A. PENDAHULUAN
Permasalahan yang dihadapi bank sebelum menyalurkan fasilitas kreditnya
kedapa masyarakat adalah harus dapat menjawab terlebih dahulu pertanyaan
di bawah ini :
Kepada siapa kredit itu harus disalurkan.
Untuk (obyek) apa kredit itu diberikan.
Apakah calon nasabah debitur yang akan menerima kredit kiranya
akan mampu mengembalikan hutang pokoknya ditambah dengan
bunganya.
Berapa jumlah (plafond, maksimum kredit) yang layak untuk
diberikan.
Apakah kredit yang akan diberikan tersebut cukup aman atau
resikonya kecil.
bank membutuhkan nasabah yang banyak sebagai mitra usahanya, akan tetapi
nasabah yang diinginkan bank adalah nasabah yang baik, jujur, dan
bertanggung jawab. Untuk itu perlu adanya usaha penseleksian terhadap calon
nasabah sedini mungkin agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan pada
masa yang akan dating yang dapat merugikan pihak bank.
Memang pelayanan yang cepat merupkan salah satu keharusan bagi bank
dalam menghadapi persaingan yang ketat dewasa ini. Namun pelayanan yang
cepat itu haruslah dibarengi dengan sikap kritis, korek, benar dan aman.
Tahapan ini kita kenal sebagai prosedur pemberian kredit yang bertujuan
untuk memastikan kelayakan suatu permohonan kredit, diterima atau ditolak.
Prosedur pemberian kredit perbankan antara satu bank dengan bank lainnya
tidak jauh berbeda, hanya terleyak pada persyartan dan metode penilaian yang
diterapkan oleh bank yang bersangkutan.
Proses pemberian/penyaluran kredit dimulai dari masuknya permohonan
kredit ke bank yang bisa berawal dari hasil perbincangan calon nasabah
dengan pihak bank atau melalui pengajuan tertulis. Kenyataan yang selalu
terjadi, pengajuan tertulis baru dilakukan setelah didahului oleh pembicaraan
secara lisan, begitu calon nasabah diterima ( baik lisan maupun tulisan) mulai
melakukan investigasi awal. Bank mulai mencari tahu mengenai diri calon
nasabah ke berbagai sumber. Apabila segalanya menunjukkan indikasi positif,
barulah mereka melanjutkan ke tahap berikutnya. Akan tetapi bila yng terjadi
adalah tendesi negative maka bank akan menolak permohonan tersebut.
Secara umum ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam prosedur
pemberian kredit oleh suatu bank. Tahap – tahap itu adalah sebagai berikut:
PERMOHONAN KREDIT
O
Pengumpulan Data usaha
Dan T
Wawancara Kredit
A
L
ANALISIS KREDIT
P
Layak Diteruskan TIDAK
E
R
Data kurang Penyusunan Proposal Kredit M
O
H
Data kurang DISETUJUI
O
N
K
Data kurang ADA MASALAH HUKUM Tidak dapat R
diselesaikan E
(Membahayakan Bank)
D
PENGIKATAN KREDIT I
dan JAMINAN
T
ADMINISTRASI KREDIT
PENCAIRAN DANA atau
PEMBUKAAN FASILITAS
Pada tahap pertama dari prosedur pemberian kredit dimulai dari masuk nya
permohonan kredit ke bank baik secara lisan maupun tertulis.
Pengajuan permohonan kredit sebaiknya dibuat secara tertulis dalam suatu
proposal kredit berupa :
a. Surat Permohonan Kredit
b. Riwayat Perusahaan (Profil Perusahaan)
c. Tujuan Penggunaan Kredit
d. Plafond Kredit dan Jangka Waktu
e. Pengembalian Kredit
Selanjutnya proposal kredit tersebut dilampiri dengan dokumen-dokumen yang
dipersyaratkan seperti :
1. Akte Pendirian Perusahaan
2. Bukti Diri (KTP) para pengurus dan pemohon
3. Tanda Daftar Perusahaan
4. Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP)
5. Neraca dan Laporan Rugi Laba 3 tahun terakhir
6. Fotocopy sertifikat barang jaminan kredit.
Dalam praktiknya persyaratan pemberian kredit secara umum dapat
dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh badan hukum,
atau dari sisi tujuan kemanfaatan kredit apakah untuk usaha produktif atau
konsumtif. Khusus untuk kredit perorangan, maka calon nasabah debitur
dipersyaratkan untuk menyampaikan dokumen-dokumen sebagai berikut :
a. Surat Permohonan Kredit
b. Bukti Diri (KTP)
c. Kartu Keluarga (KK)
d. Daftar Penghasilan perbulan/slip gaji
e. Surat Keterangan dari perusahaan tempat kerja
f. Kartu Pegawai (KARPEG)
g. Taspen bagi PNS
h. Fotocopy Sertifikat Barang Jaminan.
Bila permohonan kredit telah diterima, bank mulai melakukan investigasi awal
untuk Surat Permohanan Kredit yang ditandatangani oleh yang berhak
(berwenang) lengkap dengan lampiran-lampirannya yang diajukan nasabah
kepada bank.
Namun sebagai seorang calon nasabah debitur yang masih baru dan belum pernah
sama sekali berhubungan dengan baik, akan merasa bimbang, ragu dan bingung
bagaimana untuk mendapatkan fasilitas kredit. Gambaran seperti ini seringkali
terjadi pada masyarakat awam yang belum “Banking Minded”, khususnya para
pengusaha golongan ekonimi lemah yang bergerak di sektor formal ataupun
sektor informal. Mereka tidak mengetahui tata cara pengajuan permohonan
mendapatkan pijaman (kredit).
DIREKTUR
Kekuasaan yang paling tinggi dalam perkreditan berada pada Direktur.
Direkturlah pemutus terakhir pemberian/realisasi kredit pada nasabah
berdasarkan hasil analisa kredit yang diberikan oleh bagian kredit.
KEPALA BIRO/DEVISI/URUSAN
Pelaksanaan operasional perkreditan bank sehari-hari secara teknis, unit
organisasi ini dilengkapi oleh bagian-bagian tertentu.
BAGIAN KREDIT
Bagian kredit ini dilengkapi seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan
perkreditan bank tersebut, seperti:
- Seksi Pemberian/Permohonan
- Seksi Analisa Kredit
- Seksi Administrasi Kredit
Para petugas yang berada pada bagian ini harus dibekali pengetahuan yang
dalam tentang perkreditan agar dapat melayani para calon nasabah debitur
terutama yang masih baru. Hal ini penting karena nasabah baru harus dibimbing,
diberi infomasi yang tepat dan jelas sehingga memuaskan calon nasabah tersebut.
Kesan pelayanan pertama sekali yang berkesan positif dari bank akan
menimbulkan efek yang baik bagi pendapat umum (image masyarakat) terhadap
bank. Petugas harus telah menguasai denagn baik ketentuan/kebijaksanaan
perkreditan pemerintah, banknya, misi dan sasaran perkreditan bank yang
bersangkutan, persyaratan kredit, tata cara pemberian kredit, dan pengenalan
medan. Sehingga pihak bamk dapat menjaring debitur-debitur yang baik sebagai
mitra usaha yang dibutuhkan bank.
Jika bank menilai bahwa permohonan kredit layak diproses lebih lanjut, bank
akan memberitahu pemohon kredit untuk membuat suatu janji pertemuan. Pada
saat kunjungan ini bank berusaha untuk mengenal bisnis calon debitur sebaik-
baiknya. Kunjungan ini merupakan hal yang sangat penting terutama dalam
penyusunan hasil analisis kredit guna membantu pempinan dalam memutuskan
kredit nantinya.
Pada saat kunjungan dapat pula sekaligus dilakukan peninjauan jaminan yang
akan diserahkan kepada pihak bank. Misalnya, bila jaminan yang akan diberikan
adalah tanah kosong, maka harus jelas batas-batas tanah tersebut sesuai dengan
sertifikat tanah tersebut. Bila jaminannya adalah mobil, harus jelas nomor mesin
atau rangka sesuai denagan sertifikat BPKB-nya.
Tujuan wawancara adalah agar terjadi kontak langsung dengan calon nasabah dan
dapat mengetahui (apabila badan usaha) pengurus perusahaan dan kegiatan usaha
yang bersangkutan memenuhi prinsip perkreditan.
MATERI WAWANCARA :
UMUM :
Semua keterangan mengenai perurasahaan.
Dana historis, data proyeksi, data jaminan (collateral).
Pribadi pengurus (kejujuran, kebiasaan, rasa tanggung jawab, ketekunan,
kesehatan, dan lain-lain).
PERMOHONAN :
KEUANGAN
PEJABAT PEWAWANCARA
Direktur.
Pemimpin cabang/wakil.
Account Officer.
Pejabat yang ditunjuk.
Konsultan dari luar.
Agar wawancara tersebut berhasil dan sesuai dengan tujuannya maka perlu
dilakukan persiapan antar lain:
PEDOMAN WAWANCARA
Untuk memepermudah serta memperlancar pelaksanaan wawancara suatu
permohonan kredit, maka kepada pejabat yang mengadakan wawancara yang
dapat mempergunakan pedoman yang singkat dengan “MARS-Cost”.
Curriculum vitae
Pendidikan
Pengalaman kerja
- Character/kepercayaan
- Integritas
- Performance
- Bentuk badan usaha
- Provisi
- Komisi
- Biaya notaris
- Biaya asuransi
- Biaya administrasi
Hasil wawancara dicatat dengan baik dan dimasukkan dalam Credit File, sebab
mungkin diperlukan pada saat wawancara lanjutan atau pun pada analisa kredit,
sehingga data yang sama tidak berulang.
BANCAAN LANJUT
Untuk mendapat informasi dan diskusi lebih lanjut tentang prosedur pemberian
kredit ini saudara dianjurkan membaca rujukan berikut :
1. Kasmir,2001,Manajamen Perbankan,Pt.RajaGafindo
Persada,Jakarta.
2. Jopie Jusuf,Kiat Jitu memproleh Kredit Bank,PT.Elex Media
Komputindo,Jakarta,2003.
3. Pudjo Muljono,Teguh, Cetakan Ke-3, Penerbit BPFE Yogyakarta,
2001
4. Sinungan, Mucdarsyah, Dasar-Dasar dan Teknik Manajemen
Kredit, PT. Bina Aksara,Jakarta,1983.
LATIHAN :