Anda di halaman 1dari 108

RUANG LINGKUP

MANAJEMEN MUTU
ARTI MANAJEMEN
= Ketatalaksanaan
• Istilah manajemen mengandung 3 pengertian,
1. manajemen sebagai proses
2. manajemen sebagai suatu kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen, dan
3. Manajemen sebagai suatu seni (suatu art) dan sebagai ilmu
“manajemen sbg suatu proses “, yaitu suatu proses yg melaksanakan
suatu tujua n tertentu dalam suatu pengawasan
“ manajemen sebagai suatu kolektivitas” dari kegiatan individu, yang
diawasi, untuk mencapai tujuan bersama
“ manajemen suatu ilmu” berfungsi untuk menerangkan suatu
fenomena2, kejadian2, keadaan2 ... Jadi memberikan penjelasan2
SARANA MANAJEMEN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
• MEN
• MONEY
• MATERIAL
• METHOD
• MARKET

MUTU
MUTU dlm Perusahaan: faktor2 yg terdapat dalam suatu barang sesuai dg tujuan untuk
apa barang tsb dimaksudkan  PEMBELI/KONSUMEN

• Berdasarkan SNI ISO 9000:2005


Mutu adalah derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi
persyaratan
KONSEP MUTU
• Refleksi dari persyaratan pelanggan
• Direncanakan dan ditetapkan
• Merupakan pencegahan
• Peningkatan yang berkesinambungan
• Dijamin melalui kompetensi dari semua personil
• Tanggung jawab semua personil

FAKTOR2 YG MEMPENGARUHI MUTU


• FUNGSI SUATU BARANG
• WUJUD LUAR
• BIAYA BARANG TSB
• BIAYA MUTU (QUALITY COSTS)
Fokus pada Pencegahan,
BUKAN Koreksi
Seorang Pemimpin yang GAGAL menyediakan
sumber daya dan waktu untuk kegiatan
PENCEGAHAN adalah praktek manajemen mutu
yang salah

Pencegahan
Koreksi

Mutu
PRODUK adalah barang atau jasa beserta semua manfaat yang dapat
dinikmati oleh pelanggan
Menurut SNI ISO 9000:2008 produk (3.4.2) didefinisikan sebagai “hasil
sebuah proses (3.4.1)”

Generic Product adalah bentuk dasar produk sebagai syarat untuk dapat
diperjual-belikan.
Expected Product adalah syarat minimal yang diharapkan pembeli ; produk
dasar ada di dalamnya.
Augmented Product adalah manfaat tambahan dari produk yang melebihi
harapan pelanggan.
Potential Product adalah produk yang akan diberikan di kemudian hari,
kepada pelanggan yang loyal
Generic Product
Expected Product
Augmented Product
Potential Product

Strategy and Operational Process


SISTEM MANAJEMEN MUTU
Mutu dan Pasar Barang-Jasa

Pembeli Barang dan Jasa


Siapa Penyedia Mutu
Terbaik? Siapa Pemberi Jasa
terbaik ?

Services Siapa penjual yang Siapa Penyedia Jasa


THE BUSINESS

termurah ? Tercepat ?
Resources

MARKET PASAR
Products/

Supplier Supplier

Supplier Supplier
Supplier

Pemasok Barang dan Jasa


Perusahaan memiliki produk berupa barang atau jasa.
Semua orang di dalam perusahaan juga memiliki produk yang mendukung produk perusahaan.
Karakteristik produk yang dimaksud dalam ISO 9001 adalah yang dijanjikan kepada pelanggan

Perusahaan dapat hidup dan berkembang bila ada pelanggan yang membeli produknya dengan jumlah yang
cukup.
Kepuasan pelanggan merupakan aspek yang SANGAT PENTING, bagi eksistensi perusahaan.
Setiap pelanggan memiliki persyaratan berupa keinginan dan kebutuhan.

Perusahaan akan mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan bila dapat memahami dengan baik
apa persyaratan pelanggan
Untuk memahami pelanggan, kita harus dapat mendefinisikan :

Siapa pelanggan saya? Bagaimana karakter pelanggan kita? Apa persyaratan pelanggan tersebut?
Persyaratan apa yang belum terpenuhi?
Pelanggan terdiri dari :
1. Pelanggan akhir
2. Pelanggan antara
3. Pelanggan langsung

Dalam suatu rangkaian kegiatan, proses berikut adalah pelanggan langsung kita ( the
next process is our customer ).

Kepuasan pelanggan akhir akan dapat dicapai bila setiap orang dapat memperikan
kepuasan kepada pelanggan di proses berikutnya.
PEMILIK, PEMEGANG SAHAM

PEMASOK

PELANGGAN

MASYARAKAT, LSM, NEGARA

Proses (3.4.2) didefinisikan sebagai “kumpulan kegiatan saling terkait atau saling interaksi yang mengubah
masukan menjadi keluaran”

Keberhasilan proses diukur dari seberapa jauh output ( keluaran ) dari proses tersebut konsisten terhadap
mutu.
Agar suatu proses dapat memberikan kepuasan kepada proses berikutnya, maka syaratnya
adalah :

1. Memahami persyaratan proses berikutnya ( sebagai pemasok ).

2. Tidak memproduksi / mengirimkan ketidaksesuaian ( sebagai pemilik proses).

3. Tidak menerima ketidaksesuaian dari proses sebelumnya ( sebagai pelanggan ).

1. Untuk menghasilkan keluaran ( output ) yang memenuhi persyaratan, Anda harus melakukan
pengendalian terhadap proses.

2. Pengendalian dalam menggunakan pola P D C A – Plan – DO – Check – Action


Drivers of CS

Elemen Emosional

Interaksi

Kinerja Teknis

Proses &
Pendukung

Inti
ESSENCE OF AN ISO
VISI 9000 SYSTEM

Improvement

Act
PDCA Cycle
Plan
Check

Do

Possible Changes
ISO 9001 : 2008

A P
Act Plan

Check Do

C D
Quality Culture
> adalah Sistem Manajemen Mutu (SMM)
> hanya sebuah model dari ratusan Model SMM yang
ada didunia
> standar SMM paling terkenal & paling banyak
banyak diterapkan oleh organisasi diseluruh Dunia
> menjadi indikasi bagi pihak terkait untuk mengetahui
komitmen seluruh karyawan terhadap pemenuhan
persyaratan pelanggan
> memudahkan komunikasi dengan organisasi dari
negara lain, bahwa kita memiliki SMM yang dikenali
oleh mereka

SUBSTANSI ISO 9001 BUKAN HAL YANG BARU


METODE PENATAAN PARAMETER >>> SISTEMATIS
International Organization for Standardization

Register Accreditation Board (USA)

National Accreditation Council (UK)

Japanese Industrial Standard


Committee (Jepang)
ISO / TC 176
Singapore Productivity and Standard
Board (Singapura)
ISO 9000
Badan Standardisasi Nasional
(Indonesia)
Sejumlah 132 negara
EVOLUSI ISO 9000

AQAP Series (NATO) MoD - 05 Military


Std. 9858A

BS 5750 (UK) BS 5157 (UK)

CSA Z 299 (CANADA) ISO / TC 176

ISO 9000:1987

ISO 9000:1994

ISO 9000:2000

ISO 9000:2008

ISO 9000:2015
ISO 9000:2008 seri

 ISO 9000 - Pokok (landasan dasar) dan kosa kata

 ISO 9001 - Persyaratan standar

 ISO 9004 - Petunjuk untuk meningkatkan performansi


sistem mutu

 Petunjuk untuk - ISO 10005, ISO 10007, ISO 10012, 1SO 10013 (lihat
lampiran standar)

 ISO 19011 - Petunjuk dalam mengaudit sistem manajemen mutu dan


lingkungan (untuk menggantikan ISO 10011, ISO 14010, ISO 14011, ISO
14012).
SEJARAH PERUBAHAN ISO 9001
Pencegahan

Peningkatan
berkesinambungan
Konsistensi

ISO 9001 : ‘87

ISO 9001 : ‘94


Risk manajement
ISO 9001 : 2000
ISO 9001 : 2008
ISO 9001 : 2015
QMS Continual Improvement
QM Process Mode

S
Management A
C Responsibility T C
R I
U E S U
Q F
S Measurement, A S
U Resource Management Analysis, Improvement
T I C T
R T
O E I O
M O
M E N M
N Input Product Output Product/
E (and/or Service) E
T Service
R Qu Realization R
ality Ma tem
s
nagement Sy
Quality Management Process Model
4.1. General Requirements
Perusahaan harus:
a. Mengidentifikasi proses yang dibutuhkan
b. Menetapkan urutan dan interaksi proses
c. Menetapkan kriteria dan metode untuk memastikan bahwa pelaksanaan dan
pengendaliannya berjalan dengan efektif

d. Memastikan ketersediaan informasi yang dibutuhkan

e. Mengukur, memantau dan menganalisis proses


f. Melakukan tindakan untuk mencapai hasil yang ditetapkan dan perbaikan terus
menerus
P Design
Business Process, Real Estate
E
L
A P
N Marketing Construction E
G L
G A
A Order Processing Delivery & N
N Planning Installation G
G
A
P Inventory Control
Purchasing Maintenance N
E
M
A
S
O After Sales Service
Receiving RM Storage
K

Doc & Rec Control, IQA, Data Analysis, Improvement, Mgt Review

Human Resources Management


4.2. Documentation Requirements

1. Dokumen harus termasuk :


Kebijakan mutu dan sasaran mutu
Pedoman mutu
Prosedur terdokumentasi yang disyaratkan standar
Dokumen yang diperlukan organisasi, dan
Catatan mutu yang disyaratkan standar

Dokumentasi tergantung kepada:


a. Ukuran dan jenis perusahaan
b. Kerumitan dan interaksi proses
c. Kompetensi personil
4.2. Documentation Requirements (lanjutan)

1. Pedoman mutu harus termasuk :


Ruang lingkup Sistem Manajemen Mutu (SMM) termasuk rincian dan
alasan pengecualian
Prosedur terdokumentasi terkait
Keterangan interaksi antara proses-proses SMM
2. Pengendalian dokumen
Mengesahkan, meninjau & mengesahkan ulang
Distribusi, perubahan, revisi, eksternal dokumen & dokumen usang

3. Pengendalian catatan mutu


Identifikasi, penyimpanan, proteksi, retrieval, retensi &penanggung
jawab penyimpanan & storage
NOTE :
beberapa persyaratan yang disyaratkan untuk memiliki prosedur tertulis bisa
digabung menjadi satu prosedur, atau sebaliknya satu persyaratan dapat dibuat
dalam dua atau lebih prosedur.
•bahwa tidak semua external documents harus diidentifikasi dan dikendalikan,
hanya yang terkait dengan perencanaan dan operasional QMS.
Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu
Kebijakan
Quality System
Organisasi
Tanggung Jawab
Perusahaan
Pedoman Mutu Peraturan-Perundangan

Manajemen
• Hub Proses
Antar-Bidang Prosedur Operasional Standar Koordinasi
• Prosedur Interelasi

Panduan
Petunjuk Pelaksanaan Acuan Kerja Bukti
kegiatan (Petunjuk Kerja, Gambar, Rekaman
Daftar Periksa dll)
5.1. Management Commitment
Top Management harus memiliki komitmen terhadap pengembangan , peningkatan dan perbaikan Sistem Manajemen
Mutu, dengan cara :
a. Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan terkait
b. Menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu
c. Mengadakan kajian manajemen
d. Memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan

5.2. Customer focus


Top Management harus memastikan bahwa:
Kebutuhan dan keinginan pelanggan ditetapkan, diterjemahkan menjadi persyaratan dan dipenuhi dengan tujuan
tercapainya kepuasan pelanggan

5.3. Quality Policy


a. Sesuai dengan kebutuhan perusahaan
b. Termasuk komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan yang terus menerus
c. Menyediakan kerangka untuk menetapkan dan meninjau sasaran mutu
d. Dapat dikomunikasikan dan dimengerti oleh semua tingkatan di perusahaan
e. Ditinjau agar selalu sesuai
5.4. Planning
1. Sasaran Mutu

• Ditetapkan di setiap tingkatan


• Terukur serta konsisten dengan Kebijakan Mutu dan perbaikan terus
menerus
• Termasuk memenuhi persyaratan produk

2. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu


• Dilakukan untuk memenuhi persyaratan, termasuk sasaran mutu

• Integritas Sistem Manajemen Mutu (SMM) dipelihara bila terjadi perubahan


SMM
5.5. Responsibility, authority & communication

1. Fungsi dan keterkaitan di dalam perusahaan ditetapkan dan


dikomunikasikan
2. Penunjukan Management Representative yang bertanggung jawab :
- memastikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ditetapkan, diterapkan dan
dipelihara
- Melaporkan kepada Top Manajemen kinerja SMM
- Mempromosikan persyaratan pelanggan

3. Komunikasi antar fungsi dan tingkatan untuk memastikan efektifitas SMM


Note :
•Management Representative harus ditunjuk dari salah satu anggota tim
manajemen.
5.6. Management Review
1. Umum
Meninjau SMM pada interval waktu yang ditetapkan untuk memastikan
kesesuaian, kecukupan & efektivitas penerapannya
2. Review Input (masukan kajian)
Hasil audit, umpan-balik pelanggan, kinerja produk dan proses, tindakan
perbaikan dan pencegahan, tindak lanjut tinjauan manajemen lalu, perubahan
Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan rekomendasi untuk peningkatan

3. Review Output (keluaran kajian)


Perbaikan SMM, perbaikan produk, sumber daya yang dibutuhkan.
6.1. Provision of Resources

• Kebutuhan sumber daya ditetapkan


• Disediakan untuk menerapkan dan memperbaiki Sistem Manajemen Mutu

• Disediakan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi


persyaratan pelanggan

6.1
6.2. Human Resources
1. Penempatan SDM sesuai kompetensinya

2. Kompetensi, kepedulian & pelatihan


a. Identifikasi kompetensi yang dibutuhkan
b. Penyediaan pelatihan dan langkah lain
c. Evaluasi efektivitas pelatihan/langkah lain
d. Pemahaman tentang keterkaitan dan pentingnya kegiatan yang dilakukan

e. Pemeliharaan catatan pendidikan, pengalaman, pelatihan dan kualifikasi SDM


Note :
Siapapun di dalam organisasi bisa mempengaruhi kesesuaian (langsung ataupun
tidak langsung) terhadap persyaratan produk mulai dari perencanaan, pelaksana,
verifikasi maupun manager termasuk support.

organisasi dimungkinkan untuk tidak memberikan training atau tindakan lain kalau
orang tersebut sudah memiliki kompetensi.

Training atau tindakan lain dilakukan supaya difokuskan untuk mencapai kompetensi
yang diperlukan. Jadi harus terkait antara program termasuk training yang dibuat
dengan kebutuhan kompetensi.

Lebih fokus pada evaluasi efektifitas pelatihan dalam mencapai kompetensi yang
diharapkan (dengan melihat hasil aplikasi di pekerjaannya)
6.3. Infrastructure
Perusahaan menetapkan, menyediakan dan memelihara
infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai
kesesuaian persyaratan produk; termasuk, :
• bangunan, tempat kerja dan pendukungnya
• alat-alat proses (perangkat keras dan lunak)
• pendukung pelayanan (seperti transportasi dan komunikasi) – termasuk Sistem
Informasi.
6.4. Work environment

Perusahaan menetapkan dan mengatur lingkungan kerja yang diperlukan untuk


mencapai kesesuaian persyaratan produk
Note :
Fokus pada lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk seperti:
clean rooms, anti-static precautions, hygiene controls.

Tidak termasuk misalkan: persyaratan Sistem manajemen lingkungan (EMS), ergonomics, dsb
6.4
7.1. Planning of product realization
a. Sasaran mutu untuk produk, proyek atau kontrak
b. Kebutuhan untuk menentukan proses dan dokumentasi &penyediaan sumber
daya & fasilitas

c. Kegiatan verifikasi, validasi, pengukuran & kriteria keterterimaan

d. Catatan/rekaman yang dibutuhkan


7.1
7.2. Customer-related processes
1. Identifikasi persyaratan pelanggan
- persyaratan yang dinyatakan pelanggan
- persyaratan yang tidak dinyatakan pelanggan* * (bila diketahui)

- kewajiban yg terkait dengan produk


2. Kajian terhadap persyaratan produk
- dilakukan sebelum memberikan komitmen
- dikonfirmasi sebelum diterima (untuk order lisan)
- perbedaan diselesaikan
- dipastikan dapat dipenuhi
7.2. Customer-related processes (lanjutan)

3. Komunikasi dengan pelanggan


- informasi produk
- penanganan permintaan, kontrak atau order
- umpan balik dari pelanggan

7.2

Note :
persyaratan legal yang terkait dan bisa diaplikasikan pada produk.
7.3. Design and/or development
1. Perencanaan desain dan/atau pengembangan
2. Masukan (Input) desain dan/atau pengembangan
3. Keluaran (output) desain dan/atau pengembangan

4. Kajian desain dan/atau pengembangan

5. Verifikasi desain dan/atau pengembangan


6. Validasi desain dan/atau pengembangan
7. Pengendalian perubahan

Note
kegiatan penyimpanan atau penanganan product akhir seperti pengepakan perlu dipertimbangkan
didalam design output
7.4. Purchasing

1. Pengendalian pembelian
- ditujukan agar produk memenuhi persyaratan
- pengendalian tergantung dampak terhadap mutu
- pemasok dievaluasi dan dipilih sesuai persyaratan

2. Informasi pembelian
3. Verifikasi produk yang dibeli
7.5. Production and service provision

1. Pengendalian operasi (karakteristik produk, petunjuk kerja, mesin, alat ukur, pengendalian
proses, pengiriman dan pelayanan pasca jual)

2. Validasi proses (kualifikasi proses - alat - personil, metode, prosedur dan rekaman)

3. Identifikasi dan mampu telusur

4. Pengendalian produk atau alat milik pelanggan


Note
7.5

personal data sebagai salah satu contoh customer property. Khususnya untuk organisasi jasa spt data
penjualan credit card, data pasien, dsb.

5. Preservasi produk (penanganan, pengemasan, penyimpanan dan perlindungan  bila menerapkan)


7.6. Control of Measuring and Monitoring Devices

a. Kalibrasi pada interval tertentu & perlindungan terhadap perubahan


kalibrasi

b. Mengatur & mengatur ulang bila diperlukan


c. Identifikasi status kalibrasi & catatan kalibrasi
d. Pemeriksaan ulang produk bila alat ditemukan
tidak sesuai
e. Penanganan, perawatan dan penyimpanan
Note :

• Bahwa kalibrasi dan verifikasi bisa dilakukan dua-duanya.


• Identifikasi pada alat ukur, bila belum memiliki identitas yang
jelas
• Melakukan konfirmasi pada software yang digunakan untuk
pengukuran dihapus dan diganti note. Bahwa konfirmasi dapat
dilakukan dengan cara verifikasi dan configuration
management. Menjadi lebih jelas.
8.1. Umum

1. Perencanaan dan penerapan proses pemantauan, pengukuran, analisis dan


peningkatan yang diperlukan untuk:
a. Memperlihatkan kesesuaian produk
b. Memastikan kesesuaian Sistem Manajemen Mutu (SMM)
c. Meningkatkan efektivitas SMM

8.1
8.2. Measurement and monitoring
1. Kepuasan pelanggan
2. Audit internal
3. Pengukuran dan pemantauan proses

4. Pengukuran dan pemantauan produk

8.2
Note
•Monitoring persepsi customer, tidak hanya dengan cara angket atau questionnaire.
•immediate correction segera dilakukan sebelum penentuan penyebab ketidaksesuaian
dan melakukan corrective action yang sesuai.
• Penambahan pada kalimat terkahir untuk penekanan bahwa yang dimaksud dengan
“release of product” bukan ke next proses tetapi ke customer.
8.3. Control of nonconforming product

• Identifikasi dan pengendalian


• Langkah perbaikan produk
• Pemeriksaan ulang terhadap perbaikan
• Penetapan personel untuk menetapkan langkah, termasuk pelepasan produk,
konsesi, dll.
• Bila terdeteksi di pelanggan, diambil langkah yang sesuai

• Pemeliharaan catatan mutu ketidaksesuaian


8.4. Analysis of data

a. Kepuasan pelanggan
b. Kesesuaian terhadap persyaratan produk
c. Karakteristik produk, tren produk dan proses, termasuk peluang tindakan
pencegahan
d. Pemasok

8.4

Menegaskan lagi bahwa analisa data terkait pada hasil kegiatan di klausul 8.2.1, 8.2.4, 8.2.3, 8.2.4
dan 7.4.
8.5. Improvement
1. Perbaikan terus menerus melalui penggunaan Kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisa
data, tindakan perbaikan dan pencegahan dan kajian manajemen

2. Tindakan perbaikan
3. Tindakan pencegahan
-Identifikasi
- identifikasi potensi
ketidaksesuian
ketidaksesuaian
yang terjadi
- analisa penyebab
- analisa penyebab
- penentuan langkah
- penentuan langkah
- pelaksanaan langkah
- pelaksanaan
- ketidak sesuaian tidak
langkah
terjadi
- ketidaksesuiaan tdk berulang
Memiliki Sistem yang jelas untuk :
1. Prosedur Pengendalian Dokumen Mutu
2. Prosedur Pengendalian Rekaman Mutu
3. Prosedur Audit Mutu Internal
4. Prosedur Pengendalian Layanan/Produk Tidak Sesuai
5. Prosedur Tindakan Perbaikan & Pencegahan
6. Prosedur Tinjauan Manajemen (Rapat)

PROSEDUR
Menjelaskan : Apa – Kapan – Dimana - Siapa – Bagaimana & direkam
STANDARD OPERATING
PROCEDURE

21 Feb 2015
Apa itu SOP ?
• Adalah cara terbaik, termudah, dan teraman didalam melakukan
suatu pekerjaan agar menghasilkan out put yg berkualitas tinggi
• Adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai
berbagai proses aktivitas organisasi, bagaimana, kapan, dimana, dan
siapa yg melakukan ?

21 Feb 2015
Hal yg terpenting pada SOP

• SOP merupakan referensi utama dalam bekerja


• SOP mengatur BAGAIMANA, KAPAN, DIMANA dan SIAPA yg harus
melakukan pekerjaan tsb
• SOP merupakan kesepakatan dalam suatu organisasi
• SOP bukan merupakan produk statis
• SOP tdk boleh berubah terlalu sering (bisa direvisi 1 atau 2 tahun
sekali

21 Feb 2015
SOP memiliki 3 komponen utama

Titik perhatian
tiap parameter
Durasi tiap
langkah
Urutan
Langkah

21 Feb 2015
Daftar isi SOP
• Tujuan
• Ruang Lingkup
• Dokumen acuan
• Peralatan/perlengkapan
• Definisi
• Key Performance Indicator (KPI)
• Prosedur
• Peran dan tanggung jawab
• Lampiran/form/lembar isian

21 Feb 2015
CONTOH SOP (PRODUKSI TEPUNG AGAR MIX):
Pada
LOGO PERUSAHAAN STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No.Dokumen : WPM-SOP--P02
Revisi. : 00
JUDUL PROSES PRODUKSI Tanggal : 21 Feb 2015
Halaman : 1 dari 6

PENGESAHAN
KEGIATAN NAMA JABATAN TANDA TANGAN
DITETAPKAN OLEH
DIPERIKSA OLEH
DISAHKAN OLEH
Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 24 Feb 2015
Manager umum,

21 Feb 2015
Adiwijaya, SP.
No. Revisi Tanggal No. Item yg Alasan Disahkan
Halaman direvisi Revisi Oleh
(Halaman (Tanda
dan tangan)
Paragraf)

21 Feb 2015
1. TUJUAN
Untuk memastikan pelaksanaan aktivitas produksi sesuai dengan
Sistem Manajemen Kemanan Pangan yang ditetapkan.

2. RUANG LINGKUP
Merupakan tugas dan tanggung jawab semua personil yang ada di
bagian produksi antara lain; operator dan Kepala Produksi. Produksi ini
meliputi: Persiapan, Penerimaan, Pengolahan dari bahan baku hingga
produk dipacking, dan ditranser ke gudang serta pelaporannya.

3. DEFINISI
Proses produksi adalah aktivitas yang dilakukan untuk memastikan
bahwa produk dan proses sejak awal pengolahan bahan baku sampai
dengan akhir proses pengiriman ke gudang sesuai dengan standard
yang ditetapkan.
21 Feb 2015
4. REFERENSI
ISO 22000 : 2005, Klausul 7.3.5. tentang Diagram Alir, Penjelasan
Tahapan Diagram alir, Penjelasan Tahapan Proses & Pengendalian

5. PENANGGUNG JAWAB
5.1 Kepala Produksi
5.2 QC

6. PROSEDUR
Seperti tersebut dalam diagram alir

21 Feb 2015
7. DOKUMEN TERKAIT
• WPM/FM-P-PP.01 : Form permintaan material dan formulasi
• WPM/FM-P-PP.02 : Form Pengecekan Peralatan Produksi
• WPM/FM-P-PP.03 : Form Pengecekan Metal Detector
• WPM/FM-P-PP.04 : Laporan Aktivitas Fumigasi
• WPM/FM-P-PP.05 : Check list Kebersihan Area dan Personel
• WPM/FM-P-PP.06 : Check List Material Product Dawet
• WPM/FM-P-PP.07 : Check List Material Product Pudding & Vla
• WPM/FM-P-PP.08 : Check List Material Product Aneka Tepung
• WPM/FM-WH-PP.01 : Form Finish Product
• WPM/IK-P-PP.01 : IK Proses Cleaning dan Sanitasi Ruangan Proses
• WPM/IK-P-PP.02 : IK Pencampuran formula
• WPM/IK-P-PP.03 : IK Fumigasi
• WPM/IK-P-PP.04 : IK MC 1 Mixing Tepung Pudding
• WPM/IK-P-PP.05 : IK pengoperasian MC 1 Mixing Aneka Tepung
• WPM/IK-P-PP.06 : IK pengoperasian MC 2 Mixing Tepung Dawet
• WPM/IK-P-PP.07 : IK pengoperasian MC. Packing Dawet
• WPM/IK-P-PP.08 : IK pengoperasian Shrink Machine
• WPM/IK-P-PP.09 : IK pengoperasian Automatical Vertical Cam
• Packaging With Auger Filler Device
• WPM/IK-P-PP.10 : IK pengoperasian timbangan
• WPM/IK-P-PP.11 : IK pengoperasian Ayakan
• WPM/IK-P-PP.12 : IK pengoperasian Sealer Injct Manual
• WPM/IK-P-PP.13 : IK pengoperasian Compresor Food Grade
• WPM/IK-P-PP.14 : IK pengoperasian Oil Lub Air Compressor
• WPM/IK-P-PP.15 : IK pengoperasian Metal Detector
21 Feb 2015
Warehouse
Material
SOP-WH, IK-P-PP 10-11

Produks
Melakukan cleaning & Sanitasi
line/ peralatan produksi
IK-PP.01
Quality Control
Inspeksi Raw Material
Sop-QC.01

Produksi
Membuat permintaan Raw Material
FM-P-PP.01

21 Feb 2015 A
A

Produksi & Warehouse


Mengeluarkan material sesuai kebutuhan
dan update Daftar Stock RM
FM-WH-RM.02

Produksi N
Penanganan produk tidak sesuai OK
SOP-P.06
Y
Quality Control
Produksi Inspeksi In Proses
Melakukan Mixing sesuai formula SOP-QC.02
IK-PP.02, IK-PP.04-06, FM-P-PP.02-03, FM-P-
PP.05-08
Y Sesuai
B ?
B N
21 Feb 2015
C
B

Produksi
Filling & Pakaging B C
IK-P-PP.0, IK-P-PP.09

Quality Control
Warehouse Penanganan produk
Penerimaan Finish Produk tidak sesuai
FM-WH-FP.01, IK-WH-FP.01 SOP-QC.06

Selesai

21 Feb 2015
Contoh Instruksi Kerja : Cleaning dan Sanitasi Mesin, Peralatan Produksi dan ruangan Produksi

MESIN PRODUKSI
• Cleaning mesin produksi (mixer), dilakukan setiap selesai proses produksi dengan metode CIP
(Cleaning in Place), yaitu system pembersihan atau pencucian total alat-alat dari kotoran yang
tertinggal dengan cara mengalirkan larutan pembersih ke dalam alat tersebut.

Adapun caranya sebagai berikut:


1. Buka tutup mesin mixer
2. Semprotkan air bertekanan pada seluruh bagian alat
3. Pastikan tidak ada sisa bahan material yang masih menempel atau terselip pada baling-baling
mesin
4. Lap seluruh bagian mesin dengan larutan pembersih (air ditambah basa NaOH 1-2%, asam HNO3
08-1,6%) atau pembersih food grade
5. Bilas dengan fresh water (bebas kontaminan) hingga bersih
6. Biarkan 20 menit agar sisa air dalam tangki mixer keluar melalui pipa pembuangan
7. Keringkan seluruh bagian mesin dengan tissue atau lap steril

21 Feb 2015
PENGELUARAN RAW MATERIAL DAN PACKAGING

TANGGAL :

BHN BAKU, FOOD ADITIVE,


GUDANG : KARTON
PRODUKSI :

BANYAKNYA
N
O NAMA BARANG JUMLAH SATUAN KETERANGAN
1

YG
MENGAJUKAN YG MENGELUARKAN MENGETAHUI

21 Feb 2015
GOOD MANUFACTURING
PRACTICE
Cara Pembuatan Yang Baik (CPB)
GMP / CPB
• Merupakan suatu konsep manajemen dalam bentuk prosedur dan
mekanisme berproses yang tepat untuk menghasilkan out put yang
memenuhi stándar dengan tingkat ketidak sesuaian yang kecil
• Merupakan prasyarat utama sebelum suatu industri pangan dapat
memperoleh sertifikat sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point).
• Standar GMP yang di terbitkan oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat
dan Makanan) sesuai dengan jenis produk yang di hasilkan
contoh beberapa standar GMP tersebut:
• Standar GMP untuk industria obat-obatan di sebut dengan CPOB (
Cara Pembuatan Obat yang Baik)
• Standar GMP untuk industri makanan di sebut dengan CPMB (Cara
Pembuatan Makanan yang Baik)
• Standar GMP untuk industri kosmetik di sebut dengan CPKB ( Cara
Pembuatan Kosmetik yang Baik)
• Standar GMP untuk industri obat tradisional di sebut dengan CPOTB (
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik)
Sistem Keamanan Pangan

HACCP

Sanitasi & hygiene


SSOP

Program dasar
GMP

GMP dan SSOP merupakan program prasyarat dari HACCP.


Sedangkan SSOP merupakan komponen dari GMP
Kegunaan penerapan GMP
Bagi industri :

• Memproduksi dan menyediakan makanan yg aman dan layak bagi


konsumen.
• Memberikan informasi yg jelas dan mudah dimengerti kpd
masyarakat utk melindungi makanan thd kontaminasi dan
kerusakan
• Mempertahankan atau meningkatkan kepercayaan dunia
internasional thd makanan yg diproduksi.
Prinsip GMP
• Disain dan fasilitas
• Produksi (Pengendalian Operasional)
• Jaminan mutu
• Penyimpanan
• Pengendalian hama
• Hygiene personil
• Pemeliharan, Pembersihan dan perawatan
• Pengaturan Penanganan limbah
• Pelatihan
• Consumer Information (education)
GMP membahas tentang :

• Sanitasi dan Higiene


• Prinsip Dasar Sanitasi
• Sumber Kontaminasi
• Persyaratan GMP
• Tahap-Tahap Higiene dan Sanitasi
• Sanitasi Kimiawi
• Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis Sanitizer
Sanitasi dan Higiene
• Sanitasi pangan ditujukan untuk mencapai kebersihan yang prima
dalam tempat produksi, persiapan penyimpanan, penyajian makanan,
dan air sanitasi.
• Hal-hal tersebut merupakan aspek yang sangat esensial dalam setiap
cara penanganan pangan.
• Program sanitasi dijalankan bukan untuk mengatasi masalah kotornya
lingkungan atau kotornya pemrosesan bahan, tetapi untuk
menghilangkan kontaminan dari makanan dan mesin pengolahan,
serta mencegah terjadinya kontaminasi silang.
• Program higiene dan sanitasi yang efektif merupakan kunci untuk
pengontrolan pertumbuhan mikroba pada produk dan industri
pengolahan makanan.
Prinsip Dasar Sanitasi

• Prinsip dasar sanitasi meliputi dua hal, yaitu membersihkan dan


sanitasi.
• Membersihkan yaitu menghilangkan mikroba yang berasal dari sisa
makanan dan tanah yang mungkin menjadi media yang baik bagi
pertumbuhan mikroba.
• Sanitasi merupakan langkah menggunakan zat kimia dan atau metode
fisika untuk menghilangkan sebagian besar mikroba yang tertinggal
pada permukaan alat dan mesin pengolah makanan.
Sumber Kontaminasi
sumber kontaminasi pada industri pangan adalah :
• Bahan baku mentah : Proses pembersihan dan pencucian untuk menghilangkan tanah dan untuk
mengurangi jumlah mikroba pada bahan mentah. Penghilangan tanah amat penting karena tanah
mengandung berbagai jenis mikroba khususnya dalam bentuk spora.
• Peralatan/mesin
yang berkontak langsung dengan makanan: Alat ini harus dibersihkan secara berkala dan efektif
dengan interval waktu agak sering, guna menghilangkan sisa makanan dan tanah yang
memungkinkan sumber pertumbuhan mikroba.
untuk sterilisasi: Harus diusahakan dipelihara agar berada di atas suhu 75 – 760C agar bakteri
thermofilik dapat dibunuh dan dihambat pertumbuhannya.
yang menangani produk akhir (post process handling equipment): Pembersihan peralatan ini
harus kering dan bersih untuk menjaga agar tidak terjadi rekontaminasi.
• Air 
untuk pengolahan makanan: Air yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan air
minum.
untuk pendingin kaleng: Setelah proses sterilisasi berakhir, kalengnya harus segera
didinginkan dengan air pendingin kaleng yang mengandung disinfektan dalam dosis yang
cukup. Biasanya digunakan khlorinasi air sehingga residu khlorine 0,5 – 1,0 ppm.
Persyaratan GMP

• GMP mempersyaratkan agar dilakukan pembersihan dan sanitasi


dengan frekuensi yang memadai terhadap seluruh permukaan mesin
pengolah pangan baik yang berkontak langsung dengan makanan
maupun yang tidak. Mikroba membutuhkan air untuk
pertumbuhannya.
• Persyaratan GMP : mengharuskan setiap permukaan yang
bersinggungan dengan makanan dan berada dalam kondisi basah
harus dikeringkan dan disanitasi. Peraturan GMP juga
mempersyaratkan penggunaan zat kimia yang cukup dalam dosis yang
dianggap aman.
Tahap-Tahap Higiene dan Sanitasi
• Prosedur untuk melaksanakan higiene dan sanitasi harus disesuaikan dengan jenis
dan tipe mesin/alat pengolah makanan. Stamdar yang digunakan adalah :
• “Pre rinse” atau langkah awal, yaitu : menghilangkan tanah dan sisa makanan
dengan mengerok, membilas dengan air, menyedot kotoran dan sebagainya.
• Pembersihan : menghilangkan tanah dengan cara mekanis atau mencuci dengan
lebih efektif.
• Pembilasan : membilas tanah dengan pembersih seperti sabun/deterjen dari
permukaan
• Pengecekan visual: memastikan dengan indera mata bahwa permukaan alat
bersih
• Penggunaan disinfektan : untuk membunuh mikroba.
• Pembersihan akhir : bila diperlukan untuk membilas cairan disinfektan yang padat
• “Drain dry” atau pembilasan kering : disinfektan atau final rinse dikeringkan dari
alat-alat tanpa diseka/dilap. Cegah jangan sampai terjadi genangan air karena
genangan air merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan mikroba.
Jenis Sanitizer
• Sanitasi adalah langkah pemberian sanitizer dalam kimia atau perlakuan fisik yang
dapat mereduksi populasi mikroba pada fasilitas dan peralatan pabrik. Sanitizer
yang digunakan dalam industri pangan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
:
1) Panas
• Uap air panas (steam) mengalir dengan suhu dan waktu tertentu : 770C selama 15
menit, atau 930C selama 5 menit
• Untuk alat makan dan peralatan kecil (pisau dsb) 770C selama 2 menit, dan 770C
selama 5 menit untuk peralatan pengolahan.
• 820C selama 20 menit untuk pengolahan pangan
2) Radiasi UV, waktu kontak harus lebih dari 2 menit, terutama digunakan untuk
sanitasi wadah pengemas dan ruangan yaitu untuk membunuh mikroba termasuk
virus.
3) Senyawa kimia (Disinfektan), disinfektan yang digunakan dalam industri pangan :
• Senyawa khlorin, Iodium dan kompleks iodium, Senyawa amonium quartenair,
Kombinasi asam-anion
Sanitasi Kimiawi

• Meskipun panas dan sinar UV sangat efektif untuk proses sanitasi, hingga
kini industri pangan masih sangat bergantung pada disinfektan kimiawi.
• Disinfektan tersebut akan membasmi sebagian besar mikroba. Yang
penting wajib dipertimbangkan bahwa spora mikroba bisa bertahan
terhadap disinfektan. Jadi permukaan yang sudah diberi disinfektan adalah
tidak steril. Sesudah sanitasi, jumlah mikroba berkurang banyak tetapi
tidak steril. Steril berarti tidak ada mikroba sama sekali (sterilized).
• Peraturan GMP mempersyaratkan penggunaan zat kimia yang cukup dalam
dosis yang dianggap aman, oleh karena itu sangat penting untuk mengikuti
petunjuk penggunaan disinfektan tersebut dari pabrik pembuatnya.
Efektifitas dari disinfektan tergantung pada :

• Jenis dan konsentrasinya


• Lama kontak
• Suhu
• pH
• Sangat tidak berguna untuk melakukan desinfeksi pada pernukaan
alat yang kotor, karena disinfektannya akan bereaksi dengan kotoran
sehingga tidak efektif
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Sanitizer
• Hidrogen peroksida (H2O2) dan ozon (O3) juga dapat digunakan
sebagai disinfektan, tetapi karena beberapa kelemahan dalam sifat-
sifatnya, maka keduanya jarang digunakan secara umum. H2O2
khusus digunakan untuk sterilisasi wadah pengemasan plastik, dan
ozon khusus digunakan dalam pengawetan air mineral.
• Komponen fenol merupakan disinfektan yang kuat, tetapi tidak
digunakan untuk sanitasi dalam industri pangan karena baunya yang
keras dapat memprngaruhi flavor makanan yang diolah.
Pemilihan jenis sanitizer yang digunakan dalam
industri pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor

• Kelompok/jenis mikroba yang menjadi target


• Kondisi/sifat air yang digunakan
• Obyek/bahan yang akan disanitasi
• Sifat-sifat lain seperti stabilitas, harga dan sebagainya.
Penerapan Teknik Sanitasi Dan Hygiene
Lokasi dan Lingkungan Unit Pengolahan
Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi :
 Lahan yang tersedia cukup untuk kebutuhan sekarang dan
rencana
 Pengembangan
 Jarak dengan sumber-sumber cemaran (pemukiman
penduduk, pabrik bahan kimia, pembuangan
samapah,tempat peternakan, daerah banjir, dsb)
 Kecukupan pasok air yang memenuhi persyaratan air
minum (potable water)
 Kemudahan pembungan limbah cair harus tersedia sistem
drainase yang baik
 Kecukupan sumber listrik
 ketersediaan akses transportasi
Lay out of premises and workspace

Persyaratan Umum

• Lay out internal harus didisain,


dibangun dan di maintain
dengan praktek hygiene dan
produksi yang baik
• Perpindahan material, orang,
produk dan lay out peralatan
harus didisain untuk
mencegah kontaminasi
Internal design layout and traffic patterns

• Bangunan harus menyediakan


ruangan yang cukup untuk jalur
material, orang dan produk serta
dilakukan pemisahan secara fisik
bahan baku dengan area proses
• Proses pemindahan material
yang terbuka harus didisain
untuk meminimalkan kontaminasi
benda asing dan serangga
Internal structures
• Dinding dan lantai di area proses harus mudah dibersihkan tergantung dari bahaya
terhadap proses atau produk. Bahan yang digunakan harus tahan terhadap sistem
pembersihan.
• Pertemuan dinding - lantai harus didisain mudah dibersihkan
• Lantai didisain agar air tidak menggenang dan terseal dengan baik
• Di area proses basah, lantai harus tahan air dan tersedia drainase yang tertutup
• Langit-langit, atap didisain untuk mencegah tumpukan debu dan kondensasi.
• Jendela, ventilasi atap atau kipas, ada screen serangga.
• Pintu harus ditutup atau ada screen jika tidak digunakan.
Location of equipment
• Peralatan ditempatkan sedemikian rupa
sehingga dapat diaplikasikan praktek
hygiene yang baik serta dapat dimonitor
• Peralatan ditempatkan agar mudah
dioperasikan, dibersihkan dan
dipelihara
Laboratory facility
• Fasilitas laboratorium dibuat untuk melakukan pemeriksaan
mutu, untuk mencegah resiko mutu, dan keamanan produk
• Lab mikrobiologi didisain tidak menimbulkan kontaminasi,
termasuk tidak boleh menghadap langsung ke area produksi
Temporary/Mobile Premises and
Vending Machines

• Struktur bangunan sementara, harus dirancang, terletak,


dan dibangun untuk menghindari resiko hama dan
potensi kontaminasi produk
• Bahaya yang terkait dengan bangunan sementara dan
mesin yang movable harus dievaluasi dan dikendalikan.
Storage of food, material, packaging
and non food chemical
• Gudang penyimpanan harus melindungi dari kondensasi,
debu, air dan bahan lain sumber kontaminasi
• Pemantauan dan pengendalian suhu dan kelembaban
harus diterapkan, dimana ditentukan.
• Gudang harus kering dengan ventilasi yang baik
• Dipisahkan untuk penyimpanan bahan baku, WIP dan
finished good
• Memiliki jarak yang cukup untuk dilakukan pemantauan
• Bahan berbahaya harus dikunci untuk menghindari
penggunaan yang tidak diinginkan
3. Utilities : General requirement
• Rute penyediaan dan distribusi untuk utilitas, sekitar
area proses dan penyimpanan harus dirancang untuk
meminimalkan risiko kontaminasi produk.
• Kualitas utilitas 'harus dipantau untuk meminimalkan
risiko kontaminasi produk.
Water Supply
• Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air sesuai dengan
peraturan perundang-undangan / potable water
• Air yang digunakan sebagai bahan baku, termasuk seperti es atau
uap, atau kontak dengan produk atau permukaan produk, harus
memenuhi kualitas yang ditetapkan dan persyaratan mikrobiologi
yang relevan dengan produk.
Sumber air : menggunakan air yang memenuhi persyaratan air minum
internasional
angka coliform (Most Probable Number) <2 dalam 100 ml air
total bakteri count : < 100 MPN ( Most Probable Number )
tekanan air tidak tidak kurang 145,26 gr/cm2
Water Supply

• Air untuk cleaning atau yang beresiko kontak produk


langsung (misalnya pHE), agar memenuhi kualitas yang
ditentukan dan
persyaratan mikrobiologi yang relevan.
• Apabila ada air diklorinasi, pemeriksaan harus
memastikan bahwa tingkat residu klorin dalam batas yang
relevan
• Air untuk proses dan air untuk pembersihan di buat jalur
yang terpisah
Air Quality & Ventilation
• Menetapkan standar kebersihan udara, suhu dan kelembaban dan
mikrobiologi udara
• Ventilasi alami atau mekanikal disediakan untuk membuang
kondensasi, debu, dll
• Penyediaan udara, harus dikendalikan untuk mencegah kontaminasi
dari mikrobia udara. Pemantauan kualitas udara dan kontrol harus
ditetapkan di area yang beresiko.
• Sistem ventilasi didisain dan dibangun dengan mencegah aliran
udara dari area kotor ke area bersih
Compressed air and other gases
• Compressed air dan gas lain yang digunakan untuk pabrikasi
atau packing harus didisain dan dipelihara untuk mencegah
kontaminasi.
• Udara yang kontak langsung dengan produk harus berasal dari
sumber yang diperbolehkan untuk kontak dengan makanan dan
difiltrasi baik debu, air maupun oli.
• Oli atau grease yang digunakan untuk compressor dan
berpotensi kontak dengan produk, harus food grade
• Persyaratan untuk filtrasi, kelembaban (RH%) dan
mikrobiologi harus ditentukan.
Lighting
• Pencahayaan yang disediakan (alami atau buatan),
memungkinkan personil untuk beroperasi secara
higienis.
• Lampu harus dilindungi dari resiko pecah, yang
dapat mengkontaminasi produk
• Semua permukaan tempat kerja dalam ruangan
harus mendapatkan penerangan yang merata
dengan intensitas minimal 20 fc (foot candles) dan
tidak menyilaukan mata.
• 50 foot candles (540 lux) untuk tempat yang
diawasi.
20 foot candles (220 lux) ruang pengolahan secara
keseluruhan.
10 foot candles (110 lux) ruang lainnya)
Measure for prevention of cross contamination
General Requirement
• Dibuat program untuk mencegah, mengendalikan,
dan mendeteksi kontaminasi

Microbiological Cross contamination


 Area yang berpotensi kontaminasi silang mikrobia diidentifikasi dan
dibuat sistem zoning
 Pemisahan bahan baku dan produk jadi
 Pemisahan struktural secara fisik dengan dinding
 Pengendalian akses, termasuk ganti pakaian kerja
 Pemisahan jalur material, karyawan, peralatan dll
 Pengunaan tekanan positif
Internal design layout and traffic patterns

• Bangunan harus menyediakan


ruangan yang cukup untuk jalur
material, orang dan produk serta
dilakukan pemisahan secara fisik
bahan baku dengan area proses
• Proses pemindahan material
yang terbuka harus didisain
untuk meminimalkan kontaminasi
benda asing dan serangga
Desain dan Konstruksi Peralatan.
• Mudah dibersihkan
Dibuat dari bahan yang tidak mencemari produk
olahan seperti : plastik, stainless steel atau fiber
glass
Diletakan sesuai alur proses
Desain paralatan dapat menghindari
kontaminasi
Contoh :
– rak penyimpanan peralatan (interpan, basket,
dll), adanya jarak antara rak yang paling bawah
dengan lantai minimal 50 cm.
– permukaan meja peralatan halus dan rata
Air dan Es
Sumber air : menggunakan air yang memenuhi persyaratan air minum internasional
angka coliform (Most Probable Number) <2 dalam 100 ml air
total bakteri count : < 100 MPN ( Most Probable Number )
tekanan air tidak tidak kurang 145,26 gr/cm2
kontruksi dan desain pipa air dapat mencegah kontaminasi.
bak penampungan air agar terbuat dari bahan yang tidak korosi dan tidak
mengandung bahan kimia beracun
pipa saluran air bersih jangan diletakan berdampingan dengan pipa pembuangan
limbah cair atau saluran pembuangan limbah cair
disediaka suplai air panas

Es  dari air yang telah memenui persyratan air minum dan disimpan pada ruang
penyimpanan yang bersih, suhu dingin dan terhindar dari cemaran bakteri phatogen ,
jamur, potongan, potogan kayu, dll.

Air dan es di uji mutunya dilaboratorium minimal 3 bulan sekali.


Pengolahan Limbah atau Sampah
 setiap pipa limbah cair dari ruang pengolahan agar diberi
penutup berupa alat penyaring limbah padat dan pencegah
masuknya binatang pengerat
saluran limbah cair di dalam ruang pengolahan agar diberi
penutup yang dapat dibuka atau ditutup kembali dan
terbuat dari bahan metal.
mempunyai kedalaman yang cukup sehingga limbah air
tidak sampai tumpah mengenai lantai
penampungan limbah padat dan cair harus terpisah
limbah cair harus diolah kembali sebelum keluar dari area
pabrik sehingga tidak mencemari lingkungan
dibuat dari bahan yang halus permukaannya
wadah penampungan limbah padat agar diberi penutup.
limbah produk ditampung ditempat yang terpisah dan
tertutup.
Limbah:
Senyawa : Organik & Anorganik
Wujud: Cair, Padat, Gas, & Suara
Karakteristik: Cair, Padat, Gas &
Partikel, serta B3
Higiene Personil
• diwajibkan memakai penutup kepala, masker mulut,
sepatu boot, celemek/apron dan memakai pakaian
kerja.
• Perlengkapan kerja tidak dipakai pada saat akan ke
toilet atau keluar dari ruang ,pengolahan.
• Karyawan sebaiknya tidak mengenakan perhiasan,
jam tangan saat bekerja serta menjaga kebersihan
diri sebelum melakukan proses pengolahan seperti
memotong kuku dan mandi.
• Kontrol kesehatan karyawan sebaiknya dilakukan 6
bulan sekali.
• Karyawan yang sedang sakit tidak diperkenankan
bekerja. Jika ada yang luka tetapi masih bisa bekerja,
untuk sementara bisa bekerja namun tidak
berhubungan langsung dengan produk olahan.
Ruang Istirahat dan Toilet
• Ruang istirahat harus mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak
berhubungan langsung dengan ruang pengolahan. Ruang istirahat
sebaiknya terpisah dari ruang ganti karyawan. Untuk toilet sebaiknya tidak
berhubungan langsung dengan ruang pengolahan. Toilet dilengkapi dengan
fasilitas seperti suplai air yang lancar, ventilasi, pintu ,dan langit-langit
dalam kondisi baik, sabun cair, alat pengering dan suplai air panas. Jumlah
toilet yang dipersyaratkan untuk unit pengolahan
Ø 1-9 Orang = 1 Toilet
Ø 10-24 Orang = 2 Toilet
Ø 25-49 Orang = 3 Toilet
Ø 50-100 Orang = 5 Toilet
Setiap Penambahan 30 pekerja dari 100 pekerja ditambah 1 (satu) toilet.

Anda mungkin juga menyukai