Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT ILMU

Rahmatullah M.Putra S.Sos,.M.Si


PENGERTIAN
Filsafat secara etimologi
Dalam bahasa Yunani dikenal dengan istilah Philosophia, kata
tersebut terdiri atas kata Philein yang berarti cinta dan Sophia yang
berarti kebijaksanaan. Sehingga secara etimologis istilah filsafat
berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Dengan demikian seorang filsuf dapat dikatan sebagai pecinta atau
pencari kebijaksanaan.
Filsafat secara terminologi
o Plato, berpendapat filsafat adalah pengetahuan yang mencoba
untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli
karena kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan.
o Aristoteles, Filsafat adalah ilmu (Pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang didalamnya terkandung nilai-nilai metafisika,
logika, retorika, etika, dan etika.
o Prof. Dr. Fuad Hasan, Filsafat adalah suatu iktiar untuk berpikir
radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu
hal yang hendak dipermasalahkan.
o Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup didalamnya empat persoalan:
 Apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika.
 Apa yang boleh kita kerjakan, dijawab oleh etika
 Apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh antropologi
 Sampai dimana harapan kita, dijawab oleh agama.

Pengertian filsafat tersebut memberikan pemahaman bahwa filsafat


suatu prinsip atau asas keilmuan untuk menelusuri suatu kebenaran
objek dengan modal berpikir secara radikal.
SEJARAH
Filsafat merupakan kata yang berasal dari istilah dalam bahasa
Yunani, philosophia. Secara bahasa filsafat berarti pencinta hikmah
atau kebijaksanaan.

Masa Yunani
Periode filsafat yunani merupakan periode penting dalam sejarah
peradaban manusia karena saat itu setrjad perubahan pola pikir
manusia dari mitosentris (Pola pikir yang sangat mengenal mitos)
menjadi logo sentris. Tokoh yang terkenal diantaranya Thales,
Hipokrates, Socrates, Plato, Aristoteles.
SEJARAH
Masa Abad Pertengahan
Masa ini pemikiran filsafat didominasi oleh agama, dimana semua
pemecahanpersoalan selalu didasarkan atas agama sehingga corak
pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris. Sebelum pada akhirnya
berdiri sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialektika,
geometri, aritmatika, astronomi, dan musik. Keadaan ini terus
berkembang hingga pada abad ke-13 ditandai dengan berdirinya
universitas-universitas. Adapun tokoh-tokoh pada masa ini
diantarannya Abaelardus, Thomas Aquinas, al-Kindi, al-Farabi, Ibnu
Sina.
Masa Abad Modern
Pada masa ini pemikiran filsafat menempatkan manusia pada tempat
yang sentral dalam pendangan kehidupan sehingga corak
pemikirannya bersifat antroposentris, yaitu pemikiran filsafat yang
mendasarkan pada akar pikir dan pengalaman. ---->
Pada abad ke-18 perkembangan filsafat mengarah pada filsafat ilmu
pengetahuan, dimana pemikiran filsafat diisi dengan upaya manusia
tentang bagaimana cara atau sarana apa yang digunakan untuk
mencari kebenaran dan kenyataan. Adapun tokohnya diantaranya
George Berkeley, Rousseau, Immanuel Kant dengan mengupayakan
filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu
dengan cara membentuk pengertian-pengertian yang jelas dan bukti
yang kuat (Amin 1978).

Pada abad ke-19 perkembangan pemikiran filsafat terpecah belah


dan membentuk suatu kepribadian tiap bangsa dengan pengertian
dan caranya sendiri. Ada filsfat amerika, perancis, inggris dan
jerman. Adapun tokoh-tokohnya ialah Hegel, Karl Marx, August
Comte, JS.Mill, John Dewey. Dengan munculnya pemikiran yang
bermacam-macam ini berakibat tidak terdapat lagi pemikiran filsafat
yang mendominasi dan giliran selanjutnya lahirlah filsafat
kontemporer atau filsat dewasa ini.
MANIFESTASI FILSAFAT
Kita dapat memahami filsafat dalam 2 bentuk:
Filsafat sebagai proses, yakni aktivitas berfilsafat
Analisis
Evaluasi
Spekulasi
Integrasi
Filsafat sebagai produk, menjadi hasil dari aktivitas
berfilsafat yang menghasilkan pemahaman
Klarifikasi kata, ide, konsep, dan pengalaman untuk
pencarian pengetahuan lebih lanjut
RUANG LINGKUP FILSAFAT
Ontologis, yakni memahami “apa” (pencarian secara
definitif)
Epistemologis, yakni memahami “bagaimana”
(pencarian secara metodologis)
Aksiologis, yakni memahami “untuk apa” (pencarian
makna secara fungsional)
PENGERTIAN ILMU
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” yang berarti
pengetahuan. Pemakaian kata ini dalam bahasan indonesia
ekuivalen dengan istilah “science”. Science berasal dari bahasa latin
Scio, Scire yang juga berarti pengetahuan. Ilmu haruslah sistematis
dan berdasarkan metodologi, ia berusaha mecapai generalisasi.

Macam-macam jenis ilmu:


Ilmu praktis, ia tidak hanya sampai kepada hukum umum atau
abstraksi, tidak hanya terhenti pada suatu teori, tetapi juga
menuju kepada dunia kenyataan. Ia mempelajari hubungan sebab-
akibat untuk diterapkan dalam alam kenyataan.
Ilmu praktis normatif, ia memberi ukuran-ukuran dan norma-
norma
Ilmu praktis positif, ia memberikan ukuran atau norma yang lebih
khusus daripada ilmu praktis normatif. Norma yang dikaji ialah
bagaimana membuat sesuatu atau tindakan apa yang harus
dilakukan untuk mencapai hasil tertentu.
Ilmu spekulatif ideografis, tujuannya mengkaji kebenaran objek
dalam wujud nyata dalam ruang dan waktu tertentu.
Ilmu spekulatif nomotetis, bertujuan mendapatkan hukum umum
atau generalisasi subtantif.
Ilmu spekulatif teoritis, bertujuan memahami kausalitas
yangmempunyai tujuan untuk memperoleh kebenaran dari
keadaan atau peristiwa tertentu.
KARAKTERISTIK ILMU

Universalisme
Norma ini menunjukkan dua keharusan: pertama, bahwa klaim
pengetahuan harus dinilai secara tidak pribadi (impersonally) sesuai
dengan kriteria standar dan tanpa memperhatikan karakteristik pribadi
peneliti; dan kedua, bahwa semua orang, terlepas dari ikatan etnis atau
kekerabatan, atau pengetahuan agama, harus diterima secara bebas ke
dalam semesta wacana ilmiah

Komunalisme
Menurut keharusan ini, temuan penelitian adalah milik masyarakat luas
dan tidak boleh dirahasiakan atau digunakan semata-mata hanya oleh
peneliti. Seseorang diperintahkan untuk membuat hasil temuan tersebut
tersedia melalui publikasi segera setelah peringatan normal tentang
kesalahan dan ketepatan diambil
Tanpa Pamrih
Menurut norma ini, ilmuwan diharapkan menampilkan upaya
perburuan untuk menemukan kebenaran ilmiah yang bersifat tidak
memihak melalui sarana yang tersedia untuk umum dan guna
melupakan segala bentuk motif keuntungan dan kebesaran pribadi.

Skeptisisme Tertata
Imperatif kelembagaan ini memerintahkan “penghentian
sementara penilaian dan pengawasan kepercayaan yang terpisah
dalam hal kriteria empiris dan logis,” dan penerapan sikap ini
terhadap semua klaim pengetahuan, bahkan yang dikeluarkan dari
lembaga lain yang dianggap baik. Orang mungkin berkomentar
bahwa norma ini sangat fluktuatif dan bahwa masyarakat
tradisional (atau yang berkembang belakangan) sangat peka
terhadap kritik dan pertanyaan yang diarahkan pada nilai-nilai
sentral dan sakral mereka.
Ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dan dapat dipertanggung-
jawabkan keilmiahannya secara metodis. Pemerolehan ilmu secara
metodis ini sekaligus menunjukkan bahwa ilmu lahir sebagai hasil
dari suatu proses penalaran atau proses inferensi yang bersifat ilmiah
(scientific reasoning or scientific inference). Ilmu merupakan
pencapaian intelektual manusia yang diraih melalui upaya yang
karakteristiknya mengindahkan norma-norma tertentu di antaranya,
universalisme, komunalisme, tanpa pamrih, dan skeptisisme tertata.
PENGERTIAN PENGETAHUAN
Secara etimologis pengetahuan berasal dari kata “knowledge”.
Dalam encylopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi
pengetahuan adalah kepercayaan yang benar.

Sementara secara terminologi menurut Drs. Sidi Gazalba


pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.
Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi
pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu.
JENIS PENGETAHUAN
Menurut Burhanuddin Salam, pengetahuan manusia yang dimiliki
manusia ada empat, yaitu:
Pengetahuan biasa. Yakni pengetahuan yang dalam filsafat
dikatakan dengan istilah common sense dan sering diartikan
dengan Good sense karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia
menerima secara baik. Misalnya, semua orang menyebut sesuatu
itu merah karena memang itu merah,dan sebagainya.
Pengetahuan ilmu, yakni pengetahuan yang berasal dari
pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Dan
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti
menggunakan berbagai metode.
Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari
pemikiran yang kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan ini lebih
menekankan pada universalitas dankedalaman kajian tentang
sesuatu. Jika ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang
sempit, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam.
Pengetahuan filsafat ini biasanya memberikan pengetahuan yang
reflektif dan kritis sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung
tertutup menjadi longgar kembali.
Pengetahuan agama, yaitu pengetahuan yang hanya diperoleh
dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan ini bersifat
mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluknya.
Dari penjelasan tersebut, Siapa yang bisa menjelaskan
perbedaan antara Ilmu dengan Pengetahuan ?
PERBEDAAN PENGETAHUAN DENGAN ILMU
Pengetahuan bersifat pra-ilmiah dan ilmu bersifat ilmiah.
Pengetahuan yang bersifat pra-ilmiah ialah pengetahuan yang belum
memenuhi syarat-syarat ilmiah pada umumnya. Sedangkan
pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang harus memenuhi
syarat-syarat ilmiah. Perbedaan keduanya terlihat pada sistematisnya
dan cara memperolehnya.

Ilmu dan pengetahuan bersinonim arti, sedangkan dalam arti


materialnya keduanya memiliki perbedaan.

Anda mungkin juga menyukai