OLEH :
1. LATAR BELAKANG
Kita hidup di masyarakat hukum. Saat ini auditor patut berhati-hati karena
setiap tindakan tidak terlepas apakah hal itu benar atau salah dapat dipersoalkan
secara hukum dan mungkin menimbulkan kerugian yang substansial. Akuntan publik
bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya, termasuk audit, pajak, konsultasi
manajemen, dan pelayanan akuntansi, sehingga jika benar-benar terjadi kesalahan.
yang diakibatkan oleh pihak akuntan publik dapat diminta pertanggungjawabannya
secara hukum.
Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggung jawab
akuntan public dapat manearik perhatian pihak-pihak yang terkait dengan pasar modal
sehubungan dengan. tanggung jawab untuk melindungi kepentingan investor.
Pemahaman terhadap hukum tidaklah mudah mengingat pemahaman tersebut
menuntut suatu kesadaran dari perilaku-perilaku yang terlibat di dalamnya dan juga
adanya kemungkinan interpretasi yang berbeda-beda terhadap keberadaan suatu
hukum.
Hal ini juga yang terjadi pada profesi akuntan publik di mana perilaku-
perilaku yang terlibat terkadang kuning memahami secara benar apa yang telah
menjadi kewajiban yang nantinya akan mempunyai konsekuensi terhadap hukum.
Suatu pemahaman yang baik terhadap hukum akan membawa profesi akuntan publik
ke dalam praktek-praktek yang sehat, yang dapat meningkatkan performance dan
kredibilitas publik yang lebih baik. Sebaliknya apabila akuntan publik kurang
memahaminya pada iklim keterbukaan di era reformasi seperti sekarang ini maka.
akan dapat membawa perkembangan fenomena ke dalam konteks yang lebih luas
pada publik yang sudah mulai berani melakukan tuntutan hukum terhadap berbagai
profesi termasuk profesi akuntan publik.
Dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang akuntan publik
adalah bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga jika memang terjadi
kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor.
Untuk itu dalam makalah ini, pemakalah menulis tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kewajiban hukum yang harus diperhatikan dan ditaati oleh
akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. TUJUAN
b. Dapat membedakan antara kegagalan bisnis, kegagalın audit, dan resiko bisnis.
Kegagalan bisnis (business failure) terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu
mengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapan para investor karena keadaan
ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk., atau
persaingan yang tak terduga dalam industry itu.
Setiap orang yang menawarkan jasa kepada orang lain dan yang dipekerjakan
memiliki kewajiban untuk menggunakan keahlian yang dimilikinya dalam
melakukan pekerjaan secara hati-hati dan tekun. Dalam semua pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus itu, bila seseorang menawarkan jasanya, dia sudah
memahami bahwa ia mengumumkan kepada publik bahwa ia memiliki keahlian
yang umumnya dimiliki orang lain yang menangani pekerjaan tersebut, dan bila ia
berpura-pura memiliki keahlian itu dan orang lain tahu, ia sudah melakukan
penipuan terhadap setiap orang yang mempekerjakan ia menyangkut profesi
publiknya. Tetapi tidak seorang pun, baik yang terlatih maupun tidak,
menjalankan tugas yang ia perkirakan bisa berhasil tanpa kesalahan sedikitpun. Ja
bekerja dengan keyakinan dan intergritas yang baik, tetapi bukannya tanpa
kesalahan dan ia bertanggung jawab kepada pemberi kerja atas kecerobohan, niat
buruk, atau ketidakjujuran, tetapi bukan untuk konsekuensi kerugian yang semata-
mata akibat kekeliruan penilaian.
Para partner mungkin juga bertanggung jawab atas pekerjaan orang yang
mereka andalkan menurut UU Keagenan. Tiga kelompok auditor yang paling
mungkin diandalkan adalah para karyawan, kantor akuntan publik lain yang
ditugaskan untuk melakukan sebagian pekerjaan, dan para spesialis yang
dihubungi untuk menyediakan informasi teknis. Jika seorang karyawan
melaksanakan audit yang tidak memadai, partnernya dapat ikut bertanggung
jawab atas kinerja karyawan tersebut.
1. kelalaian biasa. Tidak adanya Perhatian yang layak yang dapat diharapkan dari
seseorang dalam suatu situasi. Bagi auditor, ini berarti apa yang seharusnya
dilakukan oleh auditor kompeten lainnya dalam situasi yang sama.
2. kelalaian besar, Tidak ada perhatian sama sekali, setara dengan perilaku
ceroboh, yang dapat diperkirakan dari seseorang. Beberapa negara bagian tidak
membedakan antara penipuan biasa dan penipuan besar.
penipuan konstruktif, Adanya kelalaian yang ekstrem atau luar biasa sekalipun.
tidak ada maksud untuk menipu atau merugikan. Penipuan konstruktif juga
disebut kecerobohan. Kecerobohan dalam kasus audit terjadi jika auditor
mengetahui bahwa audit yang memadai tidak dilakukan tetapi tetap menerbitkan
pendapat, sekalipun tidak ada maksud untuk menipu pemakai laporan.
Syarat yang berkaitan dengan hukum kontrak
1. pelanggaran kontrak, Kegagalan dari satu atau kedua pihak yang terlibat
dalam kontrak untuk memnuhi persyaratan kontrak. Salah satu contohnya
adalah kegagalan kantor akuntan untuk mengembalikan SPT pajak pada
tanggal yang telah ditentukan. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan yang
ditetapkan dalam kontrak dikatakan mempunyai privity of contract.
2. manfaat pihak ketiga, Pihak ketiga yang tidak mempunyai privity of contract
tetapi dikenal oleh pihak-pihak yang mengontrak dan bermaksud untuk
mempunyai hak serta manfaat tertentu menurut kontrak. Contoh yang umum
adalah bank.
Syarat-syarat lain:
5. Kewajiban kriminal.
4. Respon Profesi Terhadap Kewajiban Hukum
AICPA dan profesi secara keseluruhan dapat melukukan sejumlah hal untuk
mengurangi risiko para praktisi terken tuntutan hukum:
1. Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau ligitasi yang tidak terpuji
2. Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para
pemakai dengan lebih baik
3. Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing.
1. Kesimpulan