Anda di halaman 1dari 13

Temuan Audit

Disusun oleh :

1. Anastasya Citra Dewi (21121008)

2. Vira Febriyani ( 221210117 )

AS-21-PB

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA KESATUAN

BOGOR

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah yang berjudul “Audit Temuan”. Penyusunan makalahini bertujuan
untuk memenuhi dan melengkapi tugas mata kuliah Internal Audit pada tahun
akademik 2022/2023 di Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan Bogor.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantukami dalam menyelesaikan makalah ini dan bekerja sama
menyelesaikan makalah ini. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas kelompok, menambah wawasan bagi para
pembaca, memberikan gambaran mengenai temuan audit. Kemudian, kami
berharap para pembaca bisa mengambil pelajaran dan mempraktekkannya
dari makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan mengedukasi bukan hanya bagi kami secara pribadi tetapi bermanfaat
bagi kita semua.
Bogor, 10 Maret 2023
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3
2.1 Audit Internal dan Pengendalian Intern.............................................................3
2.2 COSO Enterprise Risk Management.................................................................3
2.3 Hubungan Antara Internal Audit dengan Pengendalian Intern......................5
2.4 Keterkaitan Antara Internal Audit dan ERM......................................................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................8
REFERENSI.................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan makin pesatnya persaingan bisnis saat ini, banyak
perusahaan baru yang bermunculan. Sehingga akhirnya membuat persaingan
tingkat antar perusahaan semakin tinggi. Salah satu cara yang ditempuh
adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usahanya. Untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usahanya, suatu
perusahaan sangat memerlukan adanya internal audit yang efektif atau
pemeriksaan yang bersifat independen.
Dalam kegiatan operasional perusahaan tak pernah luput dari
permasalahan yang muncul sering disebut juga dengan resiko. Agar suatu
perusahaan dapat berjalan secara efisien dan efektif, perlu adanya penilaian
resiko yang dilakukan oleh seorang internal auditor. Internal auditor dalam
melakukan penilaian resiko menggunakan satu kerangka yang cukup terkenal
dan telah diterapkan oleh sebagian banyak perusahaan. Kerangka tersebut
adalah ERM (Enterprise Risk Management).
ERM merupakan suatu proses atau kegiatan yang digunakan untuk
mengelola perusahaan secara menyeluruh (firm wide basis) yang
menjangkau berbagai jenis resiko, lokasi dan aktivitas bisnis. ERM
mempunyai tujuan yang bersifat strategis yaitu pencapaian tujuan
perusahaan yang lebih baik dan pada akhirnya menciptakan, menambahkan,
dan atau melindungi nilai perusahaan. Adapun kerangka ERM yang biasa
digunakan adalah kerangka ERM versi COSO.
Menurut Hamilton (2003), salah satu faktor penting yang menyebabkan
terjadinya berbagai skandal kasus perusahaan – perusahaan besar di
Amerika Serikat seperti kasus Enron, Worldcom, Adelphia dan sebagainya
adalah lemahnya sistem pengendalian internal dan risk management.
Di Indonesia sendiri, para regulator seperti Bappepam, Bank
Indonesia, Menteri Negara BUMN mengeluarkan peraturan yang
mengharuskan perusahaan go public, bank umum dan Badan Usaha Milik
Negara untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG). Untuk

1
mewujudkan GCG yang baik maka salah satu implementasi prinsip
transpransi dalam GCG yang harus dipenuhi adalah risk management.
Berdasarkan uraian diatas peneliti bertujuan untuk mengetahui dan
menilai peran audit internal dalam penerapan ERM di Perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan diatas muncul suatu
pertanyaan yaitu “ Bagaimana keterkaitan antara audit internal dan
pengendalian internal dalam penerapan Enterprise Risk Management.
1.3 Tujuan Masalah
Untuk mengetahui keterkaitan antara audit internal dan pengendalian
internal dalam penerapan Enterprise Risk Management.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Audit Internal dan Pengendalian Intern


Menurut Peraturan OJK No. 56 Tahun 2015, audit internal adalah
suatu kegiatan assurance (pemberian keyakinan) dan konsultasi yang bersifat
independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis,
dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan.
Sedangkan menurut Widjaja (2012) dalam Hendra Agustandi yang
dimaksud dengan pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan
oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain didesain untuk
memberikan keyakinan memeadai tentang pencapaian tiga kelompo tujuan
utama, yaitu efektivitas dan efisien operasi kedalam pelaporan keuangan, dan
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Hendra Agustandi menjelaskan bahwa pengendalian intern merupakan
kegiatan yang sangat penting sekali dalam mencapai tujuan usaha. Demikian
pula dunia usaha mempunyai perhatian yang makin meningkat terhadap
pengendalian intern. Pengendalian intern adalah semua rencana
organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan
usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan
keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi
operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah
ditetapkan Anastasia (2010:82).

2.2 COSO Enterprise Risk Management


Enterprise Risk Management (Beasley:2010) dalam Revi Arfamaini
adalah sebuah proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi,manajemen dan
personil lainnya perusahaan. Enterprise Risk Management dirancang untuk
mengidentifikasi peristiwa yang dapatmempengaruhi entitas. Selain itu,
dengan adanya Enterprise Risk Management, entitas dapat mengelola risiko
untuk memberikan keyakinan tentang pencapaian tujuan entitas.

3
Terdapat 8 komponen mengenai kerangka kerja pengendalian Intern
menurut COSO yaitu :
1. Lingkungan Internal (Internal Enviroment)
Lingkungan internal sangat menentukan warna dari sebuah organisasi
dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap resiko dari setiap orang
dalam organisasi tersebut. Di dalam lingkungan internal ini termasuk, filosofi
manajemen resiko dan risk appetite, nilai-nilai etika dan integritas, dan
lingkungan di mana kesemuanya tersebut berjalan.
2. Penetapan Tujuan (Objective Setting)
Resiko dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan terjadi
(likelihood) dan dampaknya (impact), sebagai dasar bagi penentuan
bagaimana seharusnya resiko tersebut dikelola.
3. Mengidentifikasi Kejadian (Event Indentification)
Kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi pencapaian tujuan
perusahaan harus diidentifikasi, dan dibedakan antara resiko dan peluang.
Peluang dikembalikan (channeled back) kepada proses penetapan strategi
atau tujuan manajemen.
4. Penaksiran Risiko (Risk Assessment)
Manajemen memilih respons resiko –menghindar (avoiding), menerima
(accepting), mengurangi (reducing), atau mengalihkan (sharing risk) –dan
mengembangkan satu set kegiatan agar resiko tersebut sesuai dengan
toleransi (risk tolerance) dan risk appetite.
5. Menanggapi Risiko (Risk Response)
Manajemen memilih respons resiko –menghindar (avoiding), menerima
(accepting), mengurangi (reducing), atau mengalihkan (sharing risk) –dan
mengembangkan satu set kegiatan agar resiko tersebut sesuai dengan
toleransi (risk tolerance) dan risk appetite.
6. Mengendalikan Aktivitas-aktivitas (Control Activities)
Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan diimplementasikan untuk
membantu memastikan respons resiko berjalan dengan efektif.
7. Komunikasi dan Informasi (Communication and Information)
Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan dikomunikasikan
dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang menjalankan
tanggung jawabnya.

4
8. Pengendalian (Monitoring)
Keseluruhan proses ERM dimonitor dan modifikasi dilakukan apabila
perlu. Pengawasan dilakukan secara melekat pada kegiatan manajemen
yang berjalan terus-menerus, melalui evaluasi secara khusus, atau dengan
keduanya.

2.3 Hubungan Antara Internal Audit dengan Pengendalian Intern


Dapat dikatakan bahwa Internal Audit dan Pengendalian Intern
tersebut harus berjalan bersama-sama di dalam suatu perusahaan.
Perusahaan yang telah melaksanakan audit internal dengan baik pasti akan
memiliki pengendalian intern yang baik pula karena salah satu tujuan internal
audit adalah meningkatkan efektivitas pengendalian intern.
Seperti yang dikemukakan oleh Hiro Tugiman (2001: 34) bahwa
”Pemeriksaan internal bertanggung jawab mendukung pencegahan
kecurangan, dengan cara menguji dan mengevaluasi kecukupan dan
pengendalian internal, sesuai dengan tingkat kerugian atau risiko yang
potensial dalam berbagai segmen kegiatan organisasi.” Dengan demikian
jelas bahwa pemeriksaan internal atau internal audit sangat berpengaruh
terhadap kegiatan pengendalian intern kas pada perusahaan karena melalui
internal audit, pengendalian intern terutama terhadap kas perusahaan dapat
berjalan efektif sesuai dengan tingkat risiko di dalam perusahaan.

2.4 Keterkaitan Antara Internal Audit dan ERM


Dalam buku Jurnal Akuntansi Bisnis dijelaskan bahwa peranan internal
audit dalam risk management juga tertuang dalam beberapa section dari
”Standards for the Profesional Practice of Internal Auditing” yang diterbitkan
IIA antara lain di section 2010, dimana Chief Audit Executive (CAE) diberi
mandat uuntuk menetapkan perencanaan audit atas dasar risiko (risk-based
plans) untuk menentukan prioritas perencanaan audit dan section 2110 –
dimana kegiatan internal audit harus memonitor dan mengevaluasi
keefektifan dari manajemen risiko dan sistem pengendalian.
Sehingga audir internal harus mampu untuk memberikan layanan yang
memastikan perihal efektivitas kegiatan ERM organisasi kepada Dewan.
Layanan pemastian ini membantu meyakinkan bahwa kunci resiko bisnis

5
telah dikelola dengan baik dan tepat, selain itu juga memastikan bahwa
sistem pengendalian internal telah berjalan secara efektif dan efisien. Ada
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh Kepala Eksekutif Audit
dalam penentuan peran audit internal. Ada dua faktor utama yang digunakan,
yang pertama adalah melihat apakah suatu kegiatan menimbulkan ancaman
terhadap independensi dan obyektivitas auditor internal, dan yang kedua
adalah apakah ada kemungkinan untuk meningkatkan proses manajemen
resiko dan proses tata kelola.
Peran auditor internal dalam suatu proses ERM tergantung kepada
kematangan proses ERM itu sendiri dalam sebuah organisasi. Sebelum
auditor internal melakukan peran yang berkaitan dengan ERM, harus
dipastikan bahwa seluruh organisasi telah memahami bahwa tanggung jawab
untuk memanajemen resiko terletak pada manajemen. Ada pedoman yang
berperan sebagai petunjuk bagi internal audit dalam melaksanakan proses
ERM.
Ada beberapa hal peran auditor internal yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam melaksanakan proses ERM.
1. Peran auditor internal dalam ERM yang berhubungan dengan kegiatan
layanan pemastian meliputi:
A. Memberikan keyakinan terhadap desain dan efektivitas pada proses
manajemen resiko.
B. Memberikan kepastian bahwa resiko telah dievaluasi dengan benar.
C. Melakukan evaluasi proses manajemen resiko.
D. Melakukan evaluasi pelaporan perihal status dari resiko-resiko kunci
dan pengendaliannya.
E. Melakukan peninjauan resiko-resiko kunci, termasuk efektivitas dari
pengendalian dan respon terhadap resiko-resiko.
2. Peran auditor internal yang boleh dilakukan dalam jasa konsultasi
bersamaan dengan pengamanan independensi dan obyektifitas yang cukup
meliputi:
A. Melakukan pembentukan ERM dalam organisasi.
B. Melakukan pengembangan strategi manajemen resiko.
C. Memberikan fasilitas identifikasi dan evaluasi resiko.
D. Melakukan pelatihan manajemen tentang cara merespon resiko.

6
E. Melakukan koordinasi terhadap proses ERM.
F. Melakukan konsolidasi laporan tentang resiko.
G. Memelihara dan mengembangkan kerangka ERM.
3. Peran auditor internal dalam ERM yang tidak boleh dilakukan meliputi:
A. Mengatur risk appetite.
B. Mengimplementasikan kegiatan manajemen resiko.
C. Memastikan manajemen resiko.
D. Menetapkan keputusan terhadap hasil resiko.
E. Akuntabilitas untuk manajemen resiko.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ERM merupakan sebuah konsep baru yang merupakan perkembangan
dari konsep risk management tradisional. Dengan adanya konsep ERM ini,
maka diharapkan suatu organisasi dapat melihat risiko secara komprehensif,
integratif, dan lintas divisional. Selain itu ERM diharapkan dapat membantu
perusahaan mengurangi kejutan – kejutan serta kerugiaan yang tidak
diharapkan dan melihat peluang – peluang yang ada sehingga dapat
diperoleh pencapaian tujuan perusahaan yang lebih baik dan pada akhirnya
menciptakan, menambah, dan atau melindungi nilai perusahaan. Begitu pula
dengan peranan Audit internal yang sangat berperan dalam penerapan
Enterprise risk Management. Dengan adanya audit dalam penerapan ERM
maka membantu pihak manajemen perusahaan untuk memantau risiko
perusahaan sebagai monitoring.

8
REFERENSI

Kurniawati. Enterprise Risk Management (ERM) serta Peranan Internal Audit


dalam Enterprise Risk Management.
Agustandi, Hendra. 2019. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dalam
Menunjang Efektifitas Pengendalian Intern pada PT Pabrik Gula
Camming Kec. Libureng Kab. Bone.
Peraturan OJK No. 56 Tahun 2015.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/128760/peraturan-ojk-no-56-
pojk042015-tahun-2015
https://jtanzilco.com/blog/detail/665/slug/peranan-internal-audit-dalam-erm-
enterprise-risk-management

Anda mungkin juga menyukai