Kesadaran para pemakai laporan keuangan yang semakin meningkat akan tanggung
jawab akuntan publik.
Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan dari pihak yang dirugikan terhadap
siapa saja yang dapat memberikan kompensasi, tanpa melihat siapa yang salah, bersama
dengan beberapa doktrin tentang kewajiban (sering disebut konsep kewajiban deep
pocket)
Keputusan pengadilan menyangkut ganti rugi yang besar pada beberapa kasus melawan
akuntan publik telah mendorong para pengacara untuk memberikan pelayanan hukum
atas dasar fee kontijen. Kesepakatan ini menawarkan keutungan kepada pihak yang
dirugikan bila tuntutannya berhasil, dan kerugian yang minimum bila tuntutannya tidak
berhasil.
Banyak kantor akuntan publik lebih memilih menyelesaikan masalah hukum di luar
pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas yang
merugikan, ketimbang menyelesaikannya melalui proses pengadilan.
Kesulitan yang dihadapi hakim dan juri dalam memahami serta menginterpretasikan
masalah teknis akuntansi dan auditing.
Tidak ada perhatian sama sekali, setara dengan perilaku ceroboh, yang
dapat diperkirakan dari seseorang. Beberapa Negara bagian tidak
membedakan antara penipuan biasa dan penipuan besar.
- Penipuan konstruktif
Adanya kelalaian yang ekstrem atau luar biasa sekalipun tidak ada
maksud untuk menipu atau merugikan. Penipuan konstruktif juga
disebut kecerobohan. Kecerobohan dalam kasus audit terjadi jika
auditor mengetahui bahwa audit yang memadai tidak dilakukan tetapi
tetap menerbitkan pendapat, sekalipun tidak ada maksud untuk menipu
pemakai laporan.
- Penipuan
Terjadi bila suatu salah saji telah dilakukan dan auditor sama-sama
mengetahui adanya kesalahan itu dan juga adanya maksud untuk
menipu.
Kegagalan dari satu atau dua pihak yang terlibat dalam kontrak untuk
memenuhi persyaratan kontrak. Salah satu contohnya adalah kegagalan
kantor akuntan untuk mengembalikan SPT pajak pada tanggal yang
telah ditentukan. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan yang
ditetapkan dalam kontrak dikatakan mempunyai privity of contract.
Pihak ketiga tidak mempunyai privity of contract tetapi dikenal oleh
pihak-pihak yang mengontrak dan bermaksud untuk mempunyai hak
serta manfaat tertentu menurut kontrak. Contoh yang umum adalah
bank, yang mempunyai piutang pinjaman yang besar pada tanggal
neraca dan meminta audit sebagai bagian dari perjanjian pinjaman.
Syarat-syarat lain
- Common law
- UU Statuter
Sumber Kewajiban
- Kewajiban kepada klien
- Kewajiban kriminal
persyaratan kerahasiaan bagi para akuntan publik. Kewajiban yang umum akibat tuntutan
hukum klien melibatkan klaim bahwa auditor tidak dapat menemukan pencurian oleh
karyawan akibat kelalaian dalam melaksanakan audit. Tuntutan hukum ini dapat menjadi
pelanggaran kontrak, tindakan yang merugikan akibat kelalaian, atau keduanya. Dalam audit,
kegagalan untuk memenuhi standar auditing sering dianggap sebagai bukti yang jelas tentang
kelalaian.
Kantor akuntan publik biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari empat
pembelaan bila ada tuntutan hukum oleh klien, yaitu: tidak ada tugas yang harus
dilaksanakan, pelaksanaan kerja tanpa kelalaian, kelalaian kontribusi, dan ketiadaan
hubungan timbal balik (sebab-akibat).
Tidak ada tugas yang harus dilaksanakan jasa berarti bahwa kantor akuntan publik
mengklaim bahwa tidak ada kontrak yang tersirat ataupun yang dinyatakan secara jelas.
Sebagai contoh, kantor akuntan publik dapat mengklaim bahwa salah saji tidak dapat
diungkap karena kantornya hanya melakukan jasa review, bukan audit.
Doktrin Ultramares
Kasus audit utama yang mengawali kewajiban terhadap pihak ketiga adalah Ultramares
Corporation vs. Touche (1931). Kasus ini membentuk suatu doktrin yang dikenal sebagai
doktrin Ultramares, bahwa kelalaian biasa tidak cukup untuk menimbulkan kewajiban
terhadap pihak ketiga karena tidak adanya privity of contract antara pihak ketiga dengan
auditor, kecuali pihak ketiga adalah penerima manfaat utama.
Foreseen Users
penghilangan angka dalam laporan keuangan yang telah diaudit yang disertakan dlam
laporan pendaftaran.
Pemakai pihak ketiga tidak mempunyai beban untuk membuktikan bahwa mereka
mengandalkan laporan keuangan atau bahwa auditor telah lalai atau menipu dalam
melakukan audit. Pemakai hanya harus membuktikan bahwa laporan keuangan yang
telah diaudit mengandung salah saji yang material.
Auditor berkewajiban menunjukan pembelaanya bahwa (1) audit yang memadai telah
dilakukan atau (2) seluruh atau sebagian dari kerugian penggugat disebabkan oleh
faktor-faktor selain laporan keuangan yang menyesatkan.
pantas. Dalam tahun-tahun terakhir, SEC telah menonaktifkan untuk sementara sejumlah
anggota akuntan publik individual dari kegiatan audit terhadap klien SEC. Demikian
juga, SEC telah melarang beberapa kantor akuntan publik untuk menerima klien SEC
yang baru selama periode tertentu, misalnya 6 bulan.
G. KEWAJIBAN KRIMINAL
Cara para akuntan publik dapat dianggap bertanggung jawap adalah menurut kewajiban
kriminal bagi akuntan. Akuntan publik dapat disalahkan karena tindakan kriminal menurut
hukum federal ataupun negara bagian. Menurut hukum negara bagian, undang-undang yang
paling mungkin diberlakukan adalah Uniform Securities Act yang serupa dengan sebagian
peraturan SEC.
Sepanjang sejarah, salah satu kasus tindakan kriminal terkenal yang melibatkan akuntan
publik adalah United States vs Simon, yang terjadi pada tahun 1969. Dalam kasus ini, tiga
auditor dihukum karena menyerahkan laporan keuangan yang palsu milik klien kepada
pemerintah, dan ketiganya bersalah telah melakukan tindakan kriminal. Konsekuansinya pada
ketiga orang ini sangat besar. Mereka kehilangan sertifikat akuntan publiknya menurut
peraturan 501 dari kode perilaku profesional dan di paksa meninggalkan profesinya. Tiga
kasus kriminal lain setelah kasus Simon adalah:
1. Dalam kasus United States vs Natelli (1975), dua auditor dituduh melakukan tindakan
kriminal menurut UU tahun 1934 karena mengesahkan laporan keuangan National Student
Marketing Corporation yang memuat pengungkapan piutang usaha secara tidak memadai
2. Dalam kasus United States vs Weiner (1975) tiga auditor dituduh melakukan penipuan
saham sehubungan dengan audit mereka atas Equity Funding Corporation of America.
Penipuan ini sangat besar dan pekerjaan audit begitu tidak memadai, sehingga pengadilan
menyimpulkan bahwa seharusnya auditor menyadari adanya penipuan itu dan karenanya
mereka dinyatakan bersalah.
3. Dalam ESM Government Securities vs Alexander Grant (1986), manajemen
mengungkapkan kepada partner yang bertanggung jawab mengaudit ESM bahwa laporan
keuangan yang telah diaudit tahun sebelumnya mengandung salah saji yang material.
Dengan memeriksa secara periodik praktik dan prosedur kantor akuntan, AICPA dapat
mendidik para praktisi serta mengidentifikasi kantor akuntan yang tidak memenuhi
standar profesi.
Memberi sanksi kepada anggota karena perilaku dan kinerja yang tidak pantas
Suatu profesi harus mengawasi anggotanya sendiri. AICPA telah mencatat kemajuan
dalam menangani masalah kinerja akuntan publik yang kurang memadai, tetapi masih
diperlukan review yang lebih keras terhadap kegagalan yang telah dituduhkan.
Melobi perubahan UU
Sejak tahun 1990-an, beberapa perubahan pada UU negara bagian dan federal telah
berdampak positif bagi lingkungan hukum profesi. Sebagian besar negara bagian telah
merevisi UU yang mengizinkan kantor akuntan untuk berpraktik dalam bentuk organisasi
yang lain, termasuk organisasi dengan kewajiban terbatas yang memberkan sejumlah
perlindungan dari proses pengadilan.
kantor akuntan publik dalam melakukan audit, profesional muda ini harus memenuhi
syarat dan sangat terlatih. Supervisi atas pekerjaannya oleh profesional yang
berpengalaman dan memenuhi kualifikasi juga sangat penting.
Mempertahankan independensi
Independensi mempunyai arti yang lebih luas dari sekadar masalah keuangan. Dalam
kenyataannya, independensi membutuhkan sikap tanggung jawab yang terpisah dari
kepentingan klien. Banyak proses pengadilan terjadi akibat mengalahnya auditor
terhadap pernyataan atau tekanan klien. Auditor harus mempertahankan sikap skeptisme
yang sehat.
meningkat dalam jumlah besar akibat meningkatnya litigasi atau proses pengadilan,
asuransi kewajiban profesional masih tersedia bagi semua akuntan publik.
DAFTAR PUSTAKA
Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley. Auditing dan Jasa Assurance. Edisi
keduabelas, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2008.