Anda di halaman 1dari 20

Temuan Audit

Disusun oleh :

1. Anastasya Citra Dewi (21121008)

2. Septi Ananda Telaumbanua (211210034)

3. Vira Febriyani ( 221210117 )

AS-21-PB

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KESATUAN

BOGOR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul
“Audit Temuan”. Penyusunan makalahini bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi
tugas mata kuliah Internal Audit pada tahun akademik 2022/2023 di Institut Bisnis
dan Informatika Kesatuan Bogor.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantukami dalam menyelesaikan makalah ini dan bekerja sama menyelesaikan
makalah ini. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas kelompok, menambah wawasan bagi para pembaca, memberikan gambaran
mengenai temuan audit. Kemudian, kami berharap para pembaca bisa mengambil
pelajaran dan mempraktekkannya dari makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan mengedukasi bukan hanya bagi kami secara pribadi tetapi
bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, 10 Maret 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Auditor internal adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan
keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta
meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Melalui auditor internal yang salah satu
fungsinya sebagai pelindung asset perusahaan sangatlah strategis sehingga ia harus
dapat menempatkan posisi dan memegang peranan penting dalam setiap tahap
langkah perubahan dan perkembangan yang berlangsung.
Auditor internal dalam menjalankan operasinya seringkali menemukan
temuan-temuan audit. Temuan audit adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan
tentang fakta yang terjadi dalam proses pengauditan. Dalam peranannya tersebut,
maka seorang auditor internal harus dapat menganalisa dengan benar setiap temuan
dalam proses audit agar tidak terjadi penyalahgunaan fungsi yang sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
Kemampuan auditor dalam mengidentifikasikan temuan audit,
mengkomunikasikan temuan tersebut, dan menentukan kesimpulan audit merupakan
merupakan keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam diri auditor. Temuan audit
dihasilkan dari proses perbandingan antara ‖apa yang seharusnya terdapat dan apa
yang ternyata terdapat dalam proses pengauditan.
Dari hasil perbandingan tersebut, internal auditor memiliki dasar untuk
membuat laporan. Temuan-temuan audit dapat diatasi dengan pengendalian internal
yang berjalan dengan baik, salah satunya dengan diadakan pemeriksaan internal oleh
auditor. Auditor internal bertanggung jawab untuk menguji dan menilai kecukupan
dan efektivitas dari tindakan yang diambil oleh manajemen. Oleh karena itu, auditor
internal harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang temuan audit dan dapat
mengidentifikasi indikator kemungkinan adanya temuan audit. Berdasarkan
penjelasan di atas makalah ini membahas peran sikap profesionalisme auditor internal
terhadap temuan audit

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas ada pula rumusan masalah :

1
Berdasarkan yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan beberapa
rumusan masalah, diantaranya:
1. Apa definisi temuan audit dan sifat-sifat temuan audit?
2. Bagaimana temuan yang dikatakan baik?
3. Bagaimana pendekatan untuk menghasilkan temuan audit?
4. Bagaimana pencatatan dan pelaporan dari hasil temuan audit?
5. Apa yang dimaksud dengan tingkat signifikansi temuan audit?
6. Elemen-elemen apa saja dalam temuan audit?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi temuan audit dan sifat-sifat temuan audit.
2. mengetahui ciri-ciri temuan audit yang baik.
3. Mengetahui pendekatan untuk menghasilkan temuan audit.
4. Mengetahui pencatatan dan pelaporan dari hasil temuan audit.
5. Mengetahui tingkat signifikansi temuan audit.
6. Mengetahui elemen-elemen apa saja dalam temuan audit

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Temuan Audit


Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang
dikumpulkan terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik
kesesuaian ataupun ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan.
Pengertian ketidaksesuaian sendiri adalah penyimpangan melalui bukti obyektif atas
kriteria audit yang ditetapkan auditor harus menginvestigasi untuk menentukan
secaratepat kriteria audit yang dilanggar dan menetapkan rekomendasi tindakan
perbaikan. Sedangkan Sawyer memili pendapat bahwa temuan audit merupakan
penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima.
Jadi temuan audit merupakan himpunan data dan informasi yang
dikumpulkan, diolah dan diuji selama melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi
tertentu yang disajikan secara analitis menurut unsur- unsurnya yang dianggap
bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2.2 Jenis Ketidaksesuaian dalam Temuan Audit


A. Major
Sebuah temuan audit dikatakan kategori major, apabila tidak sesuai dengan
persyaratan ISO 9001:2008 yang seharusnya dijalankan dan harus dilakukan
perbaikan segera.
B. Minor
Sebuah temuan audit dikatan kategori minor, apabila terdapat inkonsistensi
dalam menjalankan prosedur yang diturunkan dari ISO 9001:2008 dan diberikan
deadline waktu tertentu untuk memperbaikinya.
C. Observasi
Sebuah temuan audit dikatakan kategori observasi, apabila temuan tersebut
bukan termasuk dalam persyaratan ISO 9001:2008 tetapi sebaiknya dijalankan. Dalam
temuan observasi, auditor akan memberikan rekomendasi sebagai usulan peningkatan,
namun divisi terkait dalam perusahaan memiliki hak bebas untuk menjalankan atau
tidak menjalankan usulan tersebut.

3
2.3 Sifat - Sifat Temuan Audit
Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk & ukuran misalnya :
A. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti
pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
B. Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya
sendiri.
C. Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif
yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih
menguntungkan.
D. Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragan
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam
jumlah dan signifikansinya.
E. Eksposur-eskposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies). Istilah “temuan”
cenderung terlalu negatif, sedangkan “kondisi” relatif lebih tepat dan dianggap lebih
nyaman, tidak memberi ancaman, dan tidak menimbulkan tanggapan defensif bagi
auditee. Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang (current)
atau masa lalu ( histories ) serta yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating
(future) terdapat kesalahan.

2.3 Elemen - Elemen Temuan Audit

Auditor internal bukanlah orang yang maha tahu dan mereka tidak bisa
diharapkan untuk mengetahui semua hal tentang operasi yang sedang diaudit.
Pengetahuan tentang temuan audit yang dapat dilaporkan merupakan masalah lain,
karena auditor internal mempertentangkan kelayakan status quo. Mereka mencari
sistem atau transaksi yang tidak memenuhi standar operasi yang berlaku. Tetapi
auditor internal bisa mengharapkan adanya tantangan dan mereka harus mengetahui
lebih banyak tentang temuan-temuan audit mereka. Fakta-fakta yang ditemukan
auditor internal haruslah meyakinkan, kriterianya harus dapat diterima, dan logika
yang digunakan juga harus meyakinkan.

4
Kelayakan tindakan yang mereka lakukan paling baik diukur dengan
membandingkannya dengan beberapa kriteria. Sama halnya dengan pengembangan
temuan audit. Jika temuan yang dikembangkan memenuhi semua standar audit dapat
diterima, maka temuan tersebut akan menjadi logis, wajar, dan meyakinkan. Temuan
tersebut akan memberi stimulus untuk memotivasi tindakan perbaikan. Jika ada yang
hilang dari temuan yang dilaporkan, maka temuan tersebut bisa dipertentangkan dan
berakibat pada tindakan yang tidak menyenangkan atau bahkan tidak ada tindakan
sama sekali.

Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk


di dalamnya latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan
rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen ini, baik eksplisit
maupun implisit, akan menjadi argumen yang kuat untuk dilakukannya tindakan
perbaikan. Temuan tersebut akan menunjukkan bahwa tidak ada rintangan yang
dibiarkan dalam menyajikan masalah dan solusinya. Pada beberapa kasus yang unik,
elemen penyebab mungkin tidak tepat. Suatu masalah mungkin diakibatkan oleh
kondisi tertentu.

Pembaca laporan harus diberikan informasi umum yang memadai agar dapat
memahami sepenuhnya alasan-alasan mengapa auditor yakin bahwa temuan-temuan
tersebut harus dilaporkan. Latar belakang juga dapat mengidentifikasi orang-orang
yang berperan, hubungan organisasi, bahkan tujuan dan sasaran yang menjadi
perhatian. Hal tersebut harus bisa menjelaskan secara umum lingkungan yang
melingkupi operasi dan situasi yang menyebabkan auditor melaporkan temuan
tersebut.

Elemen - elemen temuan adalah sebagai berikut :

1. Kriteria

Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam konsep
kriteria yaitu tujuan dan sasaran. Hal ini dapat mencakup standar-standar operasi yang
mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang
diaudit.

Tidak memahami saran atau tujuan operasi bagaikan menilai patung dengan
matu tertutup. Mungkin saja dilakukan penilaian atas bagian yang dipegang, namun

5
konteksnya tidak tepat. Dalam mengembangkan temuan audit, auditor internal harus
dengan jelas melihat dan memahami gambaran keseluruhan, serta bagian lainnya.

Dalam setiap audit atas aktivitas, sasaran-sasaran kelayakan, efisiensi,


ekonomis, dan efektivitas harus tercakup. Semua sumber daya harus digunakan tanpa
terbuang percuma. Untuk menentukan seberapa layak efisien, ekonomis, dan
efektifnya suatu operasi, auditor internal harus memiliki tolok ukur. Mereka harus
mengidentifikasi standar atau kriteria kinerja yang valid. Sebelum mereka mengkritik
apa yang terjadi, mereka harus tahu apa yang seharusnya.

Standar-standar operasi mungkin sudah ada di beberapa bidang organisasi.


Misalnya manajemen bisa menyatakan bahwa tingkat penolakan produk-produk
tertentu tidak boleh melebihi 2%. Tetapi sebelum menerima standar ini, auditor
internal harus menilai validitasnya. Dasar penentuan standar mungkin harus diteliti
ulang dan auditor mungkin ingin membandingkan standar dengan organisasi-
organisasi srupa dan memeriksa kewajarannya dalam memenuhi sasaran-sasaran
perusahaan.

Di sisi lain, manajemen mungkin belum memiliki standar yang teah


ditetapkan. Dalam kasus ini, auditor internal dapat berpegang pada standara
sebelumnya yang menyarankan kecermatan profesional mencakup pengevaluasian
standar operasi yang ditetapkan dan menentukan apakah standar-standar tersebut
dapat diterima dan telah tercapai. Jika standar-standar tersebut tidak jelas, interpretasi
yang berwenang harus didapatkan. Jika auditor internal diminta mengintrepretasikan
atau memilih standar-standar operasi, mereka harus mencari kesepakatan dengan klien
mengenai standar-standar yang diperlukan untuk mengukur kinerja operasi.

Standar terkait erat dengan prosedur dan praktik. Prosedur merupakan intruksi
manajemen yang umumnya tertulis, sementara praktik merupakan cara segala
sesuatunya dilakukan, baik benar maupun salah. Prosedur yang lemah dapat
mengakibatkan kondisi yang tidak memuaskan atau praktik-praktik yang lemah dapat
melanggar prosedur yang memadai. Dalam membuat temuan-temuan audit, auditor
internal harus berupaya ntuk menentukan praktik dan prosedur apa saja yang
diterapkan atau yang seharusnya.

Adanya prosedur yang salah atau tidak adanya prosedur yang layak bisa
menjadi alasan mengapa dibutuhkan tindak perbaikan. Dibutuhkan keahlian yang

6
memadai untuk menulis hal ini tanpa menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca.
Hanya hal-hal penting yang seharusnya dilaporkan, hindari rincian-rincian yang tidak
perlu. Misalnya saja auditor tidak menemukan adanya prosedur operasi tertulis
sebagai perbandingan kondisi yang terjadi, tetapi praktik operasi melanggar praktik
bisnis yang baik. Karyawan hanya menghabiskan setengah hari untuk pekerjaan
mereka. Pengawasan lemah dan penggunaan meteran tidak diperiksa. Auditor
membuat standar mereka sendiri berdasarkan prosedur administratif yang dapat
diterima dan informasi yang dikumpulkan dari organisasi lain pada bidang yang sama.
Audit yang mereka lakukan kemudian didedikasikan untuk menunjukkan akibat-
akibat prosedur yang tidak memadai dan merekomendasikan cara-cara untuk
memperbaikinya.

2. Kondisi

Istilah kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulakn melalui observasi,


pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi yang dilakukan auditor
internal. Kondisi merupakan ktaKondisi harus mampu menghadapi serangan apapun.
Kondisi juga harus mencerminkan total populasi atau sistem yang ditelaah, atau dalam
kasus terpisah, harus merupakan kelemahan yang signifikan. Klien harus menyepakati
fakta-fakta yang disajikan meskipun mereka bisa saja memperselisihkan signifikansi
yang dilekatkan auditor pada temuan-temuan tersebut.
Klien bisa saja tidak menyetujui kesimpulan dan interpretasi audit, namun
jangan pernah ada perbedaan dengan fakta-fakta yang mendasari kesimpulan. Suatu
temuan bisa dianggap tidak layak apabila klien dengan valid menyatakan bahwa
auditor internal tidak mendapatkan fakta dengan benar. Hal ini menjadi tidak relevan.
Jadi, kondisi-kondisi tersebut harus dibahasa di awal dengan orang-orang yang
mengetahui fakta-fakta tersebut. Setiap pertentangan tentang fakta-fakta harus
dipecahkan sebelum temuan-temuan dilaporkan. Auditor internal harus
mempertahankan reputasinya dalam hal akurasi dan berbuat sesuai pengamatannya
sehingga jika auditor berpendapat seperti ini atau itu, maka hal tersebut pasti benar.
Sebagai contoh penggambaran kondisi yang dilaporkan, auditor internal
menggunakan pengambilan sampel secara acak dalam memilih meteran untuk
pengujian. Meteran yang dipilih dilepas kemudian diperiksa di laboratorium.
Pengujian menunjukkan bahwa 17% dari meteran yang diuji tidak berfungsi sama

7
sekali dan tambahan 23% berjalan lebih lambat dibandingkan standar yang ditentukan
dalam ketentuan hukum.
3. Penyebab
Penyebab menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada,
mengapa sasaran tercapai, dan mengapa tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab
merupakan hal penting untuk memperbaikinya. Setiap temuan audit dapat ditelusuri
penyimpangannya dari apa yang diharapkan. Masalah dapat diatasi hanya jika
penyimpangan ini diidentifikasi dan penyebabnya diketahui.
Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah dan prosesnya
mengikuti langkah-langkah klasik berikut:
a. Kumpulkan fakta-fakta.
b. Identifikasi masalah.
c. Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
d. Uji penyebab-penyebab yang mungkin.
e. Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
f. Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan dan secara tentatif pilih
yang terbaik.
g. Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang telah
dipilih.
h. Pertimbangan ―bagaimana seandainya.
i. Apakah terdapat kondisi-kondisimitigasi.
j. Rekomendasikan kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-benar
telah dilakukan.
Contoh berikut menggambarkan penyebab kondisi yang tidak layak:
Dengan menggunakan analisisi regresi berganda, auditor menetapkan korelasi tertentu
antara kondisi-kondisi operasi meteran dan usianya. Bila meteran tersebut telah
beroperasi selama beberapa tahun, maka ada kecenderungan untuk melambat
dan perlahan-lahan tidak berfungsi. Setelah berbicara dengan manajer dari organisasi
utilitas lainnya, auditor menyatakan bahwa praktik-praktik yang diterapkan di
organisasi mereka tidak berfokus pada meteran yang telah tua, tidak memberdayakan
sepenuhnya pengawas meteran, tidak membuat pengawas menyadari adanya meteran
yang tidak berfungsi, atau tidak memberikan pengawasan yang dibutuhkan.
4. Dampak

8
Dampak menjawab pertanyaan ―lalu kenapa. Anggaplah semua fakta telah
disajikan, lalu kenapa atau siapa atau apa yang dirugikan, seberapa buruk? Apa
konsekuensinya? Akibat-akibat yang merugikan haruslah signifikan, bukan hanya
penyimpangan dari prosedur. Dampak merupakan elemen yang dibutuhkan untuk
meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak
diinginkan jika dibiarkan terus terjadi akan berakibat buruk dan memamakan biaya
yang lebih besar daripada tindakan yang dibutuhkan untuk memeprbaiki masalah
tersebut.
Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisiensi, dampak biasanya diukur
dalam dolar atau rupiah. Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak biasanya
meupakan ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau
diwajibkan. Dampak adalah hal yang membuat yakin dan sangat diperlukan untuk
suatu temuan audit. Jika tidak disajikan ke manajemen dengan memadai maka kecil
kemungkinannya akan diambil indak perbaikan.
Sebagai contoh dampak yang signifikan, auditor internal dapat menunjukkan
melalui sampel mereka bahwa telah terjadi kehilangan pendapatan sebesar $2 juta per
tahun. Mereka juga menunjukkan bahwa tarif air sangat tinggi secara tidak beralasan
sehingga terjadi kelebihan pendapatan setidaknya $1.5 juta setiap tahun.
5. Kesimpulan
Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta; namun
harus merupakan pertimbangan professional, bukan berisi rincian yang tidak perlu.
Dalam membuat kesimpulan, auditor internal jelas memiliki peluang untuk
memberikan kontribusi kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten
menyajikan
kesimpulan yang bisa menghasilkan kinerja yang baru dan tingkatan kinerja
yang lebih tinggi, menguranggi biaya dan meningkatkan kualitas ptroduksi,
menghilangkan pekerjaan yang tidak dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan
teknologi, meningkatkan kepuasan pelanggan, merningkatkan jasa, dan meningkatkan
posisi kompetitif organisasi, maka audit internal jelas bernilai. Kesimpulan dapat
menekankan pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hibungan fungsi yang

2.4 Ciri Temuan Audit yang Baik

9
Terdapat tida ciri temuan audit yang dikatakan baik, yaitu temuan audit harus
didukung oleh biktu yang memadai, temuan audit harus penting (material), serta
temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi, kriteria, dan sebab akibat).
A. Temuan audit harus disukung oleh bukti yang memadai
Ciri pertama adalah temuan audit seharusnya didukung oleh bukti yang mencukupi
agar pihak yang diaudit oleh pembaca temuan audit menjadi yakin tentang kebenaran
isi temuan audit. semua unsur temuan harus didukung oleh bukti yang cukup.
Pengembangan temuan audit dengan dukungan bukti yang kuat akan mempermudah
penyusunan laporan sekaligus mempermudah menyiapan rekomendasi untuk
mengatasi permasalah entitas yang diaudit.
B. Temuan audit harus penting (material)
Ciri kedua adalah temuan audit harus penting atau material. Penting dan tidaknya
suatu temuan diindikasikan apabila pengguna laporan pengambil tindakan atau
kebijakannya berdasarkan informasi yang ada dalam laporan atau temuan tersebut.
Auditor judgment yang merupakan pertimbangan profesional auditor, juga merupakan
faktor yang dominan dalam meningkatkan tingkat materialitas atau tingkat pentingnya
suatu permasalahan.
C. Temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi, kriteria, dan sebab-
akibat)
Ciri ketiga adalah temuan audit harus menguraikan secara jelas kondisi, kriteria, dan
sebab akibat. Pengalaman dilapangan menunjukan bahwa kesulitan dalam pembuatan
laporan audit yang cepat dan mudah dipahami sering kali berkaitan dengan
pengembangan dan pengorganisasian pengembangan tersebut dalam laporan.
Sering kali sulit membedakan secara jelas penyebab yang paling dominan
terhadap suatu kondisi, mengingat demikian banyak variabel penyebab. Akibat yang
ditimbulkan oleh penyebab tersebut dapat bervariasi. Untuk itu auditor dituntut untuk
cermat dalam menentukan hubungan sebab-akibat dalam suatu temuan audit serta
menentukan penyebab yang paling dominan.
Temuan yang dapat dilaporkan harus :
A. Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen
B. Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai,
kompeten dan relevan
C. Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka
D. Relevan dengan masalah-masalah yang ada

10
E. Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki
kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.

2.6 Pendekatan untuk Mengontruksi Temuan


Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan
dan dapat dilaporkan untuk membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan perbedaan
berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius bagi orang awam bisa
jadi merupakan hal sepele bagi seorang auditor internal yang profesional.
Menemukan penyimpangan-penyimpangan kecil pada proses yang sedang
berjalan relatif mudah. Kesempurnaan jarang diupayakan dan harga yang yang harus
dibayar untuk itu juga terlalu mahal. Upaya yang dibutuhkan untuk mencapai lima
persen terakhir kemurnian bisa melebih biaya yang diperlukan untuk mencapai 95
persen yang pertama. Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan
kesimpulan mereka. Mereka harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk
mengembangkan temuan-temuan mereka. Karena mereka membuat dan melaporkan
temuan-temuan audit, auditor internal harus mempertimbangkan faktor-faktor ini:
A. Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor internal
harus mempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat kelemahan terjadi.
Keputusan manajemen didasarkan pada fakta-fakta yang tersedia saat ini. Auditor
internal seharusnya tidak mengkritik suatu kebijakan hanya karena mereka tidak
setuju atau karena mereka memiliki informasi baru yang tidak tersedia bagi
pengambil keputusan. Auditor internal seharusnya tidak mengganti pertimbangan
audit dengan pertimbangan manajemen.
B. Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika
sebuah temuan audit belum ditemukan secara mendalam untuk memuaskan seseorang
yang objektif dan wajar, maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
C. Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak
mutlak harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
D. Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa
dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Auditor
internal, seperti halnya pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda untuk
merasionalkan interpretasi untuk mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan
banyak waktu dan tenaga, auditor cenderung melindungi dan mempertahankan
temuan mereka menghadapi pertanyaan-pertanyaan sempurna yang logis. Akan tetapi,

11
temuan-temuan tersebut mungkin tidak dapat dipertahankan dengan berjalannya
waktu atau bila dihadapkam pada pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.

2.7 Menambah Nilai


Dalam seiap aspek usaha menambah nilai (adding value) memiliki makna baru
dan lebih jelas. Definisi terbaru mengenai audit internal secara khusus menyebutkan
penambahan nilai. Fungsi-fungsi yang dianggap tidak menambah nilai berisiko untuk
dirampingkan, atau bahkan dihilangkan. Salah satu cara auditor internal menambah
nilai adalah dengan meyakinkan bahwa temuan dan rekomendasi yang mereka
berikan jelas berdampak positif bagi organisasi. Auditor internal tidak hanya harus
yakin bahwa pekerjaan mereka memberikan kontribusi yang berarti bagi tujuan dan
kesuksesan organisasi, mereka juga harus yakin bahwa kontribusi tersebut dipahami
dan dinilai oleh yang lain.
Temuan-temuan yang dihasilkan dari penelaahan ―awal-akhir‖ cenderung
sangat bermanfaat. Jika auditor internal mampu mendeteksi masalah-masalah kontrol
potensial dalam sistem penelusuran persediaan terkomputerisasi yang baru diterapkan
sebelum – bukan sesudah – dirancang dan diimplementasikan, organisasi bisa
mendapatkan keuntungan besar. Temuan-temuan yang menghasilkan nilai terbesar
seringkali mengalahkan kekuatan teknologi, memberikan perubahan yang positif, dan
berorientasi ke depan. Temuan-temuan ini membantu organisasi bergerak maju dan
mencapai sasaran-sasaran mereka.
Temuan audit yang wajar dapat menghasilkan perbaikan dalam jumlah dolar
atau rupiah yang besar, atau meningkatkan jasa, atau memperbaiki struktur dan proses
organisasi. Auditor internal akan meningkatkan citra mereka sebagai penambah nilai,
bukan sebagai pemakan sumber daya. Di sepanjang tahapan temuan-temuan audit,
penting bagi auditor internal untuk tetap fokus menyediakan aktivitas-aktivitas dan
jasa-jasa bernilai tinggi.

2.8 Signifikansi Temuan Audit


Auditor internal harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau
telah disebabkan oleh suatu kondisi kelemahan sebelum mengkomunikasikannya
dengan manajemen. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan audit bisa
diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
1. Temuan-temuan Tidak Signifikan

12
Temuan - temuan yang tidak signifikan (insignificant findings) adalah
semacam kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi yang tidak memerlukan
tindakan formal. Dalam kenyataannya, memasukkan temuan seperti ini kedalam
laporan audit formal akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan
signifikan yang sebenarnya pada laporan, yang mengimplikasikan bahwa auditor
internal tidak dapat melihat perbedaan antara setitik noda dengan noda yang
menyebar. Hal ini juga akan semakin mengukuhkan citra auditor internal sebagai
seorang yanghanya memerhatikan hal-hal kecil.
Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan atau
dilewatkan. Tidakan yang dapat dilakukan adalah:
a. Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertanggung jawab b.
Melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki
b. Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja
c. Tidak memasukan penyimpangan kecil tersebut kedalam laporan internal
audit resmi.
Misalnya, tidak diambilnya beberapa diskon pembelian acak oleh pegawai
utang usaha dapat dianggap kesalahan yang tidak signifikan. Tetapi tidak berarti
kesalahan yang klerikal yang bersifat acak tidak pernah dilaporkan. Jika kesalahan-
kesalahan tersebut merupakan gejala-gejala dari masalah yang lebih besar, mungkin
harus ada pelaporan. Kesalah tersebut mungkin mengidentifikasikan pelatihan
karyawan yang kurang, pengawasan yang lemah, atau instruksi tertulis yang tidak
jelas. Pada kasus-kasus ini kelemahan kontrol lah yang menjadi temuan audit. kesalah
acak adalah murni membuktikan adanya kelemahan dan membutuhkan perhatian
manajemen.
2. Temuan-temuan Kecil
Temuan - temuan kecil (minor finding) perlu diaporkan karena bukan semata-
mata kesalah manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan berlanjut
sehingga merugikan dan walaupun tidak menggangu tujuan operasi organisasi, namun
cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Beberapa temuan kecil lebih
baik dilaporkan dalam surat kepada manajemen (management letter). Misalnya,
seorang pegawai yang telah mencampuradukkan kas kecil pribadi dengan milik
organisasi melanggar aturan organisasi dan pratik bisnis yang baik. Tentu hal ini
harus dilaporkan dan diperbaiki, jika tidak maka akan terus berlanjut atau menyebar.
3. Temuan-temuan Besar

13
Temuan - temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan
menghalangi tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi.
Misalnya, salah satu tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar
utang usaha yang benar-benar sah. Sistem kontrol yang lemah yang bisa atau akan
mengakibatkan kesalahan pembayaran yang akan mencerminkan kelemahan yang bisa
menghalangi departemen mencapai tujuan utamanya. Oleh karen aitu, hal ini
merupakan temuan audit yang besar dan harus dilaporkan.
Memisahkan temuan audit yang besar dan kecil tidaklah mudah. Dibutuhkan
pertimbangan audit yang baik untuk mebedakan keduanya. Namun jika tolok ukur
yang baru saja dijabarkan bisa diterapkan secara wajar, maka ausitor internalharus
mampu mengklasifikasi temuan-temuannya. Dan karena melibatkan pertimbangan
audit, keputusan akhir mengenai apakah sebuah temuan harus diklasifikasikan sebagai
temuan besar atau kecil merupakan tanggung jawab auditor internal, bukan
manajemen.

2.9 Pembahasan Temuan


Auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, serta
mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Untuk mengecek pemahaman atas hal-hal
yang mereka temukan, auditor internal harus berbicara dengan orang yang paling
mengetahui fakta tersebut dan mengetahui interpretasi klien dan mencatatnya dalam
kertas kerja. Pencatatan temuan audit dibagi menjadi dua :
a. Aktivitas pencatatan temuan audit internal (Internal Audit Activity Record of Audit
Findings) . Dibuat sesuai dengan tujuan.
b. Laporan pencatatan temuan audit (Record Audit Findings)
Pencatatan dilakukan untuk memberikan acuan untuk bahan pembahasan. Lalu
digunakan juga untuk mengkomunikasikan temuan dengan auditee (klien) dan untuk
mendapatkan tanggapan tertulis. Maka dari itu keahlian komunikasi sangat penting
bagi Auditor Internal, terutama dalam presentasi hasil audit. Laporan ringkas
sekalipun seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik dan masalah-
masalah harus diidentifikasikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah singkat,
padat, dan tepat. Bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan
istilah-istilah yang mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari.
Pada saat yang sama, auditor harus terlibat dalam masalah sensitif dan negatif.
Masalah-masalah kontrol serius, kecurangan, atau tindakan-tindakan ilegal harus

14
selalu dipandang sebagai berita buruk, terlepas dari kemampuan komunikasi auditor
atau objektivitas RAF.

15
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Temuan audit adalah penyimpangan penyimpangan dari norma norma atau
kriteria yang dapat diterima. Temuan audit dihasilkan dari proses perbandingan antara
kondisi (fakta/keadaan sebenarnya) dengan kriteria (praktek yang diharapkan), berikut
penyebab terjadinya perbedaadan,akibat yang mungkin ditimbulkannya. Kemudian
auditor menyusun rekomendasi yang akan diberikan kepada manajemen berdasarkan
temuan audit tersebut.

16
REFERENSI

Sawyer, Lawrence B, Morimer A Dittenhofer, James H Scheiner. 2005. Edisi


Lima. Internal Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

https://idoc.pub/documents/temuan-audit-audit-findings-pon2j1yq3040

https://123dok.com/article/kesimpulan-makalah-temuan-audit.yenewx4y

17

Anda mungkin juga menyukai