Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KODE ETIK AKUNTANSI

Disusun oleh :

Akuntansi III C

1. Fara Arya Ghumaessha NPM: 4318500082


2. Sefi Anggraeni NPM: 4318500064
3. Wafiq Nur Azizah NPM: 4318500062

PROGRAM STUDY AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASAKTI
TEGAL
2019

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmatnya dalam
kesempatan yang bebahagia ini kita masih diberi nikmat dan karunia olehnya. Didalam
pembahasan makalah ini bertajuk seperti yang tertera di cover, dengan itu kami berfokus
dalam materi seperti yang akam kita bahas nanti.

Makalah yang tersusun ini sebagai tugas mata kuliah Auditing, dengan berbekal apa
yang ada dalam buku pembahasan yang telah kami ambil dari beberapa sumber. Selanjutnya
kami banyak berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah auditing, dan juga kepada
rekan-rekan semuanya yang telah ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih

Tegal, 19 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar………………………………………………………………………i

Daftar isi…………………………………………………………………………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...1

B.Rumusan Masalah………………………………………………………….……..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Keuangan……………………………………….……..2


B. Standar Auditing……………………………………………………….……2
C. Tipe-Tipe Laporan Audit……………………………………………….…...3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………..………..10

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
A. Latar Belakang

Kita hidup di masyarakat hukum. Saat ini auditor patut berhati-hati karena setiap
tindakan tidak terlepas apakah hal itu benar atau salah dapat dipersoalkan secara hukum dan
mungkin menimbulkan kerugian yang substansial.

Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya, termasuk audit, pajak,
konsultasi manajemen, dan pelayanan akuntansi, sehingga jika benar-benar terjadi kesalahan
yang diakibatkan oleh pihak akuntan publik dapat diminta pertanggungjawabannya secara
hukum.

Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggung jawab akuntan


public dapat manearik perhatian pihak-pihak yang terkait dengan pasar modal sehubungan
dengan tanggung jawab untuk melindungi kepentingan investor. Pemahaman terhadap hukum
tidaklah mudah mengingat pemahaman tersebut menuntut suatu kesadaran dari perilaku-
perilaku yang terlibat di dalamnya dan juga adanya kemungkinan interpretasi yang berbeda-
beda terhadap keberadaan suatu hukum.

Hal ini juga yang terjadi pada profesi akuntan publik di mana perilaku-perilaku yang
terlibat terkadang kurang memahami secara benar apa yang telah menjadi kewajiban yang
nantinya akan mempunyai konsekuensi terhadap hukum. Suatu pemahaman yang baik
terhadap hukum akan membawa profesi akuntan publik ke dalam praktek-praktek yang sehat,
yang dapat meningkatkan performance dan kredibilitas publik yang lebih baik. Sebaliknya
apabila akuntan publik kurang memahaminya pada iklim keterbukaan di era reformasi seperti
sekarang ini maka akan dapat membawa perkembangan fenomena ke dalam konteks yang lebih
luas pada publik yang sudah mulai berani melakukan tuntutan hukum terhadap berbagai
profesi termasuk profesi akuntan publik.

Dapat disimpulkan bahwa kewajiban hukum bagi seorang akuntan publik adalah
bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya sehingga jika memang terjadi kesalahan yang
diakibatkan oleh kelalaian pihak auditor.

Untuk itu dalam makalah ini, pemakalah menulis tentang hal-hal yang berhubungan
dengan kewajiban hukum yang harus diperhatikan dan ditaati oleh akuntan publik dalam
melaksanakan pekerjaannya.

B. Rumusan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewajiban Hukum


Kewajiban hukum bagi seorang auditor adalah bertanggung jawab atas setiap
aspek tugasnya sehingga jika memang terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian
pihak auditor, maka akuntan public dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum
sebagai bentuk kewajiban hukum auditor.

Faktor Adanya Kewajiban Hukum


1. Kesadaran para pemakai keuangan yang semakin meningkat akan tanggung jawab
akuntan public.
2. Kerumitan akan fungsi-fungsi auditing dan akuntansi yang disebabkan oleh
meningkatnya ukuran bisnis, globalisasi bisnis, dan kerumitan operasi bisnis serta
transaksi keuangan.
3. Banyak kantor akuntan public lebih memilih menyelesaikan masalah hukum
diluar pengadilan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas
yang merugikan, ketimbang menyelesaikannya melalui proses pengadilan.
4. Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan dari pihak yang dirugikan
terhadap siapa saja yang dapat memberikan kompensasi, tanpa melihat siapa yang
salah, bersama dengan beberapa doktrin tentang kewajiban.

B. Membedakan Antara Kegagalan Bisnis, Kegagalan Audit, dan Resiko Audit


 Kegagalan Bisnis
Terjadi apabila bisnis tersebut tida mampu mengembalikan pinjamannya atau
memenuhi harapan para investor karna keadaan ekonomi atau bisnis, seperti
resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau persaingan yang tak terduga
dalam industri itu.
 Kegagalan Audit
Terjadi apabila auditor mengeluarkan pendapat audit yang tidak benar karna
gagal memenuhi persyaratan standar audit. Contohnya adalah kantor yang
menugaskan asisten yang tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas audit
tertentu, dimana mereka gagal mnemukan salah saji yang material dalam catatan
klien yang seharusnya dapat ditemukan oleh auditor yang memenuhi syarat
 Resiko Audit
Merupakan kemungkinan bahaya auditor akan menyimpulkan, setelah
melaksanaan audit yang memadai, bahwa laporan keuangan telah dinyatakan
secara wajar, sedangkan dalam pernyataannya mengandng salah saji material.
Resiko audit tidak dapat dielakan, karena auditor mengumpulkan bukti atas
hanya dasar pengujian dank arena kecurangan yang disembunyikan dengan baik
sangat sulit dideteki. Seorang auditor mungkin saja menaati seluruh standar
auditing namun masih gagal mengungkapan salah saji yang material akibat
kecurangan.

C. Konsep-Konsep Hukum yang Mempengaruhi Kewajiban


1. Konsep orang yang bijak
Standar kemahiran ini sering disebut sebagai konsep orang bijak. Hal ini
dikemukakan dalam cooley On Torts sebagai berikut:
Setiap orang yang menawarkan jasa kepada orang lain dan yang dipekerjakan
memiliki kewajiban untuk menggunakan keahlian yang dimilikinya dalam melakukan
pekerjaan secara hati-hati dan tekun. Dalam semua pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus itu, bila seseorang menawarkan jasanya, dia sudah memahami bahwa
ia mengumumkan kepada public bahwa ia memliki keahlian yang umumnya dimiliki
orang lain yang menangani pekerjaan tersebut, dan bila ia berpura-pura memili
keahlian itu dan orang lain tau, ia sudah melakukan penipuan terhadap etiap orang
yang mempekerjakan ia menyangkut provesi publiknya. Tetaapi tidak seorangpun
baik yang terlatih maupun tudak, menjalankan tugas yang ia perkirakan bisa berhasil
tanpa kesalahan sedikitpun
2. Kewajiban atas tindakan pihak lain
Biasanya para partner atau para pemegang saham korporasi professional, memiliki
tanggung jawab bersama untuk mengambil tindaka perdataterhadap setiap pemilik.
3. Tidak adanya komunikasi istimewa
Menurut common law, akuntan public tidak berha menyembunyikan informasi dari
pengadilan dengan menyatakan bahwa informasi tesebut rahasia. Diskusi rahasia
antara klien dan auditor tidak dapat disembunyiikan dari pengadialan.
Beberapa negara bagian memiliki undang-undang yang mengijinkan komunikasi
istimewa atau rahasia antara klien dan auditor. Bahkan dalam hal inipun, niat yang
timbul pada saat komunikasi terjadi tetap merupakan rahasia. Seorang akuntan public
dapat menolak untuk bersaksi disuatu Negara bagian yang memiliki undang-undang
komunikasi istimewa. Namun keistimewaan ini tidak berlaku pada pengadilan
federal.

Syarat-syarat Hukum yang Mempengaruhi Kewajiaban Akuntan Publik

 Syarat yang berkaitan dengan kelalaian dan penipuan


 Kelalaian biasa : Tidak adanya perhatian yang layak yang dapat
diharapkan dari seseorang dari situasi. Bagi auditor, ini berarti apa yang
seharusnya dilakukan oleh auditor kompeten lainya dalam situasi yang
sama.
 Kelalaian besar : Tidak ada perhatian sama sekali, setara dengan
perilaku ceroboh, yang dapat diperkirakan dari seseorang.
 Penipuan konstruktif : Adanya kelalaian yang ekstrem atau luar
biasa sekalipun tidak ada maksud untuk menipu atau merugikan.
Penipuan konstruktif juga disebut kecerobohan. Kecerobohan dalam
kasus audit terjadi jika auditor mengetahui bahwa audit yang memadai
tidak dilakukan tetapi tetap menerbitkan pendapat, sekalipun tidak ada
maksud untuk menipu pemakai laporan.
 Penipu : Terjadi bila suatu salah saji telah dilakukan dan auditor
sama-sama mengetahui adanya kesalahan itu dan juga adanya maksud
untuk menipu.
 Syarat yang berhubungan dengan hukum kontrak
 Pelanggaran kontrak: Kegagalan dari satu atau kedua pihak yang
terlibat dalam kontrak untuk memenuhi persyaratan kontrak. Salah satu
contohnya adalah kegagalan kantor akuntan untuk mengembalikan SPT
pajak pada tanggal yang telah ditentukan. Pihak-pihak yang mempunyai
hubungan yang ditetapkan dalam kontrak dikatakan mempunyai privity of
Contrac
 Manfaat Pihak Ketiga: Pihak ketiga yang tidak memiliki privity of
contrac tetapi dikenal oleh pihak-pihak yang mengontrak dan bermaksud
untuk mempunyai hak serta manfaat tertentu menurut kontrak. Contoh
yang umum adalah Bank, yang mempunyai piutang pinjaman besar pada
tanggal neraca dan meminta audit sebagai bagian dari perjanjian
pinjaman. Meskipun kontrak penugasan audit adalah antara klien dan
kantor akuntan, kedua pihak sadar bahwa bank akan mengandalkan
laporan keuangan yang telah diaudit

Anda mungkin juga menyukai