Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemampuan berpikir manusia secara radikal dalam mencari kebenaran sangatlah penting di
akomodir oleh ilmu filsfah, namun dalam beberapa hal manusia sering lupa, tidak semua perkara
dapat di terjemahkan dalam pikiran logika manusia. Disinilah ilmu filasafah islam datang untuk
menambah keyakinan kepada para pemeluknya bahwa hakekat kebenaran yang sejati itu harus
lah di cari sumbernya.
Sesuai dengan niat sejatinya ilmu filsafat islam yang mengedepankan pemikiran atau logika
sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran, yang menyuruh manusia untuk menggunakan akal
pikirannya.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(Qs Ali Imron [3]: 190)
Masih banyak lagi ayat Al Quran yang memerintahkan manusia untuk berpikir. Dan guna
memfasilitasi hal ini para cendiakiawan muslim mulai meekplorasi ilmu filsafah dalam koridor
islam,

B. Rumusan Masalah
1.Pengertian Filsafat menurut umum (Yunani dan Barat) dan menurut Islam
2.Object Filsafat menurut Umum, dan Islam
3.Fungsi Ilmu Filsafat menurut Umum, dan Islam
Persamaan dan perbedaan antara Filsafat Umum dan Filsafat Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menurut Umum ( Filsafat Yunani dan Barat)


Secara etimologis, filsafat memberikan pengertian cinta kebijaksanaan. Secara terminologis,
filsafat mempunyai arti yang bermacam-macam, sebanyak orang yang memberikan pengertian.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi tersebut :
 Plato (477 SM-347 SM). Ia seorang filsuf Yunani terkenal, gurunya Aristoteles, ia sendiri
berguru kepada Socrates. Ia mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
Aristoteles (381SM-322SM), mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik,
dan estetika.
Marcus Tulius Cicero (106SM-43SM), seorang politikus dan ahli pidato Romawi merumuskan
filsafat sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk
mencapainya.
Karl Marx adalah seorang filsuf humanis. Dalam pemikirannya, penekanan ada pada
usaha mencapai emansipasi dengan penghapusan sistem kelas dan alienasi dalam masyarakat.
Perubahan sosial yang ingin dicapai Marx adalah penghapusan sistem hak milik. Lewat
penghapusan hak milik, masyarakat yang ada adalah masyarakat tanpa kelas (klassenlose
Gesellschaft). Masyarakat yang demikian inilah masyarakat yang adil dan menjadi ruang
manusia mencapai kebebasan sepenuhnya sebagai pribadi (Garvey, 2010: 204)[1]
  Cicero ( (106-43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all
the arts“ ia juga mendefinisikan
filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )
Johann Gotlich Fickte (1762-1814 ) : filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu,
yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau[2]
  Jadi, filsafat ialah daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara
radikal dan integral serta sistematik mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia.

 
B. Pengertian Filsafat Islam
 
Filsafat Islam terdiri dari dua kata yaitu filsafat dan Islam. Filsafat berasal dari kata
yunani, yaitu philosophia, kata berangkai dari kata philein yang berarti mencintai,
dan sophia berarti kebijaksanaan.  philosophia berarti: cinta akan kebijaksanaan  (inggris : love
of wisdom, belanda : wijsbegeerte, arab : muhibbun al hikmah ), orang yang berfilsafat atau
orang yang melakukan filsafat disebut “filosof”, artinya pecinta kebijaksanaan.
Sedangkan kata Islam, secara semantik berasal dari akar katasalima artinya menyerah, tunduk,
dan selamat. Islam artinya menyerahkan diri kepada Allah, dan dengan menyerahkan diri
kepada-Nya maka ia memperoleh keselamatan dan kedamaian.[3]
 
Tokoh tokoh filsafat islam dan pengertiannya
Menurut Al-Kindi, filsafat ialah ilmu tentang hakekat kebenaran segala sesuatu menurut
kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu keesaan (wahdaniyyah), ilmu
keutamaan (fadhilah), semua cara meraih luas lahat dan menghindar dari madharat. Tujuan
seseorang filsafat bersifat teoritis, yaitu mengetahui kebenaran praktis dan mewujudkan
kebenaran tersebut dalam tindakan. Semakin dekat kepada kebenaran, semakin dekan pula
kepada kesempurnaan[4]
 Al Farabi: beliau berusaha untuk mempertemukan hasil-hasil pemikiran plato dengan pemikiran
aristoteles di satu pihak dan mempertemukan hasil-hasil pemikiran filsafat dengan wahyu di lain
pihak, dengan bersenjatakan takwil (interpetensi bathin) (Al Hanafi, 1991 : 83)[5]
 Jadi filsafat Islam berarti berpikir yang bebas, radikal, dan berada pada taraf makna, yang
mempunyai sifat, corak dan karakter yang menyelamatkan dan memberi kedamaian hati.[6]
 
a. Object Filsafat Umum
Adapun menurut pendapat para ahli tentang ruang lingku filsafat :
Tentang hal mengerti, syarat-syaratnya dan metode-metodenya.
Tentang ada dan tidak ada.
Tentang alam, dunia dan seisinya.
Menentukan apa yang baik dan apa yang buruk.
Hakikat manusia dan hubungannya dengan sesama makhluk lainnya.
Tuhan tidak dikecualikan.
Adapun ruang lingkup filsafat adalah segala sesuatu lapangan pikiran manusia yang amat luas.
Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar, benar ada (nyata), baik material konkrit maupuan
nonmaterial abstrak (tidak terlihat). Jadi obyek filsafat itu tidak terbatas. Objek pemikiran filsafat
yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalhan kehidupan mausia, alam semesta dan
alam sekitarnya adalah juga objek pemikiran filsafat pendidikan.
 
b. Objek filsafat Islam 
 
Menurut beberapa ahli filsafat di anataranya Al Kindi :
Di kalangan kaum muslimin, orang yang pertama-tama memberikan pengertian filsafat dan
lapangannya ialah Al-Kindi. la membagi filsafat menjadi 3 bagian, yaitu :
 1). Ilmu fisika (ilmu-thabiyyat) sebagai tingkatan yang paling bawah.
2). IImu matematika (al – ilmur – riyadhi) sebagai tingkatan tengah-tengah.
3).Ilmu Ketuhanan (ilmur – rububiyyah) sebagai tingkatan yang paling tinggi.
 
Al Farabi :
Menurut Al-Farabi, lapangan filsafat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
Filsafat teori, yaitu mengetahui sesuatu yang ada, dimana seseorang tidak bisa (tidak perlu)
mewujudkannya dalam perbuatan. Bagian ini meliputi :
– ilmu matematika.     – ilmu fisika.
– ilmu metafisika.
Filsafat amalan, yaitu mengetahui sesuatu yang seharusnya diwujudkan dalam perbuatan dan yg
menimbulkan kekuatan, Untuk mengerjakan bagian-bagian yg baik. Bagian ini meliputi :
Ilmu akhlak ; yaitu amalan yg berhubungan dgn perbuatan perbuatan yg baik
Filsafat politik: yaitu amalan yg berhubungan dg perbuatan perbuatan baik yg seharusnya
dikerjakan oleh penduduk negeri.
 
Ibnu Sina :
Pembagian filsafat menurut Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda dengan pembagian-
pembagian sebelumnya, yaitu filsafat teori dan filsafat amalan. Akan tetapi ia menghubungkan
kedua bagian tersebut kepada agama. Dasar-dasar filsafat tersebut terdapat dalam agama atau
syari’at Tuhan, hanya penjelasannya didapatkan oleh kekuatan akal-pikiran manusia.
Pembagian filsafat Ketuhanan menurut Ibnu Sina ialah :
l).  Ilmu tentang cara turunnya wahyu dan makhluk-makhluk rohani yang membawa wahyu itu;
demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada
sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
2). Ilmu keakhiratan, antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak
dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itulah yang akan mengalami siksaan dan
kesenangan.[7]
 
C. Fungsi Filsafat Umum
Segala sesuatu yang terdapat di alam ini diciptakan dengan fungsinya, dengan kata lain
bahwa tidak ada materi yang tidak bermanfaat tak terkecuali lahirnya filsafat ilmu. Lahirnya
filsafat ilmu memberikan jawaban terhadap persoalan yang muncul terutama yang berhubungan
dengan pengetahuan manusia. Oleh karena, di antara tujuannya ialah:
Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber,
hakikat dan tujuan ilmu.
Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai bidang,
sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara histories.
Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi,
terutama untuk membedakan persoalan yang alamiah dan non-alamiah.
Mendorong pada calon ilmuan dan iluman untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkanya.
Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada
pertentangan.
 
b. Fungsi Filsafat Islam
Jadi menurut pandanganya Filsfat islam bertujuan sebagai berikut:
pengkajian filsafat dapat membawa kepada perubahan keyakinan dan nilai-nilai dasar seseorang,
yang pada gilirannya dapat mempengaruhi arah kehidupan yang lebih baik.
pengkajian filsafat dapat membuahkan kebebasan dari dogmatisme, toleransi terhadap
pandangan-pandangan orang yang berbeda, serta kemandirian intelektual.
kebebasan intektual dan sikap-sikap lainnya yang berkaitan, akan kita peroleh dengan mengkaji
persoalan-persoalan filsafat secara mendalam.
adalah penilaian kritis. Tujuan berfilsafat bukan sekedar meninjau berbagai macam teori, tetapi
juga menilainya secara kritis. Sehingga, sikap kritis akan senantiasa kita peroleh.[8]
 
D.  Perbedaan antara Filsafat umum dan Islam.
1.Theosentris (berpusat pada Tuhan )Guru harus berorientasi kepada Allah yang artinya bahwa
segala sesuatu harusdiniati karena Allah.(Islam) Anthroposentris (berpusat pada manusia)Belajar
tapi dengan niat yang salah (Umum/barat)
2.Berdasarkan wahyuAl-Qur’an & Hadis (Islam) Hasil pikir manusia dari generasi ke generasi
(Umum/barat)Perenialisme: sebuah paham/pemikiran pada zaman klasik sehingga pendidikan
harus diarahkan ke zaman klasik Esensialisme: Suatu paham bahwa pendiidkan yang menyakini
suatu abad pertengahan berarti pendidikan sesuai dengan abad tersebut Progresifisme: paham
bahwa pendidikan yang meyakini suatu abad moder nberarti pendidikan harus sesuai dengan
abad modern Rekonstruksifisme: yang menyatakan semua aliran diatas salah dan pemikiran tidak
benar.
3.Meyakini hal gaib
Islam : mengajarkan kepad peserta didik bahwa hal2 yg gaib itu ada dan kita harus
menyakininya.
Barat : positivistik yang ada ialah yang dpt diterima oleh indra (tidak percaya dengan gaib)
 4.Belajar mengajar itu sama dengan ibadah dan selalu dikaitkan dengan pengabdian kepada
Allah (Islam)
Belajar mengajar itu tdk ada hubungannya dg Tuhan dan agama untuk memenuhikebutuhan
hidup dan kewajiban sosial (Barat/umum)
Meyakini adanya kehidupan sebelum dan sesudah mati (Islam)
Tidak membahas kehidupan sesudah kematian, pendidikan hanya kepentinganhidup sekarang
(Barat)
Dalam pendidikan ada dosa dan pahala(Islam), Pendidikan tidak dikaitkan dengan dosa dan
pahla (Barat).
Akal dan ilmu manusia yg tdk terbatas adlh ilmu Tuhan (Islam)Dengan akal manusia dpt
mencapai/tidak terbatas (Barat)
8.Apa yg di dapat dari akal dan ilmu terikat oleh norma dan nilai (Islam)Akal dan ilmu bebas
nilai (barat).
9.Terdapat hak-hak Tuhan dan manusia lainyya terhadap ilmu yg dimiliki oleh seseorang (Islam)
Tidak membahas hak-hak Tuhan , paling tinggi pendidikan di dasrkan pada
kemanusiaan(humaniora)(Barat).
10.Tujuan pendidikan adalah terbentuknya insan kamil (Islam)Tujuan pendidikan adlh agar
manusia dapat hidup lebih baik sejahtera danbahagia dalam hidupnya (Barat)
11.Evaluasi oleh Tuhan dan diri (Islam), evaluasi olh org lain (ujian TK-Kuliah)Barat[9]
 
E. Persamaan Filsafat Umum dan Islam.
 
Persamaannya, sama-sama berfikir radikal, bebas. Kedua-duanya menggunakan logika akal,
dialektika. Kedua-duanya berfikir tentang realitas alam, kosmologi.
 

 
Bab III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 
Filsafat merupakan suatu hal yang dipelajari untuk memperoleh suatu kebenaran. Dasar-
dasar aqidah yang termaktub dalam Al Qur’an juga dianalisa dan dibahas lebih lanjut dengan
filsafat untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh. Ajaran filsafat berdasar akal fikiran manusia,
sedangkan agama berdasarkan wahyu. Meskipun jalan yang ditempuh agama dan filsafat
berbeda, namun tujannya sama yaitu mendapat kebenaran yang hakiki.

B. Saran
Akal manusia itu nisbi. Tidak seluruh persoalan dapat diatasinya. Hendaknya dalam berfikir dan
berperilaku, Al Qur’an dijadikan tolak ukur utama dalam menilai benar atau tidaknya keyakinan.
Karena Al Qur’an pulalah yang dapat membawa manusia pada kebenaran yang hakiki.
 
 
 
 
 
 

 
 
DAFTAR PUSTAKA

[1]http://inzpirasikuw.blogspot.com/2012/03/filsafat-sejarah-pemikiran-karl-marx_23.html
http://www.academia.edu/5232496/Pengertian_filsafat_menurut_para_tokoh
Musa Asy’arie, Filsafat Islam Sunnah Nabi dalam Berpikir (Yogyakarta : LESFI, 2002), hlm. 1
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta : Gaya Media Pratama, 1999), hlm. 1.
Musa Asy’arie, Op. Cit., hlm. 5
blogspot.com/2013/01/tokoh-tokohfilsafat-islam-mata-kuliah.html
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/01/tokoh-tokohfilsafat-islam-mata-kuliah.html
ibid hlm 6.
blogspot.com/2011/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://makalahqw.blogspot.com/2014/05/filsafat-islam-definisi-obyek-kajian.html.
https://www.scribd.com/doc/39309031/Perbedaan-Antara-Filsafat-Umum-Dan-Islam-Tugas-
UTS-FPI
 
 
 
MAKALAH
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FILSAFAT UMUM DENGAN
FILSAFAT ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA : SITI AMINAH POHAN
NIM : 2011011303
DOSEN PENGAMPUH : JAMEL, M.pd.I.

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AL WASHLIYAH LABUHANBATU
T.A 2021

Anda mungkin juga menyukai