Kelas : Akuntansi 2 C
Npm : 4318500062
BADAN HUKUM
PT, KOPERSI DAN YAYASAN
BADAN HUKUM PT
Karena perusahaan berbadan hukum maka sangat mutlak perlu membuat akte perusahaan
Anda. Biasanya akte ini berisi informasi tentang nama perusahaan, bergerak di bidang apa,
nama para pemilik modal, modal dasar, modal disetor, pengurus perusahaan seperti siapa
direktur utama, direktur, dan para komisaris.
Ini Anda dapatkan dari kantor kelurahan atau kantor kepala desa di mana perusahaan Anda
berdomisili. Berdasarkan surat ini, Camat mengeluarkan surat keterangan yang sama.
Untuk mendapatkan surat keterangan domisili, Anda memerlukan salinan akte perusahaan
Anda. Selain itu, petugas kelurahan kadang atau sering juga menanya apakah tempat usaha
disewa atau milik sendiri. Bila disewa, mereka menanya copy perjanjian sewa menyewa. Bila
milik sendiri, mereka meminta copy sertifikat tanah dan IMB. Kadang, ada juga yang minta
copy bukti bayar PBB- apakah sudah lunas atau tidak.
Biasanya, mengurus sk domisili dipungut biaya administrasi. Biaya administrasi ini bervariasi
dari satu kelurahan ke kelurahan lain,
Untuk mendapatkan ini, diperlukan salinan akte perusahaan dan Surat Keterangan Domisili.
TDP merupakan bagian dari proses pendirian perusahaan. Biasanya ini diurus setelah Anda
mendapatkan SIUP. Pada pemda tertentu, Anda dapat mengurus SIUP dn TDP sekaligus.
Persyaratannya relatif sama untuk berbagai daerah.
Pamakaian nama perusahaan untuk badan hukum Perseroan Terbatas harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Menteri untuk bisa digunakan.
Nama Perseroan didahului dengan frase Perseroan Terbatas atau disingkat PT. Khusus untuk
Perseroan terbuka selain didahului nama PT dibelakangnya nama Perseroan juga ditambah
singkatan Tbk.
Perseroan Terbatas sebagai salah satu badan usaha yang berbentuk badan hukum memiliki
dasar hukum yang jelas tentang tatacara pendirian, perubahan serta pembubaran
perseroan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Setiap pendirian perseroan terbatas atau perubahan anggaran dasarnya harus mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI.
Jenis Perusahaan
PT non Fasilitas
PT Fasilitas PMA
PT Fasilitas PMDN
PT Persero BUMN
PT Perbankan
Modal perseroan terbatas terdiri dari Modal Dasar, Modal ditempatkan dan Modal disetor
yang disebutkan dengan jelas didalam Akta Pendirian, dengan ketentuan jumlah modal dasar
minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
Ketentuan Jumlah modal tersebut dapat lebih besar untuk bidang usaha tertentu atau untuk
bidang dalam rangka penanaman modal asing (PMA) sesuai peraturan atau undang-undang
yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut.
Perseroan terbatas memiliki pemegang saham yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih pemegang
saham baik atas nama peroangan atau atas nama badan usaha yang disebutkan dengan jelas
didalam akta pendirian atau perubahannya.
Negara asing
Badan usaha Indonesia
Karakteristik pengurus
Perseroan terbatas memilki minimal 2 (dua) orang pengurus yang terdiri dari Dewan Direksi
dan Komisaris yang diangkat dan ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Keputusan tertinggi didalam Perseroan berada ditangan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Koperasi adalah badan usaha yang berbadan hukum yang kegiatan usahanya mempunyai
ruang gerak lebih dari Perseroan Terbatas, yaitu selain Perdagangan Umum dan Jasa,
Koperasi bisa memiliki kegiatan Usaha Simpan Pinjam yang mirip perbankan, hanya saja
Koperasi tidak boleh mengadakan kegiatan tersebut selain untuk anggotanya.
Undang-undang mengenai Perkoperasian yang menjadi acuan Pendirian Badan Hukum
Koperasi adalah Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, kini
dihapuskan dengan munculnya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 yang baru. Dahulu
Anggaran Dasar Koperasi dibuat oleh Pejabat Kementrian Koperasi, tetapi sejak adanya
Keputusan Menteri nomor 98 tahun 2004, tugas tersebut dialihkan ke Notaris yang diangkat
sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi.
Kini dengan UU No. 17 tersebut Koperasi cenderung mengarah ke kekuatan modal, atau
banyak yang menyebutnya dengan kapitalis. Koperasi kini hanya boleh menjalankan satu
jenis usaha, terkait dengan penjenisan usaha yang sebenarnya kurang efektif tersebut,
koperasi dibagi dalam 4 jenis, yaitu :
1. Koperasi Produsen
2. Koperasi Konsumen
3. Koperasi Jasa
4. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi hanya terdapat dua jenjang, yaitu Koperasi Primer di mana anggotanya orang per
orang dan Koperasi Sekunder yang anggotanya minimal 3 Badan Hukum Koperasi.
Sedangkan Skala Koperasi dibagi atas 3, yaitu :
Koperasi skala Nasional, di mana anggota-anggotanya mewakili lebih dari 3 propinsi dan
memiliki jumlah anggota sebanyak 120 orang (kebijakan Deputi bid. Kelembagaan Koperasi)
dan dalam pembentukannya boleh diwakili dengan quorum 61 orang. Pengesahan Badan
Hukumnya dilakukan oleh Menteri Koperasi.
Koperasi skala Propinsi, di mana anggota-anggotanya minimal 20 orang dan hanya terdapat
di satu propinsi. Pengesahan Badan Hukumnya dilakukan oleh Kepala Dinas Koperasi dan
Perdagangan atas nama Menteri.
Status Badan Hukum badan hukum koperasi di sahkan oleh kementrian koperasi republik
indonesia melalui kantor dinas koperasi kabupaten atau propinsi.Tergantung wiayah kerja
koperasi tersebut.Jika koperasi tersebut hanya beroperasi di satu kabupaten atau kota maka
cukup di sahkan oleh dinas koperasi setempat.Jika ingin beroperasi secara nasianal maka bisa
mengajukan badan hukum koperasi nasional langsung di kementerian koperasi.
Pengertian badan hukum koperasi adalah pengesahan bahwa koperasi tersebut telah sah dan
legal berdiri sebagai sebuah koperasi yang tercatat di notaris dan di sahkan oleh kementerian
koperasi.
Yang mengatur tata cata pengajuan badan hukum koperasi termuat dalam uu koperasi no 25
tahun 1992 pasal 9,10,11,12,13 dan 14.
Pasal 9 berbunyi
Koperasi memperoleh status badan hokum setelah akta pendiriannya disahkan oleh
pemerintah artinya badan hukum baru di berikan setelah akta pendiriannya di sahkan oleh
pemerintah.
.
Pasal 10 berbunyi
1.Untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9, para pendiri
mengajukan permintaan secara tertulis disertai akta pendirian Koperasi.
Jadi pendiri koperasi mengajukan permohonan badan hukum ke dinas koperasi setempat di
lengkapi dengan akta pendirian.
2.Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
setelah diterimanya permintaan pengesahan.
Pasal 11 berbunyi
1.Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak ,alasan penolakan diberitahukan
kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
diterimanya permintaan.
Jadi jika pengajuannya di tolak maka pendiri koperasi dapat mengajukan badan hukum lagi
dengan memperbaiki berkas
pengajuan yang salah.
3.Kuputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling
lama 1(satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang .
Pasal 12 berbunyi
1.Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Rapat Anggota .Jadi pengurus tidak bisa
merubah anggaran dasar secar sepihak tanpa persetujuan anggota koperasi.
Pasal 13 berbunyi
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan atau penolakan pengesahan akta
pendirian ,dan perubahan Anggaran Dasar Sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, pasal 10,
pasal 11, dan pasal 12 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 14 berbunyi
1. Untuk keperluan pengembangan dan atau efisiensi usaha ,satu Koperasi atau lebih dapat:
a. menggabungkan diri menjadi satu dengan Koperasi lain ,atau
b. bersama Koperasi lain meleburkan diri dengan membentuk Koperasi baru .
Jadi koperasi bisa merjer dengan koperasi lainnya untuk meningkatkan pelayanan maupun
menguatkan modal.
2.Penggabungan atau peleburan dilakukan dengan persetujuanRapat Anggota masingmasing
Koperasi.
Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan koperasi.
Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan
Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara
Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara
efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.
Dalam pelaksanaan rapat pendirian koperasi, minimal harus membahas agenda sebagai
berikut.
· Latar belakang pendirian koperasi
· Maksud dan tujuan pendirian koperasi
· Meminta persetujuan pendirian koperasi kepada peserta rapat
· Perumusan dan penjelasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Dalam
anggaran dasar sekurang kurangnya membuat hal-hal, seperti daftar nama pendiri, nama
dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan bidang usaha, ketentuan menganai
keanggotaan, rapat anggota, pengelolaan, permodalan, jangka waktu berdirinya,
pembagian sisa hasil usaha, dan mengenai sanksi-sanksi.
· Penetapan orang-orang yang menandatangani akta pendirian koperasi
· Pemilihan dan pengangkatan pengurus dan pengawas koperasi
Yayasan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yaitu:
“Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial keagamaan dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota”.
Yayasan adalah sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan dan
keagamaan. Yayasan memiliki kekayaan tersendiri dari berbagai macam sumber. Yayasan ini
sifatnya tidak memiliki anggota. Menilik dari tujuannya, yayasan tidak mencari profit atau
keuntungan. Yayasan selanjutnya memiliki kewenangan untuk mendirikan sebuah atau
beberapa buah badan usaha sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh yayasan.
Sebagai badan hukum yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan
sebagian harta kekayaan pendirinya sebesar kekayaan awal sesuai dengan Pasal 9 Undang -
Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Adapun yang dimaksud sebagai orang
dalam ketentuan tersebut di atas, dalam penjelasannya dikatakan bahwa yang dimaksud
dengan orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.
Disamping itu yayasan juga dapat didirikan berdasarkan surat wasiat [Pasal 9 ayat (3)
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001]. Disini penerima wasiat bertindak mewakili pemberi
wasiat [Pasal 10 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001]. Pendirian yayasan
berdasarkan wasiat harus dilaksanakan karena bila tidak dilaksanakan, maka pihak yang
berkepentingan dapat meminta pengadilan pemerintah, ahli waris atau penerima wasiat yang
bersangkutan untuk melaksanakan wasiat tersebut [Pasal 10 ayat (3) Undang-undang Nomor
16 Tahun 2001].
Pendirian yayasan dilakukan dengan Akta Notaris dan dibuat dalam Bahasa Indonesia, hal ini
sudah ditentukan tegas dalam Pasal 9 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001,
sehingga pembuatan akta secara notarial adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi dengan
memenuhi segala ketentuan notaris dalam pembuatan akta, baik pembacaan, waktu, wilayah
kewenangan notaris maupun penandatanganan.
Sebagai badan hukum sudah tentu Yayasan memiliki kekayaan yang tersendiri, dipisahkan
dari para pendiri sebagaimana disimpulkan yang dapat ditarik pada ketentuan Pasal 1
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan kemudian ditekankan lagi bahwa
yayasan tidak mempunyai anggota. Hal ini dianggap sudah cukup jelas oleh pembuat undang-
undang sehingga tidak perlu dijelaskan lebih lanjut dalam penjelasan ini.
Sebagaimana sudah diuraikan pada penjelasan di atas, yayasan tidak mempunyai anggota.
Individu yang bekerja di dalam yayasan baik pendiri, pembina, pengurus dan pengawas
bukanlah anggota. Karena kondisinya yang tidak mempunyai anggota, akibatnya tidak ada
keuntungan yang diperoleh yayasan dibagikan kepada para pembina, pengurus maupun
pengawas, hal ini secara tegas ditentukan dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-undang Nomor 16
Tahun 2001 yang berbunyi: “Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada
pembina pengurus dan pengawas”.
Demikian juga ditentukan lebih lanjut dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001
yang menyebutkan: “Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain
yang diperoleh yayasan berdasarkan undang-undang ini dilarang dialihkan atau dibagikan
secara langsung atau tidak langsung kepada pembina, pengurus, dan pengawas, karyawan
atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap yayasan.”
Keuntungan yang didapat oleh yayasan dalam menjalankan usahanya tersebut digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditentukan oleh para pendiri pada saat pendirian
yayasan tersebut.
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang di pisah dan di peruntukan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusian, yang tidak
mempunyai anggota. Badan hukum yayasan lahir setelah akta pendirian di sahkan oleh
menteri hukum dan hak asasi manusia (MENHUKHAM). Adapun syarat-syarat formal
pendirian badan hukum yayasan, yang dibahas dalam undang-undang Pasal 9 ayat (4) dan
ayat (5) UUY Jo Pasal 15 PP No 63/2008, adalah:
FC NPWP Yayasan
Bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama yayasan atau pernyataan
tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang di pisahkan sebagai
kekayaan awal mendirikan yayasan
Sementara syarat bagi Orang Asing yang akan mendirikan Yayasan di Indonesia, selain syarat
diatas ada beberapa tambahan seperti:
Pembinaan olahraga
Studi banding
Kegiatan usaha (pT) yang didirikan yayasan sesuai dangan maksud dan tujuan
yayasan
Organ yayasan tidak boleh merangkap sebagai direksi dan komisaris pada
badan usaha (PT) Yang di dirikan.
Peraturan penutup
Identitas pendiri, pembina, pengurus,dan pengawas
Perubahan Anggaran Dasar dalam Yayasan diperbolehkan asal tidak mengubah maksud dan
tujuan. Perubahan tersebut harus berdasarkan mufakat rapat pembina atau persetujuan 2/3
anggota Pembina. Untuk perubahan nama dan kegiatan Yayasan harus didasarkan atas
keputusan MENHUKHAM, sementara untuk perubahan selain dua hal tersebut hanya cukup
memberikan surat pemberitahuan kepada MENHUKHAM atas persetujuan kurator. Sebuah
Yayasan juga tidak boleh membagikan hasil usaha dan kekayaannya kepada Pembina dan
pengurus.
Organ dalam sebuah Yayasan meliputi:
Kewenangan Pembina
Kewenangan Pengurus
Wajib dengan etikad baik dan tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
Berhak mewakili yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dengan
pembatasan sebagai berikut:
Membeli atau dengan cara lain mendapat/memperoleh harta tetap atas nama
yayasan
Menjual atau dengan cara lain melepaskan harta kekayaan serta mengagunkan/
membebani kekayaan yayasan
Kewenangan Pengawas
Wajib dengan etikad baik dan tanggung jawab menjalankan tugas pengawasan
untuk kepentingan yayasan
Memeriksa dokumen
Sanksi terhadap Yayasan yang melakukan pelanggaran adalah Pidana penjara tahun, jika
melanggar pasal 5 UUY , kemudian Pidana tambahan berupa kewajiban mengembalikan
uang, barang atau kekayaan yayasan yang dibagikan.
Perkumpulan
Perkumpulan adalah sekumpulan orang, didirikan untuk mewujudkan kesamaan maksud dan
tujuan tertentu dan atau di bidang sosial, dan atau kemanusian dan tidak membagikan
keuntungan kepada anggotanya. adapun syarat pendirian perkumpulan sebagai berikut:
Asli salinan akta pendirian perkumpulan. adapun isi akta tersebut;
Jangka waktu
Jumlah kekayaan
Keanggotaan