Anda di halaman 1dari 14

Medan, 04 July 2019

Perihal : LaporanAudit Manajemen

Kepada
Yth, Direktur Utama PT. SEPATU BATA Tbk
Di Jakarta

Kami telah melakukan audit manajemen atas Pendapatan Neto pada PT. SEPATU
BATA Tbk untuk periode 2015-2016 . Audit ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi atas
Pendapatan Neto yang terdapat dalam data Laporan Posisi Keuangan perusahaan. Audit ini
digunakan untuk menilai apakah perusahaan beroperasi secara ekonomis, efisien dan efektif.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi :
Bab I : Profil Perusahaan
Bab II : Identifikasi Masalah
Bab III : Standarisasi
Bab IV : Analisis dan Evaluasi
Bab V : Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat kami berikan kepada pihak perusahaan adalah
meningkatkan Pendapatan Neto dengan meningkatkan penjualan domestik. Melakukan
peningkatan penjualan domestik dapat dilakukan dengan promosi dan memberikan diskon
kepada pelanggan sehingga dapat menambah pendapatan neto pada perusahaan.

Supervisor

ALLISSAYLYA MOLLITA
160503041
BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
A. Identitas Perusahaan
Nama : PT. Sepatu Bata Tbk
Alamat : Jl. RA. Kartini Kav. 28 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430
Telepon : +6221-759-18084
Faksimili : +6221-750-5354
Email : id.bataindustrials@bata.com
Laman : www.bata.co.id

B. Sejarah Singkat
PT. Sepatu Bata TBK adalah produsen alas kaki dan anggota dari Bata Shoe Organization
(BSO). BSO merupakan produsen terbesar penghasil sepatu di dunia yang beroperasi di
banyak negara, menghasilkan serta menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun.Perseroan
memproduksi berbagai macam alas kaki yaitu sepatu kulit dan sandal, sepatu berbahan kain
kanvas dan sepatu olahraga. Perseroan memiliki merek-merek terdaftar, disamping merek
utama kita Bata, termasuk juga diantaranya adalah North Star, Bubblegummers, Marie Claire
dan Weinbrenner juga Bata Indutrials. Bata atau T.&A.Bata Shoe Company terdaftar di
Zlin.Czechoslovakia oleh dua bersaudara Tomas,Anna dan Antoni Bata(1894).Perusahaan
sepatu raksasa keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis
internasional:bata eropa.bata asia pasifika-afrika,bata amerika latin dan bata amerika
utara.Produk perusahaan ini hadir dilebih 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26
negara.Sepanjang sejarahnya,perusahaan ini telah menjual sebanyak 144 milyar pasang
sepatu.
Di Indonesia pengoperasian penjualan sepatu bata dijalankan oleh pt.sepatu bata,tbk,Pabrik
perusahaan ini pertama kali berdiri pada tahun 1939,dan saat ini berada didua tempat,yaitu di
kalibata itu dan di medan.Keduanya menghasilkan 7 juta pasang alas kaki setahun,dan terdiri
dari 400 model sepatu,sepatu sandal dan sandal,dari kulit,karet dan plastik.Sebelum tahun
1978,status bata di Indonesia adalah PMA,sehingga dilarang menjual langsung
ke pasar.Batamenjual melalui para penyalur khusus (depot) dengan sistem konsinyasi.Status
para penyalur tersebut diubah dan pada 1 januari 1978,yaitu saat izin dagang bata
“dipindahkan” kepada mereka dan PT.Sepatu Bata,Tbk menjadi perusahaan PMDM.
Dewan Komisaris : Rajeev Gopalakrishnan
Komisaris : Shaibal Shinha
Komisaris Indepenen : Farid Harianto
Presiden Direktur : Inderpreet Singh Bhatia
Direktur : Piyush Gupta
: Ricardo Lumalessil
Direktur Independen : Hatta Tutuko
Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memberikan keuntungan kepada para pemilik
saham melalui kegiatan produksi serta mensejahterakan karyawan dan menjalankan tanggung
jawab sosial perusahaan.
C. Struktur Organisasi
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
A. LAPORAN LABA RUGI
PT SEPATU BATA Tbk
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk tahun Yang berakhir Pada tanggal 31 Desember 2013 – 2017
(Disajikan Dalam Ribuan Rupiah , Kecuali Dinyatakan Lain)
Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017
Penjualan neto 902.459.209 1.008.727.515 1.028.850.578 999.802.379 974.536.083
Beban Pokok Penjualan - -558.227.929 -622.099.195 - -
539.446.848 568.351.159 526.713.772
Laba Bruto 363.012.361 450.499.586 406.751.383 431.451.220 447.822.311
Penjualan Dan Pemasaran - -235.948.633 -250.450.762 - 257.327.795
196.761.398 254.691.210
Umum Dan Administrasi - -110.348.811 -119.760.966 - 109.121.956
100.178.715 111.929.306
Kerugian/Keuntungan 0 90.000 121.027.323 -652.526 303.418
Pelepasan Aset Tetap-neto
Pendapatan/beban usaha -680.405 -458.932 -2.671.796 1.874.866 -1.172.069
Lainnya-neto
Laba Usaha 65.391.843 103.833.210 154.895.182 66.053.044 80.503.909
Pendapatan Bunga 122.976 87.086 115.692 230.377 380.710
Beban Keuangan -1.756.324 -4.374.404 -6.207.256 -981.399 1.360.440
Laba sebelum pajak 63.758.495 99.545.892 148.803.618 65.302.022 79.524.179
Penghasilan dan pajak
Final
Beban Pajak Final 0 0 -6.359.375 0 0
Laba Sebelum beban pajak 63.758.495 99.545.892 142.444.243 65.302.022 79.524.179
penghasilan dan badan
Beban pajak penghasilan -19.384.816 -28.299.463 -12.924.797 -23.070.359 25.869.803
badan
Laba Tahun Berjalan 44.373.679 71.246.429 129.519.446 42.231.663 53.654.376
Penghasilan Komprehensif
lain
Tidak akan direklasifikasi
ke laba rugi
Pengukuran kembali 0 1.988.325 -831.779 -256.789 5.185.236
atas program imbalan pasti
Pajak penghasilan terkait 0 497.081 207.945 64.197 1.296.309
Total Penghasilan 44.373.679 69.755.185 128.895.612 42.039.071 49.765.449
Komprehensif lain tahun
berjalan

Laba persaham dasar 34,13 54,8 99,63 32,49 41,27


(rupiah penuh)
Dari Laporan Posisi Keuangan diatas, saya hanya berfokus kepada satu akun yang akan saya
identifikasi lebih lanjut yaitu Pendapatan Neto.

Keterangan 2013 2014 2015 2016 2017


Pendapatan 902.459.209 1.008.727.515 1.028.850.578 999.802.379 974.536.083
Neto

Pendapatan Neto
1,040,000,000
1,028,850,578
1,020,000,000
1,008,727,515
1,000,000,000 999,802,379
980,000,000 974,536,083
960,000,000
940,000,000
920,000,000
900,000,000 902,459,209
880,000,000
860,000,000
840,000,000
820,000,000
2013 2014 2015 2016 2017

Kenaikan dan penurunan pendapatan neto pada setiap periode yang dimulai dari tahun 2013 – 2017
disajikan sebagai berikut:

Periode %kenaikan dan


penurunan
I ( 2013-2014) 10,53%
II (2014-2015) 1%
III(2015-2016) -28%
IV (2016-2017) -25%

%kenaikan dan penurunan


20.00%

10.00%

0.00%
I ( 2013-2014) II (2014-2015) III(2015-2016) IV (2016-2017)
-10.00%

-20.00%

-30.00%
A. Hipotesis
Terjadinya Penurunan Pendapatan neto pada periode ketiga yaitu pada tahun 2015-
2016 sebesar -28%. Hal ini disebabkan karena penurunan penjualan pada outlet
dikarenakan dilakukannya penutupan 40 outlet yang dilakukan oleh PT sepatu bata.

2015 2016
Penjualan Domestik 1.004.377.378 988.094.367

Penjualan Sepatu domestik


1,010,000,000

1,005,000,000 1,004,377,378
1,000,000,000

995,000,000

990,000,000
988,094,367
985,000,000

980,000,000

975,000,000
2015 2016
BAB III
STANDARISASI

A. Pengertian Pendapatan
Menurut PSAK 23, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomik yang
timbul dari aktivitas ormal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Dengan pengertian diatas, maka perusahaan tidak boleh mencatat Pajak yang dipotong dari
pihak lain sebagai pendapatan walaupun pajak merupakan kas masuk ke perusahaan. Disisi
lain perusahaan yang bergerak sebagai agen (bukan orang yang sebenarnya) dari sebuah
transaksi tidak boleh mengakui kas yang masuk sebagai pendapatannya, namun hanya
mengakui komisi sebagai pendapatannya. Penjualan bersih merupakan penjualan yang didapat
dari penjualan kotor serta dikurangi return penjualan dan ditambah potongan penjualan lainnya.
Sedangkan penjualan kotor merupakan penjualan sebagaimana yang telah tercantum pada
faktur atau jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan return serta potongan
penjualan.
B. Penurunan Pendapatan Neto
Penurunan Pendapatan Neto disebabkan oleh menurunnya penjualan domestik yang terjadi
pada PT Sepatu Bata. Dimana penjualan domestik pada PT Sepatu Bata masih mendominasi
pendapatan perusahaan tersebut. Dan dalam penjualan domestiknya PT Sepatu masih berfokus
pada penjualan outlet. Penjualan Outlet tersebut masih mendominasi hasil penjualan domestik
pada PT Sepatu Bata dibandingkan dengan Penjualan Ekspor.
C. Rasio Profabilitas
Rasio-rasio profitabilitas diperlukan untuk pencatatan transaksi keuangan biasanya dinilai oleh
investor dan kreditur (bank) untuk menilai jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh
investor dan besaran laba perusahaan untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang
kepada kreditur berdasarkan tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat
tingkat efisiensi perusahaan.
Efektivitas dan efisiensi manajemen bisa dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan
dan investasi perusahaan yang dilihat dari unsur unsur laporan keuangan. Semakin tinggi nilai
rasio maka kondisi perusahaan semakin baik berdasarkan rasio profitabilitas. Nilai yang tinggi
melambangkan tingkat laba dan efisiensi perusahaan tinggi yang bisa dilihat dari tingkat
pendapatan dan arus kas. Rasio-rasio profitabilitas memaparkan informasi yang pentingkan
daripada rasio periode sebelumnya dan rasio pencapaian pesaing.
Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis jenis akuntansi keuangan antara lain:

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor terhadap
pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas
memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan pertimbangan biaya yang
terpakai untuk memproduksi produk atau jasa.
Margin Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Rasio Marjin Kotor).
Gross profit margin mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin
besar gross profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan yang
menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada penjualan (sales) yang berguna
untuk audit operasional. Jika sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam melakukan
kegiatan operasional. Rumus perhitungan laba kotor sebagai berikut.
Gross Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Rasio ini
mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin
semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan


c. Return on Sales Ratio (Rasio Pengembalian Penjualan)
Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan
perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja, bahan
baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat
keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin operasional
(operating margin) atau Margin pendapatan operasional (operating income margin). Berikut
ini rumus untuk menghitung return on sales (ROS).

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%


BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis Pendapatan Neto


Setelah ditelusuri lebih lanjut kami telah menemukan bahwasanya terdapat beberapa
komponen dari Pendapatan Neto pada PT. Sepatu Bata Tbk antara lain : pendapatan
Domestik dan Pendapatan Ekspor.

2015 % 2016 %
Penjualan
Domestik 1.004.377.378 98,80% 988.094.367 97,60%
Ekspor 24.473.200 1.20% 11.708.012 2,40%
1.028.850.578 999.802.379

2015 2016
Penjualan Domestik 1.004.377.378 988.094.367

1,010,000,000 Penjualan Sepatu domestik


1,004,377,378
1,000,000,000

990,000,000
988,094,367
980,000,000

970,000,000
2015 2016

Dari data tersebut kita dapat melihat bahwa penjualan domestik lebih mendominasi pendapatan
neto perusahaan dibandingkan penjualan Ekspor. Penurunan Penurunan yang terjadi pada
Pendapatan Neto terjadi dikarenakan terjadinya penurunan penjualan domestik sebesar 12,20%
Selanjutnya, saya menelusuri lebih lanjut terhadap penjualan Domestik . Penjualan Domestik
terbagi menjadi , Penjualan Outlet , serta penjualan pihak ketiga yang terdiri dari distributor
resmi dan E-Commerce.

Komposisi penjualan
Domestik presentasi 2015 persentasi 2016
Outlet 70% 703.064.165 60% 592.856.620
Pihak ketiga
Distributor Resmi 7% 70.306.416 5% 49.404.718
E-commerce 23% 231.006.797 35% 345.833.029
1.004.377.378 988.094.367
Dari komposisi penjualan Domestik tersebut kita dapat melihat penurunan penjualan domestik
yang sangat signifikan terjadi pada penjualan outlet , yang pada tahun 2015 mencapai angka
70%. Dan pada tahun 2016 menurun menjadi 60%.
Hal tersebut terjadi dikarenakan PT sepatu Bata yang melakukan penutupan 40 outlet yang
memiliki kinerja tidak baik dari keseluruhan outlet yang dimiliki oleh sepatu bata yaitu 560
outlet.

Tahun Outlet Presentase kontribusi


2015 560 100%
2016 520 93,86%

Penurunan Jumlah Outlet


570 101%
100%
560
99%
550 98%
97%
540 96%
530 95%
94%
520 93%
92%
510
91%
500 90%
2015 2016

Outlet Presentase kontribusi

Jumlah seluruh outlet sepatu bata di seluruh indonesia yaitu 560 outlet , sehingga dapat
diperkirakan 1 outlet berkontribusi sebesar 0.17% terhadap penjualan . sehingga dengan
ditutupnya 40 outlet menyebabkan penurunan penjualan pada outlet sebesar 7,14%.
Jadi penjualan outlet mengakibatkan menurunnya pendapatan domestik sebesar 7,14%
B. Analisis Rasio
Adapun Analisis Ratio yang berhubungan dengan Pendapatan Neto adalah Sebagai Berikut:

RASIO 2013 2014 2015 2016 2017


GROSS PROFIT MARGIN 40% 44,66% 39,53% 39,15% 45,95%
NET PROFIT MARGIN 14,90% 15,80% 31,84% 9,78% 11,98%
RETURN ON SALES RATIO 6,51% 9,19% 16,28% 5,24% 6,27%
Keterangan :
Gross Profit Margin : Semakin Besar Semakin Baik.
Gross Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%
Net Profit Margin : Semakin Besar Semakin Baik.
Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan
Return On Sales Ratio : Semakin Besar Semakin Baik
ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%
Dari tabel rasio diatas dapat disimpulkan bahwa :
Gross Profit Margin , menunjukkan bahwa Periode IV merupakan rasio terburuk selama 5
tahun terakhir, yaitu pencapaian rasio yang paling kecil, hanya sebesar 39,15% . Sedangkan
pada tahun-tahun sebelumnya, rasio berkisar antara 40-44%.
Net Profit Margin , menunjukkan bahwa Periode IV merupakan rasio terburuk selama 5 tahun
terakhir, yaitu pencapaian rasio yang paling kecil, hanya sebesar 9,78%. Sedangkan pada
tahun-tahun sebelumnya, rasio berkisar antara 14-31%.
Return On Sales Ratio , , menunjukkan bahwa Periode V merupakan rasio terburuk selama 5
tahun terakhir, yaitu pencapaian rasio yang paling kecil, hanya sebesar 5,24%. Sedangkan pada
tahun-tahun sebelumnya, rasio berkisar antara 6-16%.

Kesimpulan
PT. Sepatu Bata TBK adalah produsen alas kaki dan anggota dari Bata Shoe
Organization (BSO). BSO merupakan produsen terbesar penghasil sepatu di dunia yang
beroperasi di banyak negara, menghasilkan serta menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun.
Pada tahun 2016 perusahaan mengalami penurunan pendapatan neto sebesar 28%. Hal ini
merupakan yang terburuk dalam periode 5 tahun sejak 2013. Penurunan pendapatan neto ini
benar disebabkan oleh penurun pendapatan domestik yang dialami oleh perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan menutup 40 outlet dari jumlah sebelumnya yaiu 560 outlet. Penutupan
outlet ini dilakukan tentu saja dikarenakan menurunnya penjualan atau pejualan yang tidak
mencapai target hal ini tentu daja berhubungan dengan penurunan penjualan outlet dikarenakan
pendapatan perusahan PT sepatu bata sangat bertumpu dan mengandalkan hasil dari penjualan
pada setiap outletnya untuk meningkatkan penjualan domestik. Sehingga walaupun 40 outlet
tersebut merupakan outlet yang tingkat penjualannya paling rendah , ke 40 outlet tersebut tetap
akan mempengaruhi tingkat penjulan domestik yang masih mendominasi pada penjualan outlet
BAB V
REKOMENDASI

A. Rekomendasi
Adapun beberapa rekomendasi dan saran yang dapat dilakukan pihak perusahaan untuk
menanggulangi hal tersebut sehingga dapat meningkatkan kembali penjualan neto yakni antara
lain :
1. Tetap melakukan peningkatan yang dapat peningkatan dalam kegiatan promosi dan
memberikan diskon kepada pelanggan sehingga dapat menarik daya beli konsumen.
2. Melakukan pembukaan gerai baru di lokasi yang cukup strategis agar dapat dengan
mudah dikunjungi oleh pelanggan atau bisa juga melakukan renovasi pada gerai-gerai
yang sudah ada untuk menarik minat konsumen.
3. Terus berusaha meningkatkan kualitas produk untuk meningkatkan kembali
kepercayaan masyarakat terhadap pruduk Bata sehingga menarik minat mereka untuk
membelik produk-produk bata.
4. Terus mengikuti tren dan inovasi terhadap produk sesuai dengan keinginan pasar
5. Selain terus fokus dengan bisnis ofline , bisni online/e-commerce juga perlu lebih
dikembangkan mengingat perkembangan pendapatan penjualan melalui e-commerce
cukup bisa diperhitungkan sejak dimulai pada tahun 2014 lalu hingga saat ini
menunjukkan pekembangan yang sangat pesat.

Anda mungkin juga menyukai