000,-. Pendapatan penjualan
treadmill dikenakan pajak penjualan sebesar 40%. Berdasarkan informasi tersebut,
hitunglah:

a. Untuk mencapai titik impas (BEP), berapa jumlah treadmill yang harus dijual?

b. PT XYZ memiliki profit (setelah dipotong pajak) sebesar Rp 51.000.000,-.


Berapakah revenue yang harus diterima untuk mencapai profit tersebut?

c. Berapa jumlah unit traedmill yang harus dijual untuk mencapai target profit Rp
51.000.000,- ?

3. Seorang pengusaha memiliki dua laboratorium klinik yang beroperasi selama 24 jam
di dekat dua rumah sakit besar di kotanya. Kedua laboratorium klinik tersebut menurut
laporan dari manajer keuangan memerlukan biaya tetap total sebesar Rp
4.560.000.000,- setiap tahun. Laboratorium melayani berbagai macam pemeriksaan
baik manual maupun otomatis, dengan harga rata-rata pemeriksaan sebesar Rp 95.000.
Rata-rata biaya variabel per pemeriksaan adalah Rp 38.000,- dengan pajak pendapatan
sebesar 30%. Pengusaha menargetkan net profit per tahun sebesar Rp 1.596.000.000,-

a. Hitunglah pendapatan/revenues untuk memperoleh net profit tersebut

b. Berapa jumlah pemeriksaan yang harus dijalankan agar tercapai target net profit
tersebut?

c. Untuk mencapai titik impas, berapa jumlah pemeriksaan yang harus diperiksa?

26
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

d. Jika jumlah pemeriksaan yang dilayani pada tahun tersebut adalah 145 tes, berapa
net profit yang akan diterima?

4. Toko Obat Berijin pada tahun 2014 berhasil menjual 4.100 tube krim penghalus kulit
dengan harga jual Rp 68.000 per tube. Biaya variabel yaitu harga beli krim dari
distributor adalah Rp 60.000 per tube. Biaya tetap selama tahun 2014 tercatat Rp
16.400.000. Hitunglah:
a. Marjin kontribusi dan profit
b. Untuk meningkatkan pelayanan toko obat bermaksud membeli sistem informasi
penjualan berbasis website sehingga menyebabkan biaya tetap meningkat menjadi
Rp 24.000.000 dan diharapkan biaya variabel turun menjadi Rp 54.000 per tube,
hitunglah Marjin kontribusi dan operating income.
c. Apakah toko obar sebaiknya tetap meng-install sistem informasi? Jelaskan
jawaban Anda.

12. Jawaban Latihan

1. Dari soal diketahui bahwa: pendapatan (R1) = Rp 10.400.000.000; total biaya tetap
(TFC1) = Rp 2.100.000.000; total biaya variable (TVC1) = Rp 7.900.000.000; Total
biaya variable (TVC1) proporsional terhadap jumlah pasien (Q).

Perhitungan profit jika:

a. Total Margin Contribution (TMC) naik 11%

Langkah pertama menghitung total margin contribution sebelumnya (sesuai soal)


yaitu TMC1 = R1 – TVC1 = 10.400.000.000 – 7.900.000.000 = 2.500.000.000

TMC naik 11%, maka TMC2 = TMC1 x (1+0,11) = 2.500.000.000 x 1,11 =


2.775.000.000. Maka dengan TMC baru ini, dapat dihitung nilai TVC baru (TVC2),
yaitu
TMC2 = R2 – TVC2
2.775.000.000 = 10.400.000.000 – TVC2
TVC2 = 10.400.000.000 – 2.775.000.000 = 7.625.000.000

Total cost baru (TC2) = TVC2 + TFC2 = 7.625.000.000 + 2.100.000.000 =


9.725.000.000

Maka jika pendapatan konstan, profit yang dihasilkan jika TMC naik 11%
adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 – 9.725.000.000 = 675.000.000

27
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

b. Total Margin Contribution (TMC) turun 11%

Langkah pertama menghitung total margin contribution sebelumnya (sesuai soal)


yaitu TMC1 = R1 – TVC1 = 10.400.000.000 – 7.900.000.000 = 2.500.000.000

TMC turun 11%, maka TMC2 = TMC1 x (1-0,11) = 2.500.000.000 x 0,89 =


2.225.000.000. Maka dengan TMC baru ini, dapat dihitung nilai TVC baru (TVC2),
yaitu
TMC2 = R2 – TVC2
2.225.000.000 = 10.400.000.000 – TVC2
TVC2 = 10.400.000.000 – 2.225.000.000 = 8.175.000.000

Total cost baru (TC2) = TVC2 + TFC2 = 8.175.000.000 + 2.100.000.000 =


10.275.000.000

Maka jika pendapatan konstan, profit yang dihasilkan jika TMC turun 11%
adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 – 10.275.000.000 = 125.000.000

c. Total Fixed Cost (TFC) naik 4%

TFC awal (TFC1) = 2.100.000.000


Maka TFC jika naik 4% (TFC2) adalah TFC2 = TFC1 x (1+0,04) = 2.100.000.000
x 1,04 = 2.184.000.000

Total Variabel Cost awal (TVC1) tidak berubah, atau TVC2 = TVC1 =
7.900.000.000. Maka dapat dihitung total cost baru (TC2) sebagai berikut TC2 =
TVC2 + TFC2 = 7.900.000.000 + 2.100.000.000 = 10.000.000.000

Pendapatan tidak berubah, atau R2 = R1 = 10.400.000.000. Sehingga profit dengan


kenaikan TFC 4% adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 – 10.000.000.000 =
400.000.000

Maka jika TFC naik 4%, maka Profit = 400.000.000

d. Total Fixed Cost (TFC) turun 4%

TFC awal (TFC1) = 2.100.000.000


Maka TFC jika turun 4% (TFC2) adalah TFC2 = TFC1 x (1-0,04) = 2.100.000.000
x 0,96 = 2.016.000.000

Total Variabel Cost awal (TVC1) tidak berubah, atau TVC2 = TVC1 =
7.900.000.000. Maka dapat dihitung total cost baru (TC2) sebagai berikut TC2 =
TVC2 + TFC2 = 7.900.000.000 + 2.016.000.000 = 9.916.000.000

Pendapatan tidak berubah, atau R2 = R1 = 10.400.000.000. Sehingga profit dengan


penurunan TFC 4% adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 – 9.916.000.000 =
484.000.000

Maka jika TFC turun 4%, maka Profit = 484.000.000

28
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

e. Jumlah pasien meningkat 7%

Sesuai dinyatakan pada soal, kenaikan TVC proporsional terhadap jumlah pasien,
maka jika Q naik 7% maka TVC juga naik 7%, sehingga TVC2 = TVC1 x (1+0,07)
= 7.900.000.000 x 1,07 = 8.453.000.000

TFC tidak berubah sehingga TFC1 = TFC2 = 2.100.000.000


Sehingga total cost baru (TC2) = TVC2 + TFC2 = 8.453.000.000 + 2.100.000.000
= 10.553.000.000

Pendapatan tidak berubah, atau R2 = R1 = 10.400.000.000. Sehingga profit dengan


kenaikan jumlah pasien 7% adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 –
10.553.000.000 = -153.000.000

Maka jika jumlah pasien naik 7%, maka Profit = -153.000.000 atau mengalami
kerugian

f. Jumlah pasien turun 7%

Sesuai dinyatakan pada soal, kenaikan TVC proporsional terhadap jumlah pasien,
maka jika Q turun 7% maka TVC juga turun 7%, sehingga TVC2 = TVC1 x (1-
0,07) = 7.900.000.000 x 0,93 = 7.347.000.000

TFC tidak berubah sehingga TFC1 = TFC2 = 2.100.000.000


Sehingga total cost baru (TC2) = TVC2 + TFC2 = 7.347.000.000 + 2.100.000.000
= 9.447.000.000

Pendapatan tidak berubah, atau R2 = R1 = 10.400.000.000. Sehingga profit dengan


penurunan jumlah pasien 7% adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 –
9.447.000.000 = 953.000.000

Maka jika jumlah pasien turun 7%, maka Profit = 953.000.000

g. Total biaya tetap naik 11%, jumlah kunjungan naik 11%

Total biaya tetap awal (TFC1) = 2.100.000.000, jika naik 11% maka TFC2 = TFC1
x (1+0,11) = 2.100.000.000 x 1,11 = 2.331.000.000

Sesuai dinyatakan pada soal, kenaikan TVC proporsional terhadap jumlah pasien,
maka jika Q naik 11% maka TVC juga naik 11%, sehingga TVC2 = TVC1 x
(1+0,11) = 7.900.000.000 x 1,11 = 8.769.000.000

Sehingga total cost baru (TC2) = TVC2 + TFC2 = 8.769.000.000 + 2.331.000.000


= 11.100.000.000

Pendapatan tidak berubah, atau R2 = R1 = 10.400.000.000. Sehingga profit dengan


TFC naik 11% dan TVC naik 11% adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 –
11.100.000.000 = -700.000.000

29
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

Maka jika TFC dan TVC naik 11%, maka Profit = -700.000.000 atau
mengalami kerugian.

h. Total biaya tetap naik 4%, TVC turun 4%

Total biaya tetap awal (TFC1) = 2.100.000.000, jika naik 4% maka TFC2 = TFC1
x (1+0,04) = 2.100.000.000 x 1,04 = 2.184.000.000
Total biaya variabel awal (TVC1) = 7.900.000.000, jika turun 4% maka TVC2 =
TVC1 x (1-0,04) = 7.900.000.000 x 0,96 = 7.584.000.000

Sehingga total cost baru (TC2) = TVC2 + TFC2 = 7.584.000.000 + 2.184.000.000


= 9.768.000.000

Pendapatan tidak berubah, atau R2 = R1 = 10.400.000.000. Sehingga profit dengan


TFC naik 4% dan TVC turun 4% adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 –
9.768.000.000 = 632.000.000

Maka jika TFC naik 4% dan TVC turun 4%, maka Profit = -632.000.000

i. Point (f) merupakan kondisi yang paling memberikan profit tertinggi yaitu
953.000.000.000 karena pada kondisi ini dengan pendapatan yang sama terjadi
penurunan jumlah pasien sebesar 7%.

2. Dari soal diperoleh keterangan kondisi awal sebagai berikut:


• Harga jual per unit (P) = Rp 27.000.000
• Harga beli per unit (VC) = Rp 23.000.000
• Biaya sewa dan utilitas kantor (TFC) = Rp 48.200.000
• Biaya gaji tenaga penjual (TFC) = Rp 68.000.000
• Komisi penjualan per unit (VC) = Rp 600.000
• Biaya iklan (TFC) = 13.000.000
• Pajak pendapatan (t) = 40% atau 0,40
• Variable cost per unit = 23.000.000 + 600.000 = 23.600.000 per unit
• Total Fixed Cost (TFC) = 48.200.000 + 68.000.000 + 13.000.000 = 129.200.000

Jawaban:

a. Titik impas terjadi ketika profit = revenue (R) – total cost (TC) = 0 atau R = TC.

Revenue (R) = P x Q = 27.000.000 x Q = 27.000.000Q

TC = (VC x Q) + TFC = (23.600.000 x Q) + 129.200.000 = 23.600.000Q +


129.200.000

Sehingga jika R = TC maka


27.000.000Q = 23.600.000Q + 129.200.000
3.400.000Q = 129.200.000
Q = 38

Sehingga supaya titik impas, maka jumlah treadmill yang harus dijual adalah 38
unit
30
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

b. Net profit = 51.000.000, berapa revenue (R)?

Net profit = revenue (R) – net revenue (NR)


NR = R x (1-t) = R x (1-0,40) = R x 0,60 = 0,6R
maka,
51.000.000 = R – 0,6R
51.000.000 = 0,4R
R = 51.000.000 / 0,4 = 127.500.000

Supaya mendapatkan profit 51.000.000 dengan tingkat pajak 40%, maka diperlukan
revenue (R) sebesar Rp 127.500.000

c. Dari (b) diketahui revenue = 127.500.000 dan R = P x Q

Dengan tingkat harga (P) = 27.000.000 maka jumlah treadmill yang harus dijual
(Q) adalah
R=PxQ
127.500.000 = 27.000.000 x Q
Q = 127.500.000 / 27.000.000 = 4,71 dibulatkan 5 treadmill

3. Dari soal diketahui:


• TFC = 4.560.000
• Harga (P) = 95.000 per test
• Biaya variable (VC) = 38.000
• Pajak (t) = 30% atau 0,30
• Net profit = 1.596.000

a. Net profit = 1.596.000, berapa R?

Net profit = revenue (R) – net revenue (NR)


NR = R x (1-t) = R x (1-0,30) = R x 0,70 = 0,7R
maka,
1.596.000 = R – 0,7R
1.596.000 = 0,3R
R = 1.596.000 / 0,3 = 5.320.000

Supaya mendapatkan profit 1.596.000 dengan tingkat pajak 30%, maka diperlukan
revenue (R) sebesar Rp 5.320.000

b. Berapa jumlah test (Q)?

Revenue = 5.320.000, harga (P) = 95.000


Jika R = P x Q maka
5.320.000 = 95.000 x Q
Q = 5.320.000/95.000 = 56 test

Supaya mendapatkan revenue 5.320.000, laboratorium harus mengerjakan 56 test


c. Titik impas terjadi ketika R = TC

31
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

R = P x Q = 95.000 x Q = 95.000Q
VC = 38.000 per unit ➔ maka TVC = VC x Q = 38.000 x Q = 38.000Q
TFC = 4.560.000
Sehingga TC = TVC + TFC = 38.000Q + 4.560.000

Jika R = TC, maka


95.000Q = 38.000Q + 4.560.000
95.000Q – 38.000Q = 4.560.000
57.000Q = 4.560.000
Q = 80

Supaya titik ampas, maka dibutuhkan jumlah test = 80

d. Jika jumlah tes (Q) = 145, berapa net profit?

Revenue = P x Q = 95.000 x 145 = 13.775.000


TC = TVC + TFC = (38.000 x 145) + 4.560.000 = 10.070.000
Profit = R – TC = 13.775.000 – 10.070.000 = 3.705.000

Jika tax (t) = 30% maka net profit = profit x (1-0,30) = 3.705.000 x 0,70 = 2.593.500

Sehingga jika jumlah test = 145 dan pajak 30%, maka net profit yang dihasilkan
adalah 2.593.500

4. Dari soal diketahui:


• Jumlah krim dijual (Q) = 4.100 tube
• Harga jual (P) = 68.000 per tube
• Harga beli krim (VC) = 60.000 per tube
• Total biaya tetap (TFC) = 16.400.000

a. Margin contribusi (MC) dan profit?

MC per unit = P – VC per unit = 68.000 – 60.000 = 8.000


Total MC = MC x Q = 8.000 x 4.100 = 32.800.000
MC = TMC/Revenue x 100% = 32.800.000/(68.000 x 4.100) x 100% = 11,7%

Profit = R – TC = (68.000 x 4.100) – [(60.000 x 4.100) + 16.400.000 = 278.800.000


– 246.000.000 – 16.400.000 = 16.400.000

b. TFC naik menjadi 24.000.000 (TFC2)


VC per unit menjadi 54.000 per tube (VC2)

MC per unit = P – VC2 = 68.000 – 54.000 = 14.000


Total MC = 14.000 x 4.100 = 57.400.000
MC = TMC/Revenue x 100% = 57.400.000/(68.000 x 4.100) x 100% = 20,6%

Profit = R – TC = (68.000 x 4.100) – [(54.000 x 4.100) + 24.000.000 = 278.800.000


– 221.400.000 – 24.000.000 = 33.400.000

32
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM

c. Sebaiknya took tersebut menginstall sistem informasi karena profitnya lebih besar.

33

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai