Anda di halaman 1dari 6

Korelasi Filsafat, Ilmu dan Agama Oleh Muis Maghfur Abstrak Akal merupakan satu satunya yang membedakan

antara manusia dengan makhluk tuhan yang lain dan sekaligus sebagai satu satunya instrumen yang digunakan untuk mencari, memilah, sebuah kebenaran. Dari sini ,derajat kemanusiaan seseorang di tentukan dengan sejauh mana ia menggunakan potensi akalnya. pembahasan tentang korelasi antara filsafat ilmu dan agama selalu menjadi topik yang tak pernah surut sepanjang sejarah manusia. Berbagai komentar srta pandangan mengenai hal ini telah mengisi wacana manusia.filsafat agama dan sains adalah tiga tiga hal yang mempengaruhi kehidupan manusiaserta peradaban yang mengiringinya.berbagai upaya dilakukan untuk dapat menyatukan arus besar tersebut demi mencari titik temu yang akan menjadi sebuah kebenaran. Meskipun ketiganya berangkat dari landasan epistemology yang berbeda, filsafat yang bercirikan dengan pemikiran yang radikal, sistematis, serta universal dihadapkan pada normativitas agama. Pengantar : filsafat ilmu dan agama Dikalangan umat islam zaman dahulu filsafat merupakan suatu pencarian kerohanian dan sejarah filsafat islam merupakan sejarah perkembangan dan kemajuan roh, begitu pula ilmu pengetahuan islam, sebab menurut kitab suci umat islam seluruh fenomena alam,penemua serta karya karya ilmiah merupakan petunjuk tenteng tuhan.

1. Apa itu filsafat? Istilah filsafat berasal dari bahasa yunani philosophia yang dalam perkembangan berikutnya dikenal dalam bahasa lain yaitu : philosophie ( jerman,

belanda, dan perancis); philosophy (inggris); philosophia (latin); dan falsafah (arab). 1. Istilah philosophy berasal dari kata philin yang berarti mencintai dan sophes dengan arti bijaksana. Jadi philosophie memiliki arti mencintai akan halhal yang bersifat bijaksana dan berusaha memilikinya. 2. Istilah philosophia dengan akar kata philos dan sophia berarti kawan kebijaksanaan. Jadi berdasarkan uraian dapat dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Phitagoras adalah seorang filusuf yang mencintai kebijaksanaan, dia adalah orang pertama kali yang menggunakan kata kata atau istilah filsafat. Dan pada saat itu, pengertian filsafat pun belum begitu jelas, sehingga dangan beriringnya waktu para filusuf yang lain pun ikut memperjelas pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan filsafat yang dimilikinya. Filusuf yang ikut merumeskan pengertian filsafat diantaranya ; a. Plato Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran asli. b. Aristoteles Filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, ratorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan) c. Alfarobi Filsafat adalah pengetahuan bagaimana hakeket kemunculan alam yang sebenarnya. d. Rene descrates Filsafat adalah pengetahuan dimana tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyalidikan. e. Immanuel kant Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal pokok ilmu pengetahuan. f. langeveld

filsafat adalah berfikir tentang masalah-masalah akhir dan menantukan tentang makna keadaan, tuhan keabadian dan kebebasan. g. Hasbullah bakry Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki ketuhanan secara mendalam, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang hakiki. Rumusan tantang filsafat sebagaimana diuraikan adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan sungguhsungguh, radikal serta sistematis sehingga mencapai hakikat segala situasi (universal). Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia. Dalam proses selanjutnya filsafat dibagi kepada dua bagian yakni, filsafat teoritis dan filsafat praktis. Filsafat teoritis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika, biologi, ilmu pertambangan dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan matematika; (3) ilmu tentang ketuhanan dan methafisika. Filsafat praktis mencakup: (1) norma-norma (akhlak); (2) urusa rumah tangga; (3) sosial dan politik. Filusuf adalah orang yang mengetahui semua cabang-cabang ilmu pengetahuan tadi. 2. Ilmu pengetahuan Pengetahuan dapat kita kategorikan menjadi dua yakni pengetahuan biasa dan yang ilmiah atau ilmu pengetahuan, sains. Keduanya memilki persamaan yakni mencari kebenaran, serta timbul dari rasa keingintahuan manusia, untuk mengejar kebenaran dan untuk mengerti segala sesuatu, baik yang ada didalam dirinya maupun yang ada diluar dirinya, namuan ada beberapa perbedaan diantaranya adalah: Pengetahuan biasa ( knowledge / common sense) Pengetahuan ini tidak memandang betul betul sebab-sebab nya, serta tidak mengkaji obyek secara mendalam, tidak ada sintesis, tak bermetode dan tak bersistem. Pengetahuan Ilmiah Pengetahuan ilmiah / ilmu pengetahuan (Science) adalah ilmu yang mementingkan sebab akibat (causalitas), mencari rumusan yang sebaik

baiknya, menyelidiki objeknya dengan selengkap lengkapnya, sampai mendalam dengan tujuan memberikan sintesa yatu suatu pandangan yang bergandengan, bermetode dan bersistem. Kata Ilmu berasal dari bahasa arab alimiah-yalamu-ilm yang artinya mengetahui, kata ilmu dalam bahasa Inggris adalah science yang secara etimologis berassal dari bahasa scinre artinyna to know.. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjuk ilmu pengetahuan alam yang sifatnyna kuantitatif dan objektif. Menurut Harolld H Titus, ilmu (science) diartikan sebagai common sense yamg diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap bendabenda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan metode-metode observasi. Prof Drs. Harsojo, guru besar Universitas Padjadjaran Bandung mengatakan bahwa ilmu itu ialah: Merupakan akumulasi pengatahuan yang disistematiskan Suatu metode pendekatan seluruh dunia empiris, yaitu: dunia yang terikat ruang dan waktu, dunia yang bisa diamati panca indra. Suatu cara menganalisis yang menghasilkan profesi, jika.maka! Dari pengertian-pengertian di atas jelaslah bahwa dalam menentukan sebuah kebenaran dalam ilmu pengetahuan memiliki metode-metode tertentu dan hasil dari kebenaran ini bersifat objektif. Selain itu juga objek dari ilmu pengetahuan itu adalah segala sesuatu yang empiris. Ilmu pengetahuan penjelaasan secara sistematis dan dapat dipertanggung jawabkan dengan sebab-sebab kejadian tersebut. 3. Mengenal Agama Secara naluriah setiap manusia diberikan fitrah untuk mengakui sesuatu yang agung di luar dirinya, manusia diciptakan dalam keadaan memiliki banyak keterbatsan, oleh sebab itu dia memerlukan sesuatu yang sempurna tanpa kekurangan dan keterbatasan, agama menjawab ini semua. Agama dalam bahasa arab adalah dien masdar dari daana-yadimu, menurut H. Moenawar Chalil kata dien memiliki arti yang bermacam, antara lain: cara atau

kebiasan, peraturan, undang-undang, taat atau patuh, menungggalkan ketuhanan, pembaasan, perhitungan, hari kiamat, nasihat, agama. W.J.S. Poerwadarminto mengatakan bahwa agama (secara umum) manusia mengakui adanya yang suci: manusia itu insaf, bahwa ada sesuatu kekuasan yang memungkinkan melebihi segala sesuatu yang ada. Kekuasaan inilah yang dianggap sebagai asal atau khalik segala yang ada. Tentang kekuasaan ini bermacam-macam bayangan yang terdapat ada manusia demikian pula cara membayangkanya. Demikian Tuhan yang diangap oleh manusia sebagai tenaga ghaib di seluruh dunia dan dalam unsur-unsurnya atau sebagai khalik rohani. Tenaga ghaib ini dapat menjelma antara lain dalam alam (animisme) dalam buku suci (Taurat, Injil, dan Al-Quran) atau dalam manusia (kristus). Albert Einstein seorang pencetus teori relavitas mengatakan,Agamaku ialah tak lain melainkan suatu perbuatan mangagumi dengan rendah hati kepada roh yang tak terbatas luhurnya yang menyatakan dirinya dalam bagian yang kecilkecil yang dapat kita sadari dengan akal kita yang fana dan lemah itu. Keyakinan yang sangat emosional akan adanya suatu daya pikir yang luhur yang dinyatakan dalam semesta alam yang tak dapat dipahamkan, itu merupakan pengertian saya tentang Tuhan 4. Hubungan filsafat dengan Ilmu Pengetahuan Di sini penulis akan berusaha mencari titik temu antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Penulis memiliki asumsi bahwa filsafat dan ilmu pengetahuan keduanya merupakan cara mencari kebenaran yang dilakukan oleh manusia dalam artian dilihat dari prosess 5. penutup Para pemikir menyebut ilmu tentang ilmu ini dengan epistemologi (teori pengetahuan atau nadzariyyah al ma'rifah). Epistemologi menjadi sebuah kajian, sebenarnya, belum terlalu lama, yaitu sejak tiga abad yang lalu dan berkembang di dunia barat. Sementara di dunia Islam kajian tentang ini sebagai sebuah ilmu tersendiri belum populer.. Dunia barat (baca: Eropa) mengalami ledakan kebebasan berekspresi dalam segala hal yang sangat besar dan hebat yang merubah cara berpikir mereka setelah terjadinya Renaissance sebagai akibat dari runtuhnya gereja yang memandang dunia dangan pandangan

yang apriori atas nama Tuhan dan agama, di barat ada dua aliran yang mempengaruhi ilmu pengetahuan besar mereka yaitu aliran rasionalis dan aliran empiris.Dari kaum rasionalis muncul Descartes, Spinoza dan Liebniez. dari kaum empiris muncul nama nama seperti John Locke, Thomas Hobbes, dan David Humme. Auguste Comte dari aliran Positivisme, Wiliam James dari aliran Pragmatisme, Francis Bacon dari aliran Sensualisme.

Anda mungkin juga menyukai