Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PENGENDALIAN INTER (INTERNAL CONTROL)

Disusun Oleh :

Jessica widya Varick (2113026)


Melihana Bilang La’bi’ (2113063)
Kelas: B_Akuntansi

Dosen Pengampu: Lukman, S.E., M.SI., Ak., CA., CPA

UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengendalian Intern (Internal Control)” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas


kelompok dari Bapak Lukman, S.E., M.Si., Ak., CA., CPA pada mata kuliah
pengauditan I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca mengenai pengendalian intern (internal control) dan
hubungannya dengan ruang lingkup (scope) pemeriksaan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lukman, S.E., M.Si., Ak.,
CA., CPA selaku dosen mata kuliah pengauditan I yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengerjakan makalah. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar kelak kami
dapat menulis makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 29 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Pengertian Pengendalian Intern.................................................................3

2.2 Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (scope)


Pemeriksaan........................................................................................................10

2.3 Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian


Intern 10

2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas...............................................18

BAB III PENUTUP...............................................................................................21

3.1 Kesimpulan..............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol
intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber
daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan
lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan
intelektual seperti merek dagang).
Pengendalian internal ini cukup penting bagi perusahaan karena
menyangkut data-data di dalam perusahaan karena setiap ada data yang
masuk harus diverifikasi. Contohnya seperti rotasi jabatan, pengajuan cuti,
laporan kerja dinas, dan lain-lain.
Sistem di dalam pengendalian internal ini meliputi seluruh cara dan
alat yang ditetapkan untuk menjaga keamanan harta dan data milik
perusahaan, memeriksa ketepatan data, meningkatkan efisiensi
operasional, dan menjaga peraturan yang sebelumnya sudah ditetapkan.
Aktivitas dalam pengendalian internal ini menjadi penting untuk dibahas
karena tidak jauh berbeda dengan aktivitas lain seperti, berbisnis,
produksi, hingga legalitas barang.
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan
dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu
terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta
kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik,
pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga
dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur

iv
pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya
memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pengendalian intern?
2. Bagaimana hubungan pengendalian intern dengan ruang lingkup
(scope) pemeriksaan?
3. Bagaimana melakukan pemahaman dan evaluasi atas pengendalian
intern?
4. Apa saja keterbatasan pengendalian intern entitas?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari pengendalian intern
2. Untuk mengetahui hubungan pengendalian intern dengan ruang
lingkup (scope) pemeriksaan
3. Untuk mempelajari bagaimana cara melakukan pemahaman dan
evaluasi atas pengendalian intern
4. Untuk mengetahui keterbatasan pengendalian intern entitas.

v
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian Intern


Definisi Internal Control menurut COSO yang dikutip oleh Hayes (2014:
234)
A process, effected by an entity's board of directors, management
and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding
the achievement of objectives in the following categories: effectiveness
and efficiency of operations, reliability of financial reporting, compliance
with applicable laws and regulations and safeguarding of assets againts
unauthorized acquisition, use or disposition.
Selain itu Hayes juga mengutip definisi dari IFAC:
Internal control―The process designed, implemented and
maintained by those charged with governance, management and other
personnel to provide reasonable assurance about the achievement of an
entity's objectives with regard to reliability of financial reporting,
effectiveness and efficiency of operations, and compliance with applicable
laws and regulations.
Konrath (2002: 205), mengutip AICPA Professional Standards,
mendefinisikan internal control sebagai berikut.
"The process effected by an entitiy's board of directors, management, and
other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the
achievement of objectives in the following categories:
 Operations Controls―relating to the effective and efficient use of the
entity's resources;
 Financial reporting controls―relating to the preparation of reliable
published financial statements; and
 Compliance Controls―relating to the entity's compliance with
applicable laws and regulations.”

vi
Adapun Sukrisno Agoes (2014, 100) mendefinisikan pengendalian
internal sebagai berikut:
Internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personil lain, entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan menurut Mulyadi (2002, 165) pengendalian internal disusun
berdasarkan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
Komponen Internal Control menurut COSO dan AICPA
Professional Standards, yang dikutip oleh Konrath (2001; 205, 206), yaitu
sebagai berikut:
 Control Environment;
 Risk Assessment:
 Control Activities/Control Procedures;
 Information and Communication and
 Monitoring

vii
2.1.1 Menurut SA 315 (IAPI, 315: 4)
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal
yang relevan dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang
relevan dengan audit kemungkinan berhubungan dengan pelaporan
keuangan, namun tidak semua pengendalian yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan relevan dengan audit.
2.1.2 Defenisi Pengendalian Internal Menurut SA 315 (IAPI, 315:2
Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk
menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan suatu entitas
yang berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan
efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap Perundang-undangan.
Pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang saling terkait
berikut ini:
a. Lingkungan Pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern, menyediakan disiplin dan struktur.

viii
b. Penaksiran Risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap
risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar
untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
c. Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan,
dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang
memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu.
Unsur-unsur pengendalian intern dapat dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:

A. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar atau fondasi untuk semua komponen
pengendalian intern yang lain. Suatu organisasi jika tidak memiliki
fondasi tentunya akan roboh karena tidak ada aturan-aturan yang
berlaku dan integritas yang dimiliki oleh suatu organisasi tersebut.
Dengan adanya lingkungan pengendalian ini suatu perusahaan dapat
menjadi lebih disiplin dan terstruktur. Lingkungan pengendalian
mencakup hal-hal berikut ini:
a. Integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
d. Struktur organisasi
e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
B. Penafsiran Risiko

ix
Setiap aktivitas yang dilakukan pasti memiliki risiko di dalamnya.
Risiko ini bisa saja berkaitan dengan bisnis secara langsung ataupun
tidak. Dalam hal ini perusahaan menilai risiko dengan manajemen
perusahaan yang dilakukan dengan analisis, tindakan, dan evaluasi.
Manajemen perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengatasi risiko yang terjadi dan untuk
mengendalikannya agar mencapai tujuan dari perusahaan. Dengan
mengurangi risiko, selain mencapai tujuan, perusahaan juga bisa
mendapatkan keuntungan yang maksimal dan mengurangi kerugian.
Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup
peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan
secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat
timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
C. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah
dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan
di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas

x
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan
sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut
ini:
a. Review terhadap kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja
sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau
kinerja periode sebelumnya, menghubungkan satu rangkaian
data yang berbeda operasi atau keuangan satu sama lain,
bersama dengan analisis atas hubungan dan tindakan
penyelidikan dan perbaikan; dan review atas kinerja fungsional
atau aktivitas seseorang manajer kredit atas laporan cabang
perusahaan tentang persetujuan dan penagihan pinjaman.

b. Pengolahan informasi
Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek
ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Dua
pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem informasi
adalah pengendalian umum (general control) dan pengendalian
aplikasi (application control). Pengendalian umum biasanya
mencakup pengendalian atas operasi pusat data, pemerosesan
dan pemeliharaan perangkat lunak sistem, keamanan akses,
pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian
ini berlaku untuk mainframe, minicomputer dan lingkungan
pemakai akhir (end-user). Pengendalian ini membantu
menetapkan bahwa transaksi adalah sah, diotorisasi semestinya,
dan diolah secara lengkap dan akurat.
c. Pengendalian phisik
Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva,
penjagaan yang memadai terhadap fasilitas yang terlindungi
dari akses terhadap aktiva dan catatan; otorisasi untuk akses ke
program komputer dan data files; dan perhitungan secara

xi
periodik dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum
dalam catatan pengendali.
d. Pemisahan tugas
Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi, pencatatan transaksi, menyelenggarakan
penyimpanan aktiva ditujukan untuk mengurangi kesempatan
bagi seseorang dalam posisi baik untuk berbuat kecurangan dan
sekaligus menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan
dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan normal.
D. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan,
yang meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan
transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk
memelihara akuntabilitas bagi aset, utang, dan ekuitas yang
bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut
berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat
keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan
menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang
peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian
intern terhadap pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem
informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi
laporan keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai.
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam
laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan
transaksi.

xii
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai
sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk
alat elektronik (seperti komputer dan electronic data interchange)
yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan
mengakses informasi.
E. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,
evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.
Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan
serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas
pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi
dengan pihak luar seperti keluhan Customers dan komentar dari badan
pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang
yang memerlukan perbaikan.

2.2 Hubungan Pengendalian Intern dengan Ruang Lingkup (scope)


Pemeriksaan
Jika pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan, ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam
perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal tersebut menumbulkan
risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak sesuai
dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam melakukan
pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung pendapat yang diberikannya.
Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman
dan evaluasi atas pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan
bahwa pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus

xiii
memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive
test.
Misalnya:
 Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang
dikirimkan harus lebih banyak.
 Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas
perhitungan fisik persediaan harus lebih banyak.
Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern
berjalan efektif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan
substantive test bisa dipersempit.

2.3 Bagaimana Melakukan Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian


Intern
Auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen
pengendalian intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit.
Bentuk dan isi dokumentasi dipengaruhi oleh ukuran dan kompleksitas
entitas, serta sifat pengendalian intern entitas. Sebagai contoh,
dokumentasi pemahaman tentang pengendalian intern entitas yang besar
dan kompleks dapat mencakup bagan alir (flowchart), kuesioner, atau tabel
keputusan. Namun, untuk entitas yang kecil, dokumentasi dalam bentuk
memorandum sudah memadai. Umumnya, semakin kompleks
pengendalian intern dan semakin luas prosedur yang dilaksanakan,
seharusnya semakin luas dokumentasi yang dilakukan oleh auditor.
Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan
bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntan
publik. Karena baik buruknya pengendalian intern akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap:
 Keamanan aset perusahaan
 Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
 Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
 Tinggi rendahnya audit fee

xiv
 Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik
Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik untuk
melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, yaitu:
1. Internal Control Questionnaires
2. Flow Chart
3. Narrative
2.1 Internal Control Questionnaires
Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena
dianggap lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu
set ICQ yang standar, yang bisa digunakan untuk memahami dan
mengevaluasi pengendalian intern diberbagai jenis perusahaan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya (Y), Tidak
(T), atau Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah
disusun dengan baik, maka jawaban "Ya" akan menunjukkan ciri internal
control yang baik, "Tidak akan menunjukkan ciri internal control yang
lemah, "Tidak Relevan" berarti pertanyaan tersebut tidak relevan untuk
perusahaan tersebut.
ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut:
 Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian
tugas dan tanggung jawab, akta pendirian dan pertanyaan umum
lainnya mengenai keadaan perusahaan.
 Akuntansi
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan
perusahaan, misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara
manual atau computerized, jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian
akuntansi dan lain-lain.
 Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang
terdapat di perusahaan dalam siklus pernjualan (kredit dan tunai),
utang dan pengeluaran kas

xv
 Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang
terdapat di perusaluan dalam siklus pembelian (kredit dan tunai),
utang dan pengeluaran kas
 Persediaan
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, sistem pencatatan
dan metode penilaian persediaan dan stock opname.
 Surat Berharga (Securities)
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi untuk
pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.
 Aset Tetap
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penambahan dan pengurangan aset tetap, pencatatan dan penilaian
aset tetap dan lain-lain.

 Gaji dan Upah


Pertanyaan-pertanyaan menyangkut kebijakan personalia (human
resources development) serta sistem dan prosedur pembayaran gaji
dan upah.
Yang perlu diperhatikan adalah:
a. Auditor harus menanyakan langsung pertanyaan-pertanyaan di ICQ
kepada staf klien dan kemudian mengisi sendiri jawabannya,
jangan sekedar menyerahkan ICQ kepada klien untuk diisi.
b. Untuk repeat engagement (penugasan yang berikutnya) ICQ
tersebut harus dimutakhirkan berdasarkan hasil tanya jawab
dengan klien.
c. Ada kecenderungan bahwa klien akan memberikan jawaban
seakan-akan pengendalian intern sangat baik.

xvi
Kerena itu auditor harus melakukan compliance test untuk
membuktikan efektivitas dari pengendalian intern klien.
2.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Flow Chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di
suatu unit usaha, misalnya dalam flow chart untuk sistem dan prosedur
pembelian, utang dan pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai
dari permintaan pembelian (puchase requisition), order pembelian
(purchase order) sampai dengan pelunasan utang yang berasal dari
pembelian tersebut.
Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flow chart lebih
disukai, karena auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-
kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu sistem dan prosedur.
Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flow chart lebih
disukai, karena auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-
kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu sistem dan prosedur.
Setelah flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through,
yaitu mengambil dua atau tiga dokumen untuk mengetes apakah prosedur
yang dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart.
Misalnya ambil satu set dokumen untuk pelunasan utang yang berasal dari
pembelian persediaan secara kredit. Periksa apakah semua dokumen
(purchase requistion, purchase order, receiving report, supplier invoice
dan cash payment voucher) sudah diproses sesuai dengan prosedur yang
digambarkan dalam flow chart pembelian, utang dan pengeluran kas.
A. Jenis-Jenis Flow Chart/ Bagan Alir
Ada beberapa jenis-jenis flow chart diantaranya:
a. System Flow Chart
System flow chart dapat didefinisikan sebagai bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini
menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam
sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
b. Document Flow Chart

xvii
Bagan alir dokumen (document flow chart) atau disebut juga bagan alir
formulir (form flow chart) atau paperwork flow chart merupakan
bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk
tembusan-tembusannya.
c. Schematic Flow Chart
Bagan alir skematik (schematic flow chart) merupakan bagan alir yang
mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur
di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain
menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan
gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan.
Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan
komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol
bagan alir. Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk
dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya.

d. Program Flow Chart


Bagan alir program (program flow chart) merupakan bagan yang
menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan
alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.
Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir
logika program (program logic flow chart) dan bagan alir program
komputer terinci (detailed computer program flow chart). Bagan alir
logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di
dalam program komputer secara logika. Bagan alat- logika program ini
dipersiapkan oleh analis sistem. Bagan alir program komputer terinci
(detailed computer program flow-chart) digunakan untuk

xviii
menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci.
Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
e. Process Flow Chart
Bagan alir proses (process flow chart) merupakan bagan alir yang
banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi
analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

B. Simbol Bagan Arus (Flow Chart)

xix
Gambar 2.2 Simbol-simbol Flow Chart

C. Contoh Bagan Arus (Flow Chart)


Untuk membuat sebuah flow chart sederhana kamu diharuskan untuk
mengetahui setiap simbol dan juga fungsinya. Di bawah ini terlampir
sebuah contoh flow chart sederhana untuk menentukan apakah bilangan
yang dimasukan ganjil atau genap. Berikut adalah contohnya:

xx
Gambar 2.3 Contoh Flow Chart
Pembahasan:
 Pertama pengguna menginput data yang berupa nilai dari bilangan
bulat.
 Kemudian nilai yang dimasukan diproses dengan cara dibagi
dengan angka 2.
 Jika sisa bagi sama dengan 0 berarti bilangan yang dimasukan
adalah bilangan genap.
 Jika sisa bagi tidak sama dengan 0 berarti bilangan yang dimasukan
adalah bilangan ganjil.
 Selesai.

xxi
2.3.3 Narrative
Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan
prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur
pengeluaran kas. Cara ini biasa digunakan untuk klien kecil yang
pembukuannya sederhana.

2.4 Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas


Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian
intern hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan
dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern
entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan
bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup
kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan
dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan
yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang
sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena
adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen
mengesampingkan pengendalian intern.
Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya
pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan
dari pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan
kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan
pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya
tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi
kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan
biaya-manfaat tersebut.

2.1 Mengatasi Keterbatasan Pengendalian


1. Set tone at the top
Merupakan ungkapan klasik yang sering diucapkan para ahli di
bidang pengendalian intern. Ungkapan tersebut menekankan

xxii
pentingnya peranan pimpinan dalam mewarnai organisasi. Irama
atau nada yang dipilih oleh pimpinan akan berpengaruh besar
terhadap kerja semua bawahannya. Manakala pimpinan
menunjukkan irama kerja yang baik, maka bawahan akan
mengikutinya. Demikian pula sebaliknya, pimpinan yang pola
kerjanya buruk akan dicontoh oleh bawahannya. Itulah perwujudan
set tone at the top. Dalam konteks pengendalian intern, pimpinan
harus memberikan keteladanan dalam berintegritas, menerapkan
gaya kepemimpinan yang menguatkan pengendalian intern, serta
menetapkan tugas dan tanggung jawab secara jelas.
2. Internalisasi Secara Konsisten
Adalah proses yang dijalankan agar pengendalian intern menjadi
bagian dari kegiatan operasional sehari-hari dan ditaati oleh semua
orang. Proses internalisasi harus mampu memberikan pengetahuan
dan pemahaman yang memadai, membentuk komitmen, dan
menggerakkan orang untuk menerapkan pengendalian.
Sederhananya, orang harus memiliki pengetahuan yang cukup,
kemauan yang kuat, dan bergerak melakukan tindakan nyata.
Untuk memberikan pengetahuan dapat dilakukan melalui
sosialisasi dan pelatihan secara formal maupun melalui inisiatif
sendiri di tiap unit kerja. Untuk menambah pemahaman pentingnya
pengendalian bisa dilakukan dengan membuat database kegagalan
masa lalu dan menunjukkan sebab terjadinya kegagalan tersebut
agar tidak terulang di masa yang akan datang. Komitmen bisa
dibentuk melalui partisipasi aktif semua orang, pembimbingan dan
konsultasi, serta pemberian penghargaan dan hukuman secara
konsisten. Agar orang mau melakukan tindakan nyata maka diberi
target, petunjuk, dan arahan yang jelas mengenai apa yang akan
dicapai, kapan akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya.

xxiii
3. Penguatan Pemantauan dan Perbaikan Berkelanjutan
Penguatan pemantauan sangat penting karena dapat menjaga
kepatuhan dan efektivitas pengendalian intern sepanjang waktu.
Melalui pemantauan, setiap orang akan merasa bahwa apa yang
dikerjakannya bisa dilihat dan dicek kapan saja, sehingga mereka
berhati-hati melakukan pekerjaan serta patuh terhadap sistem dan
prosedur yang ada. Pemantauan juga menjadi sarana untuk
melakukan perbaikan terus-menerus sepanjang waktu sehingga
pengendalian intern tetap efektif dan update sesuai dengan
perkembangan lingkungan internal dan eksternal.

xxiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian intern adalah proses yang dirancang, diimplementasikan,
dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan
laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan
terhadap Perundang-undangan. Pengendalian intern terdiri atas lima
komponen, yaitu: lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian intern berhubungan terbalik dengan ruang lingkup
(scope) pemeriksaaan. Jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa
pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas
scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive test.
Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan
bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntan
publik. Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik untuk
melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, yaitu: Internal
Control Questionnaires, Flow Chart, dan Narrative.
Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya,
pengendalian intern juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti
pengendalian intern yang rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi.

xxv
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2019. AUDITING: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Ricky. 2021. Pengertian Pengendalian Internal: Jenis, Tujuan, Komponen, dan


Unsurnya. https://www.gramedia.com/literasi/pengendalian-internal/

Mardatila, Ani. 2022. Tujuan Pengendalian Internal, Pengertian Beserta


Komponennya. https://www.merdeka.com/jabar/tujuan-pengendalian-
internal-pengertian-beserta-komponennya-kln.html

Sari, Lili Winda. 2019. Pentingnya Pengendalian Internal bagi Auditor untuk
Perusahaan.
https://www.kompasiana.com/liliwindasari/5d67ef73097f3677a91bc6f2/
pentingnya-pengendalian-internal-bagi-auditor-untuk-perusahaan

MateriBelajar.co.id. 2021. Pengertian Pengendalian Intern Menurut Para Ahli


Terlengkap. https://materibelajar.co.id/pengertian-pengendalian-intern-
menurut-para-ahli/#Sukrisno_Agoes_2008_79

Rusdiono Consulting. 2021. Pengendalian Internal: Pengertian, Tujuan, dan


Komponennya. https://www.rusdionoconsulting.com/pengendalian-
internal-perusahaan/

Amriza. 2004. Pencegahan Dan Pendeteksian Kecurangan Oleh Internal Auditor.


https://www.bpkp.go.id/public/upload/unit/investigasi/files/Gambar/PDF/
cegah_deteksi.pdf

Rizky, Dimas. 2019. Jenis Flowchart dan Simbol-Simbolnya.


https://medium.com/dot-intern/jenis-flowchart-dan-simbol-simbolnya-
ef6553c53d73

Setiawan, Rony. 2021. Flowchart Adalah: Fungsi, Jenis, Simbol, dan Contohnya.
https://www.dicoding.com/blog/flowchart-adalah/

xxvi
Suharso. 2016. Memahami Keterbatasan Pengendalian Intern.
https://www.klikharso.com/2016/03/memahami-keterbatasan-
pengendalian.html

xxvii

Anda mungkin juga menyukai