Anda di halaman 1dari 4

Legal Liability Considerations For Auditors

A.Kondisi Hukum Dalam Praktek Akuntan publik.


Para profesional selalu diminta untuk cermat ketika menjalankan tugas melayani
klien.meskipun profesi telah melakukan berbagai upaya untuk membahas kewajiban
hokum akuntan publik,jumlah tuntutan dan besar ganti rugi bagi para penuntut tetap
tinggi,termasuk tuntutan yang melibatkan pihak ketiga menurut common law maupun
UU sekuritas federal.
B.Perbedaan antara Kegagalan Bisnis,Kegagalan Audit dan
Resiko Audit
Banyak profesional akuntansi dan hokum yakin bahwa penyebab utama tuntutan hokum
kepada kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman para pemakai laporan
keuangan atas dua konsep:
Perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit.
Perbedaan antara kegagalan audit dan resiko audit.

Kegagalan bisnis (business failure) terjadi apabila bisnis tersebut mampu mengembalikan
pinjaman atau memenuhi harapan para investor karena keadaan ekonomi atau bisnis,seperti
resesi,keputusan manajemen yang buruk,atau persaingan yang tak terduga dalam industry itu.

Kegagalan audit (audit failure)terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit yang tidak
benar karena gagal memenuhi persyaratan standar audit.

Resiko audit merupakan kemungkinan bahwa auditor akan menyimulkan,setelah melaksanakan


audit yang memadai,bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar,sedangkan dalam
kenyataannya mengandung salah saji yang material.

C.Konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban.


Ada kesepakatan antara profesi akuntan dan pengendalian bahwa auditor bukan penjamin atau
penerbit laporan keuangan.Auditor hanya diharapkan untuk melaksanakan audit dengan
kemahiran,dan tidak diharapkan untuk benar 100 persen.Standar kemahiran (due care ) ini sering
disebut sebagai konsep orang yang bijak (prudent person concept).biasanya,para patner,atau para
pemegang saham korporasi professional,memiliki tanggung jawab bersama untuk mengambil
tindakan perdata (civil action) terhadap setiap pemilik.

D.Kewajiban Akuntan Terhadap Klien ataupun Pihak Ketiga.


Kewajiban kepada klien.
Kewajiban yang umum akibat tuntutan hukum klien melibatkan klaim bahwa
auditor tidak dapat menemukan pencurian oleh karyawan akibat kelalaian dalam
melaksanakan audit.kantor akuntan publik biasanya menggunakan satu atau
kombinasi dari empat pembelaan bila ada tuntutan hokum klien:yaitu, tidak ada
tugas yang harus dilaksanakan,pelaksanaan kerja tanpa kelalaian,kelalaian
kontribusi,dan ketiadaan hubungan timbal balik (sebab-akibat)
Tidak ada tugas,tidak ada tugas yang harus diselesaikan jasa bearti bahwa
kantor akuntan publik mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat
atau pun yang dinyatakan secara jelas.
Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, untuk pelaksanaan kerja tanpa
kelalaian (nonnegligent performance) dalam suatu audit,kantor akuntan
publik mengklaim bahwa audit dilaksanakan sesuai dengan standar
auditing.
Kelalaian kontribusi (contributory negligence) pembelaan terhadap
kelalaian kontribusi terjadi apabila auditor mengklaim bahwa tindakan
klien telah mengkibatkan baik kerugian yang menjadi dasar denda atau
pun campur tangan dalam pelaksanaan audit dengan cara sedemikian rupa
sehingga auditor tidak dapat menemukan penyebab kerugian tersebut.
Ketiadaan hubungan sebab-akibat agar berhasil dalam menggugat
auditor,klien harus dapat menunjukan adanya hubungan sebab-akibat yang
jelas antara klalaian auditor dalam menaati standar auditing dengan
kerugian yang diderita klien.
Kewajiban kepada pihak ketiga menurut common low.
Kasus audit utama yang mengawali pihak ketiga adalah Ultramares Corporation
vs.Touche (1931).Kasus ini membentuk suatu doktrin yang dikenal sebagai
doktrin Ultramares.Meskipun konsep foreseen user dapat langsung
diterapkan,pengendalian telah membuat beberapa interpretasi yang berbeda.Saat
ini tiga pendekatan utama yang diberlakukan adalah sebagai berikut:
Credit Alliance
Restatement of Torts
Foreseeable User
Kewajiban sipil menurut UU sekuritas federal.
Meskipun ada beberapa pertumbuhan dalam tindakan terhadap akuntan olrh
kliennya atau pihak ketiga menurut common low,pertumbuhan paling pesat dalam
proses litigasi kewajiban akuntan publik adalah yang diatur menurut UU sekuritas
federal.
Kewajiban criminal.
Cara keempat para akuntan publik dapat dianggap bertanggung jawab adalah
menurut kewajiban criminal bagi akuntan (criminal liability for
accoutants).akuntan publik dapat disalahkan karena tindakan criminal menurut
hukum federal ataupun Negara bagian.
E. Repons Profesi Terhadap Tewajiban Hukum
AICPA dan profesi secara keseluruhan dapat melakukan sejumlah hal untuk mengurangi
resiko para praktisi terkena tuntutan hukum:
Mencari perlindungan dari proses pengendalian atau litigasi yang tidak terpuji.
Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai
dengan lebih baik.
Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing.

Mari kita bahas beberapa aktivitas khusus secara singkat:

Riset dalam auditing.


Penetapan standar dan peraturan.
Menetapkan pesyaratan untuk melindungi auditor.
Menetapkan persyaratan peer review.
Melawan tuntutan hukum.
Pendidikan bagi pemakai laporan keuangan.
Memberi sanksi kepada anggota karena prilaku dan kinerja yang tidak pantas.
Melobi perubahan.
F. Melindungi Akuntan Publik Individual dari Kewajiban
Hukum.
Hanya berurusan dengan klien yang memiliki integritas.
Memperkerjakan personil yang kompeten dan melatih serta mengawasi mereka
secra layak.
Mengikuti standar profesi.
Mempertahankan independensi.
Memahami bisnis klien.
Melaksanakan audit yang bermutu.
Mendokumentasikan pekerjaan secara layak.
Mendapatkan surat penugasan dan surat representasi.
Mempertahankan hubungan yang bersifat rahasia.
Mengandalkan asuransi yang memadai.
Mencari bantuan hukum.
Memilih bentuk organisasi dengan kewajiban terbatas.
Mengungkapkan skeptisme professional.

Anda mungkin juga menyukai