Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengendalian Intern (Internal Control)” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lukman, S.E., M.Si., Ak.,
CA., CPA selaku dosen mata kuliah pengauditan I yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk mengerjakan makalah. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap para
pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar kelak kami
dapat menulis makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam teori akuntansi dan organisasi, pengendalian intern atau kontrol
intern didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber
daya manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk
membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,
mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan
lahan) maupun tidak berwujud (seperti reputasi atau hak kekayaan
intelektual seperti merek dagang).
Pengendalian internal ini cukup penting bagi perusahaan karena
menyangkut data-data di dalam perusahaan karena setiap ada data yang
masuk harus diverifikasi. Contohnya seperti rotasi jabatan, pengajuan cuti,
laporan kerja dinas, dan lain-lain.
Sistem di dalam pengendalian internal ini meliputi seluruh cara dan
alat yang ditetapkan untuk menjaga keamanan harta dan data milik
perusahaan, memeriksa ketepatan data, meningkatkan efisiensi
operasional, dan menjaga peraturan yang sebelumnya sudah ditetapkan.
Aktivitas dalam pengendalian internal ini menjadi penting untuk dibahas
karena tidak jauh berbeda dengan aktivitas lain seperti, berbisnis,
produksi, hingga legalitas barang.
Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan
dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu
terhadap pencapaian tujuan-tujuan operasional dan strategis, serta
kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik,
pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu (mis. memastikan pembayaran terhadap pihak ketiga
dilakukan terhadap suatu layanan yang benar-benar dilakukan). Prosedur
iv
pengedalian intern mengurangi variasi proses dan pada gilirannya
memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan.
v
BAB II
PEMBAHASAN
vi
Adapun Sukrisno Agoes (2014, 100) mendefinisikan pengendalian
internal sebagai berikut:
Internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan
personil lain, entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan yaitu keandalan pelaporan
keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan menurut Mulyadi (2002, 165) pengendalian internal disusun
berdasarkan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum di Indonesia.
Komponen Internal Control menurut COSO dan AICPA
Professional Standards, yang dikutip oleh Konrath (2001; 205, 206), yaitu
sebagai berikut:
Control Environment;
Risk Assessment:
Control Activities/Control Procedures;
Information and Communication and
Monitoring
vii
2.1.1 Menurut SA 315 (IAPI, 315: 4)
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal
yang relevan dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang
relevan dengan audit kemungkinan berhubungan dengan pelaporan
keuangan, namun tidak semua pengendalian yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan relevan dengan audit.
2.1.2 Defenisi Pengendalian Internal Menurut SA 315 (IAPI, 315:2
Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk
menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan suatu entitas
yang berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, efisiensi dan
efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap Perundang-undangan.
Pengendalian intern terdiri atas lima komponen yang saling terkait
berikut ini:
a. Lingkungan Pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian
intern, menyediakan disiplin dan struktur.
viii
b. Penaksiran Risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap
risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar
untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
c. Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d. Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan,
dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang
memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja
pengendalian intern sepanjang waktu.
Unsur-unsur pengendalian intern dapat dijelaskan lebih lanjut
sebagai berikut:
A. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar atau fondasi untuk semua komponen
pengendalian intern yang lain. Suatu organisasi jika tidak memiliki
fondasi tentunya akan roboh karena tidak ada aturan-aturan yang
berlaku dan integritas yang dimiliki oleh suatu organisasi tersebut.
Dengan adanya lingkungan pengendalian ini suatu perusahaan dapat
menjadi lebih disiplin dan terstruktur. Lingkungan pengendalian
mencakup hal-hal berikut ini:
a. Integritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
d. Struktur organisasi
e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
B. Penafsiran Risiko
ix
Setiap aktivitas yang dilakukan pasti memiliki risiko di dalamnya.
Risiko ini bisa saja berkaitan dengan bisnis secara langsung ataupun
tidak. Dalam hal ini perusahaan menilai risiko dengan manajemen
perusahaan yang dilakukan dengan analisis, tindakan, dan evaluasi.
Manajemen perusahaan harus mengambil langkah-langkah yang
diperlukan untuk mengatasi risiko yang terjadi dan untuk
mengendalikannya agar mencapai tujuan dari perusahaan. Dengan
mengurangi risiko, selain mencapai tujuan, perusahaan juga bisa
mendapatkan keuntungan yang maksimal dan mengurangi kerugian.
Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup
peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan
secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko dapat
timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:
a. Perubahan dalam lingkungan operasi
b. Personel baru
c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. Teknologi baru
e. Lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. Restrukturisasi korporasi
g. Operasi luar negeri
h. Standar akuntansi baru
C. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah
dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan
di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas
x
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan
sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut
ini:
a. Review terhadap kinerja
Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja
sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran, prakiraan, atau
kinerja periode sebelumnya, menghubungkan satu rangkaian
data yang berbeda operasi atau keuangan satu sama lain,
bersama dengan analisis atas hubungan dan tindakan
penyelidikan dan perbaikan; dan review atas kinerja fungsional
atau aktivitas seseorang manajer kredit atas laporan cabang
perusahaan tentang persetujuan dan penagihan pinjaman.
b. Pengolahan informasi
Berbagai pengendalian dilaksanakan untuk mengecek
ketepatan, kelengkapan, dan otorisasi transaksi. Dua
pengelompokan luas aktivitas pengendalian sistem informasi
adalah pengendalian umum (general control) dan pengendalian
aplikasi (application control). Pengendalian umum biasanya
mencakup pengendalian atas operasi pusat data, pemerosesan
dan pemeliharaan perangkat lunak sistem, keamanan akses,
pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi. Pengendalian
ini berlaku untuk mainframe, minicomputer dan lingkungan
pemakai akhir (end-user). Pengendalian ini membantu
menetapkan bahwa transaksi adalah sah, diotorisasi semestinya,
dan diolah secara lengkap dan akurat.
c. Pengendalian phisik
Aktivitas pengendalian fisik mencakup keamanan fisik aktiva,
penjagaan yang memadai terhadap fasilitas yang terlindungi
dari akses terhadap aktiva dan catatan; otorisasi untuk akses ke
program komputer dan data files; dan perhitungan secara
xi
periodik dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum
dalam catatan pengendali.
d. Pemisahan tugas
Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi, pencatatan transaksi, menyelenggarakan
penyimpanan aktiva ditujukan untuk mengurangi kesempatan
bagi seseorang dalam posisi baik untuk berbuat kecurangan dan
sekaligus menyembunyikan kekeliruan dan ketidakberesan
dalam menjalankan tugasnya dalam keadaan normal.
D. Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan,
yang meliputi sistem akuntansi, terdiri atas metode dan catatan yang
dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan
transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk
memelihara akuntabilitas bagi aset, utang, dan ekuitas yang
bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut
berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat
keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan
menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang
peran dan tanggung jawab individual berkaitan dengan pengendalian
intern terhadap pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem
informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi
laporan keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai.
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam
laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan
transaksi.
xii
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai
sampai dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk
alat elektronik (seperti komputer dan electronic data interchange)
yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan
mengakses informasi.
E. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,
evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya.
Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan
serupa memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas
pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi
dengan pihak luar seperti keluhan Customers dan komentar dari badan
pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang
yang memerlukan perbaikan.
xiii
memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive
test.
Misalnya:
Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang
dikirimkan harus lebih banyak.
Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas
perhitungan fisik persediaan harus lebih banyak.
Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern
berjalan efektif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan
substantive test bisa dipersempit.
xiv
Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik
Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik untuk
melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, yaitu:
1. Internal Control Questionnaires
2. Flow Chart
3. Narrative
2.1 Internal Control Questionnaires
Cara ini banyak digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), karena
dianggap lebih sederhana dan praktis. Biasanya KAP sudah memiliki satu
set ICQ yang standar, yang bisa digunakan untuk memahami dan
mengevaluasi pengendalian intern diberbagai jenis perusahaan.
Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya (Y), Tidak
(T), atau Tidak Relevan (TR). Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut sudah
disusun dengan baik, maka jawaban "Ya" akan menunjukkan ciri internal
control yang baik, "Tidak akan menunjukkan ciri internal control yang
lemah, "Tidak Relevan" berarti pertanyaan tersebut tidak relevan untuk
perusahaan tersebut.
ICQ biasanya dikelompokkan sebagai berikut:
Umum
Biasanya pertanyaan menyangkut struktur organisasi, pembagian
tugas dan tanggung jawab, akta pendirian dan pertanyaan umum
lainnya mengenai keadaan perusahaan.
Akuntansi
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut keadaan pembukuan
perusahaan, misalnya apakah proses pembukuan dilakukan secara
manual atau computerized, jumlah dan kualifikasi tenaga di bagian
akuntansi dan lain-lain.
Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang
terdapat di perusahaan dalam siklus pernjualan (kredit dan tunai),
utang dan pengeluaran kas
xv
Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur yang
terdapat di perusaluan dalam siklus pembelian (kredit dan tunai),
utang dan pengeluaran kas
Persediaan
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penyimpanan dan pengawasan fisik persediaan, sistem pencatatan
dan metode penilaian persediaan dan stock opname.
Surat Berharga (Securities)
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut surat berharga, otorisasi untuk
pembelian dan penjualan surat berharga dan penilaiannya.
Aset Tetap
Pertanyaan-pertanyaan menyangkut sistem dan prosedur
penambahan dan pengurangan aset tetap, pencatatan dan penilaian
aset tetap dan lain-lain.
xvi
Kerena itu auditor harus melakukan compliance test untuk
membuktikan efektivitas dari pengendalian intern klien.
2.2 Bagan Arus (Flow Chart)
Flow Chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di
suatu unit usaha, misalnya dalam flow chart untuk sistem dan prosedur
pembelian, utang dan pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai
dari permintaan pembelian (puchase requisition), order pembelian
(purchase order) sampai dengan pelunasan utang yang berasal dari
pembelian tersebut.
Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flow chart lebih
disukai, karena auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-
kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu sistem dan prosedur.
Untuk auditor yang terlatih baik, penggunaan flow chart lebih
disukai, karena auditor bisa lebih cepat melihat apa saja kelemahan-
kelemahan dan kebaikan-kebaikan dari suatu sistem dan prosedur.
Setelah flow chart dibuat, auditor harus melakukan walk through,
yaitu mengambil dua atau tiga dokumen untuk mengetes apakah prosedur
yang dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart.
Misalnya ambil satu set dokumen untuk pelunasan utang yang berasal dari
pembelian persediaan secara kredit. Periksa apakah semua dokumen
(purchase requistion, purchase order, receiving report, supplier invoice
dan cash payment voucher) sudah diproses sesuai dengan prosedur yang
digambarkan dalam flow chart pembelian, utang dan pengeluran kas.
A. Jenis-Jenis Flow Chart/ Bagan Alir
Ada beberapa jenis-jenis flow chart diantaranya:
a. System Flow Chart
System flow chart dapat didefinisikan sebagai bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini
menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam
sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
b. Document Flow Chart
xvii
Bagan alir dokumen (document flow chart) atau disebut juga bagan alir
formulir (form flow chart) atau paperwork flow chart merupakan
bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk
tembusan-tembusannya.
c. Schematic Flow Chart
Bagan alir skematik (schematic flow chart) merupakan bagan alir yang
mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur
di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain
menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan
gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan.
Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan
komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol
bagan alir. Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk
dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya.
xviii
menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci.
Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
e. Process Flow Chart
Bagan alir proses (process flow chart) merupakan bagan alir yang
banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi
analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
xix
Gambar 2.2 Simbol-simbol Flow Chart
xx
Gambar 2.3 Contoh Flow Chart
Pembahasan:
Pertama pengguna menginput data yang berupa nilai dari bilangan
bulat.
Kemudian nilai yang dimasukan diproses dengan cara dibagi
dengan angka 2.
Jika sisa bagi sama dengan 0 berarti bilangan yang dimasukan
adalah bilangan genap.
Jika sisa bagi tidak sama dengan 0 berarti bilangan yang dimasukan
adalah bilangan ganjil.
Selesai.
xxi
2.3.3 Narrative
Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan
prosedur akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur
pengeluaran kas. Cara ini biasa digunakan untuk klien kecil yang
pembukuannya sederhana.
xxii
pentingnya peranan pimpinan dalam mewarnai organisasi. Irama
atau nada yang dipilih oleh pimpinan akan berpengaruh besar
terhadap kerja semua bawahannya. Manakala pimpinan
menunjukkan irama kerja yang baik, maka bawahan akan
mengikutinya. Demikian pula sebaliknya, pimpinan yang pola
kerjanya buruk akan dicontoh oleh bawahannya. Itulah perwujudan
set tone at the top. Dalam konteks pengendalian intern, pimpinan
harus memberikan keteladanan dalam berintegritas, menerapkan
gaya kepemimpinan yang menguatkan pengendalian intern, serta
menetapkan tugas dan tanggung jawab secara jelas.
2. Internalisasi Secara Konsisten
Adalah proses yang dijalankan agar pengendalian intern menjadi
bagian dari kegiatan operasional sehari-hari dan ditaati oleh semua
orang. Proses internalisasi harus mampu memberikan pengetahuan
dan pemahaman yang memadai, membentuk komitmen, dan
menggerakkan orang untuk menerapkan pengendalian.
Sederhananya, orang harus memiliki pengetahuan yang cukup,
kemauan yang kuat, dan bergerak melakukan tindakan nyata.
Untuk memberikan pengetahuan dapat dilakukan melalui
sosialisasi dan pelatihan secara formal maupun melalui inisiatif
sendiri di tiap unit kerja. Untuk menambah pemahaman pentingnya
pengendalian bisa dilakukan dengan membuat database kegagalan
masa lalu dan menunjukkan sebab terjadinya kegagalan tersebut
agar tidak terulang di masa yang akan datang. Komitmen bisa
dibentuk melalui partisipasi aktif semua orang, pembimbingan dan
konsultasi, serta pemberian penghargaan dan hukuman secara
konsisten. Agar orang mau melakukan tindakan nyata maka diberi
target, petunjuk, dan arahan yang jelas mengenai apa yang akan
dicapai, kapan akan dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
xxiii
3. Penguatan Pemantauan dan Perbaikan Berkelanjutan
Penguatan pemantauan sangat penting karena dapat menjaga
kepatuhan dan efektivitas pengendalian intern sepanjang waktu.
Melalui pemantauan, setiap orang akan merasa bahwa apa yang
dikerjakannya bisa dilihat dan dicek kapan saja, sehingga mereka
berhati-hati melakukan pekerjaan serta patuh terhadap sistem dan
prosedur yang ada. Pemantauan juga menjadi sarana untuk
melakukan perbaikan terus-menerus sepanjang waktu sehingga
pengendalian intern tetap efektif dan update sesuai dengan
perkembangan lingkungan internal dan eksternal.
xxiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengendalian intern adalah proses yang dirancang, diimplementasikan,
dan dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
manajemen, dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai
tentang pencapaian tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan
laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan
terhadap Perundang-undangan. Pengendalian intern terdiri atas lima
komponen, yaitu: lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
Pengendalian intern berhubungan terbalik dengan ruang lingkup
(scope) pemeriksaaan. Jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa
pengendalian intern tidak berjalan efektif, maka auditor harus memperluas
scope pemeriksaannya pada waktu melakukan substantive test.
Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan
bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntan
publik. Ada tiga cara yang bisa digunakan akuntan publik untuk
melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern, yaitu: Internal
Control Questionnaires, Flow Chart, dan Narrative.
Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya,
pengendalian intern juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti
pengendalian intern yang rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi.
xxv
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2019. AUDITING: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh
Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Sari, Lili Winda. 2019. Pentingnya Pengendalian Internal bagi Auditor untuk
Perusahaan.
https://www.kompasiana.com/liliwindasari/5d67ef73097f3677a91bc6f2/
pentingnya-pengendalian-internal-bagi-auditor-untuk-perusahaan
Setiawan, Rony. 2021. Flowchart Adalah: Fungsi, Jenis, Simbol, dan Contohnya.
https://www.dicoding.com/blog/flowchart-adalah/
xxvi
Suharso. 2016. Memahami Keterbatasan Pengendalian Intern.
https://www.klikharso.com/2016/03/memahami-keterbatasan-
pengendalian.html
xxvii