Anda di halaman 1dari 7

Andrew Tenrijaya (2111038)

Kelas A Manajemen
Buku: Buku Filsafat Ilmu

BAB 1
RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Pada dasarnya, setiap ilmu memiliki dua macam objek, yaitu objek material dan objek
formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, seperti tubuh
manusia adalah objek material ilmu kedokteran. Adapun objek formalnya adalah metode
untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif.

Immanuel Kant (1724-1804M), mengatakan bahwa filsafat itu ilmu dasar segala
pengetahuan, yang mencakup di dalamnya empat persoalan yaitu:
 Apakah yang dapat kita ketahui? (Dijawab oleh metafisika)
 Apakah yang boleh kita kerjakan? (Dijawab oleh etika/norma)
 Sampai di manakah pengharapan kita? (Dijawab oleh agama)
 Apakah yang dinamakan manusia? (Dijawab oleh antropologi)
Jadi pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.
Tujuan filsafat ilmu adalah:
a. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat
memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
b. Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai
bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer
secara historis.
c. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan
nonilmiah.
d. Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami
ilmu dan mengembangkannya.
e. Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama
tidak ada pertentangan.
`Bab 2
Sejarah Perkembangan Ilmu
Periode filsafat Yunani merupakan periode sangat penting dalam sejarah peradaban manusia
karena pada waktu ini terjadi perubahan pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris.
Pola pikir mitosentris adalah pola pikir masyarakat yang sangat mengandalkan mitos untuk
menjelaskan fenomena alam, seperti gempa bumi dan pelangi. Untuk menelusuri filsafat Yunani,
perlu dijelaskan terlebih dahulu asal kata filsafat. Sekitar abad IX SM atau paling tidak tahun 700
SM, di Yunani, Sophia diberi arti kebijaksanaan; Sophia juga berarti kecakapan. Puncak
kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Ia murid Plato, seorang
filosof yang berhasil menemukan pemecahan persoalan-persoalan besar filsafat yang
dipersatukannya dalam satu sistem: logika, matematika, fisika, dan metafisika.

1. Thales (624-546 SM); ia digelari sebagai bapak Filsafat karena orang yangmula-
mula berfilsafat dan mempertanyakan Apa sebenarnya asal -usul semesta ini ?”.
pertanyaan ini dijawab dengan rasional. Maka dari pernyataan Thales tersebut
bahwa di berdasarkan pada rasional bukan pada mitos ataumistis.
2. Anaximandros (610-540 SM); ia bependapat bahwa esesnsi dari alamadalah sutu
hal yang tidak dapat dirasakan oleh pancaindra.
3. Heraklitos (540-480 SM); ia manyatak bahwa yang mendasar dalamalam semesta
ini bukanlah bahannya, melainkan aktor dan penyebabnya,yaitu api
4. Parminides (515-440 SM); menurut dia realitas merupakankeseluruhan yang
bersatu tidak bergerak dan tidak berubah.
5. Phitagoras (580-500 SM); ia berpendapat bahwa segala sesuatu ataurealitas dapat
diukur dengan bilangan dan bersifat rasional.
6. Tokoh Sofis : Protagoras dan Gorgias, mereka berpendapat bahwamanusia
merupakan ukuran kebenaran dan ukuran kebenaran itu bersifatrelative sesuai
dengan waktu dan peruabahan alam atau juga disebutdengan teori relativisme.
7. Socrates, Plato dan Aristoteles; mereka menentang segala teorikebenaran yang
diunngkapkan oleh kaum sofis. Menurut mereka terdapat kebenaran bjektif yang
bersumber kepada manusia. Mereka berusahamenyeimbangkan antara filsafat dan
ilmu pengatahuan yang nantinya akan berkembang pesat menjadi beberapa objek
kajian ilmiah

Perkembangan Ilmu Zaman Islam

Muhammad Baqir Shadr memasukkannya ke dalam kaum rasionalis. Ia termasuk pemikir yang
pernah mengalami skeptisme akan pengetahuan dan realita,namun ia selamat dan bangkit
menjadi seorang yang meyakini realita.Bangunan rasionalnya beranjak dari keraguan atas realita
dan pengetahuan. Ia mencari dasar keyakinannya terhadap Tuhan, alam, jiwadan kota Paris. Dia
mendapatkan bahwa yang menjadi dasar atau alatkeyakinan dan pengetahuannya adalah indra
dan akal. Ternyata keduanya masih perlu didiskusikan, artinya keduanya tidak memberika hal
yang pasti dan meyakinkan. Lantas dia berpikir bahwa segala sesuatu bisadiragukan, tetapi ia
tidak bisa meragukan akan pikirannya. Dengan kata lain ia meyakini dan mengetahui bahwa
dirinya ragu-ragu dan berpikir.Ungkapannya yang populer dan sekaligus fondasi keyakinan dan
pengetahuannya adalah ” Saya berpikir (baca : ragu-ragu), maka saya ada“. 
PERKEMBANGAN ILMU ZAMAN RENAISANS DAN MODERN
Pada zaman renaisans ini manusia Barat mulai berpikir secara baru, dan secara berangsur-angsur
melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini telah membelenggu kebebasan
dalam mengemukakan kebenaran filsafat dan ilmu. Pemikir yang dapat dikemukakan dalam
tulisan ini antara lain: Nicholas Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561- 1626).
Setelah Galileo, Fermat, Pascal, dan Keppler berhasil mengembangkan penemuan mereka dalam
ilmu, maka pengetahuan yang terpencar-pencar itu jatuh ke tangan dua sarjana, yang dalam ilmu
modern memegang peran yang sangat penting. Mereka adalah Isaac Newton (1643-1727) dan
Leibniz (1646-1716). Di tangan dua orang sarjana inilah, sejarah ilmu modern dimulai.
kemajuan Ilmu Zaman Kontemporer
Yang dimaksud dengan zaman kontemporer dalam konteks ini adalah era tahun-tahun terakhir
yang kita jalani hingga saat sekarang ini. Hal yang membedakan pengamatan tentang ilmu di
zaman modern dengan zaman kontemporer adalah bahwa zaman modern adalah era
perkembangan ilmu yang berawak sejak sorotannya pada berbagai perkembangan terakhir yang
terjadi hingga saat sekarang.
Hampir semua sisi kehidupan manusia modern telah disentuh oleh berbagai efek perkembangan
ilmu teknologi. Sektor ekonmi, politik, pertahanan dan keamanan, social dan budaya,
komonikasi dan transportasi, pendidikan, seni, kesehatan dan lain-lain, semuanya membutuhkan
dan mendapat sentuhan teknologi.

BAB 3
PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN

DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN


Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam
Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang
benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan secara terminologi akan dikemukakan
beberapa definisi tentang pengetahuan. Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang
diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian
pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Jenis pengetahuan yang
dimiliki manusia ada 4 :
1. Pengetahuan biasa
2. Pengetahuan ilmu
3. Pengetahuan filsafat
4. Pengetahuan agama
Hakikat dan Sumber Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah
menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta
yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan yaitu: Realisme dan
Idealisme. Realisme mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut
realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata. Para
penganut realisme mengakui bahwa seseorang bisa salah liat pada benda-benda atau dia melihat
terpengaruh oleh keadaan sekelilingnya. Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.
Pengetahuan adalah proses-proses mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif.
Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif dan
bukan gambaran objektif tentang realitas. Realisme tidak mementingkan subjek sebagai penilai,
tetapi hanya memfokuskan pada objek yang dinilai. Idealisme subjektif juga akan menimbulkan
kebenaran yang relatif karena setiap individu berhak untuk menolak kebenaran yang datang dari
luar dirinya.

Ukuran Kebenaran
Teori yang menjelaskan kebenaran epistemologis adalah sebagai berikut:
Teori korespondensi menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar itu apabila ada
kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang
dituju oleh pernyataan atau pendapat tertentu.
Teori pragmatisme tentang kebenaran menurut teori ini, suatu kebenaran dan suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam
kehidupan manusia. Dari teori ini dapat diberikan sebuah contoh pandangan para penganut teori
pragmatis tentang Tuhan.
Agama sebagai teori kebenaran, manusia adalah makhluk pencari kebenaran. Salah satu
cara untuk menemukan suatu kebenaran adalah melalui agama. Agama dengan karakteristiknya
sendiri memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia; baik
tentang alam, manusia, maupun tentang Tuhan.
BAB 4
DASAR-DASAR ILMU

Ontologi
Merupakan salah satu diantara lapangan penyelidikan kefilsafatan yang paling kuno. Awal mula
alam pemikiran Yunani telah menunjukkan kemunculan perenungan di bidang ontologi.

Asal kata Ontologi


- Ontos=Ada, Logos = Ilmu, Ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
-Menurut istilah, ontologi ialah ilmu yabg membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan
ultinate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak

Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat, yang berurusan dengan hakikat dan
lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban
atas pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. Mereka mengandaikan begitu saja bahwa
pengetahuan mengenai kodrat itu mungkin, meskipun bebrapa di antara mereka menyarankan
bahwa pengetahuan mengenai struktur kenyataan dapat lebih dimunculkan dari sumber-sumber
tertentu ketimbang sumber-sumber lainnya.
Pada abad ke-5 SM, muncul keraguan terhadap adanya kemungkinan itu, mereka yang
meragukan akan kemampuan sophis. Para sophis bertanya seberapa jauh pengetahuan kita
mengenai kodrat benar-benar merupakan kenyataan objektif, seberapa jauh pula merupakan
sumbangan subjektif manusia? Apakah kita mempunyai pengetahuan mengenai kodrat
sebagaimana adanya? Sikap skeptis inilah yang mengawali munculnya epistemologi.

Aksiologi
Untuk lebih mengenal apa yang dimaksud dengan aksiologi berikut adalah penjelasannya:
 Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti
teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai”
 Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya Jujun S. Suriasumantri bahwa
aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh.
Dari definisi-definisi tersebut, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan yang utama dalah
mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
Bab 5
Sarana Ilmiah

Bahasa mempunyai pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dengan
ciptaan lainnya. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan oleh Ernest Cassier, sebagaimana
yang dikutip oleh Jujun, bahwa keunikan Manusia bukanlah terletak pada kemampuan berbahasa

Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia, tanpa bahasa tiada komunikasi. Tanpa
komunikasi apakah manusia bisa disebut makhluk sosial?

Secara umum dapat dinyatakan bahwa fungsi bahasa adalah:


1. Koordinator kegiatan-kegiatan masyarakat
2.Penetapan pemikiran dan pengungkapan
3.Penyampaian pikiran dan perasaan
4.Penyenangan jiwa
5.Pengurangan kegoncangan jiwa

Menurut Desmond Morris Fungsi bahasa yaitu,


1.Information talking
2.Mood talking
3.Exploratory talking
4.grooming talking

LOGIKA
Adalah sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
demikian, berpikir logis adalah berpikir sesuai ddngan aturan-aturan berpikir, seperti setengah
tidak boleh lebih besar daripada satu.

Aturan cara berpikir yang benar:


A. Mencintau kebenaran
B. Ketahuilah apa yang sedang anda kerjakan
C. Ketahuilah ala yang sedang anda lakukan
D. Buatlah distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang semestinya
E. Cintailah definisi yang tepat
F. Ketahuilah mengapa anda menyimpulkan begini atau begitu
G. Hindarilah kesalahan-kesalahan dengan segala usaha dan tenaga, serta sangguplah mengenali
jenis, macam, dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan lemikiran
BAB 6
TANTANGAN DAN MASA DEPAN ILMU

Kemajuan ilmu dan teknologi yang semula bertujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia,
tetapi kenyataannya taknologi telah menimbulkan keresahan san ketakutan baru bagi
kehidupan manusia.

Umat manusia sekarang amat tergantung dan dimanjakan oleh teknologi& ketergantungan yang
terus menerus menjadikan dia terlena dari eksistensi dirinya yang bebas dan kreatif. Dia
kemudian tidaj sadar dipenjara oleh teknologi itu sendiri, sehingga tidak kreatif dan reflektif lagi.

Agama dan ilmu dalam beberapa hal itu berbeda, tetapi memiliki kesamaan juga disisi tertentu.
Agama lebih mengedepankan moralitas dan menjaga tradisi yang sudah mapan, cenderung
eksklusif, dan subjektif. Sementara itu ilmu selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat dengan
etika, progresif, bersifan inklusif, dan objektif.
Disisi lain, agama dan ilmu memiliki persamaannya, yaiti bertujuan memberi ketenangan dan
kemusahan bagi manusia

Anda mungkin juga menyukai