net/publication/345404321
CITATIONS READS
0 374
1 author:
Ade Heryana
Universitas Esa Unggul
70 PUBLICATIONS 7 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Kajian Antrian Pelayanan Pendaftaran Pasien BPJS Kesehatan RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2018 View project
All content following this page was uploaded by Ade Heryana on 07 November 2020.
Abstrak
Salah satu ukuran kinerja perusahaan atau organisasi profit adalah mendapatkan keuntungan
(profit) yang telah ditetapkan. Secara matematis dan disajikan dalam laporan laba/rugi, profit
merupakan selisih antara pendapatan yang didapat dengan total biaya yang dikeluarkan. Jika
profit > 1 maka perusahaan memperoleh laba, jika < 1 dalam keadaan rugi, dan jika profit = 0
maka disebut dengan kondisi titik impas. Artikel ini menyajikan metode-metode perhitungan
dan analisis terhadap komponen-komponen cost, volume dan profit termasuk. Analisis
termasuk mempertimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi pada sub komponen dari CVP
Analysis antara lain harga produk, jumlah produk, perubahan besaran biaya, pajak pendapatan,
perubahan komposisi biaya, dan marjin kontribusi. Metode penyajian dilakukan dengan
pendekatan matematika aljabar linier. Contoh-contoh perhitungan menggunakan kasus-kasus
yang terjadi dalam pelayanan kesehatan.
Kata kunci: Cost Volume Profit Analysis, Pelayanan Kesehatan, Analisis Biaya
1. Pendahuluan
Saat terjadi krisis moneter menjelang reformasi tahun 1998 terjadi kenaikan harga
berbagai produk dan jasa di Indonesia, tidak terkecuali harga obat. Rata-rata harga obat
naik 2-3 kali lipat terutama harga obat-obat yang bahan bakunya impor. Kenaikan
harga tersebut disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Penulis
yang saat tahun 1998 tersebut bekerja di sebuah apotik swasta di Jakarta, hampir setiap
minggu menaikkan harga obat. Bahkan dalam sebulan, salah satu merk obat dari
perusahaan farmasi asing ternama naik sampai tiga kali, mengikuti kenaikan harga
dollar AS.
Pada kondisi seperti di atas, manajemen apotik tentu saja ingin mengetahui tingkat
laba/profit yang dihasilkan akibat perubahan harga tersebut. Teori permintaan
ekonomi menyatakan permintaan terhadap satu komoditas barang akan menurun, jika
harga meningkat. Kenaikan harga obat akibat krisis ekonomi tentu saja mengakibatkan
permintaan terhadap obat-obatan menurun. Penurunan permintaan menyebabkan
omzet penjualan menurun dan berakibat pada menurunnya laba. Kondisi ekonomi saat
ini turut mempengaruhi perubahan permintaan pelayanan kesehatan seperti kenaikan
1
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Masalah biaya juga dialami saat pandemi Covid-19 melanda Indonesia hingga saat ini.
Program vaksinasi Covid-19 membutuhkan biaya yang tidak sedikit bahkan hingga
ratusan triliun. Persoalannya bukan hanya mendapatkan pendanaannya, namun
bagaimana agar pengelolaan program vaksinasi Covid-19 mendapatkan benefit yang
seimbang dengan biaya yang keluarkan. Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana
program ini dapat mengefisiensikan biaya sehingga dihasilkan harga vaksin yang
dijangkau masyarakat yang ingin membeli secara mandiri.
Pada modul ini akan dibahas salah satu analisis yang dapat dipakai untuk mengetahui
pengaruh penurunan pendapatan (disebut volume) terhadap keuntungan atau laba
(disebut profit), serta implikasinya terhadap biaya-biaya yang harus dikeluarkan
(disebut cost). Sehingga analisis ini sering disebut dengan Cost-Volume-Profit
Analysis.
Ketiga komponen ini disajikan secara bersamaan pada salah satu laporan keuangan
perusahaan/organisasi yaitu Laporan Laba/Rugi. Laporan rugi-laba berbentuk lajur,
informasi pendapatan, biaya dan laba/rugi saling mengisi menyesuaikan dengan
2
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
formula atau rumus yang ditetapkan. Laporan berbentuk lajur ke bawah merupakan
bentuk yang paling banyak dipakai dan sesuai untuk perhitungan Rugi/Laba
Pendapatan lain
Pendapatan luar usaha
PROFIT
Laba/Rugi selisih kurs 500.000,00 [y]
Hasil sewa 10.000.000,00 [z]
Total pendapatan luar usaha 10.500.000,00 [aa] = [y+z]
Total pendapatan lain 10.500.000,00 [ab] = [aa]
Pada gambar 1 terlihat bahwa pada dasarnya laporan keuangan terdiri dari tiga
komponen utama sesuai CVP Analysis, yaitu Pendapatan (Volume), Biaya (Cost), dan
Laba/Rugi (Profit).
Pengertian CVP analysis menurut Horngren, Datar, dan Rajan (2015) adalah sebagai
berikut “managers use Cost-Volume-Profit (CVP) analysis to study the behavior of
and relationship among these elements as changes occur in the number of units sold,
the selling price, the variable cost per unit, or the fixed costs of a product”. Dengan
3
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
demikian dalam CVP analysis ada tiga komponen yang dianalisis karena adanya
perubahan-perubahan akibat kondisi ekonomi, yakni:
2. Number of unit sold yaitu jumlah produk/jasa yang dapat terjual, dan selling
price yaitu harga jual produk/jasa, dimana hasil perkalian jumlah dan harga
menghasilkan pendapatann (volume)
Namun sebelumnya perlu dipahami beberapa asumsi yang diterapkan pada CVP
Analysis antara lain:
a. Perubahan yang terjadi pada pendapatan (volume) dan biaya (cost) terjadi
karena adanya perubahan unit produk/jasa yang dihasilkan. Sehingga CVP
analysis tidak mengakui perubahan pendapatan karena faktor-faktor di luar
produksi/operasional untuk menghasilkan produk/jasa, seperti: pendapatan di
luar usaha (retribusi, sewa ruangan di rumah sakit, dan sebagainya)
b. Komponen biaya diidentifikasi menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan
biaya variable (variable cost). Artinya CVP analysis hanya mengakui biaya
sesuai dengan perilakunya terhadap produk/jasa yang dihasilkan. Jika besarnya
proporsional dengan unit yang dihasilkan maka disebut biaya variabel, jika
tidak proporsional atau tidak mengalami perubahan pada periode tertentu
disebut dengan biaya tetap. Dengan demikian, pada CVP analysis harus
dilakukan pemisahan antara biaya tetap dengan biaya variabel. Ketika
digambarkan pada suatu grafik, garis total pendapatan dengan garis total biaya
bersifat linier atau searah yang disebabkan oleh perubahan unit produk/jasa.
c. Harga produk/jasa, biaya variabel per unit dan total biaya tetap, nilainya
diketahui dan konstan pada periode waktu tertentu.
4
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Pengertian profit pada CVP analysis secara mendasar adalah selisih antara total
pendapatan (volume) dengan total biaya (total cost). Jika profit diberi simbol lambda
(), total pendapatan/revenue atau volume sebagai R, dan total biaya sebagai TC atau
total cost, formula penentuan profit dapat ditulis sebagai berikut:
𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 [1]
Jika nilai 𝜋 positif atau lebih dari 1 maka sama dengan laba, dan jika nilai 𝜋 negatif
atau kurang dari 1 maka sama dengan rugi.
Contoh soal-1:
Klinik A menyampaikan laporan rugi laba kepada para penyandang dana selama
periode 1 Januari 2019 – 31 Desember 2019. Dari laporan diperoleh total pendapatan
adalah Rp 850.000.000, sedangkan total biaya yang terjadi adalah 530.000.000
Berapakah laba/rugi yang didapat klinik A?
Jawab:
Contoh soal-2:
Akibat pandemic Covid-19 yang tidak berkesudahan sejak Maret 2020, manajemen
klinik A ingin mengetahui kondisi keuangan khususnya profit sejak Januari 2020
hingga Juni 2020. Laporan yang diberikan oleh bagian keuangan menunjukkan
pendapatan selama semester 1 tahun 2020 adalah Rp 200.000.000 sedangkan total
biaya yang telah dikeluarkan adalah 230.000.000. Bagaimanakah kondisi keuangan
yang dialami klinik A sejak Januari hingga Juni 2020?
Jawab:
5
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Pengertian volume dalam CVP analysis adalah jumlah rupiah yang diperoleh
perusahaan atau organisasi sebagai akibat aktivitas penjualan produk/jasa. Dalam
menjual produk/jasa setidaknya minimal ada dua komponen yang harus ada yaitu
harga jual dan jumlah produk/jasa yang dijual. Jika harga jual atau selling price
dinyatakan dengan P dan jumlah unit produk/jasa yang diproduksi dinyatakan dengan
quantity atau Q maka kita dapat menghitung pendapatan sebagai berikut:
𝑅 =𝑃 ×𝑄 [2]
Formula [2] di atas jika digabungkan dengan formula [1] maka akan
𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − 𝑇𝐶 [3]
Contoh soal-3:
Apotik menjual masker dengan harga 150.000 per box. Jika terjual sebanyak 20 box,
berapa pendapatan apotik?
Jawab:
Dari soal diketahui bahwa harga (P) = 150.000 per baox, dan quantity (Q) = 20 box.
Maka menggunakan formula [2], dapat dihitung pendapatan yang diterima apotik
adalah 𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 150.000 x 20 = 3.000.000
Contoh soal-4:
Jawab:
6
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Dari soal diketahui bahwa total biaya (TC) = 30.000.000, harga (P) = 300.000, dan
quantity (Q) = 150. Maka menggunakan formula [3] dapat dihitung profit sebagai
berikut: 𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − 𝑇𝐶 = [300.000 x 150] – 30.000.000 = 45.000.000
– 30.000.000 = 15.000.000
Pengertian cost atau biaya pada CVP Analysis adalah penjumlahan total biaya variable
(total variable cost atau TVC) dan total biaya tetap (total fixed cost atau TFC). Total
variable cost merupakan jumlah biaya variable total untuk menghasilkan produk/jasa
atau melayani sejumlah konsumen, sehingga dapat dihitung sebagai perkalian antara
biaya variable per unit (VC) dengan jumlah produk/jasa yang dihasilkan (quantity atau
Q). Sehingga perhitungan total cost dapat ditentukan dengan formula berikut:
Dengan demikian kita dapat menghitung profit dengan menggabungkan formula [4]
dan [5] dengan formula [3] sebagai berikut:
Contoh soal-5:
Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko
buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam
sehat dan DVD senam sehat yang dibelinya dari distributor seharga Rp 120.000 per
paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit
dengan uang pengganti full Rp 120.000 per paket. Agar paket buku yang dijual laku,
ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga
200.000 per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp 2.000.000.
Pertanyaan:
1. Jika jumlah buku yang terjual adalah 5 paket, hitunglah profit yang diperoleh
Emmi
7
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
2. Jika jumlah buku yang terjual adalah 40 paket, hitunglah profit yang diperoleh
Emmi.
Jawab:
1. Diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku (P)
= 200.000; dan total fixed cost (TFC) = 2.000.000; quantity (Q) = 5.
Maka profit dapat dihitung menggunakan formula [7] yaitu
𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶] = [200.000 x 5] – [(120.000 x
5) + 2.000.000 = 1.000.000 – 2.600.000 = -1.600.000 [Rugi].
2. Diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku (P)
= 200.000; dan total fixed cost (TFC) = 2.000.000; quantity (Q) = 40.
Maka profit dapat dihitung menggunakan formula [7] yaitu
𝜋 = 𝑅 − 𝑇𝐶 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶] = [200.000 x 40] – [(120.000 x
40) + 2.000.000 = 8.000.000 – 6.800.000 = 1.200.000 [Laba].
6. Titik Impas
Titik impas atau Break Event Point (BEP) adalah satu kondisi dimana profit sama
dengan nol atau = 0. Menggunakan formula [7] dapat diperoleh kondisi BEP adalah
sebagai berikut:
0 = [𝑃 × 𝑄] − [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶]
Contoh soal-6:
Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko
buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam
sehat dan DVD senam sehat yang dibelinya dari distributor seharga Rp 120.000 per
paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit
dengan uang pengganti full Rp 120.000 per paket. Agar paket buku yang dijual laku,
ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga
200.000 per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp 2.000.000.
Pertanyaan: Berapa jumlah buku yang harus Emmi jual supaya mencapai titik impas?
8
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku (P) =
200.000; dan total fixed cost (TFC) = 2.000.000; quantity (Q) = 5.
Maka kondisi titik impas dapat dihitung dengan menggunakan formula [9] yaitu:
[𝑃 × 𝑄] = [(𝑉𝐶 × 𝑄) + 𝑇𝐹𝐶]
80Q = 2.000.000 ➔ Q = 25
Sehingga supaya tercapai titik impas (BEP) Emmi harus menjual paket buku sebanyak
25 buah.
Jika Emmi menjual buku kurang dari 25 maka akan mengalami kerugian, dan jika
Emmi menjual buku lebih dari 25 maka akan mendapatkan keuntungan (lihat contoh
soal-5).
7. Margin Contribution
Konsep margin contribution (MC) pada dasarnya adalah menghitung selisih antara
harga jual per produk dengan biaya variable per produk, sehingga margin contribution
dapat dikatakan sebagai profit yang diperoleh perusahaan tanpa memperhitungkan
biaya tetap. Margin contribution dapat dinyatakan dalam tiga bentuk:
a. MC per unit = harga jual per unit (P) – variable cost per unit (VC) atau
𝑀𝐶 = 𝑃 − 𝑉𝐶 [9]
b. MC total (TMC) = total pendapatan (R) – total variable cost (TVC) atau dapat
ditulis dengan formula sebagai berikut:
𝑇𝑀𝐶 = 𝑀𝐶 × 𝑄 [11]
9
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
𝑇𝑀𝐶 [12]
∆𝑀𝐶 = × 100%
𝑅
Contoh soal-7:
Setelah lulus sarjana kesehatan masyarakat, Emi memutuskan membuka bisnis toko
buku kesehatan. Ia mengawali bisnisnya dengan menjual paket buku tutorial senam
sehat dan DVD senam sehat yang dibelinya dari distributor seharga Rp 120.000 per
paket. Sesuai perjanjian jika ada paket yang tidak terjual bisa dikembalikan ke penerbit
dengan uang pengganti full Rp 120.000 per paket. Agar paket buku yang dijual laku,
ia mengikuti pameran yang diadakan sebuah instansi pemerintah dengan harga
200.000 per paket, dan harus membayar sewa booth pameran seharga Rp 2.000.000.
Hitunglah:
1. MC per unit
3. Persen MC
Jawab:
Dari soal diketahui: variable cost per paket (VC) = 120.000; harga jual paket buku
(P) = 200.000; total fixed cost (TFC) = 2.000.000; Q1 = 5; Q2 = 40
10
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Dari contoh soal-7 kita dapat menghitung profit dengan menggunakan formula
[11] sebagai berikut:
𝑅 = 𝑃×𝑄 [12]
𝑁𝑅 = 𝑅 − 𝑅𝑇 [13]
𝑅𝑇 = 𝑅 × 𝑡 [14]
𝑁𝑅 = 𝑅 − 𝑅𝑇 = 𝑅 − (𝑅 × 𝑡) = 𝑅 × (1 − 𝑡) [15]
11
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
𝑁𝑒𝑡 𝜋 = 𝑁𝑅 − 𝑇𝐶 [16]
Contoh soal-8:
Jawab:
Dari soal diketahui bahwa R = 150.000.000 dan t = 10% atau 0,10. Maka
dengan formula [15] dapat pendapatan setelah dibebankan pajak (NR) adalah:
a. Penurunan harga (misal: potongan harga atau discount) dan kenaikan harga
(misal: kebijakan menaikkan harga jual). Penurunan dan kenaikan ini
merupakan perubahan harga dalam bentuk persentase atau nilai
nominalnya.
Jika perubahan dalam persentase (p) maka formula [12] dapat ditulis
sebagai:
Jika perubahan harga dalam nilai nominal (P) maka formula [12] dapat
ditulis sebagai:
𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = (𝑃 − ∆𝑃) × 𝑄 [18A]
𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = (𝑃 + ∆𝑃) × 𝑄 [18B]
12
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Formula [17A] dan [18A] jika terjadi penurunan harga, sedangkan [17B]
dan [18B] jika terjadi kenaikan harga.
Contoh soal-9:
Jawab:
Dari soal diketahui bahwa persen penurunan harga (p) = 10% atau 0,10.
Sementara harga sebelum penurunan harga (P) = 300.000, dan jumlah
peserta 100 orang.
Contoh soal-10:
Jawab:
Dari soal diketahui bahwa nilai penurunan harga (P) = 20.000. Sementara
harga sebelum penurunan harga (P) = 300.000, dan jumlah peserta 100
orang.
13
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
a. Jika perubahan dalam persentase (q) maka formula [1] dapat ditulis
sebagai:
𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × [(𝑄 × (1 − 𝑞 )] [19A]
𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × [(𝑄 × (1 + 𝑞 )] [19B]
b. Jika perubahan kuantitas dalam nilai nominal (Q) maka formula [1]
dapat ditulis sebagai:
𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × (𝑄 − ∆𝑄) [20A]
𝑅 = 𝑃 × 𝑄 = 𝑃 × (𝑄 + ∆𝑄) [20B]
Contoh soal-11:
14
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Jawab:
Dari soal diketahui: kenaikan kuantitas jumlah pasien (q) = 20% atau 0,20.
Kuantitas jumlah pasien sebelum pasang aplikasi (Q) = 3.000 sedangkan
harga pemeriksaan (P) = 120.000 per pasien.
Contoh soal-12:
Jawab:
Dari soal diketahui jumlah test tahun 2018 (Q) = 10.000 dan kenaikan
jumlah test selama tahun 2019 (Q) = 5.000. Harga test (P) = 50.000 (sama
pada tahun 2018 dan 2019).
15
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Seperti diketahui formula untuk menghitung biaya total (TC) pada konsep CVP
Analysis adalah
Dari formula di atas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi besaran biaya total
yaitu:
Perubahan biaya variable per unit yang dapat mempengaruhi besaran biaya
total antara lain kenaikan/penurunan jasa medis tenaga kesehatan,
kenaikan/penurunan biaya pembelian material habis pakai, dan sebagainya.
Perubahan tersebut bisa dalam nominal rupiah atau persentase.
Jika perubahan biaya variabel dalam nominal rupiah (VC), maka perhitungan
biaya total pada formula [10] menjadi:
Jika perubahan biaya variabel dalam persentase atau proporsi (v), maka
perhitungan biaya total pada formula [10] menjadi:
Contoh soal-13:
16
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
5.000 spesimen. Total biaya tetap pada bulan September dan Oktober 2020
juga sama yaitu Rp 25.000.000. Hitunglah biaya total pemeriksaan pada bulan
September 2020 dan Oktober 2020!
Jawab:
• Pada bulan Sept 2020 ➔ biaya jasa medis per petugas (VC) Rp 15.000;
jumlah test lab (Q) = 5.000 spesimen; total biaya tetap Rp 25.000.000
• Pada bulan Okt 2020 ➔ kenaikan biaya jasa medis per petugas (VC)
Rp 5.000; jumlah test lab (Q) = 5.000 spesimen; total biaya tetap Rp
25.000.000
Dengan demikian biaya total pada September 2020 adalah Rp 100.000.000 dan
pada Oktober 2020 adalah 125.000.000
Contoh soal-14:
Jawab:
17
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Maka biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2019
adalah
Biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2020 adalah
Dengan demikian biaya total pada tahun 2019 adalah 20.000.000 dan setelah
mendapat subsidi pada tahun 2020 biaya total menjadi 12.500.000
Biaya total juga dapat dipengaruhi oleh kuantitas/jumlah produk atau jumlah
jasa, baik dalam nominal jumlah maupun persen. Misalnya:
penurunan/kenaikan jumlah material habis pakai yang dibeli,
penurunan/kenaikan jumlah pasien yang dilayani.
Jika perubahan biaya variabel dalam kuantitas (Q), maka perhitungan biaya
total pada formula [10] menjadi:
Jika perubahan biaya variabel dalam persentase atau proporsi (q), maka
perhitungan biaya total pada formula [9] menjadi:
18
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Contoh soal-15:
Jawab:
Dengan demikian biaya total pada September 2020 adalah Rp 42.500.000 dan
pada Oktober 2020 adalah 50.000.000
Contoh soal-16:
19
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
serta biaya tetap tahun 2019 dan 2020 sama yaitu 5.000.000, hitunglah biaya
total program pemberian makanan tambahan pada tahun 2019 dan 2020.
Jawab:
Maka biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2019
adalah
Biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2020 adalah
Dengan demikian biaya total pada tahun 2019 adalah 20.000.000 dan setelah
mendapat subsidi pada tahun 2020 biaya total menjadi 12.500.000
Perubahan biaya total dalam CVP analysis juga ditentukan oleh perubahan
pada total biaya tetap, misalnya pengenaan biaya iklan, penambahan biaya
perawatan mesin, kenaikan biaya listrik, dan sebagainya.
Jika perubahan biaya tetap dalam kuantitas (TFQ), maka perhitungan biaya
total pada formula [9] menjadi:
20
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Jika perubahan biaya tetap dalam persentase atau proporsi (f), maka
perhitungan biaya total pada formula [9] menjadi:
Contoh soal-10:
Jawab:
Dengan demikian biaya total pada September 2020 adalah Rp 42.500.000 dan
pada Oktober 2020 adalah 43.500.000
21
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Contoh soal-17:
Jawab:
Maka biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2018
adalah
Biaya total program pemberian makanan tambahan selama tahun 2019 adalah
Dengan demikian biaya total pada tahun 2018 adalah 20.000.000 dan setelah
mengalami kenaikan biaya bensin pada tahun 2019 biaya total menjadi
22.200.000
22
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
D. Perubahan komposisi antara total variable cost (TVC) dengan total fixed
cost (TFC)
Contoh soal-18:
Jawab:
Dari soal diketahui bahwa: biaya pembelian HS (VC) adalah 100.000 per botol;
kuantitas pembelian (Q) adalah 500 botol; dan besaran total fixed cost (TFC)
adalal 10% dari total variable cost (TVC).
Maka dapat dihitung total variable cost (TVC) sebagai berikut: 𝑇𝑉𝐶 =
𝑉𝐶 × 𝑄 = 100.000 × 500 = 50.000.000.
Karena besaran total fixed cost (TFC) adalah 10% dari TVC, maka 𝑇𝐹𝐶 =
0,10 × 𝑇𝑉𝐶 = 0,10 × 50.000.000 = 5.000.000
Contoh soal-19:
adalah 5:4. Sedangkan pada tahun 2020 rasionya 5:1. Berdasarkan informasi
tersebut, berapakah total biaya variable dan total biaya tetap?
Jawab:
Dengan demikian, total variable cost adalah Rp 600.000 dan total fixed
cost adalah Rp 4.000.000 untuk tahun 2019 dan tahun 2020.
10. KESIMPULAN
Dalam CVP analysis terdapat satu kondisi dimana profit sama dengan nol atau
pendapatan sama dengan biaya. Kondisi ini disebut dengan titik impas atau Break
Event Point (BEP).
24
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Dalam CVP analysis nilai profit yang diperoleh perusahaan dapat mengalami
perubahan tergantung pada perubahan yang terjadi pada pendapatan dan biaya
Profit dapat secara tidak langsung diperngaruhi oleh langsung harga, jumlah/kuantitas
produk, biaya variable per unit dan biaya tetap.
11. LATIHAN
1. Sebuah Rumah Sakit bermaksud membuka enam klinik satelit di 6 kota. Oleh manajer
keuangan RS Anda diberikan data-data anggaran keuangan pada tahun pertama
pembukaan satelit, sebagai berikut:
• Pendapatan/revenues = Rp 10.400.000.000,-
Biaya variabel berubah secara proporsional degngan jumlah kunjungan pasien. Ada
diminta menentukan operating income seluruh klinik tersebut, jika terdapat kondisi
sebagai berikut:
g. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 11%, dan peningkatan Jumlah Kunjungan
Pasien 11%
25
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
h. Terjadi peningkatan Total Biaya Tetap 4%, dan penurunan Total Biaya Variabel
4%
i. Dari kondisi a s/d h tersebut, mana yang memberikan profit tertinggi? Apa
alasannya?
2. PT XYZ adalah distributor treadmill yang dijual ke perorangan atau instansi yang
membutuhkan. Harga jual treadmill adalah Rp 27.000.000 per unit, sementara
perusahaan membeli dari pabrik seharga Rp 23.000.000. Setiap bulan PT XYZ
mengeluarkan biaya sewa dan utilitas kantor Rp 48.200.000,- dan biaya gaji tenaga
penjual sebesar Rp 68.000.000,-. Selain mendapat gaji, tenaga penjual juga mendapat
komisi sebesar Rp 600.000,- untuk setiap 1 unit penjualan. PT XYZ juga harus
membayar iklan di majalah kesehatan sebesar Rp 13.000.000,-. Pendapatan penjualan
treadmill dikenakan pajak penjualan sebesar 40%. Berdasarkan informasi tersebut,
hitunglah:
a. Untuk mencapai titik impas (BEP), berapa jumlah treadmill yang harus dijual?
c. Berapa jumlah unit traedmill yang harus dijual untuk mencapai target profit Rp
51.000.000,- ?
3. Seorang pengusaha memiliki dua laboratorium klinik yang beroperasi selama 24 jam
di dekat dua rumah sakit besar di kotanya. Kedua laboratorium klinik tersebut menurut
laporan dari manajer keuangan memerlukan biaya tetap total sebesar Rp
4.560.000.000,- setiap tahun. Laboratorium melayani berbagai macam pemeriksaan
baik manual maupun otomatis, dengan harga rata-rata pemeriksaan sebesar Rp 95.000.
Rata-rata biaya variabel per pemeriksaan adalah Rp 38.000,- dengan pajak pendapatan
sebesar 30%. Pengusaha menargetkan net profit per tahun sebesar Rp 1.596.000.000,-
b. Berapa jumlah pemeriksaan yang harus dijalankan agar tercapai target net profit
tersebut?
c. Untuk mencapai titik impas, berapa jumlah pemeriksaan yang harus diperiksa?
26
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
d. Jika jumlah pemeriksaan yang dilayani pada tahun tersebut adalah 145 tes, berapa
net profit yang akan diterima?
4. Toko Obat Berijin pada tahun 2014 berhasil menjual 4.100 tube krim penghalus kulit
dengan harga jual Rp 68.000 per tube. Biaya variabel yaitu harga beli krim dari
distributor adalah Rp 60.000 per tube. Biaya tetap selama tahun 2014 tercatat Rp
16.400.000. Hitunglah:
a. Marjin kontribusi dan profit
b. Untuk meningkatkan pelayanan toko obat bermaksud membeli sistem informasi
penjualan berbasis website sehingga menyebabkan biaya tetap meningkat menjadi
Rp 24.000.000 dan diharapkan biaya variabel turun menjadi Rp 54.000 per tube,
hitunglah Marjin kontribusi dan operating income.
c. Apakah toko obar sebaiknya tetap meng-install sistem informasi? Jelaskan
jawaban Anda.
1. Dari soal diketahui bahwa: pendapatan (R1) = Rp 10.400.000.000; total biaya tetap
(TFC1) = Rp 2.100.000.000; total biaya variable (TVC1) = Rp 7.900.000.000; Total
biaya variable (TVC1) proporsional terhadap jumlah pasien (Q).
Maka jika pendapatan konstan, profit yang dihasilkan jika TMC naik 11%
adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 – 9.725.000.000 = 675.000.000
27
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Maka jika pendapatan konstan, profit yang dihasilkan jika TMC turun 11%
adalah Profit = R2 – TC2 = 10.400.000.000 – 10.275.000.000 = 125.000.000
Total Variabel Cost awal (TVC1) tidak berubah, atau TVC2 = TVC1 =
7.900.000.000. Maka dapat dihitung total cost baru (TC2) sebagai berikut TC2 =
TVC2 + TFC2 = 7.900.000.000 + 2.100.000.000 = 10.000.000.000
Total Variabel Cost awal (TVC1) tidak berubah, atau TVC2 = TVC1 =
7.900.000.000. Maka dapat dihitung total cost baru (TC2) sebagai berikut TC2 =
TVC2 + TFC2 = 7.900.000.000 + 2.016.000.000 = 9.916.000.000
28
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Sesuai dinyatakan pada soal, kenaikan TVC proporsional terhadap jumlah pasien,
maka jika Q naik 7% maka TVC juga naik 7%, sehingga TVC2 = TVC1 x (1+0,07)
= 7.900.000.000 x 1,07 = 8.453.000.000
Maka jika jumlah pasien naik 7%, maka Profit = -153.000.000 atau mengalami
kerugian
Sesuai dinyatakan pada soal, kenaikan TVC proporsional terhadap jumlah pasien,
maka jika Q turun 7% maka TVC juga turun 7%, sehingga TVC2 = TVC1 x (1-
0,07) = 7.900.000.000 x 0,93 = 7.347.000.000
Total biaya tetap awal (TFC1) = 2.100.000.000, jika naik 11% maka TFC2 = TFC1
x (1+0,11) = 2.100.000.000 x 1,11 = 2.331.000.000
Sesuai dinyatakan pada soal, kenaikan TVC proporsional terhadap jumlah pasien,
maka jika Q naik 11% maka TVC juga naik 11%, sehingga TVC2 = TVC1 x
(1+0,11) = 7.900.000.000 x 1,11 = 8.769.000.000
29
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Maka jika TFC dan TVC naik 11%, maka Profit = -700.000.000 atau
mengalami kerugian.
Total biaya tetap awal (TFC1) = 2.100.000.000, jika naik 4% maka TFC2 = TFC1
x (1+0,04) = 2.100.000.000 x 1,04 = 2.184.000.000
Total biaya variabel awal (TVC1) = 7.900.000.000, jika turun 4% maka TVC2 =
TVC1 x (1-0,04) = 7.900.000.000 x 0,96 = 7.584.000.000
Maka jika TFC naik 4% dan TVC turun 4%, maka Profit = -632.000.000
i. Point (f) merupakan kondisi yang paling memberikan profit tertinggi yaitu
953.000.000.000 karena pada kondisi ini dengan pendapatan yang sama terjadi
penurunan jumlah pasien sebesar 7%.
Jawaban:
a. Titik impas terjadi ketika profit = revenue (R) – total cost (TC) = 0 atau R = TC.
Sehingga supaya titik impas, maka jumlah treadmill yang harus dijual adalah 38
unit
30
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
Supaya mendapatkan profit 51.000.000 dengan tingkat pajak 40%, maka diperlukan
revenue (R) sebesar Rp 127.500.000
Dengan tingkat harga (P) = 27.000.000 maka jumlah treadmill yang harus dijual
(Q) adalah
R=PxQ
127.500.000 = 27.000.000 x Q
Q = 127.500.000 / 27.000.000 = 4,71 dibulatkan 5 treadmill
Supaya mendapatkan profit 1.596.000 dengan tingkat pajak 30%, maka diperlukan
revenue (R) sebesar Rp 5.320.000
31
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
R = P x Q = 95.000 x Q = 95.000Q
VC = 38.000 per unit ➔ maka TVC = VC x Q = 38.000 x Q = 38.000Q
TFC = 4.560.000
Sehingga TC = TVC + TFC = 38.000Q + 4.560.000
Jika tax (t) = 30% maka net profit = profit x (1-0,30) = 3.705.000 x 0,70 = 2.593.500
Sehingga jika jumlah test = 145 dan pajak 30%, maka net profit yang dihasilkan
adalah 2.593.500
32
Cost-Volume-Profit Analysis: Aplikasi pada Pelayanan Kesehatan | Ade Heryana, SST, MKM
c. Sebaiknya took tersebut menginstall sistem informasi karena profitnya lebih besar.
33