Anda di halaman 1dari 19

Nama : Wafiq Nur Azizah

Kelas : Akuntansi 2 C
Npm : 4318500062

BADAN HUKUM
PT, KOPERSI DAN YAYASAN

BADAN HUKUM PT

PENGERTIAN PT (Perseroan Trbatas)


Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut (“Perseroan”), adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan berdasar perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya”
Suatu Perseroan sebagai badan hukum didirikan berdasarkan “perjanjian”, dimana pendirian
Perseroan yang merupakan persekutuan modal di antara pendiri dan/atau pemegang saham,
harus memenuhi hukum perjanjian yang diatur dalam Buku Ketiga Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata (“KUH Perdata”), khususnya Bab Kedua, Bagian Kesatu tentang Ketentuan
Umum Perjanjian (Pasal 1313-1319 KUH Perdata) dan Bagian tentang Syarat-Syarat Sahnya
Perjanjian (Pasal 1320-1337 KUH Perdata), serta Bagian Ketiga tentang Akibat Perjanjian
(Pasal 1338-1341 KUH Perdata)
Untuk mendapatkan status sebagai BADAN HUKUM, anggaran dasar Perseroan
Terbatas (PT) harus mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum & HAM RI

STATUS PT BELUM BERBADAN HUKUM


PT yang sudah didirikan dan belum meperoroleh pengesahan dari Menteri disebut sebagai PT
yang belum berbadan hukum.
Perbuatan hukum atas nama perseroan yang belum memperoleh status badan hukum, hanya
boleh dilakukan oleh semua anggota Direksi bersama-sama semua pendiri serta semua
anggota Dewan Komsisaris Perseroan dan mereka semua bertanggung jawab secara tanggung
renteng atas perbuatan hukum tersebut.
Dalam hal perbuatan sebagaimana tersebut dilakukan oleh para pendiri atas nama perseroan
yang belum memperoleh status badan hukum, perbuatan hukum tersebut menjadi tanggung
jawab pendiri yang bersangkutan dan tidak mengikat Perseroan.

STATUS PT SUDAH BERBADAN HUKUM


PT yang didirikan dan sudah memperoleh pengesahan dari Menteri sesuai dengan Undang-
Undang nomor 40 tahun 2007 disebut sebagai badan hukum.
Setelah mendapatkan statusnya sebagai Badan Hukum, maka Pemegang Saham Perseroan
tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan dan
tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki.
PT mendapatkan statusnya sebagai badan hukum pada tanggal dikeluarkan Surat Keputusan
Menteri.
DATA YANG DIPERLUKAN DALAM MENDIRIKAN PT
1. Opsi Nama Perusahaan (Minimal 3)
2. Bidang Usaha
3. Domisili Perusahaan
4. Nama-Nama Pemegang Saham & KTP
5. Komposisi Pemegang Saham
6. Modal Dasar Perusahaan(Minimal Rp51.000.000)
7. Modal Disetor (Minimal Rp51.000.000)
8. Susunan Direksi dan Komisaris
9. KTP Direktur dan Komisaris
10. NPWP Direktur
11. Fasfoto 3x4 2 lembar

6 LANGKAH UTAMA DALAM PROSES MENDIRIKAN PT

1. MEMBUAT AKTE PERUSAHAAN

Karena perusahaan berbadan hukum maka sangat mutlak perlu membuat akte perusahaan
Anda. Biasanya akte ini berisi informasi tentang nama perusahaan, bergerak di bidang apa,
nama para pemilik modal, modal dasar, modal disetor, pengurus perusahaan seperti siapa
direktur utama, direktur, dan para komisaris.

2. MENDAPATKAN SURAT KETERANGAN DOMISILI USAHA

Ini Anda dapatkan dari kantor kelurahan atau kantor kepala desa di mana perusahaan Anda
berdomisili. Berdasarkan surat ini, Camat mengeluarkan surat keterangan yang sama.

Untuk mendapatkan surat keterangan domisili, Anda memerlukan salinan akte perusahaan
Anda. Selain itu, petugas kelurahan kadang atau sering juga menanya apakah tempat usaha
disewa atau milik sendiri. Bila disewa, mereka menanya copy perjanjian sewa menyewa. Bila
milik sendiri, mereka meminta copy sertifikat tanah dan IMB. Kadang, ada juga yang minta
copy bukti bayar PBB- apakah sudah lunas atau tidak.
Biasanya, mengurus sk domisili dipungut biaya administrasi. Biaya administrasi ini bervariasi
dari satu kelurahan ke kelurahan lain,

3. MENGURUS NPWP PERUSAHAAN

Untuk mendirikan aperusahaan, NPWP perusahaan adalah mutlak. Untuk mendapatkan


NPWP, Anda memerlukan salinan akte perusahaan dan surat keterangan domisili.
Ada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah tertentu meminta copy SK Menteri tentang
Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan. Ada juga yang hanya meminta akte dan sk domisili.
Biasanya pembuatan NPWP hanya butuh 1/2 jam. Bila Anda memasukkan berkas di pagi hari
ke kantor pajak, pagi itu juga Anda bisa mendapat NPWP.

4. MENDAPAT SK PENGESAHAN AKTE PENDIRIAN PERUSAHAAN DARI


DEP.HUKUM DAN HAM

Untuk mendapatkan ini, diperlukan salinan akte perusahaan dan Surat Keterangan Domisili.

5. MENGURUS SIUP (SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN)

Mengurus SIUP relatif sama di berbagai tempat.


SIUP merupakan bagian dari proses mendirikan PT agar perusahaan Anda bisa beroperasi.

6. MENGURUS TDP (TANDA DAFTAR PERUSAHAAN)

TDP merupakan bagian dari proses pendirian perusahaan. Biasanya ini diurus setelah Anda
mendapatkan SIUP. Pada pemda tertentu, Anda dapat mengurus SIUP dn TDP sekaligus.
Persyaratannya relatif sama untuk berbagai daerah.

KETENTUAN UNTUK MENDIRIKAN PERUSAHAAN (PT)

NO KETENTUAN MENDIRIKAN PERUSAHAAN (PT)


1 Dapat didirikan oleh warga negara Indonesia atau warga negara asing. Jumlah pendiri
perusahaan minimal 2 (dua) orang. Warga Negara Asing hanya diperbolehkan menjadi
pendiri perusahaan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA)
Para pendiri harus mengambil bagian saham dengan menempatkan dan menyetorkan
2 modal sebagai Pemegang Saham untuk pertama kali pada saat perseroan terbatas
didirikan.
Selain sebagai Pemegang Saham, para pendiri perusahaan juga dapat diangkat dan
3
ditetapkan sebagai Pengurus yakni sebagai Direktur atau Komisaris.
Memiliki modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor yang besarnya ditentukan
4
oleh para pendiri perusahaan.
Pemakaian nama perusahaan tidak boleh menggunakan nama perusahaan yang telah
5 dipakai secara sah oleh Perseroan lain. Pemakaian nama Perseroan Terbatas harus
mendapatkan persetujuan dari Menteri.
Pengurus perusahaan minimal berjumlah 2 (dua) orang yang terdiri dari seorang
6 Direktur dan seorang Komisaris. Apabila lebih maka salah satu dapat diangkat menjadi
Direktur Utama atau Komisaris Utama.
Perusahaan harus berkedudukan dan memiliki kantor pusat di kota/kabupaten di
wilayah Republik Indonesia. Tempat usaha sebagai kantor harus berada dilingkungan
7
komersial seperti Gedung Perkantoran, Pertokoan, RUKO/RUKAN atau tempat lain
yang diperuntukan sebagai tempat usaha.
Perusahaan memiliki maksud dan tujuan perusahaan yang jelas serta tidak bertentangan
8
dengan Hukum dan Peraturan yang berlaku di Indonesia.
Pendirian perusahaan harus dibuat dengan akta otentik oleh Notaris yang berwenang
9
yang memuat anggaran dasar perseroan terbatas.
Anggaran dasar perseroan terbatas tersebut harus mendapatkan pengesahan dari Menteri
10 Hukum dan HAM RI sesuai dengan Undang-Undang PT Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.

Perseroan Terbatas sebagai Badan Hukum memiliki salah


satu Karakteristik Perusahaan pada pemakaian nama perusahaan yang
tidak sama dengan yang lain.

Pamakaian nama perusahaan untuk badan hukum Perseroan Terbatas harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Menteri untuk bisa digunakan.
Nama Perseroan didahului dengan frase Perseroan Terbatas atau disingkat PT. Khusus untuk
Perseroan terbuka selain didahului nama PT dibelakangnya nama Perseroan juga ditambah
singkatan Tbk.

Memiliki Dasar Hukum

Perseroan Terbatas sebagai salah satu badan usaha yang berbentuk badan hukum memiliki
dasar hukum yang jelas tentang tatacara pendirian, perubahan serta pembubaran
perseroan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Setiap pendirian perseroan terbatas atau perubahan anggaran dasarnya harus mendapatkan
pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM RI.

Jenis Perusahaan

Berdasarkan maksud dan tujuannnya, jenis perseroan terdiri dari ;

 PT non Fasilitas

 PT Fasilitas PMA

 PT Fasilitas PMDN

 PT Persero BUMN

 PT Perbankan

Karakteristik modal perusahaan

Modal perseroan terbatas terdiri dari Modal Dasar, Modal ditempatkan dan Modal disetor
yang disebutkan dengan jelas didalam Akta Pendirian, dengan ketentuan jumlah modal dasar
minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).
Ketentuan Jumlah modal tersebut dapat lebih besar untuk bidang usaha tertentu atau untuk
bidang dalam rangka penanaman modal asing (PMA) sesuai peraturan atau undang-undang
yang mengatur tentang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut.

Karakteristik pemegang saham

Perseroan terbatas memiliki pemegang saham yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih pemegang
saham baik atas nama peroangan atau atas nama badan usaha yang disebutkan dengan jelas
didalam akta pendirian atau perubahannya.

Kepemilikan saham perusahaan dapat dimiliki oleh;

 Warga negara Indonesia

 Warga negara asing

 Badan usaha milik negara Indonesia

 Negara asing
 Badan usaha Indonesia

 Badan usaha Asing

Karakteristik pengurus

Perseroan terbatas memilki minimal 2 (dua) orang pengurus yang terdiri dari Dewan Direksi
dan Komisaris yang diangkat dan ditetapkan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).

Keputusan tertinggi didalam perusahaan

Keputusan tertinggi didalam Perseroan berada ditangan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).

BADAN HUKUM KOPERASI


PENGERTIAN KOPERASI

Koperasi adalah badan usaha yang berbadan hukum yang kegiatan usahanya mempunyai
ruang gerak lebih dari Perseroan Terbatas, yaitu selain Perdagangan Umum dan Jasa,
Koperasi bisa memiliki kegiatan Usaha Simpan Pinjam yang mirip perbankan, hanya saja
Koperasi tidak boleh mengadakan kegiatan tersebut selain untuk anggotanya.
Undang-undang mengenai Perkoperasian yang menjadi acuan Pendirian Badan Hukum
Koperasi adalah Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, kini
dihapuskan dengan munculnya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 yang baru. Dahulu
Anggaran Dasar Koperasi dibuat oleh Pejabat Kementrian Koperasi, tetapi sejak adanya
Keputusan Menteri nomor 98 tahun 2004, tugas tersebut dialihkan ke Notaris yang diangkat
sebagai Notaris Pembuat Akta Koperasi.

Kini dengan UU No. 17 tersebut Koperasi cenderung mengarah ke kekuatan modal, atau
banyak yang menyebutnya dengan kapitalis. Koperasi kini hanya boleh menjalankan satu
jenis usaha, terkait dengan penjenisan usaha yang sebenarnya kurang efektif tersebut,
koperasi dibagi dalam 4 jenis, yaitu :
1. Koperasi Produsen
2. Koperasi Konsumen
3. Koperasi Jasa
4. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi hanya terdapat dua jenjang, yaitu Koperasi Primer di mana anggotanya orang per
orang dan Koperasi Sekunder yang anggotanya minimal 3 Badan Hukum Koperasi.
Sedangkan Skala Koperasi dibagi atas 3, yaitu :

Koperasi skala Nasional, di mana anggota-anggotanya mewakili lebih dari 3 propinsi dan
memiliki jumlah anggota sebanyak 120 orang (kebijakan Deputi bid. Kelembagaan Koperasi)
dan dalam pembentukannya boleh diwakili dengan quorum 61 orang. Pengesahan Badan
Hukumnya dilakukan oleh Menteri Koperasi.

Koperasi skala Propinsi, di mana anggota-anggotanya minimal 20 orang dan hanya terdapat
di satu propinsi. Pengesahan Badan Hukumnya dilakukan oleh Kepala Dinas Koperasi dan
Perdagangan atas nama Menteri.

Koperasi skala Kabupaten / Kotamadya, di mana anggota-anggotanya minimal 20 orang dan


hanya terdapat di satu kabupaten / kotamadya. Pengesahan Badan Hukumnya juga dilakukan
oleh Kepala Dinas Koperasi dan Perdagangan atas nama Menteri.
Akta Pendirian Koperasi memuat Anggaran Dasar (AD) Koperasi yang harus disahkan oleh
atau atas nama Menteri Koperasi untuk memperoleh status Badan Hukum. Koperasi dapat
membuat Anggaran Rumah Tangga (ART) dan/atau Peraturan Khusus untuk memfasilitasi
hal-hal yang belum diatur dalam AD.

STATUS BADAN HUKUM

Status Badan Hukum badan hukum koperasi di sahkan oleh kementrian koperasi republik
indonesia melalui kantor dinas koperasi kabupaten atau propinsi.Tergantung wiayah kerja
koperasi tersebut.Jika koperasi tersebut hanya beroperasi di satu kabupaten atau kota maka
cukup di sahkan oleh dinas koperasi setempat.Jika ingin beroperasi secara nasianal maka bisa
mengajukan badan hukum koperasi nasional langsung di kementerian koperasi.

Pengertian badan hukum koperasi adalah pengesahan bahwa koperasi tersebut telah sah dan
legal berdiri sebagai sebuah koperasi yang tercatat di notaris dan di sahkan oleh kementerian
koperasi.

Yang mengatur tata cata pengajuan badan hukum koperasi termuat dalam uu koperasi no 25
tahun 1992 pasal 9,10,11,12,13 dan 14.

Pasal 9 berbunyi

Koperasi memperoleh status badan hokum setelah akta pendiriannya disahkan oleh
pemerintah artinya badan hukum baru di berikan setelah akta pendiriannya di sahkan oleh
pemerintah.
.
Pasal 10 berbunyi

1.Untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9, para pendiri
mengajukan permintaan secara tertulis disertai akta pendirian Koperasi.
Jadi pendiri koperasi mengajukan permohonan badan hukum ke dinas koperasi setempat di
lengkapi dengan akta pendirian.

2.Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
setelah diterimanya permintaan pengesahan.

3. Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia.

Pasal 11 berbunyi

1.Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak ,alasan penolakan diberitahukan
kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
diterimanya permintaan.

Jadi jika pengajuannya di tolak maka pendiri koperasi dapat mengajukan badan hukum lagi
dengan memperbaiki berkas
pengajuan yang salah.

2.Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendri dapat mengajukan


permintaan ulang dalam waktu palng lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya penolakan.

3.Kuputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling
lama 1(satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang .

Pasal 12 berbunyi

1.Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Rapat Anggota .Jadi pengurus tidak bisa
merubah anggaran dasar secar sepihak tanpa persetujuan anggota koperasi.

2. Terhadap Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut penggabungan, pembagian,dan


perubahan bidang usaha Koperasi dimintakan pengesahan kepada pemerintah.Setelah semua
anggota setuju tentang perubahan anggaran dasar maka pengurus mengajukan
pengesahankepada pemerintah

Pasal 13 berbunyi

Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan atau penolakan pengesahan akta
pendirian ,dan perubahan Anggaran Dasar Sebagaimana dimaksud dalam pasal 9, pasal 10,
pasal 11, dan pasal 12 diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pasal 14 berbunyi

1. Untuk keperluan pengembangan dan atau efisiensi usaha ,satu Koperasi atau lebih dapat:
a. menggabungkan diri menjadi satu dengan Koperasi lain ,atau
b. bersama Koperasi lain meleburkan diri dengan membentuk Koperasi baru .

Jadi koperasi bisa merjer dengan koperasi lainnya untuk meningkatkan pelayanan maupun
menguatkan modal.
2.Penggabungan atau peleburan dilakukan dengan persetujuanRapat Anggota masingmasing
Koperasi.

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam mendirikan koperasi.
Syarat-syarat pembentukan koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan
Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 104.1/Kep/M.Kukm/X/2002
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian Dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi, adalah sebagai berikut :
a. Koperasi primer dibentuk dan didirikan oleh sekurang-kurangnya dua puluh orang yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama;
b. Pendiri koperasi primer sebagaimana tersebut pada huruf a adalah Warga Negara
Indonesia, cakap secara hukum dan maupun melakukan perbuatan hukum;
c. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, dikelola secara
efisien dan mampu memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi anggota
d. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan
dilaksanakan oleh koperasi;
e. Memiliki tenaga terampil dan mampu untuk mengelola koperasi.

TAHAP PENDIRIAN KOPERASI

Secara rinci tahap pendirian koperasi ialah sebagai berikut :


· Dua orang atau lebih bisa menghubungi kantor koperasi diatas tingkatannya umunya
kantor koperasi tingkat II (kabupaten ) untuk mendapatkan suatu penjelasan awal tata cara
pendirian koperasi yang baik dan benar.
· Prakarsa harus mengajukan proposal tetntang potensi anggota dan potensi di daerah
masyarakat tersebut.
· Atas permohanan nomor 2 pejabat koperasi akan memberikan penyuluhan yang antara lain
tentang tata cara pembetukan koperasi secara baik dan benar.
· Rapat dan penyuluhan koperasi di harapkan dapat di hadiri oleh semua calon anggota
koperasi dan rapat ini di pimpin oleh pemarkasa uang dan akan di damping oleh koperasi
yang satu tingkat lebih dari koperasi yang ia dirikan.
· Sejak rapat anggota tersebut anggota koperasi telah dapat menjalankan aktivitas usahanya.
· Pengurus koperasi di wajibkan mengajukan permohonan pengesahaan hukum ke kantor
dinas koperasi setempat.
· Pejabat suku dinas setempat melakuakan verifikasi & penelitian atas kebenaran data yang
di ajukan oleh pengurus koperasi yang telah bersangkutan.
· Untuk koperasi primer / sekunder yang wilayahnya operasinya lebih dari 2 daerah tingkat
maka kantor koperasi tingkat 2 menyerahkan ke koperasi tingkat 1.
· Selanjutnya bila data yang di sampaikan telah sesuai dengan ketentuan – ketentuan
perundangan yang berlaku maka akta badan hukum tersebut di sampaikan kepada pejabat
suku dinas yang terkait.

Dan ada lagi tahap – tahapan pendirian koperas sebagai berikut :

1. Tahap awal pendirian koperasi


· Ada kelompok orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama
· Memiliki suatu tujuan yang sama untuk memperoleh kemudahan dalam usaha dan
meningkatkan kesejateraan umum
· Ada calon anggota sekurang-kurangnya 20 orang yang berada dalam wilayah kerja yang
tidak terlalu jauh antara satu anggota dengan anggota lainya
· Adanya seorang tokoh yang mampu menjadi pelopor pendirian koperasi

2. Tahap persiapan pendirian koperasi


· Ada prakasa/tokoh dan pelopor pendiri koperasi dan keinginan yang kuat dari masyarakat
calon anggota yang direalisasikan dalam bentuk panitia pembentukan pendiri koperasi
· Mempersiapkan konsep dasar anggaran dasar koperasi, contoh konsep anggaran dasar
dapat diminta dari departemen koperasi di daerah setempat.
· Setelah bahan-bahan dipersiapkan, panitia pendirian koperasi mengundang calon anggota
sekelompok orangnya sekurang kurangnya 20 orang, para penjabat pemerintah setempat dan
kepala kantor koperasi setempat. Dalam undangan tersebut sudah ditentukan tempat, waktu
rapat, dan susunan acara rapat.

3. Pelaksanaan Rapat Pendirian Koperasi

Dalam pelaksanaan rapat pendirian koperasi, minimal harus membahas agenda sebagai
berikut.
· Latar belakang pendirian koperasi
· Maksud dan tujuan pendirian koperasi
· Meminta persetujuan pendirian koperasi kepada peserta rapat
· Perumusan dan penjelasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi. Dalam
anggaran dasar sekurang kurangnya membuat hal-hal, seperti daftar nama pendiri, nama
dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan bidang usaha, ketentuan menganai
keanggotaan, rapat anggota, pengelolaan, permodalan, jangka waktu berdirinya,
pembagian sisa hasil usaha, dan mengenai sanksi-sanksi.
· Penetapan orang-orang yang menandatangani akta pendirian koperasi
· Pemilihan dan pengangkatan pengurus dan pengawas koperasi

4. Tahap pelaporan dan pengajuan badan hukum koperasi


Setelah rapat pendirian koperasi selesai, penggurus yang terpilih mempunyai kewajiban
untuk menindaklanjuti hasil keputusan rapat dengan melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
· membuat buku daftar anggota dan buku daftar pengurus
· Membuat laporan secara tertulis tentang rapat pendirian koperasi kepada pemerintah
setempat
· Membuat dan mengajukan permohonan pengakuan badan hukum koperasi kepada kantor
departemen koperasi setempat, biasanya berada di ibu kota kabupaten/kotamadya. Surat
permohonan tersebut harus sebagai berikut:
1. Akta pendirian koperasi (rangkap 2).
2. Petikan berita acara rapat pembentukan koperasi yang memuat jumlah peserta rapat,
jumlah anggata dan nama yang diberi kuasa untuk menandatangani akta badan hukum
koperasi.

BADAN HUKUM YAYASAN


PENGERTIAN YAYASAN

Yayasan dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yaitu:
“Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu dibidang sosial keagamaan dan kemanusiaan yang tidak
mempunyai anggota”.

Yayasan adalah sebuah badan hukum yang bergerak dalam bidang sosial, kemanusiaan dan
keagamaan. Yayasan memiliki kekayaan tersendiri dari berbagai macam sumber. Yayasan ini
sifatnya tidak memiliki anggota. Menilik dari tujuannya, yayasan tidak mencari profit atau
keuntungan. Yayasan selanjutnya memiliki kewenangan untuk mendirikan sebuah atau
beberapa buah badan usaha sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki oleh yayasan.

PROSES PENDIRIAN YAYASAN

Sebagai badan hukum yayasan didirikan oleh satu orang atau lebih dengan memisahkan
sebagian harta kekayaan pendirinya sebesar kekayaan awal sesuai dengan Pasal 9 Undang -
Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Adapun yang dimaksud sebagai orang
dalam ketentuan tersebut di atas, dalam penjelasannya dikatakan bahwa yang dimaksud
dengan orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

Disamping itu yayasan juga dapat didirikan berdasarkan surat wasiat [Pasal 9 ayat (3)
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001]. Disini penerima wasiat bertindak mewakili pemberi
wasiat [Pasal 10 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001]. Pendirian yayasan
berdasarkan wasiat harus dilaksanakan karena bila tidak dilaksanakan, maka pihak yang
berkepentingan dapat meminta pengadilan pemerintah, ahli waris atau penerima wasiat yang
bersangkutan untuk melaksanakan wasiat tersebut [Pasal 10 ayat (3) Undang-undang Nomor
16 Tahun 2001].

Pendirian yayasan dilakukan dengan Akta Notaris dan dibuat dalam Bahasa Indonesia, hal ini
sudah ditentukan tegas dalam Pasal 9 ayat (2) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001,
sehingga pembuatan akta secara notarial adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi dengan
memenuhi segala ketentuan notaris dalam pembuatan akta, baik pembacaan, waktu, wilayah
kewenangan notaris maupun penandatanganan.

Tidak seperti Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan perjanjian,


pendirian yayasan dapat dilakukan melalui perjanjian jika dilakukan oleh 2 (dua) orang
pendirian atau lebih namun dapat juga dilakukan tanpa perjanjian yaitu melalui wasiat,
sebagaimana ditentukan dalam ketentuan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001.

PEMBAGIAN HAK DALAM YAYASAN

1. Yayasan Terdiri Atas Kekayaan yang Dipisahkan

Sebagai badan hukum sudah tentu Yayasan memiliki kekayaan yang tersendiri, dipisahkan
dari para pendiri sebagaimana disimpulkan yang dapat ditarik pada ketentuan Pasal 1
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan kemudian ditekankan lagi bahwa
yayasan tidak mempunyai anggota. Hal ini dianggap sudah cukup jelas oleh pembuat undang-
undang sehingga tidak perlu dijelaskan lebih lanjut dalam penjelasan ini.

2. Yayasan Tidak Terdiri dari Anggota

Sebagaimana sudah diuraikan pada penjelasan di atas, yayasan tidak mempunyai anggota.
Individu yang bekerja di dalam yayasan baik pendiri, pembina, pengurus dan pengawas
bukanlah anggota. Karena kondisinya yang tidak mempunyai anggota, akibatnya tidak ada
keuntungan yang diperoleh yayasan dibagikan kepada para pembina, pengurus maupun
pengawas, hal ini secara tegas ditentukan dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-undang Nomor 16
Tahun 2001 yang berbunyi: “Yayasan tidak boleh membagikan hasil kegiatan usaha kepada
pembina pengurus dan pengawas”.
Demikian juga ditentukan lebih lanjut dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2001
yang menyebutkan: “Kekayaan yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain
yang diperoleh yayasan berdasarkan undang-undang ini dilarang dialihkan atau dibagikan
secara langsung atau tidak langsung kepada pembina, pengurus, dan pengawas, karyawan
atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap yayasan.”

Keuntungan yang didapat oleh yayasan dalam menjalankan usahanya tersebut digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah ditentukan oleh para pendiri pada saat pendirian
yayasan tersebut.

SYARAT PENDIRIAN YAYASAN

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang di pisah dan di peruntukan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan kemanusian, yang tidak
mempunyai anggota. Badan hukum yayasan lahir setelah akta pendirian di sahkan oleh
menteri hukum dan hak asasi manusia (MENHUKHAM). Adapun syarat-syarat formal
pendirian badan hukum yayasan, yang dibahas dalam undang-undang Pasal 9 ayat (4) dan
ayat (5) UUY Jo Pasal 15 PP No 63/2008, adalah:

 Salinan akta Yayasan yg di buat notaris dalam bahasa indonesia

 Surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap yayasan yang di


tanda tangani oleh pengurus yayasan dan di ketahui oleh lurah atau kepala desa
setempat

 FC NPWP Yayasan

 Bukti Pembayaran PNBP Rp. 100.000 Untuk pemesanan nama yayasan

 Bukti pembayaran PNBP Rp.300.000. Untuk pengumuman yayasan dalam


TBNRI

 Bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama yayasan atau pernyataan
tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang di pisahkan sebagai
kekayaan awal mendirikan yayasan

 Surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal yayasan.

Sementara syarat bagi Orang Asing yang akan mendirikan Yayasan di Indonesia, selain syarat
diatas ada beberapa tambahan seperti:

 Identitas pendiri yg di buktikan dengan paspor sah

 Pemisaha harta pendiri minimal Rp.100.000.000


 Surat penyataan pendiri bahwa kegiatan yayasan yang didirikan tidak
merugikan masyarakat, bangsa dan negara indonesia.

Aktifitas Yayasan meliputi:


Kegiatan sosial, antara lain:

 Pendidikan formal dan non formal

 Panti asuhan, panti jompo, panti wreda

 Rumah sakit, poliklinik dan laboratorium

 Pembinaan olahraga

 Penelitian di bidang ilmu pengentahuan

 Studi banding

Kegiatan keagamaan, antara lain:

 Mendirikan sarana ibadah

 Mendirikan pondok pesantren

 Menerima dan menyalurkan amal zakat, infaq dan sedekah

 Meningkatkan pemahaman keagamaan

 Melaksanakan syiar agama

 Studi banding keagamaan

Kegiatan kemanusian,antara lain :

 Memberi bantuan kepada korban bencana alam

 Memberi bantuan kepada pengungsi akibat perang

 Memberi bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan gelandangan

 Mendirikan dan menyelanggarakan rumah singgah dan rumah duka

 Memberikan perlindungan konsumen

 Melestarikan lingkungan hidup


Yayasan dapat melakukan kegiatan usaha dengan mendirikan badan usaha (PT) Dan atau ikut
serta dalam badan usaha (PT) dengan ketentuan :

 Penyertaan modal maksimal 25% dari aset yayasan

 Kegiatan usaha (pT) yang didirikan yayasan sesuai dangan maksud dan tujuan
yayasan

 hasil kegiatan usaha tidak boleh di bagikan kepada organ yayasan

 Organ yayasan tidak boleh merangkap sebagai direksi dan komisaris pada
badan usaha (PT) Yang di dirikan.

 Yayasan tidak mengenal pewarisan terkait asetnya

 PNS Boleh ikut mendirikan yayasan

 Yayasan dapat di dirikan oleh satu orang saja

Adapun Isi dari Anggaran Dasar Yayasan adalah sebagai berikut:

 Nama dan tempat kedudukan (tidak boleh sama)

 Jangka waktu pendirian

 Kekayaan awal (cara memperoleh dan pengunaanya)

 Organ yayasan, pembina, pengurus, pengawas

 Tata cara pengangkatan, pemberhentian dan penggantian, pembina, pengurus,


pengawas

 Hak dan kewajiban pembina, pengurus, pengawas.

 Tata cara penyelenggaraan rapat organ yayasan

 Tahun buku (01 januari s/d 31 desember)

 Perubahan anggaran dasar

 Penggabungan dan pembubaran yayasan

 Penggunaan kekayaan yayasan sisa likuidasi dan penyaluran kekayaan


yayasan setelah bubar

 Peraturan penutup
 Identitas pendiri, pembina, pengurus,dan pengawas

Perubahan Anggaran Dasar dalam Yayasan diperbolehkan asal tidak mengubah maksud dan
tujuan. Perubahan tersebut harus berdasarkan mufakat rapat pembina atau persetujuan 2/3
anggota Pembina. Untuk perubahan nama dan kegiatan Yayasan harus didasarkan atas
keputusan MENHUKHAM, sementara untuk perubahan selain dua hal tersebut hanya cukup
memberikan surat pemberitahuan kepada MENHUKHAM atas persetujuan kurator. Sebuah
Yayasan juga tidak boleh membagikan hasil usaha dan kekayaannya kepada Pembina dan
pengurus.
Organ dalam sebuah Yayasan meliputi:

 Pembina di sarankan minimal 3 orang

 Pengawas minimal 1 orang

 Pengurus terdiri dari : ketua, sekretaris, bendahara

 Pengurus bertindak untuk dan atas nama yayasan

 Masa tugas yayasan 5 tahun kecuali pembina

Setiap organ memiliki kewenangan dalam melaksanakan mandat yayasan, berikut


kewenangan dari masing-masing organ:

 Kewenangan Pembina

 Kewenangan Pengurus

 Keputusan mengenai perubahan anggaran dasar

 Pengangkatan dan pemberhentian anggota pengurus dan anggota pengawas

 Penetapan kebijakan umum yayasan berdasarkan anggaran dasar yayasan

 Pengesahkan program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan

 Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran yayasan

 Pengesahan laporan tahunan

 penunjukan likuidator dalam hal yayasan di bubarkan

 Rapat gabungan hanya dapat di lakukan oleh pengurus dan pengawas,


agendanya adalah mengangkat pembina, hasilnya di laporkan kepada menteri
 Bertanggung jawab penuh atas kepengurusan yayasan untuk kepentingan
yayasan

 Wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan yayasan


yang di sahkan pembina

 Wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang di nyatakan oleh


pengawas

 Wajib dengan etikad baik dan tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Berhak mewakili yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dengan
pembatasan sebagai berikut:

 Meminjam atau meminjamkan uang atas nama yayasan (tidak temasuk


mengambil uang yayasan di bank)

 Mendirikan suatu usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai


bentuk usaha baik di dalam maupu di luar negeri

 Memberikan atau menerima pengalihan harta tetap

 Membeli atau dengan cara lain mendapat/memperoleh harta tetap atas nama
yayasan

 Menjual atau dengan cara lain melepaskan harta kekayaan serta mengagunkan/
membebani kekayaan yayasan

 Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliansi dengan yayasan,


pembina, pengurus, pengawas yayasan atau seseorang yang bekerja pada yayasan,
perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan yayasan

Kewenangan Pengawas

 Wajib dengan etikad baik dan tanggung jawab menjalankan tugas pengawasan
untuk kepentingan yayasan

 Memeriksa dokumen

 Memeriksa pembukuan dan mencocokannya dengan uang kas

 Mengentahui segala tindakan yang telah di jalankan oleh pengurus

 Memberi peringatan kepada pengurus


 Pengawas dapat memberhentikan untuk sementara pengurus, apabila pengurus
tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku

Sanksi terhadap Yayasan yang melakukan pelanggaran adalah Pidana penjara tahun, jika
melanggar pasal 5 UUY , kemudian Pidana tambahan berupa kewajiban mengembalikan
uang, barang atau kekayaan yayasan yang dibagikan.
Perkumpulan
Perkumpulan adalah sekumpulan orang, didirikan untuk mewujudkan kesamaan maksud dan
tujuan tertentu dan atau di bidang sosial, dan atau kemanusian dan tidak membagikan
keuntungan kepada anggotanya. adapun syarat pendirian perkumpulan sebagai berikut:
Asli salinan akta pendirian perkumpulan. adapun isi akta tersebut;

 Nama dan tempat kedudukan

 Maksud, tujuan, kegiatan

 Jangka waktu

 Jumlah kekayaan

 Keanggotaan

 Hak dan kewajiban anggota, pengurus dan pengawas

 Tatacara pengangkatan, pemberhentian, penggantian anggota, pengurus dan


pengawas

 Penetapan tempat dan tatacara penyelenggaraan rapat perkumpulan dan rapat


pengurus

 Kewenangan tertinggi pada rapat umum anggota, bukan organ lain

 Pembubaran, penggabungan korum ¾ rapat umum anggota dan penggunaan


sisa kekayaan hasil likuidasi

 Perubahan anggaran dasar korum 2/3 Rapau umum anggota

 Susunan nama anggota, pengurus, pengawas

 Fc surat domisili atas nama perkeumpulan dari lurah/kepala desa

 NPWP atas nama perkumpulan

 Bukti setor pembayaran PNBP atas nama perkumpulan Rp.250.000


 Asli bukti pembayaran pengumuman TBNRI PERKUMPULAN sebagai
badan hukum lahir setelah medapat pengakuan dari KEMENHUKHAM.

D. Perbedaan Yayasan dan Perkumpulan


YAYASAN PERKUMPULAN

1. Adanya kekayaan yang di 1. Tidak perlu ada kekayaan awal,


pisaahkan dari pendiri untuk kekayaan kekayaan perkumpulan di dapat dari
awal yayasan iuran anggota

2. Organ terdiri dari; pembina, 2. Organ terdiri dari ; Rapat umum


pengurus dan pengawas anggota, pengurus, pengawas

3. Tidak mempunyai anggota 3. Mempunyai anggota

4. Wajib badan hukum 4. Tidak wajib badan hukum

Anda mungkin juga menyukai