Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Pengendalian
Intern” tepat pada waktunya. Tujuan dari disusunnya paper ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi. Selain itu, penulisan paper
ini juga bertujuan untuk memberikan pemahaman dan menambah wawasan
pembaca terkait dengan pengendalian intern.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Pujiati, S.Pd., M.Pd. dan Ibu
Dr. Mega Metalia, S.E., M.Si., M.Ak., AK., CA selaku dosen pengampu mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi yang telah memberikan penulis arahan dan
bimbingan dalam menyusun paper ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
3.1 Kesimpulan..................................................................................................9
STUDI KASUS.....................................................................................................10
PADANGAN KELOMPOK................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
LAPIRAN PPT.....................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengendalian intern?
2. Bagaimana hubungan pengendalian intern dengan ruang lingkup
(scope) pemeriksaan?
3. Bagaimana seorang auditor melakukan pemahaman dan evaluasi
atas pengendalian intern?
4. Apa keterbatasan pengendalian intern dalam perusahaan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian pengendalian intern.
2. Untuk mengetahui hubungan pengendalian intern dengan ruang
lingkup (scope) pemeriksaan.
3. Untuk mengetahui cara seorang auditor melakukan pemahaman
dan evaluasi atas pengendalian intern.
4. Untuk mengetahui keterbatasan pengendalian intern dalam
perusahaan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jika dilihat dari pengertiannya maka dapat tercermin komponen komponen
dalam pengendalian intern yaitu terdiri dari lingkungan pengendalian,
penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
pemantauan (Agoes, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor
Akuntan Publik, 2004).
1. Lingkungan pengendalian secara sederhana merupakan dasar dari
semua komponen yang menyediakan integritas, etika, komitmen,
partisipasi dewan komisaris, struktur organisasi, pemberian
wewenang dan tanggung jawab, serta kebijakan dan praktik
sumber daya manusia. Lingkungan pengendalian terdiri dari
integritas dan nilai nilai etika organisasi, parameter yang
memungkinkan dewan direksi untuk melaksakan tanggung jawab
pengawasan tata kelola, struktur organisasi; pembagian tanggung
jawab; proses rekrutmen, pengembangan kompetensi, serta
mempertahankan SDM yang kompeten; serta ketelitian dalam
ukuran kinerja, insentif, dan reward untuk mendorong peningkatan
kinerja (Landsittel, et al., 2015). Berdasarkan padangan tersebut
terkait dengan lingkungan pengendalian, maka secara sederhana
dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif sehingga
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Penaksiran resiko merupakan perkiraan resiko yang relevan dengan
laporan keuangan akibat terjadinya perubahan seperti perubahan
dalam lingkungan operasi, perubahan personel, standar akuntansi
baru, dan lain sebagainya yang mempengaruhi entitas untuk
mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangannya (Agoes, 2004). Dari pengertian tersebut tercermin
bahwa penaksiran resiko merupakan kegiatan memperkirakan atau
meramalkan akibat atau resiko dari adanya perubahan dalam suatu
perusahaan.
3. Aktivitas pengendalian adalah prosedur dan kebijakan yang
digunakan untuk menjamin arahan dari manajemen dilaksanakan
4
dengan baik seperti pemisahan tugas yang memadai (Wahyu,
Marliyati, & Nyoman, 2019). Hal ini sejalan dengan pandangan
bahwa perusahaan perlu memisahkan tugas dan tanggung jawab
karyawan agar pengendalian internal dapat berjalan lebih efektif
(Dewy, 2022). Berdasarkan kedua pengertian tersebut maka dapat
diketahui bahwa aktivitas pengendalian merupakan suatu langkah
kebijakan untuk membagi tugas dan menjamin agar arahan
pembagian tugas dari manajemen dilakukan dengan baik untuk
dapat mencapai tujuan perusahaan.
4. Informasi dan komunikasi adalah kegiatan untuk memberikan
informasi dengan baik dan komunikasi adalah penyampaian
informasi terkait dengan pengendalian intern pada laporan
keuangan. COSO menyebutkan bahwa informaasi diperoleh atau
dihasilkan oleh manajemen baik dari sumber internal maupun
sumber eksternal dengan tujuan untuk mendukung komponen
pengendalian internal (COSO, 2013). Informasi dan komunikasi
yang memadai dalam artian informasi yang akuran dan komunikasi
yang baik akan menunjang terciptanya pengendalian internal
(Rachmat, Putra, & Halilah, 2017). Berdasarkan pandangan para
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwasannya informasi yang
akurat serta komunikasi yang baik akan menciptakan pengendalian
intern yang baik. Informasi dan komunikasi ini dapat
mempengaruhi manajemen dalam membuat keputusan mengenai
pengelolaan dan pengendalian perusahaan.
5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu (Agoes, 2004). Pandangan
lain mengatakan bahwa pemantauan merupakan aktivitas
pengawasan yang dilakukan oleh manajemen secara
berkesinambungan terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan
sehingga dapat mengetahui kelemahan serta kekurangan dari
pengendalian internal yang dilakukan perusaahaan (Rachmat,
Putra, & Halilah, 2017). Berdasarkan pengertian tersebut maka
5
dapat dijabarkan bahwasannya pemantauan merupakan suatu
proses penilaian yang dilakukan oleh manajemen untuk menilai
keandalan pengendalian internal. Dengan tujuan untuk mengetahui
apakah pengendalian internal sudah berjalan baik atau belum.
Pemantauan perlu agar manajemen dapat menganalisis sampai
sejauh mana perencanaan perusahaan telah dilaksanakan dan
manajemen juga dapat melakukan perbaikan bila terdapat
kekurangan.
6
2.3 Pemahaman dan Evaluasi Atas Pengendalian Intern
Untuk merencanakana audit, maka auditor perlu mendokumentasikan
pemahamannya terkait dengan komponen pengendalian intern suatu
perusahaan. semakin kompleks pengendalian intern dan semakin banyak
prosedur yang dilakukan maka akan semakin luas dokumentasi yang
dilakukan oleh auditor. Dokumentasi tentang pengendalian intern ini
meliputi flow chart, kuesioner, atau tabel kecil. Untuk perusahaan dalam
skala kecil, maka cukup dengan menggunakan memorandum sudah cukup
memadahi (Agoes, Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik, 2004). Baik buruknya pengendalian intern akan berpengaruh
terhadap keamanan asset perusahaan, akuntabilitas laporan keuangan,
durasi proses pemeriksaan, tinggi rendahnya fee auditor, dan jenis opini
yang diberikan akuntan publik. Untuk melakukan pemahaman dan
evaluasi atas pengendalian intern, maka ada tiga cara yaitu internal
Control Questionnaires, flow chart, dan narrative (Agoes, 2004):
1) Internal Control Questionnaires
Internal control questionnaires merupakan cara yang sering
digunakan oleh KAP karena dianggap lebih praktis dan sederhana.
Biasanya KAP sudah memiliki satu set ICQ yang standar yang bisa
digunakan untuk memahami dan mengevaluasi pengendalian intern
berbagai jenis perusahaan (Fitryani, 2022). Pertanyaan ICQ hanya
diminta untuk menjawab Yaa, Tidak, atau Tidak Relevan. Jawaban
Ya menunjukan pengendalian intern perusahaan baik, jawaban
Tidak menunjukan pengendalian intern lemah, dan Tidak Relevan
artinya pertanyaan tersebut tidak relevan pada perusahaan tersebut.
2) Flow Chart (Bagan Arus)
Flow chart merupakan bagan yang menggambarkan arus dokumen
dalam sistem dan prosedur di suatu perusahaan (Fitryani, 2022).
Misalnya untuk sistem dan prosedur pembelian, utang, dan
pengeluaran kas makka digambarkan arus dokumen dari
7
permintaan pembelian, order pembelian, sampai dengan pelunasan
utang yang berasal dari pembelian tersebut. Flow chart lebih
disukai oleh auditor yang sudah terlatih dengan baik karena dengan
flow chart auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan
kelemahan serta kebaikan kebaikan dari suatu prosedur. Auditor
harus selalu mengupdate flow chart setiap tahun untuk mengetahui
perubahan perubahan dalam prosedur perusahaan.
Setelah membuat flow chart dibuat, maka auditor harus melakukan
walk through yaitu mengambil sampel dua atau tiga dokumen
untuk mengecek apakah prosedur yang dijalankan sesuai dengan
yang tergambar dalam flow chart atau tidak.
3) Narrative
Naratif artinya auditor menceritakan dalam bentuk memo terkait
dengan prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan (Fitryani,
2022). Cara ini digunakan untuk klien kecil yang pembukuannya
sederhana.
8
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwasannya pengendalian intern merupakan kegiatan pengendalian,
pengawasan, dan pemantauan yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan untuk memberikan keyakinan terkait dengan keandalan
pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian intern memiliki
lima komponen yang saling terkait satu sama lain. Lima komponen
tersebut antara lain lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Pengendalian
intern memiliki hubungan dengan ruang lingkup pemeriksaan. Jika
pengendalian intern suatu perusahaan lemah maka akan sangat berpotensi
terdapat kesalahan, ketidakakuratan, dan kecurangan dalam perusahaan
sangat besar. Bagi akuntan publik ini menimbulkan resiko yang besar
karena berpotensi memberikan opini yang tidak sesuai dengan kenyataan
jika auditor tidak berhati hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak
cukup banyak mengumpulkan bukti bukti yang mendukung pendapat yang
diberikannya. Untuk mencegah kemungkinan kesalahan pemberian opini
dari akuntan publik, maka auditor dapat memperluas scope
pemeriksaannya pada waktu melaksanakan substantive test apabila
pengendalian intern tidak berjalan efektif. Begitupun sebaliknya. Terdapat
tiga cara untuk melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern
yaitu ICQ, flow chart dan narrative. Pengendalian intern memiliki
keterbatasan baik yang bersumber dari keterbatasan manusia yang
9
terkadang pertimbangan manusia tidak sesuai dengan kenyataan, adanya
kolusi, dan biaya.
STUDI KASUS
Secara historis, meningkatnya peran pengendalian internal tidak lepas dari kasus
jatuhnya perusahaan energi raksasa Enron dan beberapa kasus perusahaan besar
lainnya yang dilatarbelakangi fraud oleh manajemen yang akhirnya menyadarkan
pengendalian internal sebagai upaya preventif untuk mencegah tindakan defisiensi
yang mengancam keberlangsungan perusahaan (Sinaga, 2015). Kasus
penyalahgunaan wewenang secara financial yang terkait dengan kelemahan
pengendalian internal perusahaan masih kerap terjadi pada Bank BRI, beberapa
contoh diantaranya yaitu:
Sumber: https://www.solopos.com/korupsi-solo-eks-teller-bri-
tilap-bantuan-siswa-miskin-demi-gaya-hidup-mewah-903190
Sumber: https://news.detik.com/berita/2954899/bobol-kas-bri-rp-
13-miliarpraka-harmanto-dihukum-3-tahun-penjara.
10
2011 s.d 2012, pelaku mantan mantri (iklansuaramerdeka.com,
2015).
Berdasarkan kasus kasus tersebut, bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh
BRI untuk mencegah terjadinya kasus serupa dikemudian hari? Kaitkan dengan
materi konsep pengendalian internal COSO!
PANDANGAN KELOMPOK
Berdasarkan kasus tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan oleh BRI untuk
mencegah kasus serupa terjadi dikemudian hari yaitu dengan meningkatkan
efektivitas pelaksanaan pengendalian internal di BRI. Sistem pengendalian
internal (SPI) yang efektif merupakan komponen yang penting dalam manajemen
bank dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional bank yang sehat dan aman.
Sistem pengendalian intern yang efektif dapat membantu pengurus bank menjaga
asset bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat
dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi resiko terjadinya kerugian,
penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian. Konsep pengendalian internal
telah disajikan oleh COSO dan banyak di adopsi oleh berbagai organisasi di
seluruh dunia termasuk Bank BRI di Indonesia. Pengendalian internal menurut
COSO mencakup lima komponen yaitu lingkunga pengendalian, penilaian
resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi,pemantauan.
Lingkungan pengendalian dalam hal ini memuat nilai nilai dan etika dalam
perusahan dalam rangka mengatur cara berperilaku pegawai BRI. Penilaian resiko
di BRI dilakukan melalui proses identifikasi dan analisis potensi resiko secara
dinamis dan berkesinambungan sehingga dapat dilakukan mitigasi secara tepat
melalui bagian Manajemen Resiko Perusahaan. aktvitas pengendalian pemisahan
bidang dan fungsi. Informasi yang diberikan harus akurat dan dikomunikasikan
dengan baik agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran yang berdampak pada
kesalahan pengambilan keputusan. Dan yang terakhir adalah kegiatan pemantauan
dalam hal ini pengendalian intern di BRI dilaksanakan dua hal utama yaitu
evaluasi berkelanjutan dan perbaikan kelemahan. Dengan dimplementasikannya
11
kelima komponen tersebut diharapkan dapat membantu dewan direksi maupun
pihak eksternal (stakeholder) dalam mencapai sistem pengendalian internal yang
efektif untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
3. Manakah dari hal berikut ini yang paling sedikit kemungkinannya untuk
disertakan dalam pengujian atas pengendalian yang dilakukan oleh
auditor?
a) dokumentasi
b) pengamatan
12
c) tanya jawab
d) konfirmasi
1. B
2. C
3. D
4. Pengendalian intern merupakan suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan yang memadai terkait dengan pencapaian tiga
golongan yaitu keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi
operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
(Agoes, 2004).
5. untuk menjaga asset perusahaan agar tidak terjadi kesalahan dan
kecurangan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Ismail, M. (2018). Korupsi Solo: Eks Teller BRI Tilap Bantuan Siswa Miskin
demi Gaya Hidup Mewah. Solo: solopos.com.diakses pada 26 Februari
2023. https://www.solopos.com/korupsi-solo-eks-teller-bri-tilap-bantuan-
siswa-miskin-demi-gaya-hidup-mewah-903190
Landsittel, D. L., Prawitt, M. S., Chambers, R. F., Landes, C. E., Hollein, M. N.,
& Thomson, S. R. (2015). COSO (Committee of Sponsoring Organization
of the Treadway Commission) Internal Control-Integrated Framework .
USA: The American od Certified Public Accountants.
Rachmat, R. A., Putra, I. G., & Halilah, L. (2017). Audit Internal dan Efektivitas
Pengendalian Intern Penjualan. Jurnal Riset Bisnis &Investasi Vol. 3,No.3,
6.diakses pada 26 Februari 2023.
https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/an/article/view/940/1053
Saputra, A. (2015). Bobol Kas BRI Rp13 Miliar, Praka Harmanto Dihukum
3Tahun Penjara. news.detik.com.diakses pada 26 Februari 2023.
https://news.detik.com/berita/d-2954899/bobol-kas-bri-rp-13-miliar-praka-
harmanto-dihukum-3-tahun-penjara
Sudarmanto, E., Krisnawati, A., Purba, S., Revida, E., Kadar, M. G., Yasmi, Y., . .
. Simarmata, J. (2021). Sistem Pengendalian Intern. Jakarta: Kita
Menulis.diakses pada 25 Februari 2023. https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=JA9NEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA23&dq=pengendalian
15
+intern&ots=kIe4f2JNKm&sig=VmIyjELvjA0JwM49Dpeuof0BHIw&red
ir_esc=y#v=onepage&q=pengendalian%20intern&f=true
LAMPIRAN PPT
16