MAKALAH
Disusun oleh:
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Karena berkat petunjuk dam bimbingan-Nya,
penulis berhasil menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak sekali mengalami kesulitan. Namun
berkat bantuan dam bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Audit Manajemen yang berjudul
“PENGENDALIAN INTERNAL, MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN”, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi
penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran di masa yang akan datang.
Amin
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
BAB III......................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Sebagai contoh aktivitas
pengendalian, bank memberikan PIN (personal identification number) sebagai alat pengendali atas
akses ke ATM. Dengan demikian orang yang tidak berhak tidak bisa mengaksesnya. Perusahaan
juga harus menerapkan pengendalian sebagai alat bantu untuk mengarahkan perilaku karyawan
dan pelanggan. Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem
yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau
organisasi tertentu. Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu
proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan,
dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan.
Aktivitas suatu badan usaha atau perusahaan pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari
aktivitas mengelola resiko. Operasi suatu badan usaha atau perusahaan biasanya berhadapan
dengan resiko usaha dan resiko non usaha. Imam Ghazali dalam Kasidy,Manajemen Resiko (2010)
menyatakan bahwa, resiko usaha adalah resiko yang berkaitan dengan usaha perusahaan untuk
menciptakan keunggulan bersaing dan memberikan nilai bagi pemegang saham. Sedangkan resiko
non usaha adalah resiko lainnya yang tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko. Peran dari
manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan cepat berubah, mengembangkan
corporate governance, mengoptimalkan strategic management, mengamankan sumber daya dan
asset yang dimiliki organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak
4
1.3 Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Pengendalian Internal
Sistem pengendalian internal bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi operasional, kelayakan atas laporan keuangan, serta kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, baik peraturan yang mengatur Perseroan
Terbatas, peraturan OJK maupun kebijakan Perseroan yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian internal diwujudkan melalui aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1. Formalisasi kebijakan dan prosedur oleh Perseroan yang dilakukan melalui kajian dan
persetujuan sampai dengan tingkat otorisasi yang telah ditetapkan. Kebijakan dan
prosedur Perseroan dikelompokkan ke dalam 5 kategori; yaitu penjualan & pemasaran,
finansial, operasional, governance, serta general affair (GA).
2. Pembaharuan kebijakan prosedur dalam bentuk perbaikan dan penyempurnaan proses
yang sudah ada, baik menyangkut keuangan maupun operasional Perseroan menjadi
satu sinergi proses (integrasi).
3. Proses sosialisasi kebijakan dan prosedur melalui intranet dan jaringan Web.
4. Formalisasi kode etik Perseroan (code of conduct) yang mencakup penerapan nilai,
etika, integritas karyawan yang dapat diakses oleh seluruh karyawan melalui media
intranet (portal) Perseroan.
5. Penggunaan program komputer yang terintegrasi dalam transaksi keuangan dan
operasional (penjualan, programming dan SDM).
6. Pemisahan fungsi sesuai tugas, tanggung jawab dan kewenangan dalam struktur
organisasi Perseroan dan unit usaha.
7. Adanya supervisi oleh atasan masing-masing pada setiap tugas dan tanggung jawab.
6
Sistem manajemen risiko Perseroan diterapkan guna mengevaluasi efektivitas
lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi kegiatan, penilaian risiko, pengelolaan
risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pengawasan.
Manajemen Risiko merupakan cara sistematis untuk melihat suatu Risiko serta
secara tepat menentukan penanganan Risiko tersebut. Manajemen Risiko adalah suatu
sarana dalam pengidentifikasian sumber dari Risiko serta ketidakpastian, mengestimasi
akibat yang ditimbulkan, dan mengembangkan respon untuk menghadapi Risiko. Terdapat
3 tahapan utama dalam pendekatan sistematis terkait manajemen risiko, yaitu:
1. Identifikasi Risiko
Dalam mengidentifikasi menganalisa dan mengevaluasi risiko maka risiko yang akan
dihadapi perusahaan dapat di klasifikasikan kedalam;
b) Risiko eksternal merupakan Risiko yang muncul dari faktor lingkungan eksternal,
dimana lingkungan eksternal bisa memunculkan kondisi kondusif bagi bencana
yang dapat menimbulkan kerugian. Kerugian adalah suatu penyimpangan yang
tidak diharapkan. Ada beberapa sumber penyebab kerugian dan juga risiko yang
dapat diklasifikasikan sebagai sebuah risiko sosial, risiko fisik, dan juga risiko
ekonomi. Menentukan sumber risiko merupakan hal yang sangat penting karena
menentukan bagaimana cara penanganannya.
7
c) Risiko Finansial bagi investor adalah risiko akibat dari ketidakmampuan emiten
saham dan obligasi dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden dan pokok
pinjaman.
d) Risiko strategic merupakan risiko atas keadaan yang tidak terduga. Hal ini dapat
mengurangi kemampuan setiap manajer dalam mengimplementasikan strateginya
dengan signifikan.
d. Adanya perlindungan terhadap risiko dasar yang merupakan harta non material
sehingga bisa memberikan ketenangan pikiran bagi manajer.
e. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko dasar, sehingga para kreditur
pelanggan dan pemasok menyukainya yang berakibat secara tidak langsung
meningkatkan Public Image.
8
2.2.2 Sistem Manajemen Risiko Yang Di Terapkan Di Perseroan
Perseroan menerapkan sistem manajemen risiko komprehensif yang terintegrasi
dengan proses perencanaan strategis dan kegiatan usaha Perseroan. Manajemen risiko
Perseroan dilaksanakan melalui seluruh jajaran dalam manajemen sesuai dengan peran dan
fungsi masing-masing:
1. GCP (Group Corporate Policy), sebagai fungsi identifikasi risiko yang dituangkan
dalam bentuk kebijakan dan prosedur.
2. Internal Control, sebagai fungsi pengendalian internal manajemen risiko.
3. Internal Audit, sebagai fungsi evaluasi dari sistem manajemen risiko, pengendalian
internal dan perangkat sistem informasi manajemen terkait.
4. IT Audit, sebagai fungsi memastikan kecukupan kontrol atas sistem yang digunakan
oleh Perseroan.
5. CCSA (Compliance and Control Self-Assessment), sebagai fungsi evaluasi dari sistem
manajemen risiko, pengendalian internal dan perangkat sistem informasi manajemen
terkait.
6. MARS (Management Awareness Reporting System), sebagai fungsi manajemen risiko
dalam mengidentifikasi, melaporkan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang dihadapi oleh Perseroan dan unit usaha.
A. Risiko Eksternal
1. Risiko akibat perubahan terhadap peraturan perundang-undangan baik yang
dikeluarkan oleh Pemerintah maupun pihak berwenang lainnya.
2. Risiko akibat perubahan orientasi pelanggan/pemirsa.
3. Risiko akibat perkembangan teknologi.
4. Risiko akibat pesaing baru.
5. Risiko akibat keluhan/ketidakpuasan pelanggan
9
B. Risiko Internal
1. Risiko akibat kesalahan proses.
2. Risiko akibat adanya kelemahan dalam manajemen aset.
3. Risiko akibat kesalahan atau penyalahgunaan sistem.
4. Risiko atas kegagalan produksi.
5. Risiko akibat kegagalan atau rendahnya distribusi hasil produksi kepada konsumen.
Tata kelola merupakan kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh
manajemen untuk menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan memantau kegiatan
organisasi dalam rangka pencapaian tujuan. Tata kelola memiliki keterkaitan dengan
manajemen risiko dan pengendalian intern. Aktivitas tata kelola yang efektif
mempertimbangkan risiko pada saat menyusun strategi. Sebaliknya, manajemen risiko
didasarkan pada tata kelola yang efektif (misalnya, tone at the top, selera risiko dan
toleransi risiko, budaya risiko, dan pengawasan manajemen risiko). Tata kelola yang
efektif juga bergantung pada pengendalian intern dan komunikasi efektivitas
pengendalian‐pengendalian tersebut kepada manajemen. Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah merupakan salah satu sistem pengendalian pemerintah. Disamping itu terdapat
Sistem lainnya adalah Sistem pengendalian Ekstern Pemerintah. Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP) dan Inspektorat melalui Aparat Pengawasan Intern Pemerintah/ Sedangkan Sistem
Pengendalian Ekstern pemerintah dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
DPR/DPRD, Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi dan lembaga
peradilan lainnya.
10
Dengan adanya SPIP tersebut diharapkan dapat menciptakan kondisi dimana
terdapat budaya pengawasan terhadap seluruh organisasi dan kegiatan sehingga dapat
mendeteksi terjadinya sejak dini kemungkinan penyimpangan serta meminimalisir
terjadinya tindakan yang dapat merugikan negara.
1. Mengawasi kegiatan dari manajemen puncak yang tidak dapat dilakukan oleh mereka
sendiri.
2. Mengidentifikasi dan menekan kemungkinan risiko semaksimal mungkin. Semua
organisasi melakukan pendekatan holistic yang mencangkup setiap resiko di
perusahaan , yang berasal dari hukum, politik dan pembuat peraturan, hubungan
dengan pemegang saham, dan pengaruh persaingan untuk menetapkan manajemen
resiko.
3. Memverifikasi laporan kepada manajemen puncak. Para manajemen membuat suatu
keputusan berlandaskan laporan yang dibuat auditor-internal.
4. Melindungi manajemen dalam bidang teknis. Auditor internal wajib mengetahui dari
mana data berasal, bagaimana memprosesnya, dan cara pengaman datadata perusahaan.
5. Meninjau kegiatan perusahan di masa lalu dan masa depan untuk membantu proses
keputusan.
6. Membantu manajer membuat perencanaan, pengorganisasi, pengarahan dan
pengendalian masalah.
7.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah dipaparkan maka pada pengendalian intern perlu
diberikan fokus perhatian terutama pada indikator aktivitas pengendalian agar perusahaan
dapat menjalankan aktivitas sesuai dengan kebijakan dan prosedur secara konsisten.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://indonesia-air.com/sistem-pengendalian-internal-dan-manajemen-risiko/
https://simwas.kkp.go.id/tagline/1
https://journal.univpancasila.ac.id/index.php/jrap/article/download/1247/820/
13