Anda di halaman 1dari 13

LECTURER NOTES

MATA KULIAH : AUDITING I


MATERI : KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR
SESI PERTEMUAN : 5 (LIMA)
DOSEN : FITRI MARETA, M.Sc

KEWAJIBAN HUKUM AUDITOR

Lingkungan Hukum yang Berubah


Menurut common law, para profesional audit bertanggung jawab untuk
memenuhi apa yang telah dinyatakan dalam kontrak dengan klien. Apabila
auditor gagal memberikan jasa atau tidak cermat dalam pelaksanaannya,
mereka secara hukum bertanggung jawab kepada klien atas kelahiran
dan/atau pelanggaran kontrak, dan dalam situasi tertentu, kepada pihak selain
klien mereka.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utamanya:

1. Kesadaran para pemakai laporan keuangan yang semakin meningkat akan


tanggung jawab akuntan publik.
2. Kesadaran yang meningkat di pihak Securities dan Exchange
Commisission (SEC) mengenai tanggung jawabnya melindungi
kepentingan para investor.
3. Kerumitan fungsi-fungsi auditing dan akuntansi yang disebabkan oleh
meningkatnya ukuran bisnis, globalisasi bisnis, dan kerumitan operasi
bisnis.
4. Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan dari pihak yang
dirugikan terhadap siapa saja yang dapat memberikan kompensasi, tanpa
melihat siapa yang salah, bersama dengan beberapa doktrin tentang
kewajiban (sering disebut konsep kewajiban ‘deep pocket”).
5. Keputusan pengadilan menyangkut ganti rugi yang besar pada beberapa
kasus melawan akuntan publik telah mendorong para pengacara untuk
memberikan pelayanan hukum atas dasar fee kontujensi. Kesepakatan ini
menawarkan keuntungan kepada pihak yang dirugikan bila tuntutannya
berhasil, dan kerugian yang minimum bila tuntutannya tidak berhasil.
6. Banyak kantor akuntan publik lebih memilih menyelesaikan masalah
hukum di luar pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang
mahal dan publisitas yang merugikan, ketimbang menyelesaikannya
melalui proses pengadilan.
7. Kesulitan yang dihadapi hakim dan juri dalam memahami serta
menginterpretasikan masalah teknis akuntansi dan auditing.

Membedakan Antara Kegagalan Bisnis, Kegagalan Auditor


dan Risiko Audit
Banyak profesional akuntansi dan hukum yakin bahwa penyebab utama
tuntutan hukum kepada kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman
para pemakai laporan keuangan atas dua konsep:
1. Perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit
2. Perbedaan antara kegagalan audit dan risiko audit

Kegagalan bisnis (business failure) terjadi apabila bisnis tersebut tidak


mampu mengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapan para investor
karena keadaan ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan manajemen
yang buruk., atau persaingan yang tak terduga dalam industri itu.

Kegagalan audit (audit failure) terjadi apabila auditor mengeluarkan


pendapat audit yang tidak benar karena gagal memenuhi persyaratan standar
audit. Contohnya adalah kantor yang menugaskan asisten yang tidak
memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas audit tertentu, di mana mereka
gagal menemukan salah saji yang material dalam catatan klien yang
seharusnya dapat ditemukan oleh auditor yang memenuhi syarat.

Risiko audit merupakan kemungkinan bahwa auditor akan menyimpulkan,


setelah melaksanakan audit yang memadai, bahwa laporan keuangan telah
dinyatakan secara wajar, sedangkan dalam kenyataannya mengandung salah
saji yang material. Risiko audit tidak dapat dielakkan, karena auditor
mengumpulkan bukti hanya atas dasar pengujian dan karena kecurangan
yang disembunyikan dengan baik sangat sulit dideteksi. Seorang auditor
mungkin saja menaati seluruh standar auditing, namun masih gagal
mengungkapkan salah saji yang material akibat kecurangan.

Konsep-Konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban


1. Konsep Orang Yang Bijak
Kesepakatan antara profesi akuntan dan Lembaga Hukum bahwa auditor bukanlah
penanggung jawab atau penjamin Laporan Keuangan. Auditor diharapkan
melaksanakan audit dengan teliti. Auditor tidak dapat diharapkan sempurna atau
standar kehati-hatian dimana Auditor diharapkan bisa menyelesaikan
tugasnya.Hali ini dikemukakan dalam Cooley on Torts sebagai berikut:
Setiap orang yang menawarkan jasa pelayanan kepada yang lain dan dipekerjakan
memiliki kewajiban untuk menggunakan keahlian dalam pekerjaannya yang
didapat dengan hati-hati dan sungguh-sungguh. Dalam setiap pekerjaan di mana
keahlian khusus dibutuhkan, bila seseorang menawarkan jasanya, dia sudah
mengerti bahwa dia sudah diakui keluar sebagai pemegang tingkat keahlian yang
biasanya sudah dimiliki orang lain pada posisi yang sama, dan bila keinginannya
tidak tercapai, ia sudah melakukan penipuan terhadap setiap orang yang
mempekerjakannya dalam hubungannya dengan profesi publiknya. Tetapi tak
seorangpun, baik terlatih maupun tidak, menjalankan tugas yang dia perkirakan
bisa berhasil dan tanpa salah sedikitpun. Dia bertugas dengan semangat dan
integrasi yang baik tetapi tidak dengan “kemungkinann berbuat salah” dan dia
bertanggung jawab terhadap atasannya atas kelalaiannya, itikad buruk, atau
ketidakjujuran, tetapi tidak bertanggung jawab atas kerugian karena penilaian
yang salah.
2. Kewajiban atas Tindakan Pihak Lain
Para rekan atau para pemegang saham dalam menghadapi gabungan profesional,
bertanggung jawab bersama-sama untuk mengambil tindakan perdata (civil
action) yang ditujukan terhadap setiap pemilik. Tetapi bila perusahaan ini
beroperasi sebagai Limited iability Partnership (LLP), Limited Liability
Company (LLC), gabungan perusahaan umum, atau perusahaan profesional
dengan tanggung jawab terbatas, tanggung jawab atas tindakan salah satu
pemilik tidak berdampak pada harta pribadi pemilik lain, kecuali pemilik lain
langsung terlibat dalam tindakan – tindakan yang dilakukan pemilik yang
menyebabkan kewajiban ini. Para partner juga bertanggung jawab atas pekerjaan
orang yang mereka percayai di bawah hukum perusahaan. Ketiga kelompok
yang mungkin sekali harus dipercayai adalah : para karyawan, perusahaan
Akuntansi Publik lain yang terikat untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dan para ahali yang menyiapkan informasi teknis.
3. Tindakan Ada Komunikasi Istimewa
Akuntan Publik tidak mempunyai hak menurut hukum adat (common law) untuk
menahan informasi dari pengadilan dengan menyatakan bahwa informasi
tersebut rahasia. Seorang Akuntan Publik dapat menolak untuk beraksi di suatu
negara bagian yang memiliki UU Komunikasi rahasia.
4. Syarat-syarat hukum yang mempengaruhi “kewajiban” Akuntan Publik Perbedaan
antara “kewajiban bersama” dan beberapa “kewajiban lain”dan antara “kewajiban
terpisah” dengan “kewajiban proporsional”. Yang akan dijelaskan pada tabel 5-1,
karena nilai pengganti antara kedua dasar ini akan berubah sangat besar dalam
menilai kerugian.

Tabel 5-1 Syarat-syarat Hukum yang Menimbulkan Kewajiban para Akuntan Publik

Syarat hukum Deskripsi

1. Syarat-syarat yang berkaitan dengan kelalaian dan penipuan


a. Kelalaian biasa ketidak pedulian yang biasa diharapkan dari seorang dalam
situasi tertentu. Untuk para Auditor, sudah selayaknya
melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh para Auditor
yang kompeten pada situasi yang sama.

b. Kelalaian Besar Ketidak pedulian, tindakan yang sangt sembrono yang bisa
diharapkan dari seorang. Beberapa negara bagian tidak
membedakan antara penipuan biasa dengan penipuan besar

c. Penipuan konstruktif Kelalaian yang ekstrim / luar biasa, meskipun sebenarnya


tidak bermaksud untuk menipu atau merugikan. Penipuan
konstruktif sering disebut sebagai kesembronoan.

d. Penipuan Terjadi bila laporan yang salah sudah dibuat dan memang
sudah diketahui bahwa terjadi kesalahan dan bermaksud untuk
menipu

2. Syarat-syarat yang berkaitan dengan hukum kontrak

a. Pembatalan kontrak Kesalahan karena satu atau kedua pihak dalam


kontak
untuk memenuhi syarat di dalam kontrak.
Contohnya, kesalahan dari perusahaan
Akuntan Publik untuk menerbitkan laporan
pajak pada tanggal yang sudah disetujui.

b. Kewajiban kepada pihak ketiga Pihak ketiga yang tidak mempunyai kerahasiaan
tentang kontrak, tetapi sudah diketahui pihak yang mempunyai hubungan kontrak dan
dimaksudkan mempunyai beberapa hak dan keuntungan sesuai kontrak. Contohnya bank
yang mempunyai tagihan pinjaman dalam jumlah besar pada tanggal tutup buku, dan
membutuhkan audit sebagai bagian dari persetujuan pinjaman

3. Syarat-syarat lain

a. Hukum adat (common law) Peraturan-peraturan yang dibuat berdasarkan


pendapat
pengadilan, bukan dari UU pemerintah
b. Hukum berdasarkan UU Peraturan-peraturan yang telah disetujui oleh
Kongres AS
dan unit-unit pemerintah lainnya
c. Kewajiban bersama Tuntutan terhadap tuduhan atas kerugian besar
yang dan
beberapa kewajiban dialami oleh penutut,
dengan mengabaikan seberapa jauh pihak lain
turut menyumbang kesalahan tersebut
d. Kewajiban yang terpisah dan Tuntutan terhadap terdakwa yang
kesulitan dalam proposional perusahaanya disebabkan oleh kelalaian
terdakwa. Contohnya bila pengadilan memutuskan bahwa auditor dalam
melaksanakan audit hanya menyebabkan 30% kerugian terhadap terdakwa,
maka hanya 30% dari seluruh kerugian yang dapat dituntut kepada
perusahaan Akuntan Publik
Fokus utama pada empat sumber-sumber kewajiban hukum auditor,
ke-4 kewajiban ini dibagi sebagai berikut :
1. Kewajiban terhadap klien
2. Kewajiban terhadap pihak ketiga berdasarkan hukum adat (common law)
3. Kewajiban terhadap pihak ketiga berdasarkan hukum keamanan, dan
4. kewajiban kriminal

Kewajiban Kepada Klien


Sumber yang paling biasa dari suatu tuntutan terhadap Akuntan
Publik adalah dari klien. Tuntutannya sangat bervariasi termasuk
klaim seperti kesalahn menyelesaikan kontrak karena tidak sesuai
dengan tanggal yang disepakati, dan pembatalan dari suatu proses
audit yang tidak bertanggung jawab, kegagalan untuk menemukan
kecurangan (pencuri harta perusahaan) dan melanggar syarat-syarat
audit yang kerahasiaannya harus dijaga.

KAP biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari empat


pembelaan bila ada tuntutan hukum oleh klien, yaitu:

1. Tidak ada tugas

2. Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian

3. Kelalaian kontribusi

4. Ketiadaan hubungan sebab-akibat

Kewajiban Terhadap Pihak Ketiga Common Law


Umumya, pemakai yang dapat ditentukan sebelumnya merupakan
anggota dari pemakai jasa yang dapat diandalkan oleh auditor dalam
hal laporan keuangan. Saat ini tiga pendekatan yang ada adalah :
A. Credit Alliance Credit Alliance vs Arthur Andersen & CO (1986)
adalah kasus di New York dimana pemberi pinjaman menuntut
auditor dari salah satu pinjaman, karena telah mempercayai
laporan keungan, yang ternyata menyesatkan. Konsep dasar
kerahasiaan seperti pada kasus Ultramares dan memberlakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. auditor harus mengetahui dan menyadari bahwa hasil
pekerjaanya akan digunakan oleh penuntut pihak ketiga untuk
untuk tujuan khusus dan
b. pengetahuan dan perhatian tersebut harus dilaksanakan
dibawah pengarahan auditor. Kira-kira 15 negara bagian
mengikuti beberapa variasi pendekatan ini.
B. Restatement of Torts. Pendekatan yang dilaksanakan oleh
sebagian besar negara bagian adalah untuk menerapkan peraturan
yang ada pada Restatement of Torts, suatu gabungan beberapa
prinsip hukum. Syarat Restatement ini adalah pemakai yang
sudah diketahui merupakan anggota dari pemakai yang terbatas
dan termasuk dalam group yang dapat diketahui yang
mengandalkan pekerjaan KAP, seperti kreditur, meskipun orang-
orang tersebut tidak dikenal oleh KAP pada saat pelaksanaan
audit.
C. Foresseable user. Konsep ini, pemakai harus dapat ditentukan
sebelumnya oleh auditor adalah para pemakai laporan keuangan,
yang memiliki hak sama dengan yang memiliki hubungan
kontrak.Dalam keputusannya pengadilan menyatakan
bahwa”dalam melaksanakan audit, auditor tidak berhutang
kewajiban apapun terhadap orang lain selain kliennya dan
disebutkan alasan kuat bahwa kewajiban potensial auditor
menurut doktrin foresseable user, benar-benar di luar batas
kesalahan yang dapat dibuat.

Kewajiban Sipil Menurut Undang-Undang Sekuritas Federal


1. Securities Act – tahun 1933 (Hukum Sekuritas)
Securities Act tahun 1933 menyebabkan beban yang tidak biasa
terhadap auditor. Seksi / bagian 11 dari UU tahun 1933 ini
menjelaskan hak pihak ketiga dan auditor. Ikhtisarnya adalah
sebagai berikut:
 Setiap pihak ketiga yang membeli surat berharga, yang
dijelaskan dalam laporan pendaftaran bisa menggugat auditor
untuk adanya salah pernyataan yang material atau
penghilangan dalam laporan keuangan yang diaudit yang
disertakan dalam laporan pendaftaran.
 Pihak ketiga tidak mempunyai beban pembuktian yang
menjadi pedoman pada laporan keuangan atau bahwa auditor
telah lalai atau menipu dalam melakukan audit. Pemakai hanya
wajib membuktikan bahwa laporan keuangan itu menyesatkan
atau dibuat tidak semestinya.
 Auditor mempunyai beban kewajiban dalam membuktikan,
pembelaannya yaitu: audit telah terpenuhi secara memadai
dalam situasi itu, atau seluruh atau sebagian dari tuntutan
kerugian yang disebabkan oleh faktor selain kesalahan laporan
keuangan.
2. Securities exchange act of 1934 (Perubahan Hukum sekuritas –
tahub 1934) Kewajiban auditor menurut Perubahan Hukum
Sekuritas tahun 1934 seringkali berpusat pada laporan keuangan
yang sudah diaudit yang diterbitkan keluar dalam laporan tahun
atau diajukan kepada SEC sebagai bagian dari laporan dengan
Formulir 10-K.
3. Pasal 10b-5 dari securities exchange act of 1934
Pokok bahasan pada kewajiban KAP menurut hukum 1934 yang tercantum pada
pasal 10b-5. bagian dari Securities Exchange Act- tahun 1934
4. Auditor Defenses – 1934 Act / Pembelaan auditor – tahun 1934
Tiga pembelaan yang sama yang tersedia bagi auditor dalam
tuntutan hukum oleh pihak ketiga juga berlaku bagi tuntutan
berdasarkan hukum tahun 1934. Yaitu, tidak ada kelalaian dalam
penyelesaian pekerjaan, keterbatasan tugas, dan ketiadaan
hubungan timbal balik.
5. Sanksi-sanksi SEC
SEC mempunyai wewenang dalam situasi tertentu untuk
menjatuhkan sanksi atau melarang auditor untuk mengaudit
perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota SEC. Aturan-
aturan dari peraturan pelaksanaan tugas berbunyi:
 Komisi dapat mencabut, sementara atau seterusnya, hak
untuk tampil atau berpraktek dengan cara apapun juga dari
setiap orang yang didapati oleh komisi.
1. tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk
mewakili orang lain, atau kurang memiliki karakter yang
baik atau integritas atau telah melakukan perbuatan yang
tidak etis atau tidak pantas.
6. Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act
Untuk menerapkan RICO dalam tuntutan mereka terhadap akuntan, setidaknya
karena dua alasan: pertama, jumlah ganti rugi lebih besar untuk penggantian
segala kerusakan. Kedua, penuntut dapat memenuhi syarat tuntutan atas dasar
RICO di dalam situasi yang tidak dimungkinkan oleh tuntutan atas dasar
securities act. Tujuan RICO adalah untuk mengatasi kriminalitas, tetapi sering
juga kalangan bisnis seperti auditor terkemuka yang dituntut berdasarkan itu.
Sebagai akibatnya, terdapat upaya untuk memodifikasi aturan tersebut.

Kewajiban Kriminal
Terdapat beberapa kasus kriminal yang melibatkan akuntan publik.
Sekalipun tidak besar dalam ukuran jumlah, tetapi mempunyai
dampak yang merugikan integrasi dan profesi, dan mengurangi
kepercayaan orang. Dari sisi positif, tindakan kriminal memaksa
para praktisi untuk sangat peduli dan menggunakan itikad baik
dalam kegiatannya.
Tindakan kriminal yang menyangkut akuntan publik adalah United
States vs Simon yang terjadi tahun 1969. Kasus ini diikuti oleh tiga
kasus. Dalam kasus United States vs Natelli 1975, dua auditor
disalahkan melakukan tindakan kriminal sesuai dengan aturan tahun
1934 oleh karena mensahkan laporan keungan National Student
Marketing Corporation yang memuat pengungkapan piutang dengan
secara tidak memadai.
United States vs Weiner (1975), tiga auditor dituduh melakukan
penipuan saham sehubungan dengan audit mereka atas Equity
Funding Corporation adalah kongromeral keungan yang laporan
keungannya overstated (lebih saji) karena adanya penipuan oleh
manajemen. Penipuan itu sangat luas / besar begitu tidak memadai,
sehingga pengadilan menyimpulkan bahwa auditor seharusnya
memperhatikan penipuan itu dan karena tidak mereka dinyatakan
bersalah.
ESM Government Services vs Alexander Grant & CO (1986),
manajemen mengatakan kepada patner KAP yang mengaudit ESM
bahwa laporan keungan tahun lalu yang telah diaudit mengandung
salah saji yang material, patner setuju untuk tidak
mengungkapkannya, bukannya mengikuti standar profesional karena
berharap manajemen dapat menyelesaikan tahun berjalan.

Respons Profesi Terhadap Kewajiban Hukum


Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh AICPA dan profesi
secara keseluruhan untuk mengurangi risiko terkena sanksi hukum.
Antara lain dengan:
a. Mencari perlindungan dalam proses pengadilan
b. Meningkatkan kerja audit sehingga memenuhi permintaan pemakai
dengan lebih baik
c. Mendidik pemakai tentang batas-batas audit

Beberapa aktivitas khusus antara lain:


1. Penetapan standar dan aturan. AICPA harus secara terus menerus
menetapkan standar dan menyesuaikannya agar sejalan dengan
kebutuhan audit yang selalu berubah dan peryataanya lain harus
disiarkan, sejalan dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan
timbulnya teknologi baru dari pengalaman dan riset.
2. Menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor. AICPA dapat
membantu anggotanya dengan menetapkan persyaratan yang
telah diikuti oleh anggotanya yang termuka. Persyaratan ini
tidak boleh bertentangan dengan usaha untuk memenuhi
kebutuhan klien. Contoh dari standar yang ditetapkan oleh
auditor adalah SAS 85 (AU 333), persyaratan dibutuhkan surat
pernyataan tertulis dari pimpinan mengenai seluruh audit.
3. Menetapkan persyaratan penelaahan sejawat. Pemeriksaan
berkala terhadap cara kerja dan prosedur perusahaan merupakan
satu cara untuk mendidik anggota dan mengidentifikasi KAP
yang tidak memenuhi standar profesi
4. Melawan tuntutan hukum. Adalah penting bagi KAP untuk terus
melawan tuntutan yang kurang berdasar, meskipun dalam jangka
pendek, biaya untuk memenangkan perkara lebih besar dari pada
biaya untuk menyelesaikan perkara
5. Pendidikan bagi pemakai laporan keuangan. Perlu untuk
mendidik investor dan orang lain yang menggunakan laporan
keuangan mengenai maksud pendapat auditor, wawasan, serta
sifat dari pekerjaan auditor.
6. Memberi sanksi kepada anggota karena hasil kerja yang tak
pantas. Satu karateristik dari profesi adalah tanggung jawabnya
untuk mengawasi anggotanya sendiri.

Melindungi Akuntan Publik Individual dan Kewajiban Hukum


Seorang auditor yang berpraktek dapat pula mengambil langkah tertentu
untuk meringankan kewajibannya. Beberapa langkah yang diambil
adalah sebagai berikut :
a) Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas.
Terdapat kemungkinan besar mendapatkan masalah hukum jika
seorang klien kurang dapat dipercaya dalam berurusan dengan
para pelanggannya, karyawannya, badan pemerintah atau lainnya.
Sebuah KAP membutuhkan serangkaian prosedur untuk menilai
integrasi klien dan harus menarik diri apabila klien tersebut
ternyata kurang dapat dipercaya.
b) Memperkerjakan staf yang kompeten dan melatih serta
mengawasi mereka dengan pantas. Mengingat risiko yang
tinggi, yang dihadapi KAP dalam mengaudit, adalah penting jika
tenaga-tenaga muda ini harus kompeten dan dilatih dengan baik.
Juga diperlukan pengawasan atas pekerjaan mereka oleh ahli
yang berpengalaman dan benar-benar kompeten
c) Mengikuti standar profesi. Suatu perusahaan harus
menjalankan prosedur tertentu untuk meyakinkan bahwa seluruh
karyawan perusahaan memahami dan mengikuti SAS, pendapat
dari FASB, kode etik profesi dan pedoman kerja lain
d) Mempertahankan independensi. Independesi mempunyai arti
lebih luas dari sekedar masalah keungan. Kenyataannya
independensi membutuhkan suatu sikap tanggung jawab yang
terpisah dari kepentingan klien.
e) Memahami usaha klien. Kurangnya pemahaman terhadap cara
kerja industri dan operasi klien sering kali menjadi faktor
kegagalan auditor untuk mengungkapkan kekeliruan dalam
banyak kasus. Adalah penting bahwa tim audit dididik dalam
masalah.
f) Melaksanakan audit yang bermutu. Audit yang bermutu
menuntut persyaratan bahwa bahan bukti yang memadai
diperoleh dan pertimbangan yang tepat telah dibuat
g) Mendokumentasikan pekerjaan dengan memadai.
Mempersiapkan kertas kerja secara seksama akan membantu
dalam mengendalikan dan melakukan audit yang bermutu. Kertas
kerja yang rapi adalah penting sekali dan sangat diperlukan pada
saat seorang auditor harus menghadapi perkara audit di
pengadilan
h) Perlunya asuransi yang memadai. Penting bagi KAP memiliki
perlindungan asuransi dalam hal tuntutan hukum.
i) Mencari bantuan hukum. Jika masalah serius timbul dalam
suatu audit, KAP sebaiknya menghubungi seorang ahli hukum.
Jika timbul tuntutan hukum, auditor harus segera mendapatkan
seorang pengacara yang berpengalaman.
j) Pilihan jenis organisasi dengan kewajiban terbatas. Banyak
KAP mempunyai perusahaan profesional, perusahaan dengan
kewajiban terbatas atau gabungan beberapa orang dengan
kewajiban terbatas, dengan maksud menyiapkan perlindungan
kewajiban pribadi para pemilik
k) Melatih “rasa tidak percaya / keragu-raguan” yang
profesional. Auditor sering menyajikan informasi yang
memunculkan masalah yang tidak dapat mereka kenal. Auditor
perlu untuk berlatih untuk memelihara “rasa tidak percaya” pada
tingkat yang sehat, yang membuat mereka peka terhadap
kesalahan pada laporan, sehingga mereka dapat mengenali
kesalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai