MAGISTER AKUNTANSI
2
Keyakinan yang dimiliki oleh para pemakai laporan keuangan nantinya
cenderung akan menjadi masalah ketika opini yang dikeluarkan oleh auditor
pada kenyataannya tidak sesuai dengan kondisi yang ada di perusahaan.
Disinilah mulai hilang kepercayaan pemakai laporan keuangan terhadap
akuntan karena ketidakmampuannya mendekati harapan publik, yang akan
berakibat adanya tuntutan dan gugatan terhadap kewajiban hukum profesi
akuntan publik yang dianggap telah melakukan kesalahan di dalam
memberikan opini.
3
Selain kewajiban menurut Common law, auditor juga bertanggung
jawab kepada pihak ketiga menurut undang-undang statuter. Securities Act
tahun 1933 dan Securities Exchange Act tahun 1934 berisi ketentuan yang
berlaku sebagai dasar tindakan hukum terhadap auditor. Tuntutan kriminal
terhadap auditor dapat terjadi apabila pihak penggugat membuktikan bahwa
auditor tersebut bermaksud menyakiti atau melukai pihak lain.
4
Kelalaian kotor (gross negligence), yaitu kelalaian untuk
menerapkan tingkat kecermatan yang paling ringan pada
suatu kondisi tertentu.
Kecurangan (fraud), yaitu penipuan yang direncanakan
Kantor akuntan publik biasanya menggunakan satu atau kombinasi
dari empat pembelaan bila ada tuntutan hukum oleh klien:
Tidak ada tugas yang harus dilaksanakan, yang berarti bahwa
kantor akuntan publik mengklaim bahwa tidak ada kontrak
yang tersirat ataupun yang dinyatakan secara jelas.
Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, dalam suatu audit, kantor
akuntan publik mengklaim bahwa audit dilaksanakan sesuai
dengan standar auditing.
Kelalaian konstribusi (Contributory Negligence), terjadi
apabila auditor mengkaliam bahwa tindakan klien telah
mengakibatkan baik kerugian yang menjadi dasar denda
ataupun campur tangan dalam pelaksanaan audit dengan cara
sedemikian rupa sehingga auditor tidak dapat menemukan
penyebab kerugian tersebut.
Ketiadaan hubungan sebab-akibat, agar berhasil dalam
menggugat auditor, klien harus dapat menunjukkan adanya
hubungan sebab-akibat yang jelas antara kelalaian auditor
dalam menaati standar auditing dengan kerugian yang diderita
klien.
2. Kewajiban Terhadap Pihak Ketiga
Pihak ketiga meliputi pemegang saham aktual dan calon
pemegang saham, pemasok, banker, dan kreditor lain, karyawan
serta pelanggan. Suatu tuntutan biasanya terjadi apabila bank tidak
dapat menagih utang yang besar dari nasabah yang insolven dan
bank itu kemudian mengklaim bahwa pinjaman tersebut diberikan
berdasarkan laporan keuangan yang sudah diaudit yang
menyesatkan, dan kantor akuntan harus bertanggung jawab karena
gagal melaksanakan audit dengan mahir.
5
Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang tidak
terpuji
Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para
pemakai dengan lebih baik
Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing
6
Salah penerapan yang disengaja atas prinsip-prinsip akuntansi
yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajianatau
pengungkapan.
2. Penyalahgunaan Aset (missappropriation of assets)
Penyalahgunaan aset ini meliputi penggelapan atau pencurian aset
entitas dimana penggelapan tersebut dapat menyebabkan laporan
keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP).
7
b) Prinsip objektifitas
Tidak boleh membiarkan subjektifitas, benturan kepentingan,
atau pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain
mempengaruhi pertimbangan professional atau pertimbangan
bisnisnya.
c) Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
professional
Wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesinya pada
suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan.
d) Prinsip kerahasiaan.
Wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai
hasil dari hubungan professional dan hubungan bisnisnya.
8
profesi akuntan publik, agar anggota profesi menjaga dirinya dari
kehilangan persepsi independensi dari masyarakat. Anggapan
masyarakat terhadap independensi auditor ditekankan di sini
karena independensi secara instrinsik merupakan masalah mutu
pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskan untuk
dapat diuji secara objektif. Sepanjang persepsi independensi ini
dimasukkan ke dalam kode etik profesi akuntan publik, hal ini
akan mengikat auditor independen menurut ketentuan profesi.
9
5. SA Seksi 316 Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit
Laporan Keuangan
10
Auditor perlu meminta pernyataan dari manajemen akan informasi
tentang kecurangan yang berdampak material atas laporan keuangan . Bahkan
idealnya,seperti yang diatur dalam standar auditing USA yaitu AU Section
333, Management Representations, terdapat pernyataan manajemen bahwa
manajemen bertanggung jawab atas desain dan implementasi program dan
pengendalian untuk mencegah dan mendeteksi fraud.
F. Audit Investigatif
11
diarahkan kepada pembuktian ada atau tidak adanya fraud dan perbuatan
melawan hukum lainnya.
ABSTRAKSI
Phar Mor-didirikan pada tahun 1982 oleh Michael Monus dan David
Shapira. Keluarga Shapira memiliki Giant Eagle, sebuah rantai supermarket
yang berkantor pusat di Pittsburgh. Giant Eagle juga merupakan pemegang
saham terbesar Phar-Mor. Phar Mor telah tumbuh, dalam satu dekade, dari
sebuah toko tunggal di Niles, Ohio (sebuah kota pinggiran di Youngstown),
menjadi 300 toko yang mempekerjakan 23.000 karyawan dan mencapai
penjualan sebesar $ 3 miliar. Toko-toko ini menjual segala sesuatu mulai dari
resep obat sampai perabot kantor, barang-barang elektronik, pakaian
olahraga, dan video tape. Michael (Mickey) Monus merupakan Presiden dan
CEO dari Phar-Mor. Monus juga bertugas sebagai dewan pengawas di
sekolah bisnis di Youngstown State University mendirikan liga basket dunia
(WBL).
12
secara bersama-sama oleh Biro Investigasi Federal dan Internal Revenue
Service. Penyelidikan ini kemudian menemukan salah satu penipuan terbesar
dan skema penggelapan dalam sejarah bisnis AS, dengan total sebesar hampir
$ 1 miliar.
Berikut ini bentuk penipuan yang dilakukan oleh Monus dan asistennya :
1. Dari $ 1 miliar yang hilang, $ 15 juta terdiri dari penggelapan dana yang
diajukan dan disalurkan ke WBL dan penggunaan pribadi oleh Monus.
2. Sisa $ 985 juta terdiri dari kekeliruan penipuan dalam bentuk kelebihan
laba. Menurut penyelidik, tujuan dari kelebihan laba ini adalah untuk
memaksimalkan bonus eksekutif berdasarkan laba yang dilaporkan, dan
umumnya untuk membuat Phar-Mor terlihat baik bagi investor dan calon
investor.
13
5. Monus membuat dua buku catatan akuntansi. Satu berisi angka persediaan
yang benar. Satu set lain, untuk digunakan auditor, dimana termasuk
didalamnya penyesuaian kenaikan persediaan yang tidak dijelaskan.
Penyesuaian-penyesuaian tersebut tersebar di ratusan toko. Selain dari
kelebihan persediaan, jumlah yang lebih kecil dari kelebihan pendapatan
dikatakan telah disembunyikan melalui piutang usaha tak tertagih yang
tidak dihapuskan, menilai rendah kewajiban, dan ketidaktepatan klaim atas
aset.
Dampak dari penipuan itu mulai terlihat pada tahun 1989, 1990, dan
1991, dimana laporan keuangan menunjukkan keuntungan, sedangkan pada
kenyataannya, kerugian besar telah terjadi secara berkelanjutan di masing-
masing dari tiga tahun tersebut. Pada tahun 1991, misalnya, perusahaan
melaporkan keuntungan $ 50.000.000 dengan lebih dari $ 150 juta kerugian
yang sebenarnya telah terjadi. Selain itu, perusahaan juga menanggung
beban $ 350 juta pada kuartal kedua tahun 1992
14
teliti dalam melihat catatan persediaan, tidak hanya melihat dari lembar
ringkasan persediaan yang dibuat, sehingga melupakan penyesuaian
yang tidak dijelaskan. Gugatan ini juga menuduh bahwa Coopers ketika
mengamati persediaan fisik hanya mengambil pada 5-10 toko dan
menginformasikan manajemen Phar-Mor dulu sebelumnya bahwa toko
itu akan diamati persediaan fisiknya, para pelaku, tentu saja, berhati-
hati untuk tidak menyesuaikan persediaan di salah satu toko yang diuji
oleh auditor. (Coopers menanggapi dengan menyatakan bahwa Monus
telah memberitahu bahwa perusahaan harus tahu dulu sebelumnya agar
dapat menutup toko selama pengamatan persediaan).
15
PEMBAHASAN
a. Apa yang harus Phar-Mor buktikan untuk menang dalam kasus ini?
Apa yang harus Coopers & Lybrand tunjukkan agar berhasil
mempertahankan diri?
1. Auditor Coopers & Lybrand lalai dalam melakukan audit sehingga tidak
dapat menemukan kesalahan dalam penyajian catatan persediaan. Dimana
seperti yang dijelaskan sebelumnya catatan persediaan menunjukkan
beberapa penyesuaian yang tidak dibuat penjelasannya namun auditor
tidak menyadarinya karena hanya melihat dari ringkasan catatan
persediaan yang dibuat.
3. Penipuan yang terjadi melibatkan kedua mantan staff dari Coopers &
Lybrand, dimana mereka membantu Monus untuk menyiapkan dua buku
catatan akuntansi dan mereka juga mengetahui tentang pembuatan dua
versi laporan keuangan bulanan.
Agar berhasil mempertahankan diri dalam kasus ini, Coopers & Lybrand harus
menunjukkan bahwa :
16
atau perjanjian antara manajemen dan auditor untuk melakukan audit
investigatif.
Tuntutan:
Komentar :
Menurut kami tuntutan yang diajukan oleh pengacara Phar-Mor ini kurang
valid dan kuat untuk menuntut Coopers & Lybrand. Dari kasus tidak
dijelaskan perjanjian/kontrak yang dibuat antara perusahaan dengan
auditor tentang audit yang dilakukan. Umumnya audit dilakukan untuk
untuk memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan keuangan
sesuai dengan GAAP. Jika demikian, auditor tidak dapat dituntut karena
tidak dapat mendeteksi penipuan yang terjadi. Kecuali perusahaan telah
membuat perjanjian/kontrak untuk melakukan audit investigatif dengan
tujuan menemukan kecurangan/penipuan, maka auditor dapat dituntut atas
ketidakmampuan mendeteksi penipuan yang terjadi.
17
dibuat tanpa penjelasan. Mereka (Coopers) hampir kehilangan seluruh
perusahaan. Beberapa hal yang mereka gagal lakukan adalah sifat yang
paling mendasar "(Paul Manion).
Komentar :
Menurut kami tuntutan yang diajukan oleh pengacara Phar-Mor ini cukup
valid dan kuat untuk menuntut Coopers & Lybrand. Dalam melakukan
tugas audit, auditor seharusnya mengumpulan bukti-bukti yang diperlukan
dan mengambil sampel yang tepat, bukan hanya melihat ringkasan catatan
persediaan yang diberikan perusahaan dan tidak menelusurinya lebih jauh.
Akibatnya auditor tidak menyadari dan menemukan adanya beberapa
penyesuaian persediaan yang dibuat tanpa ada penjelasan yang tidak tidak
dijelaskan. Bagaimanapun untuk perusahaan retail seperti Phar-Mor,
persediaan merupakan hal yang sangat penting. Penipuan yang berkaitan
dengan persediaan dapat membuat perusahaan hampir kehilangan
nyawanya.
Komentar :
Menurut kami tuntutan yang diberitakan di Pittsburgh post-Gazzete
tanggal 2 Februari 1993 mengenai malpraktek dan kelalaian yang
dilakukan oleh Coopers karena gagal untuk mengungkap penipuan besar-
besaran ini kurang valid dan kuat untuk menuntut Coopers dan Lybrand.
Seperti yang kami jelaskan sebelumnya dari kasus tidak dijelaskan
perjanjian/kontrak yang dibuat antara perusahaan dengan auditor tentang
audit yang dilakukan. Umumnya audit dilakukan untuk memberikan opini
atas kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan GAAP. Jika
18
demikian, auditor tidak dapat dituntut karena tidak dapat mendeteksi
penipuan yang terjadi. Kecuali perusahaan telah membuat
perjanjian/kontrak untuk melakukan audit investigatif dengan tujuan
menemukan kecurangan/penipuan, maka auditor dapat dituntut atas
ketidakmampuan mendeteksi penipuan yang terjadi. Dan menurut kami
tuntutan yang diberitakan di Pittsburgh post-Gazzete tanggal 2 Februari
1993 mengenai salah menafsirkan keuangan Phar-Mor dalam opini audit
dan laporan, seperti memperluas ukuran dan jumlah tokonya dari 81
menjadi 300 dan mendapatkan $ 600 juta dari kredit dan $ 155 juta
pendanaan jangka panjang, menurut kami tuntutan ini tidak cukup valid
dan kuat untuk menuntut Coopers & Lybrand, karena penipuan yang
terjadi atas penyajian laporan keuangan ini tidak terdeteksi oleh auditor
Coopers & Lybrand, sehingga auditor tidak dapat dikatakan salah
menafsirkan keuangan Phar-Mor dalam opini audit dan laporannya.
Komentar :
Menurut kami tuntutan yang diajukan oleh jaksa untuk Shapira ini kurang
valid dan kuat untuk menuntut Coopers & Lybrand. Karena disini menurut
kami, David Shapira juga sedikit kurang berhati-hati. David Shapira
merupakan pemegang saham terbesar Phar-Mor, Shapira seharusnya tidak
percaya begitu saja terhadap manajemen (Monus) perusahaan dan Shapira
seharusnya juga memiliki pengetahuan yang memadai mengenai
manajemen perusahaan. Hal ini agar Shapira dapat menyadari jika terdapat
ketidakberesan yang terjadi di perusahaannya seperti penipuan yang telah
terjadi tersebut. Karena seperti yang diungkapkan dalam teori agensi,
terjadi konflik kepentingan antara pemilik dan manajemen perusahaan,
dimana masing-masing mempunyai kepentingan untuk menguntungkan
19
diri sendiri. Shapira seharusnya menyadari hal tersebut dan berhati-hati
dalam memilih Presiden dan CEO untuk Phar-Mor, serta mengetahui lebih
jauh tentang manajemen perusahaan.
Tanggapan:
Komentar :
Menurut kami tanggapan yang diajukan oleh Coopers & Lybrand ini
cukup valid dan kuat untuk Coopers & Lybrand mempertahankan diri.
Karena audit yang dilakukan oleh auditor dilaksanakan dengan tujuan
untuk memberikan memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan
keuangan sesuai dengan GAAP. Namun, jika perusahaan ingin
menemukan / mengungkapkan penipuan yang mungkin terjadi di
perusahaan, perusahaan dapat menyewa detektif swasta yang tugasnya
untuk menemukan kebenaran, kejanggalan ataupun kecurangan sesuai
dengan permintaan perusahaan. Atau, perusahaan juga dapat menyewa
auditor untuk melakukannya dengan catatan, sebelum audit dilakukan
perusahaan telah membuat kontrak dengan auditor untuk melakukan audit
investigatif yang bertujuan menemukan penipuan yang diduga terjadi
dalam perusahaan.
2. "Penipuan itu tidak hanya menyangkut masalah dari beberapa ratus juta
dolar sabun dan pasta gigi. Sebaliknya, departemen keuangan Phar-Mor
bermain-main dengan formula akuntansi yang kompleks, menyesuaikan
nilai tercatat dan margin kotor -skema yang tidak mudah terdeteksi. Juga,
penipuan itu kolusif. Coopers telah ditipu oleh tidak hanya oleh satu atau
dua tingkat pegawai rendah, tetapi oleh presiden perusahaan dan kepala
bagian keuangan. Jika kita menyangka bahwa manajemen senior
melakukan sesuatu kecurangan, kami akan segera memperluas prosedur
20
audit kami dan menggali lebih dalam. "(David McLean, penasihat asosiasi
umum Coopers).
Komentar :
3. Coopers menyebut gugatan itu "tidak tahu malu untuk menggeser beban
kesalahan perusahaan sendiri dari dirinya sendiri dan manajemennya
untuk sebuah perusahaan akuntansi yang merupakan korban penipuan
perusahaan ... Phar-Mor telah berfungsi sebagai mesin penipuan untuk
kepentingan manajemen seniornya "(Pittsburgh Post-Gazette, 2 Februari
1993).
Komentar :
Menurut kami tanggapan yang diberitakan di Pittsburgh post-Gazzete
tanggal 2 Februari 1993 ini cukup valid dan kuat untuk Coopers &
Lybrand mempertahankan diri. Karena bagaimanapun penipuan ini terjadi
dimulai dari manajemen Phar-Mor sendiri yakni presiden sekaligus CEO
Pha-Mor (Monus). Monus kemudian mengajak kerja sama kepala bagian
keuangan yang masih merupakan bagian manajemen Phar-Mor dan 2 staff
dari Coopers & Lybrand untuk melakukan penipuan untuk kepentingan
nya sendiri. Seharusnya Phar-Mor membebankan kesalahan penipuan
tersebut kepada pelaku penipuan itu sendiri yaitu Monus dan asistennya
(kepala bagian keuangannya serta 2 staff dari Coopers & Lybrand), bukan
ke auditor perusahaan.
21
4. "(David) Shapira seharusnya mengetahui ada sesuatu yang tidak beres. Dia
adalah seorang pengusaha eceran yang berpengalaman. Dia adalah
eksekutif terkenal... Bagaimana bisa dia menuduh (auditor) menjadi lalai
ketika ia adalah CEO (Giant Eagle)? Dia adalah orang yang bertanggung
jawab "(David McLean).
Komentar :
Menurut kami tanggapan tuntutan yang diajukan oleh Coopers & Lybrand
ini cukup valid dan kuat untuk Coopers & Lybrand mempertahankan diri.
David Shapira merupakan seorang pengusaha eceran yang berpengalaman
dan eksekutif terkenal karena tidak hanya menjadi pemegang saham
terbesar Phar-Mor tetapi juga CEO untuk Giant Eagle, seharusnya dia
mengetahui bagaimana manajemen perusahaan dan mengetahui ada
sesuatu yang tidak beres di Phar-Mor. Dia seharusnya ikut bertanggung
jawab karena memilih Monus sebagai Presiden dan CEO perusahaan.
22
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penyebab utama tuntutan yang dilakukan oleh Phar-Mor Inc terhadap
auditornya Coopers & Lybrand adalah karena expectations gap. Dimana
Phar-Mor berharap auditor nya (Coopers & Lybrand) memberikan opini
sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya dengan kemampuan
untuk dapat menjamin keakuratan laporan keuangan, dan kelangsungan
usaha perusahaan dan mendeteksi penipuan yang terjadi di perusahaan.
Sedangkan kenyataannya Phar-Mor gagal mengungkapkan penipuan
besar-besaran yang terjadi di Phar-Mor yang melibatkan Monus (presiden
dan CEO Phar-Mor), Patrick Finn, kepala bagian keuangan, serta dua
mantan anggota staf dari Coopers & Lybrand, Jeff Walley dan Stan
Cherelstein (wakil presiden untuk bagian keuangan dan pengawas
keuangan).
2. Untuk menang dalam kasus ini, Phar-Mor harus membuktikan bahwa
auditor Coopers & Lybrand lalai dalam melakukan audit, terganggu
independensinya dan ikut terlibat dalam penipuan yang terjadi di Phar-
Mor Inc. Sedangkan untuk berhasil mempertahankan diri dalam kasus
ini, Coopers & Lybrand harus menunjukkan bahwa auditor telah
melakukan prosedur audit sesuai dengan standar yang berlaku, hanya
melakukan audit untuk memberikan opini atas kewajaran penyajian
laporan keuangan dan bukan untuk menemukan kecurangan serta
menunjukkan bahwa penipuan yang terjadi berawal dari manajemen
Phar-Mor sendiri.
B. Saran
1. Untuk menghindari terjadinya kecurangan/penipuan, Phar-Mor harus
meningkatkan internal control perusahaan, selektif dalam memilih
orang-orang yang ada di manajemen perusahaan dan membentuk
komite audit sebagai pengawas perusahaan.
2. Untuk mendeteksi adanya kecurangan/penipuan yang terjadi dalam
perusahaan, perusahaan dapat meminta auditor eksternal untuk
melakukan audit investigatif.
23
REFERENSI
Arens, Alvin A, Randal J Elder dan Mark S Beasley, 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi, Jilid 1 Edisi Keduabelas
diterjemahkan oleh Herman Wibowo, Penerbit Erlangga, Jakarta.
24